PAYFAZZ “Rebranding” Solusi UMKM, Sesuaikan Segmentasi Pasar

Fazz Financial Group hari ini mengumumkan rebranding terhadap dua produk finansialnya, PAYFAZZ Master Agen dan PAYFAZZ Buku. Kedua aplikasi ini ditenagai Safecash (PT Inklusi Keuangan Nusantara) dan Credibook. Di kesempatan yang sama, solusi PAYFAZZ berubah nama menjadi PAYFAZZ Agen.

Safecash dikabarkan merupakan startup yang diakuisisi PAYFAZZ sejak tahun 2019, bersama Kasir Pintar, tetapi belum ada konfirmasi resmi. Pimpinan Safecash saat ini juga memiliki posisi di PAYFAZZ , sementara berbagai laman di situs Safecash mengacu ke situs PAYFAZZ.

Kedua startup ini memiliki semangat yang sama dengan PAYFAZZ, yaitu ingin memperluas inklusi keuangan di pedesaan.

Safecash adalah perusahaan penyelenggara transfer dana yang sudah memiliki izin Bank Indonesia. Sementara, Kasir Pintar adalah aplikasi POS untuk membantu UMKM mengelola bisnisnya secara efisien. Kasir Pintar memanfaatkan solusi BILLFAZZ dan Modal Rakyat untuk membantu usaha para penggunanya.

Credibook sendiri adalah salah satu portofolio Payfazz yang masuk lewat putaran pendanaan tahap awal pada Agustus 2020.

Langkah rebranding ini dilakukan karena perusahaan ingin lebih mudah mendiferensiasi produknya demi menyesuaikan segmentasi pasar. Co-Founder dan CEO PAYFAZZ Hendra Kwik menuturkan, “[..] Kami berharap dengan adanya diferensiasi produk ini dapat lebih memudahkan para pelaku UMKM untuk menentukan produk yang dapat digunakan untuk mendukung usahanya.”

FFG itu sendiri terbentuk dari hasil investasi strategis PAYFAZZ sebesar $30 juta terhadap Xfers. FFG ingin mewujudkan misi gabungan kedua perusahaan dalam menyediakan akses dan inklusi keuangan melalui seluruh layanannya di Asia Tenggara. Di bawah FFG, terdapat sejumlah solusi/perusahaan. Di antaranya, Modal Rakyat, Xfers itu sendiri, dan aplikasi kasir POST.

Dua aplikasi baru

Aplikasi PAYFAZZ Agen, yang merupakan nama baru dari PAYFAZZ, tidak memiliki perubahan fitur dari sebelumnya. Aplikasi ini menyediakan fitur pembelian pulsa, token PLN, PPOB, pembelian barang grosir melalui PAYFAZZ Grosir, hingga pencatatan keuangan warung. Target penggunanya adalah agen pemula yang baru memulai bisnis, dengan proses pendaftaran dan KYC yang lebih sederhana, sehingga mereka bisa langsung memulai bisnis dengan cepat.

Sementara, PAYFAZZ Master Agen adalah aplikasi hasil kerja sama antara PAYFAZZ dengan PT Inklusi Keuangan Nusantara (Safecash), perusahaan penyelenggara transfer dana yang sudah memiliki izin Bank Indonesia. Aplikasi ini diperuntukkan buat para agen PAYFAZZ yang sudah memiliki nilai transaksi tinggi dan telah lolos verifikasi KYC yang lebih detail sesuai dengan aturan Bank Indonesia.

Hendra menerangkan aplikasi ini memiliki banyak fitur lengkap, seperti layanan PPOB dengan harga khusus, layanan transfer dana ke bank yang telah bekerja sama dan tarik dana di agen, serta transaksi perbankan lainnya yang sedang disiapkan. Fitur-fitur yang ada di PAYFAZZ Agen juga dapat dinikmati oleh pengguna PAYFAZZ Master Agen.

Menurutnya, PAYFAZZ Master Agen merupakan salah satu layanan champion perusahaan karena cikal bakal menjadi produk Digital Banking dari FFG. Selain Safecash, perusahaan telah bekerja sama dengan Modal Rakyat untuk layanan kredit agen, BRI Agro untuk layanan perbankan dan permodalan, serta Xfers untuk payment point.

“Harapan kami ke depannya bisa memberikan layanan keuangan digital yang menyeluruh melalui ekosistem yang ada di FFG, sehingga mencapai misi kami dalam memberikan inklusi keuangan bagi seluruh masyarakat di Indonesia dapat terwujud.”

Sementara, untuk aplikasi PAYFAZZ Buku, perusahaan bekerja sama dengan Credibook untuk menyediakan fitur pencatatan keuangan (buku kas) digital, baik itu transaksi utang, piutang, dan pembayaran kebutuhan usaha antar bank. Fitur tambahan lainnya adalah membantu UMKM mengelola keuangan usahanya, seperti pencatatan penjualan dan stok produk, laporan penjualan, manajemen hutang yang mencakup pencatatan, penagihan, terima pembayaran, serta kartu nama digital untuk sarana promosi usaha.

Baik PAYFAZZ Master Agen dan PAYFAZZ Buku menyasar masyarakat unbanked yang belum memiliki rekening bank. Sasaran utamanya meliputi UMKM, toko kecil, dan warung yang tersebar di daerah terpencil.

Saat ini, PAYFAZZ Agen sudah digunakan oleh lebih dari 700 ribu agen aktif dan melayani lebih dari 80 juta masyarakat Indonesia. “Dengan terciptanya ekosistem layanan keuangan digital ini FFG dapat menjadi salah satu pemain utama dalam meningkatkan literasi keuangan, serta mampu menyediakan layanan keuangan digital bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutupnya.

Upaya PAYFAZZ dalam mendigitalisasi UMKM di pedesaan ini cukup serius mengingat menurut sebuah data, baru sekitar 13 jutaan atau 21% UMKM di Indonesia yang sudah melakukan digitalisasi pada bisnisnya. Sementara itu, pemerintah menargetkan lebih dari 30 juta UMKM Go Digital pada 2023 mendatang.

Application Information Will Show Up Here

Intudo Ventures Umumkan Dana Kelolaan Ketiga Mencapai 1,6 Triliun Rupiah

Intudo Ventures, pemodal ventura yang fokus ke pasar Indonesia, mengumumkan penutupan dana kelolaan ketiga mereka “Intudo Ventures Fund III”. Nilai yang berhasil dibukukan mencapai $115 juta atau setara 1,6 triliun Rupiah, dalam kurang dari tiga bulan penggalangan dana. Sehingga secara keseluruhan perusahaan sejauh ini telah mengelola dana sekitar $200 juta.

Berbagai pengelola dana dan organisasi terlibat sebagai limited partner, berasal dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Beberapa di antaranya Black Kite Capital, family office milik Koh Boon Hwee; Wasson Enterprises, family office milik mantan CEO Walgreens Gregory Wasson; PIDC, sebuah lengan investasi konglomerat Taiwan, dan lain-lain. Ada juga 10+ tech unicorn founder dan 30+ konglomerat Indonesia yang turut terlibat.

Misinya masih sama, dana akan difokuskan untuk berinvestasi ke startup Indonesia. Apalagi saat ini sedang berada di momentum yang baik, yakni peningkatan kelas menengah dan konsumsi layanan digital.

“Bertindak sebagai ‘penggembala’ dalam negeri, Intudo Ventures mendukung para pendiri melalui perpaduan praktik terbaik hiperlokal dan global, yang memungkinkan kami untuk secara konsisten menciptakan hasil yang lebih menguntungkan bagi para pendiri,” kata Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip. “Menyaksikan ketangguhan dan pertumbuhan para pendiri, kami lebih optimis di Indonesia daripada sebelumnya; dan bersemangat untuk bekerja dengan generasi pengusaha Indonesia berikutnya.”

Hipotesis investasi

Intudo Ventures Fund III akan digunakan untuk berinvestasi ke startup di bidang pertanian, pengembang solusi B2B, pendidikan, finansial, asuransi, kesehatan, logistik, new retail, dan hiburan. Targetnya bisa membangun portofolio terkonsentrasi dari 12 s/d 14 startup lokal. Adapun nilai investasi yang akan diberikan berkisar $1 juta s/d $10 juta.

Dari sisi bisnis, Intudo berinvestasi pada tiga kategori perusahaan. Pertama, perusahaan tahap awal pada sektor yang belum banyak dilirik — mayoritas mereka sulit mendapatkan dana. Kedua, berinvestasi pada vertikal bisnis baru yang menunjukkan potensi terobosan dan jalur profitabilitas yang kuat. Dan ketiga, pemimpin pada vertikal bisnis yang sudah tervalidasi oleh pasar.

“Selama lima tahun terakhir, pasar telah memvalidasi pendekatan investasi ‘khusus Indonesia’ kami, yang menunjukkan pentingnya dana kelolaan yang difokuskan pada satu negara […] Di Indonesia, Intudo secara konsisten melangkah memberikan nilai bagi para pendiri sebelum dan sesudah investasi. Kami bangga berperan menjadikan Indonesia sebagai kisah sukses pasar berkembang berikutnya,” imbuh Founding Partner Intudo Ventures Eddy Chan.

Selain itu dalam investasinya juga ada banyak faktor yang diperhatikan, mulai dari distribusi komersial (termasuk kecakapan produk startup dan kekayaan intelektual yang dimiliki), kepatuhan terhadap regulasi, dan spesialisasinya dalam teknologi mendalam.

Investasi Intudo

Intudo Ventures debut pada Juni 2017, bekerja sama dengan investor lokal dan global. Sudah ada 22 startup lokal yang mendapatkan investasi dari dua dana kelolaan sebelumnya, dengan daftar sebagai berikut:

Investasi Intudo Ventures

Beberapa inisiatif juga digencarkan Intudo untuk membantu ekosistem untuk bertumbuh. Terbaru mereka meluncurkan program fellowship “Pulkam S.E.A. Turtles” ditujukan bagi mahasiswa asal Indonesia yang studi di luar negeri, untuk ‘pulang kampung’ dan menghadirkan solusi untuk menumbuhkan perekonomian di Indonesia.

Dari Social Commerce Menjadi Online Grocery, Pasarnow Bukukan Pendanaan Awal 47 Miliar Rupiah

Berawal dari platform social commerce, startup Jamannow kini mantapkan layanan online grocery “Pasarnow”. Peralihan model bisnis (pivot) ini disambut baik investor dengan diumumkannya pendanaan awal senilai $3,3 juta atau setara 47 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin East Ventures dengan partisipasi SMDV, Skystar Capital, Amand Ventures, Prasetia Dwidharma, dan beberapa angel investor.

Startup ini didirikan sejak tahun 2019 oleh James Rijanto, Donald Wono, dan Cindy Ozzie. Kini fokus utama mereka menyederhanakan rantai pasok di sektor bahan makanan segar dan menawarkan produk makanan segar berkualitas kepada pelanggan melalui platform multi-channel. Pendekatan multi-channel memungkinkan mereka merangkul sektor B2B dan B2C sekaligus. Setiap channel menawarkan harga, promosi, dan fitur utama yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan.

“Memastikan kesegaran produk saat sampai di pelanggan merupakan sebuah tantangan besar bagi pelaku bisnis di sektor bahan makanan segar. Produk makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan daging beku mudah rusak, sehingga membutuhkan pengiriman yang cepat dengan kontrol suhu yang terjaga, dan akhirnya menyebabkan tingginya biaya logistik,” ujar Co-founder & CEO Pasarnow James Rijanto.

“Itu sebabnya Pasarnow banyak berinvestasi di teknologi dan infrastruktur operasional untuk memecahkan masalah ini. Selain itu, platform multi-channel Pasarnow membantu kami mencapai skala ekonomis yang lebih cepat dan menciptakan efisiensi yang lebih baik dalam operasional kami,” imbuhnya.

Dalam proses kerjanya, sistem operasi di backend mengumpulkan riwayat pesanan untuk menghasilkan prediksi permintaan pasar, sehingga lebih dari 1.000 mitra petani dan pemasok dapat merencanakan dan mengoptimalkan jadwal panen mereka dengan lebih baik. Dengan begitu, mereka dapat menawarkan bahan makanan berkualitas tinggi dan segar dengan harga terbaik kepada pelanggan dan meminimalkan jumlah bahan segar yang terbuang.

Saat ini Pasarnow beroperasi di Jabodetabek dan Bandung dengan lebih dari 100 karyawan dan 200 pekerja harian dan mitra pengemudi.

Dana segar yang didapat akan dimanfaatkan Pasarnow ekspansi ke kota-kotabaru, merekrut talenta, meningkatkan infrastruktur data dan teknologinya serta membangun gudang mikro, Frontline Mini Hubs (FMH). Untuk melengkapi 10 hub yang saat ini sudah tersebar di Jabodetabek, FMH akan dibangun di daerah padat penduduk dan dilengkapi dengan alat penyimpanan khusus bahan makanan segar dan beku.

Investasi startup online grocery terus mengalir

Di hari yang sama (07/9), startup online grocery lain yakni Segari juga mengumumkan pendanaan dalam putaran seri A. dipimpin lengan ventura milik Gojek. Ini menambah panjang daftar startup di bidang terkait yang mendapatkan pendanaan sejak masa pandemi. Dari catatan DailySocial.id, sejak Q2 2020 [masa awal pandemi] hingga sekarang, ada 10 investasi yang dibukukan, meliputi:

Periode Startup Investasi
Agustus 2021 Pasarnow Pendanaan Awal
Agustus 2021 Segari Seri A
Juli 2021 HappyFresh Seri D
Apri 2021 Sayurbox Seri B
Maret 2021 Dropezy Pendanaan Awal
Maret 2021 Segari Pendanaan Awal
Maret 2021 Eden Farm Pendanaan Awal
Agustus 2020 Wahyoo (meluncurkan Langganan.co.id) Seri A
Juli 2020 BorongBareng Pra-Seri A
Maret 2020 Chilibeli Seri A

“Perubahan perilaku belanja konsumen akibat pandemi memberikan tantangan baru di industri bahan makanan. Pelanggan menuntut produk segar dan berkualitas tinggi setiap hari di tengah rantai pasok bahan makanan yang kompleks. Pasarnow hadir untuk mengatasi tantangan tersebut dengan menghilangkan inefisiensi lewat model bisnis berbasis data. Dengan pertumbuhan yang kuat sejak tahun lalu, kami percaya bahwa tim Pasarnow dapat mempercepat peningkatan kapasitas operasional dan pengembangan bisnis mereka,” ujar Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Turut disampaikan, nilai pasar ritel bahan makanan di Indonesia diperkirakan telah mencapai $108 miliar pada tahun 2019, namun online grocery baru berkontribusi kurang dari 1%. Dengan kondisi yang ada sekarang, ukuran pasar online grocery diperkirakan akan meningkat sekitar $13 miliar pada tahun 2025.

Application Information Will Show Up Here

Satu Tahun Beroperasi, Segari Dapatkan Pendanaan Seri A 227,6 Miliar Rupiah Dipimpin Go-Ventures

Setelah 12 bulan beroperasi, startup online grocery Segari mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan dalam putaran seri A. Nilainya mencapai $16 juta atau setara 227,6 miliar Rupiah. Investasi dipimpin oleh Go-Ventures dengan partisipasi SIG, Alfamart, Gunung Sewu Group, dan Intrinity Capital.

Investor di tahap sebelumnya turut berpartisipasi, meliputi Beenext, AC Ventures, dan Saison Capital. Secara total, dari sumber informasi yang kami dapat, Segari telah membukukan dana investasi sekitar $18 juta.

Perusahaan akan menggunakan dana segar untuk memperkuat infrastruktur, memastikan proses lebih efisien dari petani ke konsumen. Selain itu mereka juga berencana memperkuat dan menambah tim di berbagai bidang, termasuk operasional, teknologi, dan pemasaran.

Melalui solusi yang ditawarkan, Segari berkomitmen menyederhanakan rantai distribusi yang kompleks dengan memanfaatkan teknologi dan memberdayakan komunitas sebagai mitra dalam penjualan dan distribusi yang lebih efisien.

“Rantai distribusi pertanian adalah salah satu masalah paling kompleks di Indonesia. Masih terdapat banyak lapisan dari petani hingga produk pertanian sampai ke tangan konsumen,” ujar Co-Founder & CEO Segari Yosua Setiawan.

Ia melanjutkan, “Kami berharap dapat memberikan dampak positif di mana konsumen bisa menerima bahan makanan berkualitas dengan lebih cepat dan biaya yang lebih murah. Di sisi petani, kami juga membantu mereka untuk menerima harga yang adil dari produk yang mereka jual.”

Melalui aplikasi atau situs web, pengguna dapat memesan produk buah, sayur, daging, dan makanan pokok lainnya. Hanya dalam waktu 15 jam saja produk makanan segar akan sampai ke tangan konsumen dari petani. Sebagian besar sumber produk didapatkan langsung dari para mitra petani di Jawa dan Sumatera.

Dengan pendekatan desentralisasi gudang dan jaringan mitra penjualan, Segari mengklaim bisa menyuguhkan waktu pengiriman yang lebih cepat, kualitas produk yang lebih baik, dan biaya yang lebih rendah yang bisa dinikmati pelanggan.

Startup agro di Go-Ventures

Segari menjadi portofolio ke-16 bagi Go-Ventures. Sebelumnya, pemodal ventura milik Gojek tersebut juga berinvestasi ke beberapa startup yang memiliki model bisnis serupa, termasuk eFishery (Fresh), FoodMarketHub, dan KitaBeli.

Melalui fitur GoMart, Gojek memang sedang berupaya untuk memperkuat lini online grocery. Kapabilitas mereka menyajikan sistem pemesanan, infrastruktur pembayaran, dan layanan pengantaran. Sementara untuk produk, sejauh ini Gojek menggandeng beberapa perusahaan dan startup, termasuk Alfamart dan Sayurbox. Masuknya Segari jelas memiliki potensi integrasi ke GoMart.

Lalu terkait investasinya ke Segari, Partner Go-Ventures Aditya Kamath menyampaikan, “Pandemi telah menjadi katalis bagi pertumbuhan pasar online (e-grocery) di Indonesia. Semakin banyak konsumen yang beralih ke pembelian online, terutama belanja kebutuhan sehari-hari mereka. Selama satu tahun terakhir, Yosua, Farand Anugerah (COO), dan Farandy Ramadhana (CTO) telah menunjukkan eksekusi yang luar biasa, Segari tumbuh dengan sangat cepat dan tetap mempertahankan unit ekonomi terbaik pada sektor ini.”

Online grocery di Indonesia

Pembatasan sosial yang disebabkan akibat pandemi menjadi momentum tersendiri bagi pemain online grocery di Indonesia. Selain pemain baru yang terus berdatangan, pemain lama dan superapp juga makin menguatkan jangkauannya di pasar tersebut.

Daftar pemain online grocery di Indonesia / DailySocial.id

Menurut analisis IGD Asia Pasifik, per tahun 2019 ukuran pasar grocery secara keseluruhan telah mencapai $140,2 miliar. Diproyeksikan bertumbuh menjadi $169,4 miliar pada 2020 dengan CAGR 5,2% dalam dua tahun — menjadikan negara ini menjadi pasar grocery terbesar ke-13 di dunia. Online grocery sendiri dinilai akan memiliki porsi yang terus meningkat di sini. Tak ayal, kini ada puluhan pemain digital yang mencoba peruntungan untuk mengakuisisi pasar.

Namun demikian, apa yang dilakukan platform digital masih di tahap yang sangat awal. Mengenai cakupan sendiri, hampir semua layanan masih fokus di kota tier-1. Pemain terbesar seperti HappyFresh masih mencakup kawasan Jabodetabek, Surabaya, dan beberapa kota besar lainnya. Sementara pendatang baru seperti Segari masih melayani area terbatas di Jadetabek.

Application Information Will Show Up Here

Bank Mandiri Siapkan Ekosistem “Super App” Livin’ by Mandiri di Q4 2021

PT Bank Mandiri Tbk (IDX:BMRI) menyiapkan sejumlah strategi dan rencana besar untuk memperkuat posisinya di segmen perbankan ritel dan wholesale. Ini menjadi strategi perusahaan untuk bertransformasi digital secara penuh tanpa perlu mengonversi menjadi neobank sebagaimana dilakukan pemain lainnya.

Salah satunya, perusahaan melakukan rebranding pada platform Mandiri Online menjadi Livin ‘by Mandiri. Wajah baru ini sebetulnya sudah dirilis beberapa waktu lalu. Namun, Mandiri akan menambah sejumlah fitur dan ekosistem layanan demi menyempurnakan konsep “super app” yang diusungnya.

Kepada DailySocial, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pihaknya berupaya mengakomodasi kebutuhan pengelolaan finansial yang lebih luas dengan identitas baru mobile banking ini. Salah satu contoh layanan keuangan yang akan hadir adalah investasi.

“Ada tiga keunggulan yang kami tawarkan, yakni pengalaman perbankan yang komprehensif seolah memiliki cabang dalam genggaman, layanan keuangan yang lengkap lewat integrasi layanan keuangan dalam satu aplikasi, dan solusi ekosistem terbuka untuk mengintegrasikannya dengan ekosistem digital favorit nasabah,” papar Darmawan.

Darmawan menilai Bank Mandiri telah diperkuat dengan permodalan yang besar dan ekosistem perbankan yang mapan. Maka itu, pihaknya merasa tidak perlu bertransformasi menjadi bank digital, dan lebih memilih untuk fokus mengembangkan inovasi digital.

Livin’ by Mandiri diperkenalkan kembali dengan identitas baru pada kuartal pertama 2021. Awalnya, platform ini bernama Mandiri Online yang meluncur ke publik sejak 2017. “Rencananya, aplikasi ini akan semakin dilengkapi berbagai fitur terkini di kuartal keempat 2021,” kata Darmawan.

Berdasarkan data kinerja semester I 2021, pertumbuhan transaksi digital Bank Mandiri berkontribusi besar terhadap perolehan margin bisnis perusahaan. Pengguna Livin’ by Mandiri tercatat tumbuh pesat menjadi 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi mencapai Rp728,9 triliun.

Selain ritel, Bank Mandiri juga akan meluncurkan Wholesale Digital Super Platform yang akan menjadi pusat ekosistem layanan keuangan bagi nasabah korporasi. Perusahaan enggan mengelaborasi rencana pengembangan dan target peluncurannya.

Wholesale Digital Super Platform akan hadir dalam platform berbasis website, API, maupun kemitraan dengan berbagai kategori nasabah yang mencakup ekosistem bisnis untuk berbagai layanan, seperti cash management, value chain, hingga trade.

“Sektor pasar yang dibidik oleh Mandiri API adalah mitra pebisnis berbentuk badan usaha yang membutuhkan integrasi yang mudah dan cepat dengan layanan perbankan yang lengkap dan terbaik untuk efisiensi operasional,” tambahnya.

Beberapa digitalisasi layanan yang telah dikembangkan Bank Mandiri antara lain Mandiri e-Money, Mandiri Intelligent Assistant (MITA), pembukaan rekening online, Mandiri Cash Management (MCM), Mandiri Internet Bisnis (MIB), Mandiri Global Trade, Mandiri Financial Supply Chain Management (FSCM), dan Mandiri Application Programming Interface (API).

Geliat digitalisasi perbankan

Di tengah maraknya kemunculan bank digital baru, sejumlah bank inkumben menyiapkan strategi untuk semakin memperkuat posisinya. Bagi bank konvensional, tidak lah mudah untuk bertransformasi menjadi bank digital, terlebih perusahaan yang punya legacy besar. Bukanlah hal mudah untuk menutup ratusan kantor cabang sekaligus.

Pada kasus Bank Mandiri, anak usaha BUMN ini memilih memperkuat posisinya di segmen ritel dan wholesale dengan rebranding produk digital yang sudah ada dan mengembangkan platform baru. Kendati begitu, strategi ini tentu berbeda dengan yang dilakukan BCA. Bank terbesar di Asia Tenggara ini memilih opsi akuisisi bank dan menggantinya dengan identitas baru.

Bagi bank-bank kecil, ini menjadi peluang besar kendati mereka tidak punya legacy besar sejak awal. Ambil contoh, Bank Jago dan Bank Neo Commerce sama-sama berawal dari bank kecil yang kemudian berganti identitas dengan nama baru.

Terlepas dari itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya telah menegaskan bahwa tidak ada dikotomi antara bank umum dan bank digital melalui aturan baru yang tertuang dalam POJK Nomor 12/POJK.03/2021.

Planning Stage Subsidiaries BRI Agro
Alobank
Bank-as-a-Service Standard Chartered <> Bukalapak
Unannounced Bank Capital
Aladin Bank
Established Fully Digital Bank Jago
Bank Neo Commerce
Seabank
Subsidiary BCA Digital
Permatabank <> Moxa
Digital Unit/Online Product Digibank
Jenius
Linebank
Livin’ by Mandiri
MNC Bank
Nyala by OCBC NISP
PermataME
TMRW by UOB

Bank digital dan produknya di Indonesia / Diolah kembali oleh DailySocial

Mengutip Bisnis.com, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, regulasi baru ini diharapkan dapat memberi kepastian kepada investor yang ingin mendirikan bank digital di Indonesia.

Regulasi ini memberikan dua opsi, yakni mendirikan bank baru dan mengakuisisi bank kecil yang kemudian dikonversi menjadi bank digital. Adapun, OJK mewajibkan investor pengendali untuk menyediakan modal inti minimum sebesar Rp10 triliun untuk mendirikan bank baru.

GoPay Kini Tersedia Sebagai Metode Pembayaran di Ekosistem Apple

GoPay meresmikan kehadirannya sebagai metode pembayaran untuk layanan Apple di Indonesia, baik itu App Store, Apple Music, Apple Arcade, Apple TV app, iTunes Store, penyimpanan iCloud, dan lainnya. GoPay menjadi platform e-money lokal kedua yang digandeng Apple setelah DANA sejak awal tahun lalu.

Dalam keterangan resmi, CMO GoPay Fibriyani Elastria mengatakan, selama periode pembatasan aktivitas dan bekerja dari rumah, permintaan games dan pilihan-pilihan hiburan di masyarakat turut meningkat. Perusahaan menginginkan agar seluruh pengguna dapat menggunakan GoPay sebagai metode pembayaran yang aman.

“Sebagai layanan pembayaran yang terpercaya dan terkemuka kami sangat senang dapat menghadirkan GoPay sebagai salah satu metode pembayaran untuk layanan Apple,” ucapnya, Senin (6/9).

Kompetitor Apple, yakni Android (Google Play) jauh lebih ekspansif dalam bekerja sama dengan platform e-money lokal. Terhitung, sudah bekerja sama dengan DANA, DOKU, GoPay, dan ShopeePay.

OVO dan LinkAja menjadi dua platform yang belum hadir di kedua sistem operasi tersebut.

Masing-masing platform e-money berlomba meningkatkan utilitasnya dengan hadir di berbagai aplikasi mobile utama agar semakin dekat dengan para pengguna. Terlebih, selama pandemi aktivitas di plaform online cenderung meningkat demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Aplikasi seperti hiburan (streaming film, musik, games), belanja sehari-hari, pendidikan, e-commerce, kesehatan, investasi, dan lainnya menjadi ranah empuk buat para platform e-money masuki karena membutuhkan platform pembayaran untuk mengakomodasi seluruh transaksi di dalamnya.

Sebelumnya, GoPay juga telah dapat digunakan untuk membayar biaya berlangganan di Netflix. Perusahaan tersebut menjadi pelopor, sebab selama ini Netflix baru menyediakan opsi pembayaran dengan kartu kredit dan debit.

Bank Indonesia mencatat transaksi dengan uang elektronik mencapai Rp25,4 triliun pada Juli 2021. Jumlah itu meningkat sebesar Rp16 triliun secara YOY. Adapun secara volume transaksi tercatat sebanyak 415,2 juta transaksi.

Kenaikan tren tersebut diprediksi akan terus berlanjut, mengingat pemain e-money tersebut dapat menjadi jembatan untuk mempertemukan masyarakat dengan layanan perbankan.

Infografis transaksi uang elektronik / Katadata

Menurut riset e-Conomy SEA 2019, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk unbanked terbesar di ASEAN, yakni sebanyak 92 juta jiwa. Sementara untuk unbanked sebanyak 47 juta jiwa, dan sisanya adalah banked sebanyak 42 juta jiwa.

Laporan yang sama menyebutkan pasar e-commerce di ASEAN diprediksi tumbuh dari $38,2 miliar di 2019 menjadi $153 miliar di 2025. Mayoritas dikontribusikan dari Indonesia yang nilainya diperkirakan naik dari $21 miliar menjadi $82 miliar.

Noice Tutup Putaran Pendanaan Pra-Seri A, Dipimpin Alpha JWC Ventures dan Go Ventures

Platform audio on-demand Noice resmi menutup putaran pendanaan pra-seri A yang dipimpin Alpha JWC Ventures dan Go-Ventures dengan nominal yang dirahasiakan. Beberapa investor lainnya kembali berpartisipasi pada putaran ini, yakni Kinesys Group dan Kenangan Kapital.

Sebelumnya, baik Alpha JWC Ventures, Kenangan Kapital, dan Kinesys Group sudah lebih dulu berpartisipasi pada pendanaan tahap awal Noice yang diumumkan Maret lalu.

Disampaikan dalam siaran persnya, Partner Alpha JWC Ventures Eko Kurniadi mengatakan berkomitmen mendukung pertumbuhan bisnis Noice ke depan. Menurutnya, platform Noice telah menunjukkan perkembangan signifikan berkat konsep all-in-one yang diusung, strategi hyperlocal, serta ekspansi tim dan komunitasnya.

“Visi Noice untuk menciptakan ekosistem konten audio menjadi alasan kuat yang meyakinkan kami terhadap potensi Noice sebagai yang terbaik di ranah lokal. Apa yang ditawarkan Noice ke depan sangat menarik dan ini akan membawa perubahan besar bagi industri konten di Indonesia,” ujarnya.

Sementara bagi SVP of Investments Go Ventures Aditya Kumar, kenaikan konsumsi konten digital di Indonesia menunjukkan adanya kesenjangan cukup signifikan dari segmen konten audio. “Kebutuhan konten hiburan berkualitas meningkt karena semakin banyak kegiatan kerja dan belajar yang dilakukan dari rumah. Noice hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” tuturnya.

Noice berdiri di bawah naungan PT Mahaka Radio Digital pada 2018 yang merupakan perusahaan patungan milik PT Mahaka Radio Integra Tbk (IDX: MARI) dan PT Quatro Kreasi Indonesia. Adapun Quatro adalah hasil konsorsium perusahaan rekaman di Indonesia, antara lain Musica, Aquarius, My Music, dan Trinity.

Gencar kembangkan produk dan tim

Putaran pendanaan ini cukup menjelaskan langkah agresif yang diambil Noice sejak awal 2021 untuk merealisasikan targetnya sebagai platform konten audio lokal terbaik di Indonesia. Pihaknya berupaya memperkuat tiga aspek lewat pendanaan baru ini, yaitu produk, program, dan ekspansi.

“Kami terus mengembangkan teknologi, konten original dan menambah jumlah tim kami dari berbagai latar belakang terbaik. Kami juga tengah menggabungkan fitur-fitur baru untuk memperluas distribusi konten, membangun sistem untuk kreator, monetisasi, serta meningkatkan interaksi antara kreator dan pendengar di aplikasi NOICE,” papar CEO Rado Ardian.

Dalam artikel sebelumnya, Noice mulai menambah jumlah timnya, terutama untuk memperkuat divisi teknologi. Perusahaan juga menunjuk dua pimpinan baru, yakni Rado Ardian sebagai Chief Executive Officer dan Niken Sasmaya sebagai Chief Business Officer. Keduanya sama-sama veteran dari raksasa teknologi Google dengan berbagai pengalaman kerja di kawasan Asia Pasifik.

Per kuartal ketiga 2021, Noice telah mengantongi sebesar lebih dari 1 miliar menit konten yang telah diputar oleh pengguna. Jumlah penggunanya juga meningkat 144% dalam satu tahun terakhir dengan 800 ribu registered listener. Dari sisi konten, Noice telah memiliki lebih dari 3.100 episode podcast, dan 200 katalog podcast, baik konten orisinal maupun eksklusif. Noice juga telah bekerja sama dengan lebih dari 100 podcaster.

Salah satunya adalah Noice Live, fitur pelengkap pada konten podcast, audiobook, dan radio streaming. Rado berujar, Noice Live akan menawarkan pengalaman social networking yang berbeda dalam format audio, di mana akan ada interaksi real-time antara para kreator, pendengar, musisi, fans, dan bahkan para ahli.

Sementara Niken menambahkan, pihaknya berupaya mengakomodasi kebutuhan konten pengguna yang berada di luar Jakarta. Dengan strategi hyperlocal, Noice akan menggandeng berbagai macam kreator lokal yang menciptakan konten yang relevan sesuai daerahnya masing-masing. “Visi kami adalah menciptakan ekosistem kreator konten audio sehingga kreator dapat berkembang dan terhubung dengan para pendengarnya.”

Berdasarkan data Spotify, Indonesia mendominasi konsumsi podcast terbanyak se-Asia Tenggara pada 2020. Sebanyak 20% dari total pengguna Spotify di Indonesia mendengarkan podcast setiap bulan, dan jumlah tersebut lebih tinggi dari persentase rata-rata global.

Application Information Will Show Up Here

Zipmex Siapkan Tiga Produk Baru Berbasis Kripto Pasca Umumkan Pendanaan Seri B

Platform jual-beli aset kripto Zipmex segera merilis sejumlah produk baru yang akan diluncurkan dalam waktu dekat pasca perolehan pendanaan Seri B $41 juta pada awal pekan ini. Ketiga produk tersebut adalah Zipmex Card, ZipWorld, dan Z Launch. Beberapa produk ini sudah lebih dulu hadir di Thailand.

Co-Founder dan CEO Zipmex Marcus Lim menjelaskan, produk-produk di atas adalah bagian dari utilisasi token Zipmex (ZMT) agar semakin banyak manfaat yang dirasakan pengguna. Dirinci lebih jauh, Zipmex Card adalah kartu pembayaran baru yang didukung Visa memungkinkan pengguna Zipmex untuk membelanjakan aset mereka di lebih dari 70 juta merchant jaringan global Visa.

Rencananya kartu tersebut akan diluncurkan pada akhir tahun ini. Sebelumnya Visa mengumumkan bahwa mereka telah berinvestasi sebesar $1 miliar untuk mengembangkan kartu yang dapat mendukung aset kripto sebagai alat pembayaran.

Berikutnya adalah ZipWorld yang memberikan ruang bagi pengguna untuk menikmati produk lifestyle edisi terbatas dan akses pengalaman eksklusif dengan menggunakan ZMT. Produk ini sudah hadir versi beta di Thailand dan akan menyusul di Indonesia dalam waktu dekat.

Nantinya ZipWorld akan teritegrasi dengan ruang NFT yang tengah naik daun. Pengguna dapat membeli dan mengoleksi NFT yang telah dikurasi dari mitra kreatif Zipmex.

Terakhir adalah Z Launch yang merupakan platform yang memungkinkan pengguna mengakses investasi lebih awal ke berbagai proyek token baru. “Setiap produk yang kami rilis, kami akan memastikan badan regulator di masing-masing negara telah memberikan persetujuan atau izin terlebih dahulu,” ucap Lim dalam konferensi pers, Jumat (3/9).

Menurutnya, kepatuhan pada regulasi yang berlaku di masing-masing negara tempat Zipmex beroperasi membuktikan komitmennya untuk menjadi platform investasi yang aman. Di Indonesia Zipmex adalah satu dari sejumlah marketplace aset kripto yang terdaftar di Bappebti.

Sebelumnya, perusahaan sudah merilis produk staking ZipLock yang merupakan tabungan berjangka dapat mengunci aset selama 45 hari dalam bentuk ZMT yang dimiliki pengguna. Sebagai imbalannya pengguna mendapat bunga hingga 16% per tahun yang dibayarkan setiap harinya.

Layanan staking lainnya adalah ZipUp yang merupakan produk simpanan aset kripto berbunga yang dapat ditarik kapan saja. Bunga yang ditawarkan atas aset digital yang disimpan hingga 8% per tahun and bersifat compounding, artinya bunga dibayarkan setiap hari langsung ke wallet pengguna.

“Tak hanya itu kami juga akan terus melakukan edukasi. Kami ingin mengedukasi pengguna kami agar dapat menjadi advanced trader dan memiliki pengetahuan yang cukup terhadap dunia kripto.”

Selain meluncurkan produk, Lim menyebutkan ekspansi ke negara baru juga akan dilakukan perusahaan. Zipmex berambisi ingin menjadi pemain regional. Sudah ada dua negara Asia Tenggara yang dibidik, yakni Vietnam dan Filipina. “Tapi kami belum ada immediate plan kapan akan masuk ke sana sebab yang terpenting adalah konsolidasi market yang sudah ada.”

Pendanaan Seri B untuk Zipmex dipimpin Krungsri Finnovate Co. Ltd (CVC dari Bank of Ayudhya PCL), diikuti Plan B, dan Master Ad. Investor terdahulu yang turut berpartisipasi di putaran kali ini adalah MindWorks Capital dan Jump Capital.

Perkembangan Zipmex di empat negara

Di kesempatan yang sama, CMO Zipmex Proud Limpongpan menjabarkan pencapaian Zipmex selama setahun belakangan. ZipTrade tercatat telah memfasilitasi total volume perdagangan kumulatif sebesar $4 miliar secara year to date. Pertumbuhannya secara persentase mencapai 256% (CGR).

Adapun ZipUp dan ZipLock memiliki total AUM $216 juta dengan pertumbuhan 450% secara year to date. Terakhir, ZipSpend telah bekerja sama dengan lebih dari 100 mitra perusahaan sejak pertama kali diluncurkan lima bulan yang lalu.

Secara keseluruhan total pengguna Zipmex tumbuh sembilan kali lipat lebih dari 899 ribu orang yang tersebar di empat negara. Mayoritas pengguna tersebut datang dari Thailand, sementara porsi pengguna Indonesia sekitar 35%-40%.

Adapun untuk total dana kelolaannya sebesar $360 juta per Agustus 2021 (lebih dari 5,1 triliun Rupiah).

“Kami menargetkan AUM pada akhir tahun ini dapat tembus ke angka $500 juta. Dengan target pertumbuhan 16 kali lipat, kami targetkan pada akhir 2023 mendatang jadi $8100 juta,” ucapnya.

Volume perdagangan organik sejak awal ZMT hadir telah hampir menembus angka $1 miliar dengan ketersediaan 62 juta token ZMT dari 200 juta token yang disiapkan.

Di Indonesia, Zipmex bersaing dengan 13 platform resmi lainnya yang sudah mengantongi izin dari Bappebti. Indodax tercatat memiliki pengguna terbanyak dengan jumlah lebih dari 4 juta orang. Kemendag mencatat investor di instrumen ini tembus ke angka 6,5 juta orang dengan nilai transaksi Rp370 triliun hingga Mei 2021. Angka ini melampaui jumlah investor saham yang tercatat jumlah SID mencapai 5,6 juta investor per Juni 2021, per data OJK.

Startup Binaan OCBC NISP Ventura “Prospeku” Kantongi Pendanaan Tahap Awal

Didirikan sebagai proyek yang dikembangkan melalui program inkubasi OCBC NISP Ventura, platform proptech Prospeku meluncur secara independen dibawah naungan PT Properti Bawa Untung. Sebagai investor, OCBC NISP Ventura masuk ke pendanaan tahap awal dengan nilai investasi yang tidak disebutkan.

Dana segar tersebut akan digunakan untuk mengembangkan platform yang menghubungkan calon pembeli dengan agensi dan agen properti. Saat ini Prospeku telah memiliki sekitar lebih dari 17.000 agen properti yang telah bergabung. Tahun ini perusahaan menargetkan menambah jumlah agen properti dan menghadirkan lebih banyak fitur dalam aplikasi.

“Prospeku diharapkan lebih optimal dalam melayani kebutuhan pelaku bisnis properti. Di waktu mendatang, kami pun berharap dapat berkontribusi positif bagi upaya pemulihan bisnis di sektor properti Indonesia,” kata CEO Prospeku Yulius Elvino.

Fitur unggulan Prospeku

Layanan Prospeku berupa aplikasi mobile yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder proses jual beli properti, termasuk apartemen, rumah, hingga tanah.

Secara khusus perusahaan ingin memudahkan agen properti yang telah bergabung untuk menikmati berbagai fitur, seperti listing, contact, deals dan financing.

Prospeku mengklaim menjamin kerahasiaan data yang dimasukkan melalui aplikasi dan tidak disebarkan tanpa adanya izin dari pemilik listing atau properti bersangkutan.

“Prospeku merupakan hassle-free platform yang memberi solusi digital ke para agen properti agar mereka bisa mengelola property listing-nya secara lebih efektif. Prospeku siap membantu agen properti dalam mengelola customer lebih baik dan memasarkan properti lebih mudah. Semua dalam satu aplikasi,” jelas CMO Prospeku Lucy Kaudin.

Prospeku menggandeng Bank OCBC NISP untuk menyediakan fasilitas KPR dan KTA. Selain itu prospeku juga telah menjalin kolaborasi dengan Rumah123,99.co dan CicilSEWA.

“Melalui sinergi dan Kerjasama antara Prosepeku dengan Bank OCBC NISP maka agen properti maupun calon pembeli dapat memperoleh penawaran terbaik dari KPR Bank OCBC NISP,” ujar Customer Solutions Retail Loan Division Head Bank OCBC NISP Rudy Sutjiawan.

Fokus OCBC NISP Ventura

Diluncurkan pada tahun 2020 lalu, secara keseluruhan hingga saat ini OCBC NISP Ventura telah memiliki 8 portofolio, termasuk Kiddo, Rukita, GajiGesa, AwanTunai, Sirclo dan Dekoruma.

Kepada DailySocial, Head of Strategy & Innovation OCBC NISP Ka Jit menjelaskan, tujuan pembentukan CVC ini adalah menciptakan ekosistem digital yang mampu menggerakkan transformasi sektor perbankan. Perusahaan menunjuk Darryl Ratulangi sebagai Managing Director yang akan bertanggung jawab mengemban visi OCBC NISP Ventura.

Dana senilai 400 miliar Rupiah disiapkan sebagai modal dasar, dengan kepemilikan 99,9% oleh Bank OCBC NISP. Selain berinvestasi, beberapa program yang akan dijalankan termasuk inkubasi startup dan kemitraan strategis. Di fase awal, perusahaan targetkan bisa membina pengembang solusi digital yang mampu meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

“Kami mendirikan OCBC NISP Ventura untuk menciptakan nilai transformatif dengan memanfaatkan potensi semangat kewirausahaan dan startup di Indonesia dengan jaringan perbankan yang luas untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang terus berkembang,” ujar Ka Jit.

Application Information Will Show Up Here