Menerka Prospek Startup AI di Indonesia

Kecanggihan ChatGPT, sukses membuat narasi soal AI diperbincangkan di seluruh dunia, bahwa teknologi kecerdasan buatan generatif (genAI) dirancang untuk merevolusi cara organisasi menjalankan bisnis.

Menurut riset yang dirilis Bain pada Agustus 2023, disampaikan bahwa genAI mempercepat pekerjaan hingga 41%. Responden menyampaikan sebanyak 81% pengguna mengatakan lebih produktif berkat genAI. Penelitian menunjukkan bahwa AI membantu mereka mengautomasi email dan komunikasi (50%), analisis dan pelaporan data (45%), dan penelitian (42%).

Data investasi global yang diungkap CB Insights mengungkapkan pada 2023, startup AI mengumpulkan $42,5 miliar dalam 2.500 putaran ekuitas. Startup genAI mendominasi hingga 48% dari seluruh pendanaan AI. Pada tahun sebelumnya, startup genAI hanya meraih 8% dari total pendanaan.

Lonjakan ini didorong oleh putaran besar-besaran ke pengembang large language model (LLM), seperti OpenAI, Anthropic, dan Inflection. Startup asal Amerika Serikat paling banyak mengambil porsi hingga 73% (naik 14%), lalu disusul Asia (25%) dan Eropa (24%).

“Kami memperkirakan startup genAI akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan hal ini pada tahun 2024, karena booming genAI masih jauh dari selesai,” tulis CB Insights.

Namun, tidak semua startup AI diciptakan sama. Sebelum membahas AI lebih dalam, artikel ini akan membahas lebih terlebih dulu perbedaan antara startup AI horizontal dan vertikal.

Startup AI horizontal:

  • Definisi: Solusinya dirancang agar serbaguna dan dapat diterapkan secara luas, serta berfungsi sebagai landasan bagi berbagai industri. Punya cakupan yang luas dan dapat diintegrasikan ke dalam berbagai domain, termasuk layanan pelanggan, pembuatan konten, dan pengambilan informasi umum, untuk menghasilkan respons mirip manusia, terlibat dalam percakapan bahasa alami, dan memberikan wawasan berharga. Fleksibilitasnya menjadikannya tersedia bagi bisnis yang mencari solusi AI yang dapat dengan cepat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka.
  • Contoh: ChatGPT (OpenAI), Gemini (Google), Claude (Anthropic), Cohere, Tongyi Qianwen (Alibaba). Di ASEAN ada SEA-LION (AI Singapore) dan WIZ LLM (WIZ.AI).

Startup AI vertikal:

  • Definisi: solusi AI vertikal disesuaikan dengan industri tertentu, guna menjawab kebutuhan dan tantangan unik mereka. Solusi yang ditawarkan punya fungsionalitas tingkat lanjut dan kemampuan khusus, memberikan wawasan spesifik industri, mengoptimalkan proses, dan meningkatkan pengambilan keputusan, sehingga merevolusi operasi dalam sektor-sektor seperti jasa, hukum, pemasaran, dan lainnya.
  • Contoh: di Indonesia ada Nodeflux (image processing), Verihubs (automation), Kata.ai (conversational AI), dan Prosa.ai (data analytics & insight).

Kondisi di Indonesia

DailySocial.id merangkum dari hasil wawancara bersama tiga narasumber. Mereka sepakat bahwa prospek startup AI di Indonesia sangat cerah karena perjalanannya baru dimulai. Salah satu faktor pendukungnya karena munculnya ChatGPT.

“Pemetaan startup AI lokal menunjukkan bahwa hampir setengah startup AI di Indonesia adalah pemain baru yang berusia kurang dari satu tahun. Mayoritas dari mereka telah mendapatkan pendanaan dari VC,” ucap Partner Antler Indonesia Agung Bezharie.

Dari total pendaftaran yang masuk di Antler Indonesia, startup AI yang mendaftarkan diri untuk batch I dan II di 2022 sampai awal 2023 jumlahnya hanya 1-2 startup. Sementara, kini jumlahnya terus meningkat.

CTO GDP Venture, CEO & CTO GDP Labs On Lee menambahkan, sebelum ChatGPT booming, perusahaan yang sudah mengadopsi AI pada umumnya masih sangat terbatas. Salah satu alasan terbesarnya karena biayanya yang mahal. “Tapi karena ChatGPT jadi ter-consumerize, semua orang jadi tahu,” ucapnya.

Dia juga mencontohkan, BCA merupakan salah satu perusahaan mature yang terdepan dalam mengadopsi teknologi ini sejak lama. Proses awalnya saat adopsi juga tidak instan, perbankan tersebut mencoba untuk satu per satu usecase. Begitu terasa peningkatan produktivitasnya, makin ditambah usecase yang dibantu dengan AI.

Digandrunginya ChatGPT, On berharap membuat awareness di tingkat perusahaan dari multi-industri makin banyak yang terdorong untuk mulai mengadopsinya.

“Indonesia itu baru aware dengan AI sejak tahun lalu, sebelum-sebelumnya belum banyak yang aware. [..] Saya mengharapkan lima tahun lagi banyak hal yang akan berubah. Kalau yang kemarin [ChatGPT] dapat hype buat marketing [adopsi AI], lalu terasa produktivitasnya naik [setelah adopsi AI), perusahaan akhirnya mulai banyak yang berani investasi,” kata dia.

“Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin canggih, maka aplikasinya akan semakin banyak. AI juga sama, makin banyak yang pakai, makin banyak orang yang mau investasi ke sana, makin banyak solusi yang dihasilkan dari AI. Akhirnya menciptakan positive feedback loop,” sambung On.

GDP Venture merupakan VC yang tergolong aktif mendanai startup AI di Indonesia. Beberapa portofolionya adalah Balesin, Datasaur.ai, Glair.ai, Prosa.ai, dan Qlue.

Co-founder & CEO of Nodeflux Meidy Fitranto menyoroti kehadiran genAI membuat tingkat halangan kesulitannya jauh lebih ringan karena solusinya dibangun di atas model fondasi yang sudah dibuat. Namun bisa jadi bumerang karena tingkat kompetisinya jadi sengit lantaran tidak ada diferensiasi yang berarti.

Ambience di global pun lagi seperti ada ekuilibrium (mencari titik keseimbangan) karena value proposition-nya belum clear. Bahkan di global pun [startup AI horizontal] belum sekuat itu, masih banyak juga yang baru-baru muncul,” terang dia.

AI Players Mapping by Industry in Indonesia

Kesempatan jadi pemimpin di negara sendiri

Akan tetapi, Agung memercayai bahwa kesempatan besar startup AI bisa berkembang pesat di Indonesia bukan dari AI horizontal, seperti OpenAI, melainkan dari vertikal. Mengutip dari pendapat Jussi Salovaara (Managing Partner, Co-founder Antler), hipotesis Antler untuk kawasan Asia Tenggara diprediksi akan terdorong pesat berkat kehadiran startup AI vertikal. Berbeda jauh dengan kondisi di AS yang berlomba-lomba di AI horizontal, seperti co-pilot coding atau language modelling.

Verticalize AI berfokus pada solusi spesifik untuk industri, kegiatan, dan masalah di region ini. Solusi AI paling efektif digunakan untuk mengotomatiskan kegiatan yang berulang atau repetitif. Di Asia Tenggara dan Indonesia pada khususnya, banyak aktivitas berulang dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Terdapat tiga startup AI vertikal yang masuk ke dalam portofolio Antler Indonesia, yakni SPUN, Konstruksi.AI, dan Lunash. Secara global, terdapat 11 startup AI yang telah mendapat pendanaan pre-seed dari Antler.

Menurut Agung, peluang untuk bersaing di tingkat global bagi startup AI vertikal, peluangnya jauh lebih besar. Sebab strategi untuk bertahan hanya satu, fokus pada vertikal bisnis. Dicontohkan, sepak terjang Nodeflux yang yang mampu bertahan dan berkembang karena memiliki keunikan teknologi dan bisnis.

“Pemanfaatan data unik ini menghasilkan solusi yang tidak dapat dibuat oleh startup global. Keunikan tersebut memungkinkan mereka bekerja sama dengan institusi yang biasanya sulit dijangkau startup.”

AI Players Mapping by Vertical in Indonesia

Melanjutkan ini, On juga sepakat bahwa startup AI lokal yang bermain dalam pengembangan Bahasa Indonesia dan mengombinasikannya dengan solusi-solusi lokal yang saling terkait, punya peluang untuk jadi pemimpin di negara sendiri.

“Kita bisa menang karena ini keahlian kita [lokal]. Misal, Glair.ai itu paperless OCR untuk digitalisasi dokumen, seperti NPWP, KTP, itu unik hanya Indonesia yang punya. Barang-barang lokal seperti ini harusnya kita yang menang,” tuturnya.

Dalam rangka mendukung LLM, dua portofolionya, Glair.ai & Datasaur.ai, berpartisipasi dalam proyek kolaboratif bersama BRIN, KORIKA, dan AI Singapore (AISG) untuk mengembangkan LLM Bahasa Indonesia di bawah model fondasi SEA-LION. Target yang diharapkan dari proyek ini adalah mendorong pembuatan platform seperti ChatGPT dengan tujuan penggunaannya yang lebih dispesialisasikan sesuai target konsumen.

Tantangan serius

Meidy melanjutkan, di balik peluang yang ditawarkan, ekosistem AI di Indonesia sangat memerlukan dukungan dari seluruh pihak, terutama untuk kebutuhan riset dan pengembangan (R&D). Cerita yang dialami Nodeflux bisa jadi acuan.

Mengingat target pengguna utamanya adalah pemerintahan untuk kebutuhan sistem pengawasan (surveillance system), ternyata proses tendernya masih kurang dianggap bernilai sebagai produk lokal karena disamakan dengan produk impor. Padahal proses pengembangan produk ini membutuhkan tim R&D yang tidak sembarang dan memakan waktu yang tidak sedikit, minimal punya gelar S3 dan kuliah di luar negeri, beli alat yang harganya mahal, dan sebagainya.

“Jadi kompetisi di market-nya secara bisnis lebih masuk akal kalau kita berdagang sebagai makelar/distributor karena hitung-hitungannya enggak masuk. Tinggal bawa produk white label dari luar, yang kemudian di-brand lokal sendiri. Dalam konteks Nodeflux, dukungan negara terhadap R&D untuk AI enggak terlalu berasa.”

Ia pun membandingkan situasi ini dengan dukungan pemerintah Tiongkok. Pada 2017, pemerintah mengumumkan program ambisius untuk pengembangan teknologi AI di dalam negeri, dengan tujuan menjadi ‘pusat inovasi AI utama’ dunia pada 2030. Kemudian pada 2019, mengumumkan “National AI Team” berisi beberapa perusahaan terpilih di masing-masing vertikal yang didukung pemerintah pusat dan daerah untuk mengerjakan proyek-proyek regional.

“Makanya pergerakan di sana luar biasa. Kalau di Indonesia, fight-nya jadi mirip jualan baju di Tanah Abang sama baju impor Tiongkok. Jadi market-nya enggak terlalu growing.”

Dampak inilah yang membuat pemain VisionAI seperti Nodeflux, tidak ada yang mampu bertahan. Di Indonesia, Nodeflux jadi ‘single fighter’. Padahal sebelumnya, ada sekitar empat pemain, termasuk Nodeflux yang masuk di area ini.

“Nodeflux termasuk paling heavy [deep-tech-nya], sehingga untuk buat kayak kita itu enggak gampang. Dari skala 10, bisa dibilang kita di 8,5, tapi kompetitor di skala 5. Gap-nya panjang [untuk mengejarnya].”

Sebagai sebuah perusahaan, Nodeflux sudah tidak lagi seperti startup pada umumnya. Perusahaan telah mencapai profitabilitas dan tidak mengandalkan lagi pendanaan dari investor sejak putaran terakhir di 2019.

Nodeflux memiliki sejumlah solusi berbasis AI untuk para kliennya dari B2B dan B2G, yakni Visionaire (Surveillace-Analytics-as-a-Service), Identifai (e-KYC untuk industri keuangan), dan RetailMatix (SaaS Vision AI & Sales Force Automation untuk industri ritel). Masing-masing menyelesaikan isu yang dihadapi para klien yang datang dari berbagai industri.

Startup Finalis Zenith Accelerator Realisasikan Sinergi dengan Mandiri Group

Setelah melalui program intensif selama 4 bulan, Zenith Accelerator batch pertama bentukan Mandiri Capital Indonesia (MCI) mencapai puncak acaranya. Keenam startup finalis Zenith Accelerator diketahui telah mengembangkan sinergi strategis dengan Bank Mandiri.

Zenith Accelerator memiliki tujuan akhir untuk menghasilkan sinergi dan dukungan inisiatif strategis antara startup peserta dengan Mandiri Group. Demikian juga dukungan investasi dari MCI. 

Peserta finalis Zenith Accelerator dibina secara intensif sejak Oktober 2023 setelah mengikuti pembinaan intensif mulai dari sesi mentoring, kreasi sinergi, hingga akselerasi. Keenam finalis startup yang mengikuti Zenith Graduation Day antara lain AI Rudder, Fishlog, Imajin, Lifepack, Praktis, dan Rekosistem.

  1. AI Rudder; pengembang robot berbasis AI untuk mengotomatisasi layanan pelanggan.
  2. Fishlog; pengembang solusi aquaculture untuk industri rantai dingin perikanan.
  3. Imajin; manufacturing hub bagi produsen lokal.
  4. Lifepack; penyedia produk farmasi dan layanan berobat berbasis digital.
  5. Praktis; penyedia solusi rantai pasokan berbasis data untuk brand D2C.
  6. Rekosistem; penyedia solusi pengelolaan sampah dengan teknologi dan metode ramah lingkungan.

“Kami berkomitmen untuk mengakselerasi inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan di seluruh ekosistem Mandiri Group. Keberhasilan integrasi keenam startup finalis dengan unit bisnis kami tidak hanya merupakan langkah maju dalam kerja sama strategis, tetapi juga membuktikan adanya peningkatan signifikan dalam efisiensi operasional dan penciptaan nilai tambah bagi Mandiri Group,” kata CEO Mandiri Capital Indonesia Ronald Simorangkir.

Setiap finalis terungkap telah mengembangkan solusi yang diintegrasikan ke ekosistem Mandiri Group. Pertama, AI Rudder mengintegrasikan teknologi voice assistant untuk mempermudah proses penagihan kredit dan meningkatkan efisiensi kerja agen penagih di Bank Mandiri.

Kedua, Fishlog dan Bank Mandiri menghadirkan skema loan referral yang memungkinkan fasilitas kredit ke mitra di industri perikanan. Ketiga, Imajin dan Bank Mandiri memfasilitasi loan referral yang memungkinkan pinjaman kredit ke mitra manufaktur Imajin serta kredit investasi untuk pembelian mesin.

Keempat, Lifepack mengintegrasi produk KUM Talangan yang memfasilitasi apotek rekanan LifePack untuk memperoleh fasilitas kredit dalam pembelian obat-obatan melalui platform Tetama milik LifePack. Saat ini, terdapat 31 ribu farmasi yang menjadi potensi pendanaan produk KUM Talangan Bank Mandiri.

Kelima, Praktis dan Bank Mandiri menghadirkan skema invoice financing yang mendukung lebih dari 300 brand rekanan Praktis untuk mendapatkan fasilitas kredit. Terakhir, MCI dan Menara Mandiri bersinergi dengan Rekosistem untuk membangun fasilitas daur ulang sampah (waste station) untuk mendukung Bank Mandiri mencapai target Net Zero Emission (NZE) secara operasional.

Adapun, puncak acara Graduation Day turut dihadiri sejumlah pemangku kepentingan, yaitu unit bisnis Mandiri Group, portofolio MCI, BUMN, dan instansi swasta.

“Program-program ini tidak hanya menyiapkan startup untuk menembus pasar
global, melainkan juga telah menghasilkan sejumlah business deal yang signifikan. Kerja sama ini menandai komitmen penuh MCI untuk membangun ekosistem startup yang kondusif, mendorong inovasi dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.” Tutup Chief Investment Officer MCI Dennis Pratistha.

Insurtech Asal Thailand “Sunday” Akuisisi Penuh KSK Insurance Indonesia

Perusahaan insurtech asal Thailand Sunday Ins Holding mengumumkan telah merampungkan akuisisi atas PT KSK Insurance Indonesia pada Januari 2024 usai mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Sunday mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT KSK Insurance Indonesia dengan nilai yang tidak disebutkan.

Dalam keterangan resminya, akuisisi ini disebutkan telah mempercepat pertumbuhan lini bisnis yang berfokus pada inovasi produk dan saluran distribusi alternatif dalam skala nasional. Lewat kolaborasinya dengan Sunday, KSK Insurance tercatat menghasilkan premi senilai $10 juta pada 2023 untuk asuransi kesehatan dan kendaraan bermotor.

Selain itu, akuisisi ini disebut berpotensi menjadikan Sunday sebagai salah satu grup insurtech terbesar yang memegang lisensi di dua negara, yakni Thailand dan Indonesia sebagai pasar asuransi umum terbesar di Asia Tenggara dengan pendapatan melampaui $100 juta.

Sekadar informasi, PT KSK Insurance Indonesia adalah perusahaan asuransi umum dengan perolehan premi bruto tertanggung mencapai $40 juta pada 2023, mencakup asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti, dan asuransi kargo.

“Kemitraan ini menandakan komitmen kami yang mendalam di Indonesia dan misi kami untuk menjadi grup insurtech terdepan di wilayah ini. Fokus utama kami adalah memperluas solusi produk kepada klien korporat, mitra, agen, dan broker dalam ekosistem kami untuk melayani masyarakat kelas menengah yang jumlahnya terus tumbuh dengan layanan klaim, gaya hidup, dan pencegahan risiko yang lebih baik,” ucap Co-Founder & CEO Sunday Cindy Kua.

Sunday memiliki misi menjadi pemimpin grup asuransi digital pertama yang menerapkan kecerdasan buatan (AI) atau machine learning serta arsitektur layanan mikro di seluruh segmen asuransi, mulai dari asuransi kesehatan, asuransi kendaraan bermotor, produk komersial, serta produk retail lainnya di wilayah ini.

Klaimnya, Sunday telah tumbuh organik dua kali lipat secara regional mencapai lebih dari $70 juta premi di 2023. Adapun di Indonesia, Sunday pertama kali beroperasi sebagai insurtech terdaftar dan broker berlisensi pada 2022.

Digitalisasi produk asuransi diproyeksi masih akan terus berkembang di Indonesia. Menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan, pasar insurtech diperkirakan tumbuh empat kali lipat selama 2021-2026 dengan ukuran premi bruto mencapai miliaran dolar AS. Per Oktober 2023, penetrasi asuransi di Indonesia baru menyentuh angka 2,75%.

Terlepas potensinya, industri insurtech masih berupaya untuk mendorong penetrasi layanannya di Indonesia. Menurut Startup Report 2023, beberapa pemain telah pivot dan menutup bisnisnya karena terhambat tantangan sulitnya berinovasi dan menjadi bisnis yang berkelanjutan. Futuready telah menghentikan operasionalnya tahun lalu, sedangkan Aigis beralih menjadi platform finansial dan manajemen proyek dengan brand baru Finnix.

Application Information Will Show Up Here

Untukmu.AI Terima Pendanaan Awal Dipimpin 1982 Ventures

Startup personalized gifting Untukmu.AI mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin 1982 Ventures. Putaran ini juga diikuti oleh sejumlah angel investor.

Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas jangkauannya ke seluruh Indonesia dan mendisrupsi pasar pemberian hadiah yang diperkirakan memiliki nilai $20 miliar. Inovasi yang digulirkan memanfaatkan blockchain dan token kripto untuk memberikan penghargaan bagi pengguna platform.

Untukmu.AI didirikan oleh mantan founder Tokocrypto, Pang Xue Kai, bersama Pang Xue Cong. Solusinya baru resmi hadir pada awal tahun ini.

Di tengah persaingan bisnis yang semakin dinamis, membangun dan memelihara hubungan antar perusahaan menjadi salah satu aspek penting untuk dilakukan. Memahami pentingnya aspek ini, Untukmu.AI mengembangkan sebuah aplikasi berbasis AI yang dirancang untuk merevolusi cara korporasi, profesional seperti agen asuransi, UMKM, hingga startup, untuk memberikan hadiah yang terpersonalisasi kepada karyawan, mitra, dan klien.

Untukmu.AI menghadirkan platform yang memungkinkan pengguna, mulai dari individu hingga entitas korporat, untuk terhubung langsung dengan berbagai merchant penyedia produk hadiah. Aplikasi ini dapat mengidentifikasi preferensi dan kebutuhan penerima hadiah, memastikan bahwa setiap pilihan hadiah itu personal dan bermakna.

Sebab salah satu tantangan terbesar dalam pemberian hadiah korporat adalah menemukan hadiah yang sesuai dan memberikan kesan personal kepada penerima. Seringkali, hadiah yang diberikan terasa generik, memakan waktu, serta biaya yang besar untuk mengurus pembelian dan pengiriman hadiah.

Untukmu.AI menyelesaikan masalah ini dengan menawarkan solusi melalui teknologi AI yang mampu menganalisis data untuk menghasilkan rekomendasi hadiah yang tidak hanya unik tetapi juga sesuai dengan profil penerima.

“Kami ingin pemberian hadiah korporat menjadi lebih personal dan bermakna. Dengan aplikasi kami, setiap hadiah akan menceritakan sebuah cerita, sebuah apresiasi yang tulus dari perusahaan kepada individu atau mitra bisnis yang berkontribusi dalam kesuksesannya,” terang Co-founder & CEO Untukmu.AI Pang Xue Kai dalam keterangan resmi, Kamis (07/3).

Solusi yang ditawarkan

Kai menuturkan sepanjang tahun ini perusahaan akan memfokuskan layanannya pada sektor korporat, mengenali kebutuhan unik dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam memberikan hadiah terpersonalisasi.

“Dengan fokus pada korporasi, kami dapat menyediakan solusi yang tidak hanya meningkatkan kepuasan karyawan dan mitra bisnis, tetapi juga memperkuat citra perusahaan sebagai entitas yang peduli dan berorientasi pada hubungan personal,” tambahnya.

Solusi yang ditawarkan terbilang menyeluruh. Berikut rinciannya:

  • Layanan untuk memberikan hadiah dengan branding korporasi yang bisa membantu peningkatan kesadaran merek hingga 35%. Juga bisa memberikan hadiah yang dipesan khusus untuk klien dan mitra, sehingga berpotensi meningkatkan kepuasan mereka lebih dari 25%.
  • Di hari-hari istimewa seperti hari raya Idulfitri dan Natal, Untukmu.AI bisa membantu korporasi untuk menyediakan hadiah musiman yang dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas klien, serta menumbuhkan semangat karyawan.
  • Dari aspek teknis, Untukmu.AI memberikan kemudahan kepada korporasi dalam bentuk integrasi HRIS yang sederhana, tetapi bisa memberikan dampak signifikan.
  • Korporasi juga bisa menggunakan analitika hadiah yang disediakan untuk memastikan hadiah tersebut memiliki rasio nilai kepuasan yang tinggi.
  • Mendukung korporasi dalam mengelola anggaran pemberian hadiah dengan lebih efektif, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk proses pemilihan hadiah.
  • Menyediakan akses langsung ke berbagai pedagang hadiah yang telah terverifikasi demi memastikan kualitas produk.
  • Tersedia fitur Dewi.AI yang merupakan personal AI gift advisor yang membantu pengguna dalam menyederhanakan pencarian hadiah yang unik dan dipersonalisasi sesuai dengan preferensi, minat, kepribadian, gender, hingga usia penerima hadiah.
  • Fitur kalender yang membantu mengingatkan perusahaan tentang hari-hari penting, dan terhubung dengan Dewi.AI untuk memberikan rekomendasi hadiah yang sesuai untuk momen tersebut, mulai dari opsi umum hingga hadiah yang dipersonalisasi sesuai dengan selera dan kebutuhan penerima hadiah.

“Dengan komitmen yang kuat terhadap inovasi dan kepuasan pelanggan, Untukmu.AI terus mengembangkan fitur-fitur baru dan meningkatkan kualitas layanannya. Kami tidak hanya menyediakan platform, tetapi juga berupaya untuk menjadi bagian dari perjalanan korporasi dalam membangun hubungan yang lebih bermakna,” tutup Kai.

Diklaim, saat ini aplikasi Untukmu.AI telah digunakan oleh lebih dari 10.000 pengguna dan puluhan merchant penyedia produk hadiah sudah tergabung ke dalam platform.

Application Information Will Show Up Here

Rukita Umumkan Pendanaan Rp234,5 Miliar dari MPower Partners, BNI Ventures, hingga Atlet NBA Jeremy Lin

Startup proptech Rukita mengumukan perolehan pendanaan seri B1 senilai $15 juta atau sekitar Rp234,5 miliar. Putaran ini diikuti sejumlah investor baru yakni MPower Partners, BNI Ventures, Openspace Ventures, dan superstar NBA Jeremy Lin. Ini sekaligus menjadi investasi kedua yang diumumkan pebasket yang dijuluki “Linsanity” tersebut setelah sebelumnya juga masuk ke pendanaan teranyar Binar Academy.

Investor Rukita sebelumnya juga berpartisipasi dalam pendanaan ini, termasuk Surge (Peak XV), Golden Gate Ventures, Shunwei Capital, OCBC Ventures dan veteran real estat David Tsang.

“Kami sangat gembira bahwa Rukita menjadi investasi pertama MPower Partners di Asia Tenggara. Hal ini selaras dengan visi dana kelolaan tersebut untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG ke dalam strategi inti perusahaan rintisan yang sedang berkembang,” ujar Yumiko Murakami selaku General Partner MPower Partners.

Ia melanjutkan, “Dengan keahlian tim pendiri yang luas dalam operasional bisnis dan industri real estat lokal, kami bangga bermitra dengan Rukita dalam misi mereka menyediakan perumahan yang terjangkau dan berkualitas bagi generasi penerus Indonesia.”

Pihak Rukita juga menyampaikan optimismenya terkait model bisnis yang diusung. Hal dini dikarenakan perolehan investasi yang terbilang besar ini hadir di tengah kondisi “tech winter”, saat investor menjadi lebih selektif dalam mengucurkan dananya ke startup.

“Pendanaan ini menandai langkah maju yang signifikan dalam perjalanan kami untuk mendefinisikan kembali lanskap real estat dan mendorong aksesibilitas terhadap perumahan berkualitas untuk berbagai gaya hidup dan tahapan kehidupan,” kata Co-Founder & CEO Rukita Sabrina Soewatdy.

Telah capai EBITDA positif

Sejak berdiri tahun 2019, Rukita telah menghadirkan ragam solusi mulai layanan penyewaan properti, co-living, pemasaran properti, hingga pembiayaan RuFinance (bekerja sama dengan OCBC, bank tersebut siapkan dana kredit Rp724 miliar untuk pembiayaan di Rukita). Selain ke konsumer, Rukita juga memiliki model bisnis B2B untuk layanan corporate housing dan kolaborasi pengelolaan properti.

Menyasar kalangan menengah ke atas khususnya di usia milenial, bisnis Rukita tumbuh subur yang dibuktikan capaian EBITDA positif sejak 2023, empat tahun setelah perusahaan berdiri. Diklaim saat ini ada 1,4 juta kamar yang dikelola ekosistemnya dengan pengguna mencapai 3 juta per bulannya.

Dalam wawancaranya dengan DailySocial.id dua tahun lalu, Co-Founder & COO Rukita Sarah Soewatdy memang menuturkan bahwa target perusahaan bisa segera mencapai profit. Kala itu bisnis pembiayaan belum jalan, bisnis co-living dinilai paling prospektif dengan track profitabilitas yang lebih jelas.

“Kami sangat memerhatikan unit economics, semua decision yang kita ambil harus bertanggung jawab. Saat ini sudah bukan lagi zamannya bakar duit, semuanya harus dilakukan secara bertanggung jawab. Kami akan profitable akhir tahun ini [2022] karena bisnis utama kami sudah sangat sustain.”

Untuk meningkatkan properti kelolaannya, Rukita juga sempat mengakuisisi platform Infokos pada pertengahan 2022 lalu.

Kembangkan teknologi properti dari ujung ke ujung

Ekosistem proptech dan infrastruktur teknologi Rukita berupaya menyatukan properti, tuan tanah, wawasan pasar, pasar, pembiayaan, dan layanan penyewa untuk membentuk kembali konsep rumah dan kepemilikan rumah. Namun demikian diakui bahwa sektor properti di Indonesia tidak mudah ditebus dalam hal skalabilitas.

Sifat pasar perumahan yang sangat terfragmentasi dan kebutuhan untuk menyeimbangkan manajemen properti, pasokan, pembiayaan, pemasaran, perhotelan dan operasional menjadikan sektor proptech di Indonesia memiliki tantangan yang unik, namun dengan potensi pertumbuhan yang menggiurkan.

“BNI Ventures melihat adanya potensi pertumbuhan sektor properti yang sangat tinggi. Untuk mengakomodasi kebutuhan pasar yang berkembang pesat, BNI Ventures berinvestasi dan menjembatani sinergi startup proptech Rukita dengan ekosistem BNI Group. Rukita memiliki infrastruktur teknologi yang mampu menjembatani pemilik properti dengan calon penghuni melalui berbagai layanan penyewaan yang didukung dengan solusi finansial dari ekosistem BNI Group,” ungkap CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro.

Model Rukita menyatukan layanan 360 untuk pasar perumahan melalui platform teknologi yang dinamis, mengubah hubungan dengan pelanggan dan tuan tanah dari hubungan transaksional menjadi hubungan jangka panjang.

Selanjutnya dana segar yang didapat akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis melalui pengembangan teknologi, perluasan layanan, dan merekrut talenta teknologi.

“Kami berharap dapat memperdalam kekuatan talenta teknologi kami untuk memperkuat platform kami dan melayani basis penyewa dan pemilik properti kami yang terus berkembang dengan lebih baik, imbuh Sarah Soewatdy.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Smart Logistic, Solusi OrderOnline.id untuk Kirim Paket COD Anti Gagal

Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi semakin pesat dan merambah ke berbagai sektor penggerak kehidupan, salah satunya yaitu ekonomi. Digitalisasi bisnis dan UMKM menjadi produk dari penerapan teknologi di bidang ekonomi. Hal ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan antusiasme masyarakat. Sebagai hasilnya, mayoritas masyarakat Indonesia cenderung lebih suka berbelanja online ketimbang datang ke toko langsung, sebab cara ini memudahkan mereka untuk membeli barang dan menghemat biaya yang dibutuhkan.

Meledaknya minat masyarakat untuk berbelanja online menyebabkan munculnya berbagai variasi metode dalam proses transaksi jual-beli, seperti pengembangan metode pengiriman yang semakin beragam. Salah satu metode pengiriman yang paling sering digunakan adalah COD atau cash on delivery. Menurut survei yang diadakan oleh BPS, 83.11% transaksi di e-commerce lebih banyak menggunakan metode COD. Hal ini karena pembeli dapat memeriksa keadaan barang yang dipesan terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran.

Namun, dalam pelaksanaannya, baik pembeli maupun penjual masih mengalami kesulitan dalam menggunakan metode COD untuk mengirim barang, seperti kesalahan di logistik, antrian pengiriman yang panjang, keterlambatan admin dalam menginput informasi pengiriman, dan lain-lain.

Menanggapi masalah ini, OrderOnline.id sebagai mitra yang berkomitmen untuk membantu pengembangan bisnis dan UMKM lokal menghadirkan fitur Smart Logistic sebagai solusi pengiriman COD anti gagal. Smart Logistic adalah fitur yang akan membantu seller untuk menentukan ekspedisi terbaik untuk pengiriman COD secara otomatis.

Smart Logistic Meminimalisir Kerusakan Barang

Smart Logistic dari OrderOnline.id memberikan banyak benefit untuk pengguna. Pertama, seller tidak perlu lagi mengirimkan barang ke logistik karena barang akan langsung dijemput oleh kurir, sehingga hal ini akan mengurangi risiko kerusakan barang di ekspedisi.

Kemudian, seller akan mendapatkan cashback ongkos kirim dari setiap transaksi yang terjadi di aplikasi OrderOnline.id. Tidak hanya itu, seller juga tidak perlu mengurus biaya pengiriman barang setiap hari, sebab Smart Logistic menerapkan sistem invoicing setiap dua minggu sekali untuk mengatur pembayaran ongkir.

Selain berbagai benefit menarik di atas, alur pengiriman COD yang mudah dan sederhana juga menjadi keunggulan dari fitur Smart Logistic. Setelah customer membeli barang dari toko dengan metode COD, penjual hanya tinggal melakukan request pick up barang ke kurir.

Kurir akan langsung menjemput dan mengantarkan barang ke customer. Setelah pembayaran selesai, uang hasil penjualan akan masuk ke OrderOnlineCredit milik penjual. Kemudian, penjual hanya perlu melakukan withdrawal dari OrderOnlineCredit ke rekening bank untuk menerima hasil penjualan.

Saat pengiriman, penjual juga dapat memantau prosesnya dengan mudah menggunakan fitur Logistic Monitoring. Fitur ini akan secara otomatis mendeteksi potensi kendala selama proses pengiriman paket dan memberitahukannya kepada penjual, sehingga penjual dapat langsung memberikan tanggapan dengan cepat.

Hal ini dapat meningkatkan success rate pengiriman hingga 90%. Mengenai jasa pengiriman, penjual dan pembeli juga tidak perlu khawatir, sebab Smart Logistic telah bekerja sama dengan berbagai ekspedisi berkualitas yang sudah berpengalaman, di antaranya yaitu JNE Express, J&T Express, SAP Express Courier, Ninja Xpress, dan ID Express.

Dengan menggunakan fitur Smart Logistic dari OrderOnline.id, penjual dapat terhindar dari masalah pengiriman barang yang melelahkan sekaligus meningkatkan penjualan. Berjualan online akan terasa lebih mudah dengan bantuan dari fitur-fitur profesional yang dihadirkan oleh OrderOnline.id.

Bukalapak Setop Layanan Paylater BukaCicilan

PT Bukalapak com Tbk (IDX: BUKA) menyetop layanan paylater BukaCicilan yang sempat beroperasi selama lima tahun. Layanan ini tak lagi beroperasi per 29 Februari 2024.

Seperti diberitakan TechinAsia, manajemen Bukalapak menampik bahwa penutupan BukaCicilan berkaitan dengan pembatasan operasional mitranya Akulaku yang berlangsung sejak Oktober 2023. Adapun, OJK baru saja mencabut sanksi pembatasan Akulaku Finance pada 29 Februari lalu.

BukaCicilan adalah layanan paylater dengan skema pembayaran cicilan tanpa kartu kredit. Layanan BukaCicilan pertama kali meluncur pada Agustus 2018 dengan menggandeng Akulaku sebagai penyedia layanan pembiayaan. Baik Bukalapak dan Akulaku sebelumnya mendapatkan investasi dari Ant Financial.

Di awal kehadirannya, BukaCicilan diklaim menerima sekitar 1000 pengajuan secara organik, di mana GMV yang diperoleh dari angka tersebut mencapai sebesar Rp10 miliar.

Dalam laporan Fintech Report oleh DSInnovate, paylater merupakan salah satu layanan keuangan yang tumbuh pesat di Indonesia, juga cukup populer sebagai salah satu metode pembayaran online. Hal ini dikarenakan paylater menawarkan skema pinjaman jangka pendek hingga jangka panjang dengan proses pendaftaran dan persetujuan yang cepat.

Per Mei 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan pengguna paylater mencapai 33,25% (YoY) menjadi sebanyak 18,8 juta kontrak.

Survei Kredivo dan Katadata Insight Center (KIC) mengungkap bahwa paylater mendorong keinginan orang belanja online berkat kemudahan pengajuan dan penggunaan. Risetnya menunjukkan penggunaan paylater untuk transaksi mencapai 16,2%. diikuti metode transfer sekitar 10,2%.

Saat ini, beberapa pemain paylater didominasi oleh Kredivo, GoPayLater, Shopee PayLater, dan Traveloka PayLater. Layanan ini membidik kebutuhan yang beragam, mulai dari kebutuhan sehari-hari, belanja online, atau akomodasi dan hiburan (tiket pesawat, kereta, hotel).

Bukalapak pilih strategi kolaborasi

Berbeda dengan unicorn lain yang menggarap infrastruktur teknologi dari ujung ke ujung, Bukalapak memilih jalan kolaborasi sebagai strategi. Langkah ini diambil agar perseroan dapat fokus menggarap bisnis inti yang mendulang kontribusi besar terhadap kinerja, yakni Mitra Bukalapak dan produk virtual (gaming dan digital)—yang disebut punya take rate dan margin tinggi.

Diketahui, produk-produk kolaborasi yang tidak berkaitan dengan bisnis intinya adalah hasil sinergi dengan sejumlah nama investor strategis Bukalapak. Ambil contoh layanan pembayaran utama marketplace, perseroan menggandeng platform pembayaran digital DANA, yang mana didirikan oleh Grup EMTEK, yang juga salah satu investor strategis Bukalapak.

Produk kemitraan lainnya, BukaTabungan, adalah hasil kerja sama dengan bank Standard Chartered yang membidik ekosistem pengguna Bukalapak, termasuk segmen UMKM. Standard Chartered adalah salah satu investor Bukalapak. Selain itu, perusahaan juga mendirikan perusahaan patungan dengan PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk untuk kemitraan produk investasi digital.

Sementara kompetitornya, Tokopedia dan Shopee lebih memilih untuk menggarap infrastruktur sendiri untuk ekosistem layanannya, seperti dompet digital, paylater, hingga logistik. Pada akhirnya, Grup GoTo melakukan penghematan biaya infrastruktur demi mengejar realisasi profitabilitas sejak tahun lalu.

Adapun, Blibli bersinergi dengan platform paylater Indodana, anak usaha Cermati yang juga bagian dari grup Djarum.

Application Information Will Show Up Here

Microsoft Boyong Komunitas AI Founders Club ke Indonesia, Berisi 18 Startup Lokal

Microsoft memboyong komunitas Microsoft AI Founders Club ke Indonesia. Komunitas ini eksklusif bagi startup B2B yang berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka dengan AI di Indonesia.

Peluncuran Microsoft AI Founders Club merupakan kelanjutan dari Microsoft for Startups Founders Hub yang diperkenalkan pada 2022, yang memperkuat komitmen Microsoft untuk memberdayakan ambisi startup, mempercepat inovasi, berpotensi menciptakan ekonomi baru, dan menavigasi kompleksitas lanskap bisnis yang terus berubah.

Berikut benefit yang diberikan untuk anggota komunitas:

  1. Coaching personal dari Microsoft Executive Advisors di berbagai bidang AI, seperti engineering, keuangan, dan go-to-market.
  2. Bimbingan tentang cara membangun thought leadership di LinkedIn.
  3. Akses eksklusif untuk meninjau solusi AI baru dari Microsoft.
  4. Interaksi dengan engineer Microsoft untuk mengakses solusi dalam preview guna mengembangkan peta jalan pengembangan produk AI yang komprehensif.

“Dengan banyaknya peluang yang ditawarkan oleh AI, kami percaya startup dapat merevolusi operasi bisnis mereka, mendapatkan insight unik tentang perilaku pelanggan, mengembangkan solusi dan ekonomi baru yang out-of-the-box, serta menciptakan dampak positif yang belum ada sebelumnya. Inilah mengapa kami sangat senang dapat membawa Microsoft AI Founders Club ke Indonesia,” ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir dalam keterangan resmi, kemarin (6/3).

Dia melanjutkan, “[..] Dengan Microsoft AI Founders Club, anggota Founders Hub terpilih yang berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan mereka dengan AI dan menciptakan ekonomi baru yang didukung AI untuk Indonesia, akan menerima akses tambahan ke teknologi, alat, dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk sukses, serta menciptakan dampak positif dalam era AI baru ini.”

Sebanyak 18 startup Indonesia telah terpilih untuk bergabung, di antaranya adalah MTARGET dan Meeting.AI. Dihubungi lebih lanjut oleh DailySocial.id, Microsoft menolak untuk merinci lebih lanjut startup yang masuk ke dalam komunitas ini, selain MTARGET dan Meeting.AI. Alasannya dikarenakan ada kesepakatan yang tidak boleh disebarluaskan antara kedua belah pihak.

Peserta komunitas

MTARGET merupakan sebuah perusahaan email marketing yang berkomitmen untuk menyediakan solusi email all-in-one. Sedangkan, Meeting.AI adalah software transkripsi dan ringkasan otomatis berbasis AI terkemuka di Indonesia yang telah memanfaatkan Microsoft Azure OpenAI Service untuk mengubah setiap rapat, baik online maupun offline, menjadi aset berharga. Meeting.AI merupakan hasil pivot dari Bahasa.ai.

Co-founder dan CTO MTARGET Masas Dani menuturkan masih banyak bisnis yang mengandalkan email untuk pemasaran, serta mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Awalnya perusahaan hanya mempertimbangkan solusi email yang one-size-fits-all, ternyata model ini tidak sustainable karena pelanggan inginnya solusi yang lebih personal.

Kemudian, pihaknya berusaha untuk mengembangkan fitur yang dapat menyarankan konten kreatif untuk membantu pelanggan menyusun email sebagai bagian dari kampanye pemasaran, sehingga membantu mereka menjadi lebih produktif. Setelah mengadopsi layanan Microsoft Azure OpenAI Service, solusi ini bisa dirilis dalam waktu dua minggu.

“Kami senang mengumumkan bahwa fitur ini, yang kami sebut Digital Intelligence Assistant, baru saja diluncurkan, dan merupakan salah satu yang pertama di bidangnya di Asia Tenggara,” ucap Masas.

Solusi Meeting.AI mengubah rapat menjadi insight

Sementara itu, Co-founder dan CEO Meeting.AI Hokiman Kurniawan menjelaskan layanan transkripsi di masa lalu, yang sebagian besar bersifat manual, dapat memakan waktu lama, terbatas dalam hal dukungan bahasa, dan membutuhkan pelatihan yang ekstensif untuk memastikan informasi yang tercantum dalam catatan itu akurat dan relevan. Kekhawatiran ini mendorong timnya untuk mengembangkan solusi unggulan yang didukung oleh genAI, yang menawarkan transkripsi yang akurat dalam Bahasa Indonesia dan juga dialek lokal yang dapat digunakan untuk merangkum pertemuan offline.

“Solusi kami telah berhasil mendukung klien mengurangi waktu yang diperlukan oleh karyawan mereka untuk membuat notulensi rapat; rata-rata karyawan klien kami kini hanya menghabiskan 20% dari waktu mereka dibandingkan sebelumnya yang mencapai 450%, tanpa mengorbankan kualitas hasil kerja. Ini menunjukkan bahwa AI dapat merevolusi produktivitas dan menawarkan cara yang lebih efisien untuk retensi pengetahuan, dan kami berharap dapat mengintegrasikannya dalam semua produk kami,” lanjut Hokiman.

Dalam waktu hanya empat bulan beroperasi, Meeting.AI mencatat lebih dari 50 ribu pengguna yang mendaftar untuk layanan mereka, dan angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan lebih banyaknya perusahaan yang ingin memberikan pengalaman kerja yang lebih bermakna bagi karyawan guna mendorong inovasi, kreativitas, dan produktivitas.

Telkomsel Ventures Cari 6 Startup Baru untuk Program Akselerator TINC Tahun Ini

Telkomsel Ventures, corporate venture capital milik Telkomsel, kembali menggelar program akselerator Telkomsel Innovation Center (TINC) Batch 9. Kali ini mereka gaet akselerator startup dan modal ventura berbasis di Taiwan, AppWorks.

AppWorks telah menjalankan program akseleratornya sejak 2010, merangkul lebih dari 800 startup untuk bekerja sama dengan perusahaan besar, termasuk Taiwan Mobile dan Wistron.

Resep AppWorks direplikasi untuk membantu Telkomsel Ventures mengungkap ide-ide baru dalam ekonomi digital untuk mendukung mitra bisnis dan pelanggannya, sekaligus menciptakan nilai bagi startup lokal dan mendorong pengembangan tingkat selanjutnya bagi industri telekomunikasi Indonesia.

Berikut detail mengenai TINC Batch 9:

  1. Mencari 5 hingga 6 startup tahap awal hingga seri A yang berfokus di Indonesia.
  2. Peserta disyaratkan memiliki proporsi nilai yang jelas buat Telkomsel, dengan menekankan pada solusi untuk konsumer, data (AI, data analitik, dan keamanan siber), SaaS/enterprise, B2B services, dan fintech.
  3. Startup yang sudah memiliki portofolio kerja sama dengan perusahaan lain atau memiliki proof-of-concepts akan lebih disukai.
  4. Akan mendapat akses ke ekosistem Telkomsel, dipasangkan langsung dengan unit bisnis Telkomsel. Selama program berlangsung, kedua belah pihak akan menggali peluang integrasi agar produk dan layanannya dapat masuk ke ekosistem Telkomsel.
  5. Founder akan mendapatkan akses seumur hidup ke ekosistem AppWorks, mencakup lebih dari 1.600 founder dan 100 founder-mentor berpengalaman di seluruh Asia Tenggara. Serta diundang untuk berpartisipasi dalam hari demo regional AppWorks di Taiwan dan Singapura untuk mendapatkan paparan tambahan dari calon investor.
  6. Sepanjang program, para startup akan mengikuti serangkaian kegiatan dan acara yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi perusahaan, memperluas jaringan, dan membangun sinergi dengan Telkomsel, antara lain: mentorship dan jam kerja, pendalaman topik, subject sharing, acara komunitas, dan lain-lain.
  7. Batch 9 akan diakhiri dengan acara Demo Day, yang diadakan pada bulan Oktober. Startup yang berpartisipasi akan memperkenalkan perusahaan mereka kepada sekelompok investor terpilih dan mitra bisnis potensial.

“Kami sangat menantikan penemuan dan kemajuan yang akan muncul dari batch ini saat mereka memulai perjalanan transformatif ini. Kami juga berharap dapat melihat startup dalam batch ini dapat menciptakan nilai menarik dan sinergi dengan unit bisnis Telkomsel, membina hubungan yang saling menguntungkan yang mendorong inovasi dan mengangkat industri secara keseluruhan,” kata CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda dalam keterangan resmi, Rabu (6/3).

AppWorks didirikan oleh Chairman & Partner Jamie Lin, yang juga merangkap sebagai CEO Taiwan Mobile. Melalui perannya di Taiwan Mobile, Jamie menjabat sebagai Dewan Direksi Bridge Alliance, aliansi seluler terkemuka di Asia Pasifik, di mana Telkomsel juga menjadi anggotanya.

Hasilnya, AppWorks telah membangun kemampuan untuk bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi guna mendukung kebutuhan mereka dalam ekonomi digital, yang berpuncak pada kemitraan perusahaan dengan Telkomsel Ventures untuk TINC.

“Komitmen kami untuk Indonesia dimulai dengan investasi pada tahun 2018 dan sejak itu berkembang menjadi komunitas pendiri dan investor yang berkembang pesat. Babak baru yang menarik bersama Telkomsel Ventures dari grup telekomunikasi terkemuka untuk memberdayakan startup-startup yang menjanjikan demi meningkatkan ekonomi digital Indonesia,” ucap Chairman & Partner AppWorks Jamie Lin.

Diluncurkan pada 2018, TINC adalah program akselerator korporat Telkomsel. Melalui program akselerator, TINC bekerja sama dengan startup dinamis di Indonesia, memanfaatkan ekosistem, aset, dan keahlian Telkomsel untuk mendorong inovasi. Program bebas biaya dan ekuitas ini dirancang untuk mendukung kolaborasi erat antara Telkomsel dan startup yang sinergis.

TINC Impact Report 2023 / DSInnovate

Terhitung sebanyak 34 startup telah bergabung dalam delapan batch sebelumnya dari total pendaftaran yang masuk lebih dari 1.500 startup. Para peserta ini datang dari 10 vertikal bisnis, di antaranya marketplace, edtech, SaaS & PaaS, IoT, dan lainnya.

Tercatat sebanyak 20 peserta startup sudah memiliki produk matang yang siap dikomersialkan. Kemudian, sebanyak 28 proyek kerja sama dilakukan bersama ekosistem digital Telkomsel dan 9 startup yang memenuhi kualifikasi masuk ke dalam portofolio Telkomsel Ventures (sebelumnya bernama Telkomsel Mitra Inovasi).

Panduan Pendaftaran Komform untuk Memaksimalkan Penjualan Online

Komform merupakan salah satu produk Komerce yang menawarkan layanan pembuatan formulir pemesanan online. Komerce sendiri adalah sebuah perusahaan yang memberikan dukungan penuh kepada UMKM dan e-commerce untuk beralih ke ranah digital. Dengan membuat form pemesanan online di Komform, Anda dapat menghemat waktu dan usaha untuk mengelola penjualan dan pembelian.

Untuk dapat menggunakan layanan Komform guna membuat order form online, Anda harus mendatarkan diri terlebih dahulu sebagai pengguna Komform.

Lalu, bagaimana cara mendaftarkan diri di Komform? Simak pembahasan berikut ini.

  • Kunjungi situs komerce.id.
  • Arahkan kursor ke pilihan “Produk”.

  • Klik pada produk Komform.
  • Anda akan otomatis masuk ke situs komform.komerce.id.
  • Klik pada pilihan “Daftar Sekarang”.

  • Jika belum ingin mendaftar, Anda juga dapat mempelajari tentang Komform secara lebih lanjut dengan menge-scroll situs sampai bagian bawah.
  • Ketika sudah mengeklik “Daftar Sekarang”, Anda akan dihadapkan dengan formulir pendaftaran Komform yang terdiri atas email, nama lengkap, nomor Whatsapp, password, dan konfirmasi
  • Isi formulir tersebut sesuai data-data Anda.

  • Setelah selesai, klik “Daftar”.
  • Anda akan diarahkan untuk melakukan verifikasi akun. Kode verifikasi akan dikirimkan melalui email yang telah didaftarkan.
  • Setelah verifikasi sukses dilakukan, Anda akan secara otomatis diarahkan ke dashboard Jika sudah sampai di tahap ini, berarti pendaftaran telah berhasil dilakukan.

  • Pilih opsi “Orderku”.
  • Pada opsi “Orderku”, pilih “Form Order”.
  • Scroll ke bawah dan pilih “Buat form”.
  • Proses pembuatan form pemesanan online sudah dapat dimulai.

Pada tampilan dashboard akun Komerce, Anda juga dapat memilih untuk menggunakan produk Komerce yang lain selain Komform. Dengan menggunakan layanan Komform dan produk Komerce lainnya, Anda dapat dengan mudah memaksimalkan penjualan bisnis secara online.