Bappebti Terbitkan Surat Edaran untuk Atur Ekosistem Aset Kripto

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menerbitkan Surat Edaran Nomor 47/BAPPEBTI/SE/03/2024 tentang Penegasan Implementasi Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto di Bursa Berjangka.

SE ini menjadi penegasan untuk mengoptimalkan ekosistem aset kripto pada penyelenggaraan perdagangan pasar fisik aset kripto di Bursa Berjangka. Sekaligus salah satu upaya Bappebti mendorong kinerja perdagangan aset kripto di Indonesia dan mewujudkan ekosistem aset kripto yang transparan, efektif, dan efisien.

“[..] diharapkan ekosistem aset kripto menguatkan perlindungan bagi pelanggan/masyarakat dari investasi ilegal dan sekaligus dapat memberikan kepastian berusaha bagi pelaku pasar aset kripto,” ucap Plt. Kepala Bappebti Kasan dalam keterangan resmi, pekan lalu (21/3).

Kasan melanjutkan, Bappebti terus berupaya mendorong ekosistem berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dapat mendorong transaksi. Sebelumnya, Bappebti telah membentuk bursa aset kripto, dua lembaga kliring aset kripto, dan dua lembaga depository pada 2023-2024.

Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Aldison menjelaskan, SE tersebut merupakan salah satu implementasi dari Peraturan Bappebti Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto di Bursa Berjangka.

“Ini adalah penegasan kepada pelaku usaha di bidang perdagangan pasar fisik aset kripto yang telah memperoleh perizinan dari Bappebti agar penyelenggaraan pasar fisik aset kripto di Indonesia menjadi salah satu sarana perdagangan komoditas yang andal dan transparan. Utamanya, memberikan perlindungan optimal bagi masyarakat yang menjadi pelanggan aset kripto,” imbuh Aldison.

SE ini menyampaikan empat hal, di antaranya:

  1. Kelembagaan untuk mendukung penyelenggaraan perdagangan pasar fisik aset kripto di Bursa Berjangka yang telah memperoleh izin dari Bappebti, sejauh ini ada lima perusahaan: PT Bursa Komoditi Nusantara, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kliring Komoditi Indonesia, PT Tennet Depository Indonesia, PT Kustodian Koin Indonesia. Secara berurutan mereka adalah bursa aset kripto, dua lembaga kliring aset kripto, dan dua lembaga depository.
  2. Pihak yang telah memiliki tanda terdaftar sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) dari Bappebti diharapkan segera menyampaikan surat permohonan persetujuan sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) kepada Bappebti.
  3. Pihak yang telah memiliki tanda terdaftar sebagai CPFAK agar memperhatikan batas waktu pemenuhan persyaratan untuk menjadi PFAK.
  4. Kelembagaan dalam ekosistem perdagangan pasar fisik aset kripto yang telah memperoleh perizinan agar segera melakukan tugas dan fungsinya sesuai perundang-undangan.

Dilanjutkan lebih jauh, 2024 merupakan momentum penting bagi penyelenggaraan perdagangan aset kripto di Indonesia. Ditandai dengan beleid UU Nomor 4 Tahun 2023 terkait kewenangan pengaturan dan pengawasan aset kripto akan beralih dari Bappebti ke OJK pada 2025 mendatang.

“Saat ini merupakan masa yang krusial terkait pengalihan kewenangan aset kripto dari Bappebti ke OJK. Bappebti ingin memastikan, pengalihan nantinya harus berjalan dengan baik tanpa memberikan goncangan pada industri aset kripto. Salah satunya dengan memastikan ekosistem aset kripto yang ada saat ini telah berjalan dan mendorong pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia,” tambah Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita.

Olvy juga menyampaikan tahun ini juga penting karena diperkirakan harga mayoritas aset kripto akan naik seiring adanya fenomena halving Bitcoin yang mendorong transaksi lebih menggeliat. “Seluruh kelembagaan aset kripto harus segera melakukan tugas dan fungsinya. Hal tersebut agar perdagangan fisik aset kripto di Indonesia tumbuh secara signifikan,” tambahnya.

Perkembangan transaksi aset kripto

Nilai transaksi perdagangan fisik aset kripto pada Februari 2024 tercatat Rp33,69 triliun atau naik 56,22% dari bulan sebelumnya. Sementara, total nilai transaksi Januari-Februari 2024 Rp55,26 triliun atau naik 113,05% dibandingkan dengan periode yang sama di 2023 sebesar Rp25,94 triliun (yoy).

Jumlah pelanggan aset kripto yang terdaftar per Februari 2024 sebesar 19,18 juta pelanggan, dengan rata-rata kenaikan jumlah pelanggan terdaftar sebesar 427,2 ribu pelanggan per bulan terhitung sejak data ini dilaporkan pada Februari 2021.

Pelanggan yang aktif bertransaksi di platform CPFAK periode Februari 2024 sebanyak 715,6 ribu pelanggan. Saat ini, terdapat 35 perusahaan CPFAK terdaftar dan sebagian besar sedang dalam proses menjadi PFAK.

Jenis aset kripto yang banyak ditransaksikan berdasarkan nilai transaksi pada perdagangan fisik aset kripto selama Februari 2024 yaitu Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Render Token (RNDR).

Bisnis Gaming Dorong Pertumbuhan Pendapatan Bersih Bukalapak Sepanjang 2023

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mendulang total pendapatan bersih sebesar Rp4,43 triliun sepanjang 2023. Disampaikan dalam ringkasan laporan keuangannya, bisnis penjualan item gaming menjadi kontributor utama pertumbuhan pendapatan BUKA sebesar 23% (YoY).

  • BUKA menyebut telah memperoleh core earnings sebesar Rp42 miliar di 2023, dari posisi rugi Rp2,3 triliun di 2022. Core earnings dihitung sebagai laba bersih yang tidak termasuk keuntungan/kerugian pada investasi, FX, goodwill, dan non-recurring items.
  • Namun, secara keseluruhan, BUKA mengalami rugi bersih sebesar Rp1,36 triliun pada 2023 dari posisi laba sebesar Rp1,98 triliun pada tahun sebelumnya.
  • EBITDA yang disesuaikan di sepanjang 2023 menyusut dari rugi Rp1,2 triliun di 2022 menjadi rugi Rp475 miliar di 2023. Ini telah sesuai target realisasi kerugian BUKA sebesar Rp525 miliar.
  • Beban umum dan administrasi tercatat menurun 47% menjadi Rp1,3 triliun berkat strategi efisiensi biaya melalui investasi teknologi.

BUKA memiliki sejumlah fokus divisi antara lain marketplace, mitra, gaming, ritel O2O, dan layanan keuangan. Kontribusi pendapatan dari lini markeplace tercatat naik 47% (YoY) menjadi Rp2,3 triliun pada 2023. Kemudian, pendapatan O2O naik 11% (YoY) menjadi Rp2,1 triliun di periode sama. Adapun, bisnis O2O menyumbang 54% dari total pendapatan grup pada kuartal keempat.

Perseroan mengungkap pertumbuhan O2O didorong oleh ekspansi produk dan layanannya sejalan dengan upaya BUKA untuk meningkatkan penetrasi all-commerce dan digitalisasi toko ritel mikro offline.

Sumber: Bukalapak

Adapun, margin kontribusi marketplace naik 35 basis poin menjadi 0,77%. Margin kontribusi O2O naik 29 basis poin dari minus 0,32% menjadi minus 0,03%. Total margin kontribusi secara keseluruhan mencapai 0,32% atau naik 30 basis poin menjadi 0,02%.

“Kami memiliki platform yang kuat untuk pertumbuhan dengan peluang yang ada dalam bisnis Mitra, gaming, dan e-retail kami. Kami fokus untuk menangkap peluang pertumbuhan Perseroan, meningkatkan keberlanjutan pendapatan kami, dan menargetkan hasil yang kuat pada tahun 2024,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resminya, Sabtu (23/3).

Pada tahun ini, BUKA mengincar pertumbuhan pendapatan sekitar 15%-20% menjadi Rp5,1 triliun-Rp5,3 triliun. Perseroan menargetkan dapat mencapai EBITDA disesuaikan positif lebih tinggi dari Rp200 miliar.

Pada tahun lalu, BUKA sempat menyebut tengah fokus mendorong produk digital dan gaming yang dikelola anak usahanya, marketplace “itemku”. Hal ini dikarenakan lini bisnis tersebut memiliki pertumbuhan transaksi yang kuat secara kuartal (QoQ).

Per akhir 2023, Bukalapak memiliki modal sebesar Rp 19,3 triliun dari kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan reksa dana.

Application Information Will Show Up Here

Akulaku Dikabarkan Dapat Fasilitas Debt Rp1,5 Triliun dari HSBC

Startup fintech lending Akulaku memperoleh fasilitas debt sebesar $100 juta (sekitar Rp1,5 triliun) dari perbankan asal London, HSBC. Mengutip dari Reuters, CEO Akulaku William Li menyebutkan sebagian dari dana tersebut akan digunakan untuk melunasi utang.

Sepanjang 2022, anak usaha dari Alibaba ini sudah dua kali mendapatkan pendanaan debt. Pada Februari 2022, sebanyak $100 juta diperoleh dari bank asal Thailand, Siam Commercial Bank (SCB). Kemudian, pada Desember 2022, dapat tambahan $200 juta dari bank asal Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG).

Fasilitas debt ini dinilai penting untuk mengejar pertumbuhan perusahaan, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat mendapatkan pinjaman melalui layanan paylater maupun cashloan.

Setelah sebelumnya sempat mendapatkan pengawasan khusus, Akulaku kini tidak lagi mendapatkan pembatasan usaha oleh OJK efektif awal Maret 2024, alias hampir lima bulan setelah surat pembatasan turun di awal Oktober 2023.

Presiden Direktur Akulaku Finance Efrinal Sinaga mengatakan, transaksi Akulaku sempat turun hampir 30% selama periode tersebut. Agar tidak lagi tersandung di kolam yang sama, perusahaan berkomitmen untuk menjalankan bisnis operasional yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

“Tahun ini ada beberapa program marketing yang akan kami luncurkan seperti co-branding, thematic, juga  penambahan channel dan ekspansi coverage area [..] Sesuai rencana bisnis Akulaku Finance Indonesia juga akan meningkatkan pembiayaan di sektor produktif dan pengembangan area lain seperti pembiayaan otomotif,” ujarnya.

Di Indonesia, Grup Akulaku menjalankan tiga perusahaan, yakni Asetku (PT Pintar Inovasi Digital) yang fokus ke cashloan, Akulaku (PT Silvrr Indonesia) sebagai platform marketplace, dan Akulaku Finance (PT Akulaku Finance Indonesia) yang menjalankan bisnis paylater.

Tak hanya itu, Akulaku menjadi pemegang saham kendali Bank Neo Commerce dan merilis layanan OneAset sebagai layanan investasi untuk pengguna. Selain Indonesia, Akulaku telah beroperasi di Filipina, Malaysia, dan Thailand. Di Filipina, Akulaku juga mengoperasikan aplikasi bank digital bernama OwnBank.

Dalam situsnya, diklaim layanan Akulaku telah digunakan oleh lebih dari 8 juta pengguna aktif bulanan, 32 juta pengguna terdaftar, dan 295 juta transaksi terjadi di dalam platformnya.

Application Information Will Show Up Here

Kolaborasi GoPay Tabungan Dorong Pertumbuhan Pengguna Aplikasi Bank Jago di 2023

PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) memperoleh tambahan 3 juta pengguna aplikasi di sepanjang 2023, menjadi total 8,1 juta dari posisi 5,1 juta pengguna di 2022. Adapun, total nasabah Bank Jago tembus 10,2 juta.

Disampaikan dalam rilisnya, pertumbuhan pengguna aplikasi Jago disebut turut disumbang dari produk tabungan sinergi GoPay dan Jago, yakni GoPay Tabungan by Jago pada Oktober 2023. Penambahan pengguna aplikasi Jago ikut mendorong perolehan jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 46% (YoY) menjadi Rp12,1 triliun di sepanjang 2023.

“Kolaborasi dengan mitra strategis kami, termasuk ekosistem GoTo, menjadi pintu masuk nasabah untuk mengakses produk dan layanan perbankan Jago,” kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung.

Penyaluran kredit Bank Jago tumbuh 38% menjadi Rp13 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sekitar Rp9,4 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kemitraan Jago dengan ekosistem keuangan dan platform digital. Rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat 0,8%.

Alhasil, Bank Jago meraup pendapatan bunga bersih sebesar Rp1,6 triliun. Sementara, laba bersih setelah pajak melesat 355% menjadi Rp72 miliar di sepanjang 2023. “Sepanjang 2023 kami mampu menjaga pertumbuhan bisnis tetap positif dan sehat dengan memperhatikan potensi risiko. Ini akan menjadi momentum yang baik untuk tumbuh secara berkelanjutan di 2024.”

Per akhir 2023, Bank Jago memiliki total aset Rp21,3 triliun atau tumbuh 26% (YoY) dengan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 62%.

Perlu diketahui, Jago adalah bagian dari ekosistem digital milik Grup GoTo. Saat ini, GoTo menggenggam saham Bank Jago sebesar 21,4% melalui anak usahanya PT Dompet Karya Anak Bangsa (induk GoPay). Pembukaan rekening adalah produk sinergi awal antara GoTo dan Jago. Diikuti sejumlah layanan lain, termasuk Kantong/Pocket Jago sebagai opsi pembayaran layanan Gojek.

Pada tahun lalu, GoTo resmi melepas aplikasi GoPay sebagai platform terpisah dari Gojek, memungkinkannya untuk menjangkau pasar lebih luas. Salah satu strategi lanjutan adalah meluncurkan GoPay Tabungan by Jago yang diklaim meraup 700 ribu pengguna dengan kenaikan transaksi hingga 5 kali lipat dari awal dirilis hingga Februari 2024.

Menyusul kemitraan strategis antara TikTok dan Tokopedia, Bank Jago sempat menyebut tengah mengeksplorasi sejumlah use case yang dapat dimanfaatkan untuk masuk dua ekosistem e-commerce terbesar di Indonesia tersebut. 

Application Information Will Show Up Here

Fazz Dirikan Anak Usaha Multifinance “Fazz Finance”

Grup startup fintech Fazz mendirikan anak usaha di bidang pembiayaan PT Fazz Capital Finance. Pendirian ini telah mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diterbitkan pada 22 Februari 2024.

“Sesuai dengan ketentuan Pasal 14 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 47/POJK.05/2020 Tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan Syariah, PT Fazz Capital Finance diwajibkan untuk melakukan kegiatan usaha paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal izin usaha ditetapkan,” tulis OJK dikutip dari situs resminya, Kamis (21/3).

DailySocial.id berusaha menghubungi manajemen Fazz untuk dimintai keterangan, namun hingga berita ini diturunkan belum ada respons yang diberikan.

Bisa dikatakan, mendirikan perusahaan pembiayaan memberikan keleluasaan dalam menyalurkan pembiayaan karena limitnya yang lebih besar dari pemain lending, yakni maksimal Rp2 miliar untuk tiap pinjaman. Sementara itu, sumber dana dan struktur pembiayaannya juga berbeda. Perusahaan pembiayaan memiliki lebih banyak alternatif untuk mencari sumber dana, bisa melalui perbankan atau menerbitkan surat utang.

Langkah ini sebenarnya juga ditempuh oleh pemain startup lainnya yang mengakuisisi/mendirikan perusahaan pembiayaan. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Gojek (PT Multifinance Anak Bangsa),
  2. Traveloka (PT Caturnusa Sejahtera Finance),
  3. Shopee (PT Commerce Finance),
  4. Kredivo (PT Kredivo Finance Indonesia),
  5. Xendit (PT Globalindo Multi Finance),
  6. Akulaku (PT Akulaku Finance Indonesia),
  7. Atome (PT Atome Finance Indonesia),
  8. Modalku (PT Modalku Finansial Indonesia),
  9. Honest (PT Sahabat Finansial Keluarga),
  10. Moladin (PT Moladin Finance Indonesia),
  11. Carro (PT Sembrani Finance Indonesia).

Hampir keseluruhan kesepakatan di atas dilakukan dengan cara anorganik, yakni akuisisi perusahaan yang sudah ada sebelumnya.

Fazz Finance dipimpin oleh Anton Tjen sebagai Direktur Utama, sebelumnya Anton menjabat sebagai Chief Sales Officer di Modal Rakyat, anak usaha Fazz di bidang p2p lending. Ia ditemani oleh dua direktur lainnya, yakni M. Noer Hidayat dan Riscky Aditya.

Mengutip dari situs Fazz Finance, perusahaan menyediakan beragam produk pembiayaan, seperti perusahaan pembiayaan pada umumnya, yakni produk investasi, modal kerja, dan multiguna. Masing-masing sediakan pilihan bunga, kisarannya mulai dari 14%, 18% sampai 30% per tahun.

Masuknya Fazz Finance, melengkapi anak usaha di bawah Fazz. Berikut rinciannya:

  1. Fazz Agen: aplikasi keuangan berbasis agen yang melayani usaha mikro dan kecil di Indonesia dengan memberikan kemudahan akses untuk pembayaran, pembelian grosir dan permodalan yang merata.
  2. Fazz Business (rebrand dari Xfers): menawarkan solusi fintech untuk bisnis, berupa akun multi-currency, kirim dan terima pembayaran, dan mengembangkan dana dengan akun tabungan.
  3. StraitsX: infrastruktur pembayaran untuk aset digital, menyediakan akses yang cepat dan aman ke pasar aset digital dan aplikasi keuangan terdesentralisasi melalui StraitsX API dan stablecoin untuk individu dan bisnis.
  4. Modal Rakyat: layanan p2p lending untuk UMKM.

NalaGenetics Kembangkan Tes DNA untuk Kesehatan dan Nutrisi Personal

Startup biotech NalaGenetics meluncurkan LifeReady, tes DNA untuk menganalisis profil lengkap pengguna dan menyediakan rangkaian solusi kesehatan yang lebih personal.

Menggunakan buccal swab, NalaGenetics mencocokkan jutaan DNA pengguna dengan pasangan gen-varian dalam database dan merangkum profil pengguna yang mencakup kondisi kebugaran, kesehatan kulit, alergi, hingga risiko kesehatan dalam laporan yang dirilis.

“Faktanya setiap orang di dunia memiliki set DNA yang berbeda. Dengan mengetahui DNA yang kita miliki, ini menjadi langkah pertama untuk mengetahui kondisi tubuh yang sebenarnya […] Kami menawarkan solusi kesehatan yang lebih akurat dan sesuai dengan DNA setiap orang, sehingga mereka pun bisa mencapai kesehatan tubuh yang optimal,” ucap Product Manager for NutriReady and LifeReady NalaGenetics Emilia Bewintara dalam keterangan resmi, Kamis (21/3).

Dia melanjutkan, dalam dunia medis faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia terbagi menjadi dua: genetik/keturunan atau lingkungan. Faktor genetik sering berperan sebagai pemicu internal, yang membuat seseorang lebih berisiko untuk terkena suatu penyakit dibandingkan orang dengan DNA yang berbeda. Menurut penelitian di America Serikat, 40% dari penyakit yang umum dijumpai di masyarakat disebabkan oleh komponen genetik.

Pemeriksaan genetik ini tidak berdiri sendiri, tetapi akan lebih bermanfaat ketika digabungkan dengan riwayat kesehatan, pemeriksaan komposisi tubuh, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan kesehatan lainnya. NalaGenetics juga menyediakan layanan lainnya yang dapat dikombinasikan dengan LifeReady, yakni NutriReady, sebuah tes DNA yang menganalisis metabolisme dan kebutuhan nutrisi, memungkinkan para pengguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai kondisi kesehatan mereka.

Selain itu, terdapat program kesehatan NalaCare yang berfokus pada pembentukan kebiasaan sehat yang efektif. Program ini juga didukung oleh tenaga medis profesional, seperti dokter umum, dokter spesialis gizi klinik, hingga ahli gizi. Sehingga, hasil tes genetik yang dilakukan pengguna, tidak hanya sekedar laporan, tapi juga menjadi bagian dari gaya hidup mereka.

Diharapkan kombinasi LifeReady, NutriReady dan NalaCare dapat mendorong para pengguna agar mencapai kondisi kesehatan yang lebih baik.

Tes DNA LifeReady

Cara mengakses tes DNA ini cukup mudah. Pengguna dapat membelinya secara online di situs NalaGenetics. Lalu pengguna akan mendapatkan alat tes yang bisa dilakukan di rumah, mengambil sampel swab saliva.

Tim NalaGenetics akan mengambil sampel dari tempat pengguna untuk kemudian dianalisis di laboratorium. Baik laporan LifeReady dan NutriReady, bakal tersedia di aplikasi NalaGenetics dalam kurun waktu 4-6 minggu.

Setelah menerima hasil tes, pengguna dapat mendaftar di NalaCare, yakni sebuah program kesehatan berkelanjutan untuk membantu pengguna mengintegrasikan hasil tes genetiknya, sekaligus mengatur serangkaian layanan kesehatan dengan penyedia fasilitas kesehatan berpengalaman yang sesuai dengan kebutuhannya.

Hasil dari tes DNA LifeReady terbagi menjadi beberapa panel utama, yakni:

  1. Panel alergi (mendeteksi alergen yang bisa memicu alergi bagi masing-masing orang);
  2. Panel kebugaran (tipe olahraga yang cocok dengan tubuh);
  3. Panel kesehatan kulit (tipe produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit); dan
  4. Panel produktivitas (cara mendapatkan kualitas tidur yang ideal).

Berkat program genome, kerja sama NalaGenetics dengan biobank, serta algoritma canggihnya, tingkat akurasi tes mencapai 99%.

Sementara untuk hasil tes DNA dari NutriReady, pengguna akan mendapatkan rekomendasi makanan yang dipersonalisasi berdasarkan hasil DNA, mencakup jenis-jenis makanan apa yang paling sesuai dengan kebutuhan tubuh pengguna, sekaligus rekomendasi makanan yang perlu dihindari karena berpotensi memicu intoleransi.

Co-founder dan CEO NalaGenetics Levana Laksmicitra Sani menyampaikan, tujuan utamanya adalah membentuk masa depan dunia kesehatan yang lebih menekankan pada upaya preventif. Setiap pengguna mengetahui kebutuhan diri dan tubuhnya masing-masing, dan apa yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit di kemudian hari.

“Dengan manajemen kesehatan proaktif, kita bisa bersama-sama mengurangi biaya pengobatan di masa depan dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kami percaya bahwa intervensi dini akan berkontribusi pada sistem kesehatan yang lebih sehat dan berkelanjutan di Indonesia dan Asia Tenggara,” imbuhnya.

Perjalanan NalaGenetics bermula dari pedalaman Papua pada tahun 2016. Levana dan tim pendiri bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI untuk membagikan 1.000 alat tes DNA di lima desa. Hasilnya cukup mengejutkan, 20% dari pasien kusta ternyata memiliki gen yang membuat mereka rentan terhadap Dapson, obat anti kusta yang kerap dipakai. Berkat temuan ini, pasien bisa mendapatkan rangkaian perawatan yang lebih sesuai, sehingga mereka bisa sembuh dan terhindar dari efek samping obat.

Pengalaman ini mendorong Levana dan Astrid Irwanto, Alexander Lezhava, serta Jianjun Liu untuk bersama-sama mendirikan NalaGenetics dan memperluas jaringan koneksi dengan berbagai rumah sakit, tenaga medis, dan laboratorium di Jakarta dan Singapura. Diklaim saat ini, NalaGenetics telah menjangkau 12 negara di Asia Tenggara, bekerja sama dengan lebih dari 20 mitra lab, dan merilis lebih dari 40.000 laporan DNA.

Application Information Will Show Up Here

eFishery Boyong Tim DycodeX ke Perusahaan untuk Perkuat Lini Pengembangan Produk [UPDATED]

eFishery mengumumkan telah melakukan acquihire terhadap tim dari startup IoT DycodeX. Founder Andri Yadi dan timnya kini akan bergabung ke eFishery di Divisi Produk AIoT & Cultivation Intelligence.

Divisi tersebut menjadi kunci di balik pengembangan produk eFeeder, inovasi pemberian pakan otomatis untuk budidaya ikan dan udang. Dengan memanfaatkan teknologi IoT, eFeeder telah membuktikan kemampuannya untuk meningkatkan produktivitas pembudidaya serta petambak dan memungkinkan efisiensi penggunaan pakan hingga 30%, sambil memberikan wawasan berharga kepada pembudidaya dan petambak mengenai perencanaan pakan dan hasil panen.

Angkat Andri jadi VP

Andri Yadi juga diangkat menjadi VP Divisi Produk AIoT & Cultivation Intelligence di eFishery. Timnya akan ditempatkan sesuai dengan keahlian mereka dalam pengembangan perangkat keras IoT, firmware, kecerdasan buatan (AI), platform, dan aplikasi. Dalam struktur tim baru ini, ada rencana ambisius untuk mengembangkan produk AI & IoT dalam 2-3 tahun ke depan.

Rencana ini juga bertujuan untuk meluncurkan lebih dari 10 produk inovatif pada tahun 2024, termasuk perangkat IoT baru dan platformnya, produk berbasis GenAI, serta solusi kecerdasan aquaculture lainnya.

Keputusan strategis acquihiring ini bertujuan untuk memperkuat posisi eFishery di pasar, meningkatkan kemampuan perusahaan, dan mendorong pertumbuhan serta inovasi yang berkelanjutan

“Andri Yadi dan timnya dapat memperkuat dan mempercepat implementasi AI dan IoT dalam ekosistem eFishery, memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan di industri akuakultur melalui inovasi teknologi yang terus berkembang. Khususnya dalam bidang AI & IoT, kami berharap bahwa inovasi yang lahir dari kolaborasi ini dapat memberikan solusi yang tepat sasaran untuk keberlanjutan dan pertumbuhan industri akuakultur dan bisnis yang dihadapi oleh para pembudidaya dan petambak,” ujar Co-Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah.

Sekilas DycodeX

Andri Yadi dan tim sebelumnya fokus ke DycodeX, sebuah startup yang didirikan di Bandung sejak tahun 2015. Ada sejumlah produk yang dihasilkan, seperti SMARTernak, Smarterbike, DytraX, dan Smart Gallon — semua layanan ini memanfaatkan kapabilitas AI dan IoT untuk automasi. Jauh sebelum itu,  sejak 2007 Andri juga adalah Founder & CEO Dycode yang lebih fokus ke pengembangan aplikasi mobile.

Startup ini juga telah mendapatkan pendanaan dari sejumlah investor dan angel dengan nilai tidak disebutkan. Terkhir mereka membukukan putaran seri A di tahun 2018.

“eFishery secara konsisten telah menemukan penerapan tepat guna untuk teknologi tersebut dalam bidang akuakultur. Saya yakin bahwa dengan bergabungnya kami ke eFishery, perusahaan akan lebih siap untuk pertumbuhan bisnis yang pesat, didukung oleh fondasi teknologi yang kuat. Dalam sinergi ini, baik AI maupun IoT, yang melebur menjadi AIoT, akan menjadi teknologi pendukung utama,” kata Andri Yadi.

Sejak menerima pendanaan seri D dan menjadi unicorn, eFishery terus bergerak lincak menggandakan pertumbuhannya. Akhir tahun lalu mereka juga sudah mantapkan ekspansinya ke India, dengan debut awal menjangkau 1000 hektar kolam dan 3000 metrik ton pakan.

Di Indonesia sendiri, eFishery mengklaim telah membantu lebih dari 200 ribu pembudidaya dan petambak. Adapun produk yang dimiliki juga semakin menyeluruh, mulai dari menyediakan akses terhadap pakan, pendanaan, hingga pasar untuk pembudidaya.

*Update: kami mengubah judul artikel, pihak eFishery mengatakan tidak mengakuisisi DycodeX secara perusahaan, hanya memboyong timnya

Application Information Will Show Up Here

Menyimak Data Fintech Lending 2023, Sinyal Positif Pertumbuhan Industri

Data terbaru OJK, per 9 Oktober 2023 ada 101 perusahaan fintech lending terdaftar. Jumlah ini relatif stagnan dalam beberapa tahun terakhir (naik turunnya tidak sampai dua digit). Kendati demikian, untuk statistik lainnya terus mengalami kenaikan eksponensial.

Misalnya dari total aset, hingga akhir 2023 nilainya mencapai Rp7.043 miliar, naik 27,7% dibandingkan tahun 2022. Sementara untuk liabilitas menjadi Rp3.575 miliar naik 44,8% dan ekuitas Rp3.468 naik tipis 13,9%.

Ruang pertumbuhan fintech lending masih terbuka lebar. Merujuk data Bank Indonesia, 97,8 juta orang atau 48% dari total populasi penduduk Indonesia belum mendapatkan akses layanan perbankan (unbanked). Di sisi lain dari 60 juta lebih UMKM di Indonesia, juga baru sekitar 27,6% yang mendapatkan fasilitas kredit dari institusi formal. Faktornya ada beraneka ragam, mulai dari edukasi finansial sampai dengan keterbatasan akses.

Proposisi nilai penting fintech lending ada pada utilisasi teknologi untuk mendobrak batasan-batasan yang tidak mampu diakomodasi oleh institusi keuangan tradisional. Misalnya, untuk meningkatkan manajemen risiko para fintech lending membangun platform skoring kredit alternatif yang didukung oleh big data – menjadikan penilaian kredit tidak lagi bergantung dengan SLIK yang memiliki keterbatasan untuk menilai kredit kalangan unbanked.

Di tengah berbagai capaian yang didapat, industri ini juga menghadapi sejumlah kasus. Mulai dari sebaran pemain ilegal sampai dengan kegagalan tata kelola pemain terdaftar. Mungkin pembaca masih ingat kasus yang baru-baru ini terjadi, terkait keluhan lender Investree yang kesulitan untuk menarik dananya. Atau masalah yang sempat terjadi di Tanifund dalam pengelolaan dana, AdaKami dalam penagihan, hingga iGrow dalam pengelolaan pinjaman.

Kasus di atas menjadi buah bibir, lantaran brand fintech tersebut relatif masuk ke dalam daftar pemain top of mind di masyarakat. Langkah preventif dan represifnya sebenarnya juga sudah tercantum dalam beleid Peraturan OJK No. 10 tahun 2022 yang mengatur kriteria hingga mekanisme model bisnis fintech lending di Indonesia.

Statistik Fintech Lending 2023

Menuju Arus Kas Positif

Mulai tahun 2023, secara akumulatif industri ini mulai membukukan arus kas positif. Tentu ini menjadi preseden baik, setelah sebelumnya selama satu tahun penuh akumulasi arus kas ini selalu menunjukkan angka negatif. Capaian profitabilitas ini juga berada di situasi yang tepat – seperti diketahui saat ini investor mulai berpikir konservatif untuk menjadikan capaian untung sebagai takaran utama saat berinvestasi pada sebuah bisnis digital.

Statistik arus kas fintech lending 2023 / DailySocial
Statistik arus kas fintech lending 2023 / DailySocial

Melihat dari grafik capaian tersebut, laba yang dibukukan pada tahun 2023 cukup bertumbuh secara eksponensial. Menanggapi hal ini, Ketua AFPI Entjik S. Djafar dalam wawancaranya dengan DailySocial.id mengatakan, sepanjang tahun 2023 ini salah satu improvisasi penting dalam industri adalah peningkatan sistem manajemen risiko (termasuk di dalamnya skoring kredit). Ini berimplikasi langsung terhadap kualitas pinjaman – meminimalisir secara signifikan angka gagal bayar.

“Di 2022 kita tahu bahwa ada beberapa kelemahan untuk credit scoring. Lalu di tahun 2023 sudah tidak menjadi masalah. Sekarang banyak dukungan ekosistem (software, data dll) yang membantu mendukung industri ini sehingga semakin matang, prudent, dan comply. Walaupun demikian, memang kita terus-menerus melakukan evaluasi terhadap credit risk – kita berinovasi bagaimana memitigasinya dan meminimalkan risiko kredit itu,” ujarnya.

Penurunan Tipis Distribusi Pinjaman

Dibandingkan dengan tahun 2022, capaian distribusi dana ke peminjam di tahun 2023 turun sangat tipis 0,14%. Sementara itu untuk jumlah akun peminjam (borrower) bulanan justru secara konsisten menurun dari bulan ke bulan dibanding periode tahunan yang sama. Menurut AFPI, sistem manajemen risiko yang makin kuat berdampak langsung terhadap pengurangan jumlah peminjam ini. Sistem berhasil meminimalisir calon-calon peminjam yang berpotensi gagal bayar.

“Terus terang saja, di tahun 2021 dan 2022 itu ada beberapa sindikat gagal bayar yang berhasil diketahui. Para sindikat ini mencoba untuk menjebol industri ini dengan KTP curian, memanipulasi swafoto saat verifikasi, dan mengajukan pinjaman tanpa melakukan pengembalian. Sekarang sistem verifikasi sudah semakin canggih, kita menerapkan AI untuk bisa mencegah manipulasi gambar, bahkan bisa membaca apakah itu wajah asli atau robot. Di tahun 2023 semakin dipertajam, sehingga semakin banyak calon peminjam yang tereliminasi,” ujar Entjik.

Statistik borrower fintech lending 2023 / DailySocial.id
Statistik borrower fintech lending 2023 / DailySocial.id

Minat Pemberi Pinjaman P2P Lending Menurun

Dengan skema peer-to-peer, layanan fintech lending juga mengakomodasi masyarakat untuk bisa berpartisipasi dalam penyediaan dana. Sepanjang tahun 2023 ini, terdapat tren penurunan baik dari sisi jumlah total Rupiah maupun jumlah akun lender yang terdaftar. Puncak penurunannya cukup kentara ketika memasuki kuartal keempat.

Jika dirunut dalam catatan pemberitaan industri, tahun lalu memang terdapat sejumlah dinamika industri yang menyeret sejumlah top of mind brand, khususnya mereka yang turut menyediakan fitur lender. Beberapa kasus membuat lender kesulitan untuk mengakses dananya, salah satu kasusnya seperti disebutkan di atas terkait dengan kejadian Investree.

Statistik lender fintech lending 2023 / DailySocial.id
Statistik lender fintech lending 2023 / DailySocial.id

Kendati tidak mau memberikan komentar spesifik kasus per kasus, Entjik mengatakan bahwa sejumlah kasus yang terjadi melibatkan fintech lending lokal diakibatkan kurang ketatnya perusahaan dalam menjalankan SOP dan aturan regulasi yang telah distandarkan.

“Jangan pernah menyimpang dari POJK. Jangan pernah menyimpang dari apa yang diatur -undang. Itu saja. Jadi kalau sepanjang kita mengikuti itu pasti selamat. Karena masalah undang fraud atau lainnya, 1000% pasti menyimpang dari POJK ataupun SOP yang ada. Itu yang selalu saya sampaikan,” tegasnya.

Lebih lanjut dicontohkan terkait kasus lender yang menuntut, jika pemain industri melakukan seperti apa yang diatur dalam regulasi, idealnya tidak akan terjadi isu tersebut.

“Contohnya pada saat lender mendaftar, kita harus menjelaskan secara rinci risiko kredit ini. Jadi jangan sampai lender berpikir ini investasi. Atau ini seperti placement deposito yang mana pasti kembali duitnya. Nah, ini yang mungkin perlu edukasi kepada lender agar dari awal sudah mengerti,” ujar Entjik.

Penyaluran di Sektor Produktif Masih Minim

Menurut data KemenkopUKM, per Desember 2023 rasio kredit UMKM masih di angka 19,36%. Ini masih jauh dari target pemerintah di angka minimal 30%. Lebih lanjut menurut Bank Indonesia, sebanyak 46,21% kredit UMKM disalurkan kepada segmen mikro, 31,26% untuk segmen kecil, dan 22,53% di segmen menengah. Sebenarnya fintech lending diharapkan bisa mengisi gap tersebut, membantu institusi seperti perbankan dalam membantu UMKM mengatasi isu permodalan.

Faktanya distribusi pinjaman ke sektor produktif juga masih kecil. Tahun 2023 angkanya baru 36,84% total kredit yang disalurkan ke UMKM – capaian ini menurun tipis dari tahun sebelumnya.

Statistik penyaluran kredit produktif fintech lending 2023 / DailySocial.id
Statistik penyaluran kredit produktif fintech lending 2023 / DailySocial.id

Dirinci lebih dalam sektor peradangan mendominasi perolehan. Sejumlah startup fintech lending memang punya spesialisasi memberikan pembiayaan rantai pasok untuk pemenuhan kebutuhan ritel, khususnya dalam segmen FMCG. Nilai pasar yang besar, didukung dengan perputaran transaksi yang kencang membuat area ini dinilai prospektif saat ini.

Statistik sektor produktif yang banyak mendapatkan kredit fintech lending 2023 / DailySocial.id
Statistik sektor produktif yang banyak mendapatkan kredit fintech lending 2023 / DailySocial.id

Salah satu pemain di sektor pembiayaan FMCG adalah AwanTunai melalui layanan pembiayaan stok warung AwanTempo dan pembiayaan grosir Supplier Financing. Melalui inovasi teknologi yang diejawantahkan dengan ERP terpadu, AwanTunai membentuk sebuah sistem yang memungkinkan UMKM dan pemasok FMCG mendapatkan akses finansial yang lebih lancar. Platform ERP tersebut sekaligus menjadi sumber data penting untuk membantu perusahaan melakukan analisis risiko secara lebih komprehensif.

Dengan fokus bermain di area ini, AwanTunai telah mencapai EBITDA positif dan menargetkan laba positif (setelah pajak) pada akhir tahun 2024.

Masih Terfokus di Area Jawa

Statistik menarik lainnya terkait persebaran borrower dan lender yang sampai tahun 2023 masih banyak terfokus di area Jawa. Menanggapi hal ini AFPI mengatakan bahwa sebenarnya sudah ada keinginan para fintech lending untuk melakukan ekspansi ke luar Jawa, hanya saya masih ada sejumlah keterbatasan, salah satunya infrastruktur. Selain itu ada tantangan edukasi pengguna yang masih harus dikejar, karena tingkat literasinya dinilai masih belum salam secara umum antara Jawa dan Luar Jawa.

“Kenapa banyak di Jawa? Memang populasi kebanyakan di Jawa (dan Bali). Sehingga kita masih lebih banyak 80% konsentrasi di Jawa. Nah, itu pun 80% itu belum menyentuh semua. Masih banyak area di Jawa yang belum tersentuh […] Di fintech ini kan terdiri dari tiga klaster: Cash Loan, Produktif, dan Syariah. Nah, teman-teman di produktif juga banyak yang membiayai di Sumatera dan ada sampai Sulawesi bahkan di Papua,” ujar Entjik.

Statistik persebaran area fintech lending 2023 / DailySocial.id
Statistik persebaran area fintech lending 2023 / DailySocial.id

Ia melanjutkan, “Ekosistem untuk risk control di Jawa lebih akurat [saat ini], jadi kita lebih memilih Jawa dulu. Maksudnya orang per orang, borrower per borrower ini masih mudah kita deteksi ya, mudah kita analisa ya dibanding yang di luar Jawa. Tapi ke depannya kita pasti akan diekspansi ke luar.”

Kualitas Pinjaman

Salah satu penilaian kualitas industri fintech lending didasarkan pada tingkat Non Performing Loan (NPL) alias kredit bermasalah. Secara formal, OJK mengukur ini melalui sejumlah variabel pengukuran. Berikut hasil pengukurannya di tahun 2023:

  2023 2022
TKB90 97,05% 97,38%
TWP90 2,95% 2,62%
TKB0* 85,30%
TKB30* 89,43%
TKB60* 91,95%

*DailySocial.id melakukan pengukuran dengan mengambil nilai rata-rata dari 12 pemain cash loan terdaftar di OJK dipilih secara acak

Seperti diketahui, TKB90 adalah persentase pinjaman yang dibayar dalam 90 hari setelah jatuh tempo. Nilai yang tinggi menunjukkan kinerja pembayaran yang baik. Sementara TWP90 adalah persentase pinjaman yang gagal bayar lebih dari 90 hari. Nilai yang rendah menandakan risiko kredit yang rendah.

Dengan rata-rata TKB90 di angka 97%, industri fintech lending secara umum masih mendapati torehan yang baik. Pun demikian dengan capaian TWP90 yang masih di angka 2,95% menyiratkan tingkat risiko yang relatif masih terjaga.

Namun demikian, kami mencoba mendalami capaian variabel lain yang saat ini juga menjadi pengukuran di fintech lending, khususnya bagi perusahaan yang bermain di cashloan. Menggunakan sampling dari 12 pemain cashloan yang berizin di OJK, kami mendapati bahwa capaian TKB0, TKB30, dan TKB60 persentasenya masih di bawah benchmark 97% untuk TKB90.

“Kalau 2022 ke 2023 kelihatannya semakin baik ya. NPL juga saya melihat turun sedikit, bahkan stabil. Kredit pun juga, walaupun memang tidak segencar 2020 dan 2021 growth-nya, tetapi tetap ada pertumbuhan. Dan memang di 2023 itu kebanyakan perusahaan industri di fintech peer-to-peer lending ini lebih banyak fokus ke konsolidasi, jadi banyak strategi yang bersifat lebih konservatif,” jelas Entjik.

Gambaran Umum Industri

Secara keseluruhan, industri fintech lending Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif berdasarkan data yang disajikan. Namun, untuk memastikan kelangsungan dan stabilitasnya, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dinamika bisnis yang berpotensi merugikan pemain fintech dengan lebih mematuhi regulasi dan menguatkan pengawasan. AFPI dapat memainkan peran penting dalam menggalang kedisiplinan aturan di antara anggotanya.

Selain itu, penekanan terhadap NPL, terutama dalam konteks pinjaman dengan tenor pendek seperti cashloan, perlu menjadi fokus utama. Upaya untuk memperketat proses penilaian calon debitur dan meningkatkan edukasi pengguna dapat menjadi strategi kunci dalam menekan tingkat NPL dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi industri fintech lending di masa depan.

Untuk data selengkapnya tentang statistik industri fintech lending di Indonesia, unduh laporan berikut: Indonesia’s Fintech Lending Report.

GOTO dan TikTok Tengah Siapkan Layanan BNPL Baru [UPDATED]

PT Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) memastikan tengah menyiapkan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) bersama TikTok — menyusul kemitraannya dengan Tokopedia. Tidak dielaborasi lebih lanjut terkait produk keuangan ini, tetapi wacana tersebut sempat disinggung menyusul penggabungan bisnis e-commerce Tokopedia dan TikTok.

Dalam siaran webcast kinerja GOTO 2023, President Financial Technology GoTo Thomas K. Husted mengonfirmasi bahwa tengah menyiapkan dua inisiatif baru untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis lini Fintech di tahun ini.

“Kami pastikan bahwa kami sedang dalam proses peluncuran layanan BNPL dengan TikTok. Kami juga bekerja sama dengan BFI Finance untuk pembiayaan kendaraan bagi para driver kami,” tutur pria yang disapa Tom ini, Selasa (19/3).

Tom bilang bahwa kemitraan dengan BFI adalah proyek percontohan dan tetap perlu mendapat persetujuan dari regulator. Uji coba ini juga bersifat noneksklusif. “Kedua inisiatif di atas memberikan harapan besar. Ini adalah tahap awal jika melihat posisi [kinerja] kami saat ini,” tambahnya.

GOTO baru saja merilis laporan keuangan 2023 di mana lini Fintech mencatatkan pertumbuhan pendapatan bruto terbesar dibandingkan segmen bisnis lainnya (On Demand, E-commerce, Logistic), sebesar Rp1,8 triliun atau tumbuh 15% (YoY). EBITDA yang disesuaikan positif tercatat menyusut dari minus Rp3,2 triliun menjadi minus Rp1,5 triliun.

Tahun lalu, GOTO meluncurkan beberapa inisiatif besar untuk mendongkrak bisnis keuangan teknologinya. Pertama adalah melepas (spin off) GoPay menjadi aplikasi terpisah dari Gojek sebagai strategi untuk merangkul lebih banyak pengguna. Kedua, bersinergi dengan Bank Jago untuk meluncurkan produk tabungan GoPay Tabungan by Bank Jago.

Menyusul proses integrasi TikTok dan Tokopedia yang dikatakan hampir rampung, sejumlah use case baru tengah disiapkan bersama ekosistem GOTO, termasuk Bank Jago.

“Kami menargetkan pertumbuhan bisnis yang kuat sembari waspada terhadap kredit kami pada tahun 2024.” Tutup Tom.

Di sepanjang 2023, GOTO telah memangkas kerugian pada EBITDA yang disesuaikan menjadi minus Rp3,6 triliun dari minus Rp16 triliun di 2022. Khusus di kuartal IV 2023, GOTO telah merealisasikan EBITDA yang disesuaikan positif untuk pertama kalinya sebesar Rp77 miliar pada kuartal keempat.

Update 21/3: Kami mengubah sub-judul artikel ini

Dekonsolidasi Tokopedia, GOTO Cetak Rugi Bersih Rp90,5 Triliun pada 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) merealisasikan EBITDA yang disesuaikan positif untuk pertama kalinya sebesar Rp77 miliar pada kuartal keempat. EBITDA yang disesuaikan positif di sepanjang 2023 tercatat menyusut 77% menjadi minus Rp3,6 triliun dari minus Rp16 triliun di 2022.

Berdasarkan laporan keuangan 2023, GOTO memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp14,7 triliun atau tumbuh 30% (YoY). Dirinci berdasarkan lini bisnisnya:

  • Pendapatan bruto lini On-demand tumbuh 4% menjadi Rp12,1 triliun (YoY); EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp4,7 triliun menjadi minus Rp219 miliar.
  • Pendapatan bruto lini E-commerce tumbuh 11% menjadi Rp9,1 triliun (YoY), EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp6,2 triliun menjadi minus Rp751 miliar.
  • Lini Fintech mencatat pertumbuhan terbesar pada pendapatan bruto dengan 15% menjadi Rp1,8 triliun; EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp3,2 triliun menjadi minus Rp1,5 triliun.
  • Pendapatan bruto Logistic turun 7% menjadi Rp2,1 triliun (YoY); EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp1 triliun menjadi minus Rp477 miliar.

Namun, GOTO masih merugi bersih hingga Rp90,5 triliun di sepanjang 2023 disebabkan pencatatan pembalikan nilai goodwill senilai Rp78,8 triliun dari dampak pelepasan kendali atas Tokopedia yang bergabung dengan TikTok. Kemudian, rugi usaha GOTO menyusut 66,1% menjadi Rp10,2 triliun dari posisi rugi Rp30,3 triliun di 2022.

Pihaknya menyatakan rugi bersih yang diakibatkan pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat tidak berulang (non-recurring), nonkas, dan tidak berdampak kepada EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas perseroan.

Dalam konferensi paparan kinerjanya, Selasa (19/3), CEO GOTO Patrick Walujo mengungkap bahwa perseroan mengawali 2023 dengan masalah yang signifikan, utamanya bakar uang yang sangat besar sehingga mengakibatkan kerugian Rp16 triliun untuk EBITDA yang disesuaikan pada 2022.

“Jika melihat estimasi [pengamatan] pasar, runway kami hanya tersisa satu setengah tahun. Untuk itu, kami tetapkan target untuk mendorong EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023. Sepanjang tahun itu juga kami melihat persaingan industri e-commerce semakin kompetitif. Upaya kami untuk mengejar profitabilitas dan mengurangi insentif mungkin tidak dapat terealisasi secepat itu. Artinya, [proyeksi] pertumbuhan dan pangsa pasar Tokopedia merosot karena pesaing punya dana lebih besar untuk bisa bertumbuh,” papar Patrick.

Pelepasan kendali saham GOTO atas Tokopedia dimaksudkan untuk menekan bakar uang dan menjadikannya arus kas yang positif lewat kemitraan dengan TikTok. Dengan pelepasan kendali saham atas Tokopedia, GOTO akan memperoleh pendapatan dari biaya layanan e-commerce yang akan tercatat per 1 Februari 2024.

“Ringkasnya, pada tahun 2023, kami membangun basis operasional yang kokoh, mencapai profitabilitas EBITDA yang disesuaikan pada kuartal keempat, sambil memperdalam kemitraan kami dengan Bank Jago dan TikTok.”

Rencana buyback saham

Sejalan dengan perbaikan arus kas dan kinerja di 2023, GOTO juga mengungkap akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham maksimal $200 juta (sekitar Rp3,1 triliun).

Rencana tersebut telah disetujui oleh dewan direksi GOTO beberapa hari lalu. Namun, realisasinya akan bergantung pada persetujuan regulator dan pemegang saham yang akan diselenggarakan dalam RUPST mendatang.

“Posisi kas kami kuat, dan kami yakin akan kemampuan kami untuk terus meningkatkan arus kas kami. Program pembelian kembali ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan nilai pemegang saham dengan tetap menjaga kehati-hatian dalam alokasi modal,” ujar CFO GOTO Jacky Lo, dalam kesempatan sama.

Dengan alokasi modal baru yang tengah disusun ini, GOTO menyebut akan fokus mengakselerasi pertumbuhan sambil mempertahankan strategi efisiensi pada tahun ini. Dengan dekonsolidasi bisnis e-commerce, GOTO juga tidak perlu lagi mengucurkan investasi ke Tokopedia.

“Untuk itu, belanja modal di 2024 akan jauh lebih rendah dibandingkan pada 2022 dan 2023. Jadi dalam dua tahun terakhir, alokasi belanja modalnya kira-kira kurang dari Rp300 miliar per tahun.”

Application Information Will Show Up Here