Bukalapak Hadirkan “BukaSend”, Layanan Pengiriman Barang Terpadu untuk Pelapak

Bukalapak kembali merilis fitur baru, kali ini terkait dengan jasa logistik. Bernama “BukaSend”, layanan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelapak untuk melakukan pengiriman barang. Platform tersebut mengintegrasikan beberapa opsi pengiriman sekaligus, sehingga memudahkan pengguna dalam pemilihan dan transaksi di satu tempat.

BukaSend hanya tersedia di aplikasi, tawarkan beberapa keuntungan. Pertama, “pick-up service” yang memungkinkan pengguna tidak perlu lagi membawa barang kiriman ke agen, karena mitra kurir yang akan mendatangi ke lokasi penjemputan. Kedua adalah “live tracking”, memungkinkan pelapak tahu posisi barang yang tengah dalam proses pengiriman.

Selain itu juga disuguhkan ragam promo dari mitra ekspedisi yang tergabung. Saat ini beberapa perusahaan logistik yang sudah tergabung adalah Grab Instant, GO-SEND Instant, Paxel Same Day, SiCepat Best, SiCepat Reg, Ninja Reg, dan J&T Express. Bukalapak turut menjembatani proses pembayaran melalui berbagai opsi yang telah tersedia sebelumnya.

Untuk saat ini, bobot pengiriman maksimal 7 kg. Fitur ini hanya bisa digunakan oleh pelapak yang sudah terverifikasi.

Untuk menggunakan BukaSend cukup mudah. Pengguna cukup masuk ke aplikasi, lalu pilih ikonnya. Setelah itu tentukan detail lokasi pengiriman, berat paket, agen kurir, dan detail penerima. Setelah dibayar dan terkonfirmasi, pengguna cukup menunggu di lokasi penjemputan untuk selanjutnya barang kiriman dijemput kurir mitra.

Application Information Will Show Up Here

Menyelami Potensi Virtual Reality sebagai Medium Pemasaran

Pengenalan teknologi baru tak selamanya berjalan mulus. Hal ini dirasakan betul oleh Omni VR, perusahaan layanan berbasis virtual reality (VR), setelah beberapa tahun beroperasi di Indonesia.

OmniVR sudah melewati banyak hal sebagai perusahaan yang mengusung perangkat VR sebagai ujung tombak. Teknologi tersebut memang sempat jadi buah bibir pada beberapa tahun lalu saat pertama kali diperkenalkan ke publik. Namun ekspektasi tinggi terhadap VR ternyata tak sebanding dengan penyerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini terbukti dalam dua tahun terakhir hanya nyaris 5 juta unit VR yang terjual, 288 di antaranya di Indonesia.

“Artinya secara distribusi perangkat VR ini sangat terbatas,” ujar Founder & CEO OmniVR Nico Alyus.

Kendati distribusinya terbatas, teknologi VR masih menyimpan segudang potensi. Dalam #SelasaStartup, Nico memperlihatkan bahwa pemanfaatan VR bisa ditarik hingga ke ranah pemasaran.

VR untuk pemasaran

Sebagai perangkat, VR mungkin lebih dikenal khalayak sebagai alat pendukung game console seperti pada PlayStation atau game PC. Nico tak membantah itu karena menurutnya game menjadi medium paling ampuh dalam memperkenalkan VR ke publik.

Setidaknya ada empat keuntungan pemasaran yang memanfaatkan VR. Pertama adalah sebagai alat berbagi pengalaman. Sederhananya seperti sekadar mendengar keindahan alam Bali tak akan sebanding dengan merasakannya sendiri.

Keuntungan kedua adalah mendapatkan 100 persen perhatian pengguna. Berbeda dengan ponsel cerdas atau medium lain, piranti VR tak memungkinkan penggunanya beralih perhatian karena sebagian besar indera mereka dipaksa bergerak dalam realita baru.

Kendati begitu, Nico meyakini VR sampai saat ini belum bisa menjangkau khalayak luas. Ini sebabnya ia menilai penggunaan VR dalam pemasaran dengan tujuan konversi penjualan tidak tepat. Namun di sisi lain, penggunaan VR dapat memudahkan pemahaman posisi dan semangat brand kepada penggunanya.

Minimnya perangkat VR yang laku di pasar menjadi hambatan tersendiri. Namun Nico menilai hal ini bisa jadi keuntungan bagi perusahaan yang ingin memakai VR sebagai alat marketing mereka.

“Karena tidak semua orang bisa mengakses VR, kita harus bisa menciptakan VR experience yang memorable,” ucap Nico.

Selain keuntungan di atas, ada juga sejumlah faktor yang harus dihindari saat menggunakan VR sebagai alat pemasaran. Di antaranya adalah membuat konten yang berisi penjelasan panjang-lebar atau konten terlalu kompleks sehingga sulit dipahami audiens.

Nico menyarankan suatu perusahaan terlebih dahulu menentukan target audiens mereka sebelum memakai VR. “Terakhir, sebaiknya jangan minta audiens untuk bayar karena dari pengalaman kami ketika orang tahu harus bayar, mereka jadi resisten. Padahal kita ingin sebanyak-banyaknya mereka mencoba.”

Bukan untuk mendongkrak penjualan

Seperti yang disampaikan sebelumnya, VR tak bisa diharapkan sebagai medium pemasaran dengan tujuan mendongkrak penjualan. Dari pengalaman OmniVR, tercatat penggunaan VR dalam marketing hanya berdampak rata-rata 18,8 persen pada penjualan.

“Sejujurnya, kalau itu ekspektasinya saya sarankan tidak menggunakan VR dulu,” Nico menambahkan.

Sebaliknya, VR menjadi sangat efektif ketika diukur dari buzz value. Nico mencatat ada kenaikan 760 persen buzz value dari pemasaran memakai VR ketimbang pemasaran secara tradisional.

“Itulah kenapa VR cocok untuk brand positioning karena ada word of mouth yang bisa dicapai dibandingkan kampanye tradisional,” pungkas Nico.

Tokopedia Tambah Fitur “Penerimaan Negara”, Layani Pembayaran Pajak, Cukai dan PNBP

Tokopedia menjalin kerja sama dengan Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengumumkan peluncuran fitur pembayaran “Penerimaan Negara”. Fitur ini memungkinkan Tokopedia bisa digunakan untuk melakukan pembayaran lebih dari 900 jenis pernerimaan negara.

Untuk saat ini di fitur pembayaran Penerimaan Negara terdiri dari tiga jenis kategori, yakni Pajak Online yang meliputi pembayaran pajak yang ada di bawah naungan Direktorat Jendral Pajak seperti PPh, PPh 21, PPh 22, PPh 23, PPh 25, PPh 26, PPh 29, dan PPh Final; kategori Bea Cukai yang bisa dimanfaatkan untuk pembayaran pajak di bawah naungan Dirjen Bea Cukai; dan bayar PNBP yang mencakup pembayaran di bawah Direktorat Jendral Anggaran seperti biaya perpanjangan paspor, biaya pernikahan, biaya perpanjangan SIM, dan lainnya.

“Sejak awal berdiri, Tokopedia berkomitmen mempermudah masyarakat Indonesia, baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga mencapai lebih. Dengan adanya fitur pembayaran ‘Penerimaan Negara’ di Tokopedia, masyarakat bisa dengan lebih mudah membayar pajak dan bentuk penerimaan negara lainnya kapan pun dimana pun,” ujar Co-Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya.

William menambahkan, bahwa peluncuran fitur ini merupakan upaya Tokopedia untuk membantu pemerintah dalam mempermudah proses pembayaran pajak demi meningkatkan penerimaan negara, mengingat pajak dan penerimaan negara lainnya merupakan jembatan pemerataan ekonomi.

Sementara itu Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pihaknya menyambut baik proses pembayaran pajak yang mudah dengan demikian diharapkan bisa meningkatkan partisipasi wajib pajak.

“Kami menyambut baik agar proses pembayaran pajak dapat semudah membeli pulsa. Untuk itu kami bekerja sama dengan berbagai channel pembayaran pajak yang salah satunya adalah Tokopedia sebagai salah satu cara untuk lebih mempermudah masyarakat dalam membayar pajak. Kemudahan ini diharapkan bisa mendorong partisipasi Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran pajak sehingga berdampak pada peningkatan penerimaan negara,” jelas Sri Mulyani.

Untuk melakukan pembayaran pajak masyarakat cukup mendapatkan kode bayar atau kode billing dari portal masing-masing institusi pajak, seperti DJP Online untuk Dirjen Pajak, Simponi untuk Dirjen Anggaran, dan CEISE untuk Dirjen Bea Cukai. Setelah itu masuk ke fitur pembayaran “Penerimaan Negara” dan menyelesaikan transaksi dengan metode pembayaran yang disediakan, seperti Ovo Cash, transfer, virtual account, kartu debit dan kredit, dan beberapa lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Carro Umumkan Pendanaan Lebih dari 428 Miliar Rupiah, Akuisisi Layanan Jualo.com

Pengembang layanan marketplace otomotif Carro hari ini (06/8) mengumumkan mendapatkan pendanaan lanjutan senilai $30 juta atau setara dengan 428,2 miliar Rupiah. Investasi ini merupakan kelanjutan dari penggalangan seri B yang sebelumnya diumumkan pada Mei 2018 ($30 juta) dan Maret 2019 ($30 juta).

SoftBank Ventures Asia kembali memimpin pendanaan, kali ini bersama EDB Investment. Dietrich Foundation, NCORE Ventures, Insignia Ventures, B Capital Group, Singtel Innov8 dan Alpha JWC turut terlibat dalam pendanaan ini.

Jika ditotal dari pendanaan pertama, kurang lebih Carro telah mengumpulkan total lebih dari $100 juta dari para investor.

Suntikan modal tambahan tersebut akan difokuskan untuk melanjutkan ekspansi Carro di Asia Tenggara. Termasuk melakukan akuisisi platform marketplace C2C Jualo.com di Indonesia.

“Akuisisi kami terhadap Jualo.com akan meningkatkan jangkauan platform teknologi kami Asia Tenggara, terutama karena Indonesia merupakan pasar otomotif terbesar di kawasan ini,” ujar Founder & CEO Carro Aaron Tan.

Sementara itu terkait akuisisi ini, CEO Jualo.com Pedro Principe mengatakan “Model bisnis kami saling melengkapi dalam banyak aspek dan akuisisi ini mendorong visi kami bersama dalam memberdayakan masyarakat Indonesia dengan marketplace yang aman dan terpercaya.”

Selama setahun terakhir, Carro cukup berkembang di pasar Indonesia dan Thailand. Mereka mengklaim per bulan sudah ada lebih dari 4 ribu transaksi kendaraan dengan nilai $500 juta. Sementara pada Maret 2019 lalu, Carro meluncurkan layanan mobil berlangganan pertamanya di Singapura.

Sementara Jualo.com didirikan pada 2013 oleh Chaim Fetter. Awalnya Jualo diposisikan sebagai marketplace penjualan barang baru dan bekas seperti OLX. Beberapa waktu terakhir, Jualo fokus menyajikan feature produk otomotif.

Segera Diluncurkan, Dailyact Mencoba Saingi Instagram dan Facebook

Dailyact menjadi calon penantang baru sebagai aplikasi media sosial di Indonesia. Startup lokal ini dibuat dengan asumsi media sosial yang ada sekarang belum cukup mumpuni mewadahi kreativitas pengguna.

Pendiri dan CEO Dailyact Mario Michael Setiawan bercerita, ia sudah mengembangkan layanan ini sejak 2017. Mario menekankan aplikasi buatannya ini sebagai tempat berbagi pengalaman berdasarkan keahlian atau hobi.

“Karena setiap orang punya kelebihan masing-masing, kita coba push iin di dalam aplikasi media sosial kita agar pengguna mengedepankan apa yang mereka sukai atau ahli,” ujar Mario dalam perkenalan produknya di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta.

Meski aplikasi ini baru akan diluncurkan pada 21 Agustus nanti, ada sejumlah fitur yang mereka gadang-gadang bakal jadi pembeda dari media sosial lain. Misalnya adalah fitur Indicator sebagai kategorisasi kegiatan yang akan diunggah ke dalam platform dan My Favorite Things sebagai fitur kolom yang memuat hal-hal yang disukai pengguna.

Selain itu, ada juga fitur Admire yang berfungsi seperti fitur “follow” pada Instagram tapi satu lapis lebih tinggi dan Collection sebagai tempat kurasi konten yang dapat dilihat para pengikut suatu akun.

Secara tampilan, desain antarmuka Dailyact sedikit banyak menyerupai Instagram. Penuturan Mario pun menyiratkan aplikasinya ini adalah alternatif dari media sosial semacam Instagram yang identik dengan kultur influencer.

Tampilan aplikasi Dailyact
Tampilan aplikasi Dailyact

“Kasar katanya, kita dapat lebih mengenal sosok profil melalui Dailyact, seperti apa orangnya, apa kesukaannya. Dari sana kita bisa lebih akurat ke target market-nya,” imbuh Mario.

Pendanaan untuk startup ini masih bootstrap. Meski masih dalam rencana, mereka juga berniat memonetisasi layanannya. Mereka melihat potensi tersebut ada di fitur My Favorite Things yang dapat membantu pengiklan menjangkau target pasarnya.

Dailyact saat ini masih digawangi 18 orang. Kendati begitu, mereka berani menargetkan aplikasinya dipakai oleh sejuta pengguna hingga akhir tahun ini.

Dailyact bukan satu-satunya upaya warga lokal menyaingi popularitas media sosial mapan seperti Facebook, Instagram, Twitter, atau Snapchat. Yogrt, Oorth, Sebangsa, atau Mindtalk, adalah contoh media sosial buatan lokal yang mencoba unjuk gigi.

Dari beberapa nama di atas, mungkin hanya Yogrt yang sanggup menembus jutaan pengguna meskipun secara keseluruhan popularitasnya tetap mungil dibanding media sosial raksasa lainnya.

Riset Wearesocial-Hootsuite pada Januari 2019 menunjukkan pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau 56 persen dari total populasi. Data tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguna media sosial terbesar di dunia.

DIVA Resmi Akuisisi 30 Persen Saham Pawoon

Rencana akuisisi 30% saham startup point-of-sales Pawoon (PT Alphanovation Digital Teknindo) oleh DIVA akhirnya terealisasi hari ini (02/8), setelah dikabarkan sejak akhir tahun 2018 lalu. Pasca aksi perusahaan ini, kedua platform akan bersinergi mengembangkan teknologi dan inovasi produk untuk membantu kegiatan penjualan dan pemasaran di sektor UKM.

“…kami bermaksud untuk memanfaatkan keunggulan kompetitif dari Pawoon, yang memungkinkan perluasan pangsa pasar secara lebih cepat. Sebagai permulaan, DIVA dan Pawoon telah meluncurkan produk ‘Smart Outlet’, menyatukan platform outlet DIVA dan layanan POS milik Pawoon,” sambut Direktur DIVA Dian Kurniadi.

Sementara itu Founder Pawoon Ahmad Gadi mengungkapkan, dengan bergabung di eksosistem DIVA ia berharap untuk dapat mengakses pasar yang lebih luas sembari menyajikan penawaran fitur yang lebih lengkap, mulai dari integrasi dengan layanan pembayaran hingga logistik.

Gadi juga mengungkapkan saat ini Pawoon sudah digunakan oleh lebih dari 10 ribu UKM di lebih dari 200 kota di Indonesia. Ia juga menyampaikan ambisinya untuk menjadi “unicorn” Indonesia selanjutya.

Untuk layanan SaaS berbasis point-of-sales, Pawoon bersaing langsung dengan beberapa pemain seperti Moka, Sellfazz, NadiPOS, dan lain-lain.

PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) merupakan anak usaha dari Kresna Graha Investama. DIVA bergerak di bidang digital business converter dan accelerator dengan model bisnis B2B2C. Melalui platform digitalnya, DIVA menyediakan dua produk untuk para UKM, yakni DIVA Smart Outlet (SO) dan DIVA Intelligent Instant Messaging (IIM).

Application Information Will Show Up Here

Layanan Telemedicine Halodoc Segera Hadir dalam Aplikasi Prudential

Perusahaan asuransi Prudential mengumumkan layanan telemedicine Halodoc bakal tersedia di dalam aplikasi Pulse by Prudential yang siap diluncurkan dalam waktu dekat. Pengumuman ini sekaligus menandakan realisasi bisnis kedua perusahaan, pasca Halodoc umumkan perolehan investasi tambahan Seri B+.

Chief Executive of Prudential Corporation Asia Nic Nicandrou mengatakan, kedua perusahaan berbagi visi membawa layanan kesehatan dengan biaya terjangkau dan mudah diakses jutaan orang, pada skala yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

“Kemitraan strategis ini merupakan langkah penting menuju visi tersebut dan bagian integral dari perwujudan layanan kesehatan digital revolusioner Prudential di Indonesia,” ujar Nicandrou dalam keterangan resmi.

Layanan telemedicine dari Halodoc memungkinkan nasabah Prudential untuk berkonsultasi dengan dokter secara online, membeli dan mengatur pengiriman resep, memesan tes laboratorium, mendapatkan opini medis kedua, dan menjadwalkan konsultasi di rumah sakit yang tergabung dalam jaringan PruMedical Network.

Diharapkan layanan tersebut menjadi nilai tambah untuk semua nasabah Prudential. Terlebih, Prudential bisa dikategorikan sebagai perusahaan asuransi asing terbesar dengan dua juta nasabah di Indonesia.

Halodoc sendiri telah melayani sekitar tujuh juta orang per bulan, menghubungkan mereka secara online dengan 22 ribu dokter dan lebih dari 1.000 apotek, mengantarkan layanan pengantaran obat di 50 kota.

Nicandrou melanjutkan kemitraan serupa juga dilakukan perusahaan untuk platform digitalnya di 10 negara di Asia. Aplikasi Pulse by Prudential ini menawarkan pengelolaan kesehatan holistik kepada nasabah. Dibantu dengan alat mandiri dan informasi real time yang didukung oleh kecerdasan buatan.

Di dalamnya memuat fitur kesehatan dan kebugaran 24/7 buat nasabah, membantu mereka mengetahui cara mencegah, menunda, dan melindungi risiko serangan penyakit.

Aplikasi ini akan segera hadir di regional Asia, didukung oleh mitra seperti Babylon Health (analisis gejala dan evaluasi kondisi kesehatan), Tictrac (layanan kesehatan digital), Halodoc (telemedicine di Indonesia), DoctorOnCall (konsultasi online di Malaysia), AIME (pelacak demam berdarah di Malaysia), dan Boost (e-wallet di Malaysia).

Application Information Will Show Up Here

Netflix Umumkan Inovasi Baru dan Rencana Kemitraan dengan Kreator Konten Indonesia

Setelah sebelumnya mengumumkan komitmen mereka untuk menghadirkan konten lisensi hingga konten original berkualitas Indonesia, Netflix menawarkan kemitraan dengan konten kreator hingga aktor dan dan penggiat film di Indonesia untuk menciptakan konten original yang secara khusus ditayangkan di Netflix.

Kepada media kemarin, (01/08), Director of Product Innovation Netflix Ajay Arora mengungkapkan, investasi tersebut menjadi fokus Netflix di Indonesia demi menghadirkan konten yang bisa disukai oleh pelanggan di tanah air.

Sejak hadir di Indonesia tahun 2015 lalu, Netflix mulai menampilkan konten lokal dilengkapi dengan terjemahan bahasa Indonesia ke dalam beberapa konten untuk pelanggan di Indonesia. Ke depannya, Netflix juga memiliki rencana untuk menerjemahkan konten asal Indonesia ke bahasa asing sesuai di negara Netflix berada.

“Sejak awal kami sudah memberikan layanan terbaik untuk pelanggan, mulai dari fitur mengunduh sejak tahun 2016 lalu hingga pengembangan beberapa fitur yang berguna untuk pelanggan.”

Disinggung konten seperti apa yang menjadi fokus dari Netflix di Indonesia, Director of International Originals Netflix Erika North mengungkapkan, bukan hanya serial televisi dan film, Netflix juga akan menghadirkan dokumenter yang mempromosikan budaya hingga kuliner di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Saat ini untuk proyek konten original awal, Netflix sudah menggandeng aktor laga ternama di Indonesia Iko Uwais hingga sutradara Joko Anwar. Ke depannya, kemitraan tersebut akan dibuka lebih luas sehingga bisa dimanfaatkan oleh konten kreator untuk menciptakan produk original Indonesia.

Meluncurkan versi ‘Lite’ untuk pelanggan

Salah satu inovasi yang diumumkan oleh Netflix saat acara temu media adalah diluncurkannya versi ringan untuk pelanggan yang memiliki smartphone dengan jenis yang tidak premium. Dengan koneksi yang lebih ringan dan tampilan UI / UX yang lebih sederhana, pelanggan yang memiliki jenis smartphone tertentu bisa menikmati tayangan Netflix lebih lancar. Dalam presentasinya disebutkan, Indonesia merupakan pelanggan terbanyak yang mengakses Netflix di smartphone.

Netflix juga menawarkan fitur ‘Share Social Media’ dalam platform, yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan untuk membagikan cerita dan pengalaman menonton konten Netflix ke dalam akun media sosial mulai dari WhatsApp hingga Instagram Stories.

“Dengan diluncurkannya versi baru tersebut merupakan upaya kami untuk menjajaki dan mempelajari berbagai pilihan sebagai perusahaan. Versi tersebut kini sudah tersedia secara global dan sudah bisa diunduh oleh pelanggan,” kata Head of Communication Netflix Southeast Asia Leigh Wong.

Disinggung tentang apakah adanya penurunan jumlah pelanggan sejak mulai dicabutnya beberapa konten yang dimiliki oleh Disney hingga WarnerMedia, disebutkan oleh Netflix tidak mengganggu pertumbuhan bisnis secara global. Netflix dalam hal ini menyambut baik kompetitor yang ada, dan tidak merasa terancam dengan makin berkurangnya konten berlisensi asing yang saat ini mulai dihapus dari Netflix.

Terkait dengan rencana penambahan pilihan pembayaran hingga paket khusus untuk mobile, hingga saat ini Netflix belum memiliki timeline yang pasti rencana tersebut bakal diluncurkan. Masih terbatas kepada pilihan pembayaran kartu kredit dan kartu debit, Netflix masih menjajaki kemungkinan untuk meluncurkan pilihan pembayaran potong pulsa (Carrier Billing) untuk pelanggan di Indonesia.

“Saya tidak bisa menyebutkan kapan pilihan pembayaran tersebut akan kami luncurkan, namun kami masih melakukan diskusi kemungkinan adanya kerja sama dengan operator telekomunikasi di Indonesia,” kata Ajay.

Hingga saat ini Netflix belum memiliki kantor perwakilan di Indonesia. Untuk Indonesia, Netflix ditangani anggota tim lokal seperti Corporate Communication Manager Kooswardini Wulandari dan Brand & Editorial Manager Teguh Wicaksono. Ingin membuktikan keseriusan mereka kepada Indonesia yang diklaim merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara, Netflix berharap bisa menambah jumlah pelanggan sekaligus menambah konten original dan konten berlisensi dari Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

GoPay Kini Terintegrasi dengan Mesin Kasir Moka

Startup mesin kasir online Moka mengumumkan bergabungnya GoPay sebagai opsi pembayaran terbaru, melengkapi deretan uang elektronik lainnya yang sudah lebih dahulu bergabung, seperti Ovo, Dana, LinkAja, Akulaku, dan Kredivo.

VP Marketing and Brand Moka Bayu Ramadhan berharap kehadiran GoPay dapat meningkatkan transaksi digital lewat mesin kasir Moka. Pasalnya, secara use case, kini GoPay bisa digunakan untuk membayar apa saja, di luar ekosistem Gojek. Dari berbagai hasil survei pun, menunjukkan penetrasi GoPay sudah cukup dalam dan meluas di seluruh Indonesia.

“GoPay punya banyak use case sehingga stickiness-nya pengguna untuk menggunakan GoPay jauh lebih tinggi karena sudah terbiasa. Kami juga ingin memastikan transaksi nontunai di Moka bisa tumbuh tinggi,” terang Bayu, Kamis (1/8).

Bayu menambahkan, bagi merchant kolaborasi seperti ini memberikan beragam manfaat buat merchant. Misalnya dari segi pencatatan yang sudah satu pintu. Semua transaksi otomatis tercatat dalam sistem dan bisa dilihat kapan saja.

Sejak minggu lalu, merchant Moka sudah bisa mengaktifkan opsi pembayaran GoPay dalam device mereka apabila sudah menjadi pelanggan Moka. Tidak ada biaya tambahan untuk instalasinya.

Moka mencatat ada lebih dari 20 ribu merchant aktif Moka tersebar di 36 kota di seluruh Indonesia. Mayoritas adalah UKM, bergerak di bisnis F&B (64%), jasa (15%), ritel (21%). Adapun, merchant yang sudah mengaktifkan pembayaran digital ada 33% sepanjang Mei 2018-Juni 2019.

Menurut Bayu, semakin banyak opsi pembayaran dalam Moka akan membuat meja kasir tertata lebih rapi karena hanya ada satu sistem dari Moka. Sehingga tidak instalasi banyak mesin EDC dari berbagai pemain.

Sebelum GoPay resmi masuk, sebenarnya Moka sudah bekerja sama dengan pemain fintech lainnya sejak setahun lalu. Akan tetapi, adopsinya baru mencapai 17,77% dari jumlah transaksi yang masuk. Mayoritas konsumen masih memakai tunai 82,23% ketika belanja di merchant Moka.

Untuk itu, dengan brand awareness GoPay yang sudah tinggi diharapkan dapat mendongkrak persentasenya menyentuh angka 40% sampai akhir tahun ini. “Lewat kehadiran GoPay, persentase konsumen yang pakai transaksi digital di Moka bisa naik double jadi 40%.”

Dalam waktu dekat, pihaknya akan terus menambah kemitraan dengan pemain uang elektronik lainnya. Di luar Jawa, seperti Bali, tingkat penetrasi baik GoPay maupun Ovo tidak setinggi di Jakarta. Bayu masih enggan membeberkan lebih detail.

“Di Bali itu pengguna GoPay dan Ovo itu tidak tinggi, untuk itu kami mau masuk ke sana dengan gandeng pemain yang banyak di pakai di lokasi wisata.”

Head of Corporate Communications GoPay Winny Triswandhani menambahkan, pihaknya terbuka dengan peluang kerja sama lebih dalam dengan Moka. Merchant GoPay bakal diajak untuk menggunakan Moka untuk pencatatan yang lebih rapi.

Winny menyebut kemitraan dengan Moka sebenarnya sudah direncanakan sejak lama, namun baru terealisasi sekarang karena proses integrasinya yang memakan waktu. Tak hanya dengan Moka, GoPay juga tersedia sebagai opsi pembayaran di mesin kasir lainnya seperti Spots dan Pawoon.

“Meski kami punya mesin kasir pos sendiri [Spots], tapi kami yakin untuk perbesar market tidak bisa dilakukan sendiri, perlu kerja sama untuk edukasi pembayaran digital. Makanya kami tidak menutup diri, terbuka dengan pemain lainnya,” ujar Winny.

Application Information Will Show Up Here

Aturan Baru Terbit, Startup dan UKM Semakin Mudah Melantai di Bursa Saham

Pencatatan baru untuk perusahaan beraset kecil dan menengah dalam Papan Akselerasi resmi terbit pada 22 Juli 2019. Dengan papan baru ini, startup dan UKM memiliki akses pendanaan baru melalui bursa saham.

Papan Akselerasi resmi berjalan seiring terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017 tentang Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu oleh Emiten dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Aset Skala Menengah.

Bersamaan dengan terbitnya POJK 53, Bursa Efek Shanghai juga menciptakan STAR Market, bursa khusus perusahaan teknologi Tiongkok. Bursa ini menjadi tantangan bagi Nasdaq, bursa saham tempat besarnya para raksasa teknologi Amerika Serikat.

Kehadiran STAR Market pun mendapat sambutan positif. Hal ini bisa dilihat dari hasil perdagangan perdana yang rata-rata membukukan hasil positif mulai dari 84 persen hingga 400 persen.

Boleh rugi, yang penting punya pendapatan

Ketentuan baru ini memungkinkan perusahaan beraset Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, yang umumnya berbentuk startup dan UKM, untuk melantai di bursa saham. Kepala Divisi Pengembangan Perusahaan Tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI) Saptono Adi Junarso juga menegaskan, perusahaan yang sedang merugi masih bisa mendaftar ke dalam Papan Akselerasi.

“Rugi boleh, yang penting punya pendapatan usaha. Yang enggak boleh itu enggak punya pendapatan,” ujar Saptono dalam sosialisasi Papan Akselerasi di BEI.

Kendati demikian, BEI masih menyiapkan peraturan perdagangan dalam Papan Akselerasi ini. Alhasil bagi perusahaan peminat, mereka hanya bisa sebatas mendaftar dan menunggu peraturan perdagangan terbit agar bisa melantai di bursa.

“Target akhir September atau awal Oktober peraturan perdagangan bisa kita luncurkan agar IPO sudah bisa pada Oktober 2019,” imbuh Saptono.

Ketatnya peraturan dari OJK dan BEI selama ini disebut-sebut menjadi penyebab sulitnya startup dan UKM menggalang dana di bursa saham. Papan Akselerasi yang sudah direncanakan terbit sejak tahun lalu ini menjadi jawaban BEI dan OJK dalam mengakomodasi kebutuhan dana bagi startup dan UKM.

Tercatat baru empat startup yang sudah melantai di bursa sebelum Papan Akselerasi ini diterbitkan. Mereka adalah Kioson, MCash, NFC, dan Passpod.

Saptono mengingatkan emiten di Papan Akselerasi sewaktu-waktu bisa dipromosikan ke Papan Utama atau Pengembangan seiring kinerja perusahaan yang baik. Kendati demikian, pihaknya mengaku tak menargetkan jumlah kapitalisasi pasar dalam Papan Akselerasi ini.

“Dari manajemen kami sudah mencanangkan likuiditas bukan prioritas tertinggi. Ini lebih kepada memberi akses pendanaan buat perusahaan,” pungkasnya.