Aplikasi PeduliLindungi Tambah Layanan Telemedicine dari Halodoc

Aplikasi PeduliLindungi kini menambah layanan telemedicine hasil integrasi dengan Halodoc. Tambahan fitur ini diharapkan masyarakat tetap terhubung dengan dokter secara daring sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 di Indonesia.

PeduliLindungi adalah aplikasi kesehatan besutan Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai upaya meredam wabah Covid-19. Aplikasi ini dirilis sejak Maret 2020 dan sudah diakses oleh lebih dari empat juta orang Indonesia.

CEO Halodoc Jonathan Sudharta mengatakan, hadirnya layanan telemedicine Halodoc dapat menjadi langkah awal untuk memperkuat ekosistem penanganan Covid-19 yang lebih komprehensif di Indonesia. Di samping itu, masyarakat juga bisa mengurangi kunjungan ke fasilitas layanan kesehatan apabila tidak dalam kondisi darurat.

“Melalui kolaborasi ini kami berharap semakin banyak lagi masyarakat yang dapat memanfaatkan teknologi telemedicine untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” ucap Jonathan dalam keterangan resmi, Rabu (24/6).

Dengan layanan telemedicine, pengguna bisa lebih waspada saat beraktivitas dan menerapkan protokol pencegahan sesuai anjuran dokter, termasuk saat perjalanan ke luar daerah. Aplikasi ini punya fitur utama untuk memetakan dan memantau pergerakan orang-orang yang pernah dinyatakan positif Covid-19, PDP, dan ODP.

aplikasi kesehatan besutan kementerian komunikasi dan informatika PeduliLindungi kini menambah layanan telemedicine hasil integrasi dengan Halodoc
Aplikasi PeduliLindungi Tambah Layanan Telemedicine dari Halodoc / Halodoc

Selain itu, terhubung dengan operator seluler, sehingga hasil tracking dan tracing aplikasi ini bisa memberi peringatan kepada nomor pengguna yang berjarak dua sampai lima meter dari orang yang didiagnosis PDP dan PDP. Langkah selanjutnya, pengguna bisa segera menjalankan protokol kesehatan melalui layanan konsultasi dokter.

Perlu diketahui, masuknya Halodoc ke dalam aplikasi PeduliLindungi adalah bagian dari dorongan pemerintah dalam rangka menyiapkan normal baru. Pemerintah menetapkan aturan Keputusan Menteri Nomor 253/2020 yang menjadi dasar hukum bagi penambahan fitur baru aplikasi PeduliLindungi.

Fitur tambahan tersebut, di antaranya e-sertifikat, GPS, digital diary, dan kerja sama dengan platform lain untuk memudahkan masyarakat. Selain itu, aplikasi juga telah terintegrasi dengan sistem yang dikelola Gugus Tugas dan Badan Siber dan Sandi Negara.

Untuk mengakses layanan telemedicine dari Halodoc, pengguna cukup mengunduh aplikasi PeduliLindungi melalui App Store dan Play Store. Lalu mengisi data diri, nomor telepon aktif, membuat persetujuan untuk mengaktifkan Bluetooth dan location pada smartphone-nya.

Selanjutnya pengguna dapat mengakses layanan Teledokter pada menu atau masuk melalui tombol Periksa Diri dalam menu Beranda. Kemudian masuk ke Halodoc pada bagian Konsultasi Dokter.

Tak hanya Halodoc, aplikasi ini telah terintegrasi dengan aplikasi healthtech lainnya, seperti Prixa dan Prosehat.

Application Information Will Show Up Here

iflix Dikabarkan Diakuisisi Tencent

iflix dikabarkan diakuisisi oleh Tencent. Belum ada informasi resmi, hanya saja jika melihat di Play Store dan App Store, saat ini aplikasi iflix berada di bawah naungan publisher “Ren Feng Media Tech Inc”. Ren Feng juga menaungi WeTV, yang merupakan produk video on-demand milik Tencent.

Aplikasi iflix di playstore
Aplikasi iflix di playstore

Isu akuisisi ini sudah mengudara sejak beberapa waktu lalu. Beberapa media mendapatkan bocoran dari narasumber, iflix tengah dalam negosiasi akuisisi dengan perusahaan asal Tiongkok. Ketika coba dikonfirmasi, pihak iflix sendiri masih enggan memberikan komentar.

Akhir-akhir ini iflix memang sedang mengalami goncangan serius terkait isu finansial. Ditambah dua co-foundernya Patrick Grove dan Luke Elliott mengundurkan diri dari posisinya di manajemen sejak awal April 2020. Mereka merupakan pendiri Catcha Group, pemegang saham utama iflix.

Kondisi ini membuat berbagai agenda perusahaan harus diubah total, termasuk rencana IPO tahun ini.

Konon, sejak awal tahun ini, iflix sudah berusaha mencari pendanaan dengan target $50 juta. Per akhir tahun 2019, kas perusahaan semakin menipis setelah menutup kerugian bersih di tahun 2018 yang dilaporkan hingga $158,1 juta. Di Indonesia, iflix didukung oleh dua konglomerat media, yaitu Emtek dan MNC.

Dengan akuisisi ini, bisa jadi “runway” bisnis iflix akan menjadi lebih panjang, sehingga bisa menunaikan rencana bisnis yang sudah diagendakan. Yang jelas, pangsa pasar video on-demand di Asia Tenggara memang sedang mengalami masa sulit. Termasuk mengakibatkan rivalnya Hooq memilih undur diri dari pangsa pasar.

Sementara di pasar Indonesia, iflix bersaing ketat dengan beberapa penyedia layanan. Menurut data dan analisis terbaru yang kami rangkum, posisi puncak saat ini diduduki oleh Viu, dilanjutkan Netflix, Vidio, dan iflix. Decacorn Gojek juga tengah menyiapkan produk serupa, GoPlay, belum lama ini membukukan pendanaan secara independen dari sejumlah investor.

Application Information Will Show Up Here

Kanal Digital Membuka Peluang Pasar Produk “Wellness”

Dalam sebuah laporan yang dirilis DSResearch bertajuk “Pemahaman Pasar Wellness di Jakarta“, ditemukan beberapa fakta mengenai produk wellness di kalangan masyarakat. Produk obat-obatan (73,5%), suplemen kesehatan (70%), suplemen makanan (69,2%), dan produk kebugaran (57%) menjadi yang paling diminati. Survei juga mengemukakan, adopsi digital yang tinggi di kalangan masyarakat, mampu menjadi katalis untuk mendorong pemasaran dan pemahaman masyarakat terhadap produk-produk tersebut.

Kesempatan ini lantas dilirik beberapa startup, mereka mencoba menyajikan produk dan layanan yang mengakomodasi kebutuhan gaya hidup sehat masyarakat dengan sentuhan digital. Bentuknya bermacam-macam, misalnya Jovee muncul sebagai aplikasi penyedia kebutuhan suplemen; ada juga The Fit Company yang tawarkan berbagai aktivitas kebugaran dan produk makanan sehat; Base memadukan produk gaya hidup sehat dan kecantikan; dan beberapa lainnya.

Terbaru ada Youvit, pengembang produk multivitamin untuk suplemen kesehatan masyarakat di beragam usia. Mereka juga terapkan strategi digital untuk pasarkan dan distribusikan produk-produknya. Realisasinya dalam bentuk situs web berbasis e-commerce yang dilengkapi dengan beberapa fitur, termasuk untuk memudahkan pengguna menemukan jenis suplemen vitamin yang tepat sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

Wouter Kolk sekalu Co-founder & CEO YOU, perusahaan di balik Youvit, mengatakan bahwa konsep produknya memang diformulasikan (khususnya) untuk kalangan milenial. Produknya pun turut disesuaikan, berbentuk permen kenyal beraneka rasa. Di masa pandemi seperti ini, mereka pun mengklaim berhasil dapatkan capaian baik — di tengah upaya masyarakat untuk menjaga staminanya, juga tren gaya hidup sehat yang makin meningkat di kalangan milenial.

Wouter sendiri sosok yang tidak asing dalam dunia startup digital, ia pernah berkarier di Rocket Internet, salah satu venture builder yang menghasilkan banyak bisnis digital di Asia Tenggara. Sebelum mendirikan YOU, dia merupakan Co-Founder Carmudi Indonesia (didukung Rocket Internet) yang akhirnya diakuisisi iCar Asia pada tahun 2019.

Wouter van der Kolk
Wouter van der Kolk

Youvit sudah mulai diformulasikan sejak tahun 2016. Awalnya mereka memasarkan melalui jaringan ritel modern (seperti minimarket) di Indonesia. Pendekatan direct-to-consumer dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis perusahaan, di tengah momentum Covid-19 yang memberikan banyak berkah untuk pengembang solusi kesehatan. Ke depan mereka juga  punya rencana untuk ekspansi ke kawasan Asia Tenggara.

Turut disampaikan oleh Wouter, mengutip laporan Nielsen, bahwa Asia Tenggara tengah mendapati momentum pertumbuhan gaya hidup sehat di kalangan masyarakat. Pada April 2020, pertumbuhannya meningkat 81%. Pandemi banyak memotivasi keluarga untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Dari statistik penjualan yang disampaikan, dalam rentang Februari-April 2020 mereka mendapati pertumbuhan bisnis tiga kali lipat.

BRI Ventures Kelola Dana Ventura Baru “Sembrani Nusantara”

BRI Ventures meluncurkan kelolaan baru bernama “Dana Ventura Sembrani Nusantara”. Fund tersebut menjadi kendaraan baru bagi BRI Ventures untuk mendanai startup early stage yang bermain di segmen non fintech, seperti pendidikan, agro-maritim, ritel, transportasi, dan kesehatan.

Sebagai dana non CVC, konsep Sembrani Nusantara mirip dengan dana kelolaan Centauri Fund yang diinisiasi MDI Ventures dan KB Financial Group Korea Selatan, meski memiliki beberapa perbedaan mendasar.

Nama Sembrani Nusantara dipilih sebagai simbol filosofi startup di masa mendatang. Sembrani, kuda tunggangan Batara Wisnu di cerita pewayangan, merupakan representasi sebuah unicorn dengan kearifan lokal.

Pada peluncuran hari ini (24/6), BRI Ventures menargetkan dapat menghimpun dana sebesar Rp300 miliar. BRI, sebagai General Partner, turut menaruh dana ke dalam fund tersebut dan telah mendapat sejumlah komitmen dari investor institusi sebagai Limited Partner.

Dalam mengelola dana ventura, BRI Ventures telah mendapat restu OJK setelah pengajuan dimulai dari akhir tahun lalu. Dana ventura merupakan skema kontrak investasi antara PMV itu sendiri dengan bank kustodian, yang dibuat OJK agar industri perusahaan modal ventura lebih berani untuk masuk ke penyertaan saham.

Selama ini PMV lokal mayoritas bermain di pembiayaan bagi hasil yang notabenenya tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan perusahaan pembiayaan.

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menjelaskan, latar belakang peluncuran Sembrani Nusantara adalah keinginan untuk menyiapkan iklim investasi yang lebih luas, namun dengan aturan main yang tetap berada dalam radar pengawasan OJK.

“BRI Ventures ingin membangun ekosistem yang selama ini dikuasai PMV asing dan kita kemarin tidak siap. Sekarang saatnya kita mulai yang kemungkinan juga bisa mengubah ekosisem di ASEAN,” ujarnya.

Isu perpajakan yang tinggi, yang selama ini menjadi dalih banyak kebanyakan PMV lokal untuk menghindar dan lari ke negara tetangga, sebenarnya dapat diatasi dengan sejumlah penyesuaian. Dia menerangkan, BRI Ventures menurunkan biaya management dan biaya lainnya.

“Daripada nunggu aturan berubah kenapa kita tidak ubah cara pikir. Kita sudah bicara dengan grup [BRI], kita ubah carry profit dan management fee, [karena] kita sadar enggak bisa minta plek-plek minta pemerintah ubah. Dengan Sembrani Nusantara, kami mencoba meredefinisikan industri VC di Indonesia. [Dua hal itu] Kami sesuaikan untuk membuat industri semakin kompetitif. Mirip seperti startup yang di masal awal memberikan subsidi.”

Dari total dana kelolaan Rp300 miliar, BRI Ventures akan berinvestasi tahap awal untuk 10-15 startup yang bergerak di sektor non fintech untuk masa deployment antara dua sampai tiga tahun mendatang.

Nicko mengatakan, ke depannya Sembrani akan terus ditinjau progress-nya, mengingat ini adalah pertama kalinya BRI Ventures membuat fund dan mengelola dana eksternal. Selama ini, setiap berinvestasi ke startup, BRI Ventures selalu menjadi single LP.

“Tantangannya dalam mengelola dana ventura, kami jadi lebih banyak berkomunikasi karena ada beragam investor dan terpenting melakukan edukasi yang selama ini kurang.”

First mover

Kehadiran Sembrani Nusantara menjadi angin segar untuk ekosistem startup lokal yang terus didominasi pendanaan dari luar negeri. Posisi mereka yang sudah terdaftar di OJK bisa dianggap sebagai first mover karena mereka sepakat untuk tunduk pada aturan di dalam negeri.

Sebagai catatan, banyak pemain modal ventura, meski kantornya ada di Indonesia, tetapi legalitas mereka ada di Singapura karena di sana lebih ramah pajak. Ketentuan batas modal disetor dianggap kurang sesuai dengan pola pemain VC yang kebanyakan bermain di startup teknologi dan menggalang dana dari investor eksternal.

Di samping itu, pengenaan pajak penghasilan (PPh) yang besar masih menjadi tantangan untuk investor lokal untuk berkompetisi dengan pemodal asing. Menurut PMK PMK No.48 Tahun 2018 tentang Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal Perusahaan Modal Ventura pada Perusahaan Mikro, Kecil, dan Menengah dianggap belum ramah mengakomodir aturan pajak capital gain.

Penerapan pajak capital gain buat PMV itu mencapai 25% dari kenaikan nilai ekuitas, sementara bagi investor perorangan 30%. Besarnya angka ini membuat investor asing selama ini lebih memilih untuk menyalurkan modalnya melalui PMA, ketimbang kolaborasi dengan PMV lokal. Sementara, pajak capital gain di Singapura hanya 5%.

Adapun mayoritas PMV lokal yang mendanai startup digital dan sudah terdaftar di OJK adalah bagian dari anak usaha bank, yakni Central Capital Ventura (CCV), BRI Ventures, dan Mandiri Capital Indonesia. Ketiganya mayoritas fokus mendanai startup fintech untuk mendukung bisnis induk usahanya sesuai dengan mandate dari regulator.

Menurut data OJK per Maret 2020, tercatat ada 61 PMV yang telah mengantongi izin, terdiri dari 57 PMV konvensional dan empat diantaranya berbentuk Syariah. Per April 2020, kinerja dari mayoritas PMV tersebut berasal dari pembiayaan bagi hasil sebesar 77%, penyertaan saham 19%, dan obligasi konversi 4,1%. Angka ini terjadi perubahan dibandingkan posisi tahun lalu. Porsi pembiayaan bagi hasil mencapai 99%.

“Kami mendorong BRI menjadi PMV yang [membiayai startup] digital. Selain itu, Sembrani Nusantara dapat diterima oleh investor dengan baik, sehingga dapat mendukung industri PMV yang masih sangat limited [untuk penyertaan saham ke startup,” tutup Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B OJK Bambang W. Budiawan yang hadir di kesempatan tersebut.

IDN Media Rambah Bisnis Iklan Luar Ruangan

Setelah sebelumnya meluncurkan aplikasi baru, hari ini (24/6) IDN Media meluncurkan produk IDN Programmatic Out-of-Home (IDN POOH). IDN POOH merupakan sebuah platform media luar ruangan atau out-of-home yang terkoneksi dengan internet. Pihaknya mengklaim menggunakan teknologi khusus yang telah dipatenkan untuk bisa menampilkan iklan secara real-time dan terukur.

IDN POOH hadir untuk memberikan solusi bagi keterbatasan yang selama ini dimiliki OOH tradisional. Contohnya, harga yang tinggi per lokasi pemasangan, terbatasnya exposure, tidak adanya laporan performa iklan, durasi pemasangan yang tidak fleksibel, lokasi OOH yang ilegal, hingga pengaturan konten yang tidak dapat diubah.

IDN POOH menawarkan beragam output iklan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk fase pertama, IDN POOH akan fokus kepada format layar LED yang terkoneksi dengan internet dan terpasang di bagian atas mobil.

“Menggunakan teknologi terkini, IDN POOH menghadirkan layanan iklan OOH yang optimal serta terukur secara online dan real-time. Kami percaya IDN POOH akan menjadi game-changer di industri iklan out-of home,” kata CEO IDN Media Winston Utomo.

Telah diperkenalkan sebelum pandemi

Sejak bulan Februari produk ini sudah diluncurkan oleh IDN Media, namun baru diresmikan akhir bulan Juni 2020. Menurut Winston kepada DailySocial, melihat kondisi saat pandemi berlangsung, menunda IDN Media untuk meresmikan produk terbaru tersebut.

Saat liputan #DStour awal bulan Februari 2020 lalu, Winston mengklaim, produk tersebut merupakan “the first real-time” out-of-home advertising. Fungsinya sebagai LED Advertising yang bisa diaplikasikan di manapun. Tidak hanya di mobil, namun juga atas mobil, ada juga yang ditempatkan di warung tradisional yang disebut Retail LED.

“Yang membedakan produk IDN POOH dengan produk lainnya adalah, semua ditayangkan secara real-time. Jadi bisa langsung diganti tanpa harus menggunakan USB, dengan menggunakan dasbor semuanya dikontrol secara online. Untuk monitoring juga bisa dilakukan secara real-time via dasbor, contohnya iklan akan berubah jika mobil berada di kawasan tertentu. Semua bisa dilakukan dan dikontrol secara langsung.”

Selain menghadirkan inovasi dalam iklan out-of-home, IDN POOH juga memiliki visi untuk berperan dalam pembangunan smart city. Data yang terkumpul melalui teknologi IDN POOH dapat menjadi sumber informasi penting bagi pemerintah lokal dalam membangun kotanya.

“Kami sudah mengembangkan teknologi ini selama bertahun-tahun. Pemasang iklan tidak hanya dapat mengubah atau mengoptimasi iklan mereka secara real-time, namun juga dapat memonitor performa iklan mereka melalui sebuah dasbor online khusus yang transparan dan jelas. Kami sangat bersemangat untuk membantu brand dalam iklan mereka melalui IDN POOH,” kata Head of IDN Programmatic OOH Alfian Lumanto.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Tutup GoLife dan GoFood Festival, 430 Pegawai Terkena Layoff (UPDATED)

Gojek kembali melakukan perampingan bisnis, kali ini dengan menghentikan layanan GoLife dan program food court GoFood Festival. GoLife akan efektif ditutup per 27 Juli 2020. Sebelumnya, akhir tahun 2019 lalu, lima layanan GoLife resmi dihentikan, hanya menyisakan GoMassage dan GoClean.

Pegawai Gojek yang terdampak berjumlah 430 orang dan perusahaan menjanjikan langkah pengurangan pegawai ini menjadi satu-satunya keputusan pengurangan di tengah situasi pandemi.

Bagi pegawai yang terdampak, Gojek menyampaikan paket pesangon sebagai berikut:

  1. Karyawan yang terdampak akan menerima pesangon (minimum gaji 4 pekan) ditambah tambahan 4 pekan gaji untuk setiap tahun lamanya bekerja.
  2. Pembayaran gaji selama periode pemberitahuan. Karyawan terdampak tidak wajib untuk bekerja saat sudah memasuki periode pemberitahuan, tapi gaji tetap dibayar secara penuh.
  3. Equity arrangement. Masa tunggu (annual cliff) bagi karyawan yang memiliki hak kepemilikan saham akan dihapus, sehingga karyawan yang meninggalkan Gojek langsung mendapatkan saham perusahaan.
  4. Pembayaran cuti tahunan dan hak lainnya yang tidak digunakan
  5. Perpanjangan asuransi kesehatan bagi karyawan yang terdampak dan keluarga mereka hingga 31 Desember 2020.
  6. Karyawan dapat tetap memiliki laptop untuk membantu mencari peluang lain.
  7. Perpanjangan program layanan kesehatan mental, finansial, dan konsultasi lainnya selama tiga bulan ke depan.
  8. Program outplacement yang akan membantu setiap orang untuk mencari pekerjaan.

Penutupan layanan ini juga akan memberikan dampak kepada para mitra GoMassage dan GoClean. Gojek menjanjikan adanya paket apresiasi bagi mitra, berupa dana tunai dan pelatihan daring, yang diharapkan dapat dimanfaatkan para mitra untuk bangkit dan mencari peluang baru.

Sementara itu, GoFood Festival dihentikan karena tidak sejalan dengan konsep physical distancing selama pandemi. Mitra GoFood Festival bisa mengoptimalkan bisnis melalui GoFood dan inisiatif cloud kitchen milik Gojek.

Sebelumnya, pesaing terdekat Gojek, Grab, telah mengumumkan pengurangan sekitar 5% pegawai, 360 orang, secara regional.

Fokus pada bisnis inti

Berawal sebagai aplikasi ride-sharing, Gojek berambisi menjadi super app, yakni aplikasi yang mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan sehari-hari penggunanya. Mantap dengan visi tersebut, beberapa tahun belakangan perusahaan terus hadirkan layanan-layanan baru, termasuk varian fitur di GoLife.

Kini, seiring dengan perubahan fokus konsumen selama pandemi, Gojek memilih kembali fokus ke beberapa layanan yang memiliki potensi menghasilkan revenue besar. Selain transportasi dan logistik, fokus Gojek adalah platform pembayaran (GoPay), pengantaran makanan (GoFood), dan kesehatan (GoMed bersama Halodoc).

Inovasi tersebut dilakukan dengan dua strategi sekaligus, yakni internal melalui pengembangan mandiri dan eksternal melalui kolaborasi. Untuk menunjang inovasi kolaboratif, Gojek memanfaatkan unit investasi Go-Ventures yang banyak memberikan pendanaan bagi startup-startup potensial.

Awal bulan ini Gojek mengumumkan kucuran pendanaan dari Facebook dan PayPal di putaran Seri F. Dikabarkan setelah pendanaan tersebut valuasi perusahaan berada di angka $12,5 miliar.

Application Information Will Show Up Here

Co-Founder Bukalapak Fajrin Rasyid Jadi Direktur Digital Business Telkom Group

Co-Founder Bukalapak Fajrin Rasyid segera diangkat menjadi Direktur Digital Business Telkom Group dalam RUPS yang digelar siang ini. Menurut sejumlah sumber media, Fajrin, yang saat ini menjabat President Bukalapak, akan menggantikan Faizal R. Djoemadi sebagai Direktur Digital Business.

Fajrin, yang tahun ini berusia 34 tahun, adalah Direktur “milenial” yang sudah dibocorkan Menteri BUMN Erick Thohir sejak beberapa hari yang lalu.

Berlabuhnya Fajrin ke Telkom Group bakal menjadi tanda end of an era di Bukalapak. Bukalapak menjadi startup unicorn pertama Indonesia yang tidak lagi memiliki satupun co-founder di jajaran manajemen.

Sebelumnya salah satu marketplace terbesar di Indonesia ini sudah ditinggalkan dua orang co-founder, Achmad Zaky dan Nugroho Herucahyono, yang telah mengundurkan diri dari perusahaan tahun ini dan secara bersama membangun perusahaan modal ventura Init-6.

Fajrin, menurut sumber yang kami terima, menjadi kandidat terpilih di antara empat penggiat startup yang disebut mengikuti fit and proper test. Ia memiliki latar belakang pendidikan teknologi informasi dan pernah bekerja di konsultan bisnis ternama BCG. Tampaknya profilnya pas dengan DNA Telkom untuk tetap relevan mengarungi industri digital ke depannya.

Telkom Group saat ini memiliki berbagai unit digital, termasuk bisnis marketplace Blanja (sebagai hasil kemitraan dengan eBay) dan platform pembayaran digital LinkAja. Berlabuhnya Fajrin di Telkom Group diharapkan bisa mendorong implementasi ide-ide inovasi segar yang lebih baik.

Dorong Pertumbuhan Pengguna, IDN Media Luncurkan Aplikasi Baru

IDN Media baru-baru ini meluncurkan aplikasi “IDN App”, bertujuan untuk meningkatkan konsumsi konten untuk platform media miliknya. Selama ini perusahaan melihat, cara baru orang dalam mengonsumsi berita yakni makin personal, khususnya di kalangan milenial dan gen Z.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO IDN Media Winston Utomo mengungkapkan, UGC (user generated content) adalah fitur penting dari sebuah media. UGC dapat menciptakan konten yang lebih relevan dan hyperlocal untuk masyarakat. Selama platform mampu menerapkan filtering secara sistematis (dan menggunakan AI agar lebih akurat dan cepat), UGC dapat berjalan dengan baik.

Winston turut menambahkan, aplikasi baru ini diharapkan menjadi platform berbagi informasi dan pengetahuan untuk pengguna. Hal ini sejalan dengan visi IDN Media untuk mendemokratisasi informasi. Sejak diluncurkannya IDN App, perusahaan mengklaim telah mengalami pertumbuhan pengguna yang menjanjikan dan mendapatkan respons positif.

Fitur menarik

IDN App dilengkapi dengan beberapa fitur menarik untuk para penggunanya. Ada fitur Topik, pengguna dapat memilih topik berita yang sesuai dengan minat mereka. Lalu ada pula fitur Tanya Jawab, memungkinkan pengguna menulis pertanyaan tentang topik yang diminati atau menjawab pertanyaan dari pengguna lainnya. Sekilas fitur kedua ini mirip konsep yang diterapkan Quora atau forum online ala Kaskus.

Selain itu aplikasi juga memiliki fitur Tulis Artikel yang dapat dimanfaatkan para pengguna yang tertarik untuk menulis artikel di IDN Media. Setiap artikel buatan pengguna yang berhasil tayang akan mendapatkan poin yang dapat ditukarkan ke uang tunai.

“Lebih dari itu, IDN App juga bercita-cita untuk menjadi platform di mana orang-orang dapat menyuarakan opini mereka dan saling berbagi pengetahuan. Kami sangat antusias dengan hadirnya IDN App dan berharap dapat membawa dampak positif bagi masyarakat melalui aplikasi ini,” imbuh Co-Founder & COO IDN Media William Utomo.

Application Information Will Show Up Here

Jendela360 Kantongi Pendanaan 14 Miliar Rupiah, Dipimpin oleh Beenext

Perusahaan rintisan yang pertama kali mempopulerkan penggunaan 360 virtual tour di dunia properti di Indonesia, Jendela360, mengumumkan pendanaan awal sebesar US$1 juta atau setara 14,2 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Beenext. Beberapa investor turut mendukung putaran investasi ini, meliputi Prasetia Dwidharma, Everhaus, dan sebuah konsultan properti lokal.

Jendela360 merupakan startup poptech berbasis marketplace yang menghubungkan pengguna, pemilik properti, dan agen dalam satu platform. Konten tur virtual dengan pandangan 360 derajat menjadi nilai unik yang ditawarkan, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengguna dalam menentukan unit properti yang akan disewa.

Pendanaan ini akan difokuskan untuk meningkatkan strategi O2O (Online to Offline) perusahaan. Selain itu perusahaan juga ingin merekrut lebih banyak talenta-talenta terbaik di dunia properti, termasuk mengembangkan sistem akademi atau pelatihan yang dapat melahirkan agen properti profesional, dan meningkatkan brand awareness Jendela360.

“Ini merupakan bukti nyata bahwa apa yang Jendela360 kerjakan selama ini telah memberi dampak yang positif terhadap industri properti di Indonesia. Ini bisa dilihat dari bagaimana Jendela360 dapat tumbuh lebih dari 30x lipat dalam 3 tahun terakhir dan tren inilah yang dilihat oleh para investor yang menaruh kepercayaan besar pada kami,” kata Co-founder & CEO Jendela360 Daniel Rannu.

Dari sisi konsumen, proses bisnis yang diterapkan ketika hendak melakukan sewa apartemen; setelah memilih opsi yang sesuai, tim Jendela360 akan mengonfirmasi seputar ketersediaan dan detail unit tersebut. Selanjutnya pengguna dapat mengunjungi apartemen yang dipilih didampingi tim Jendela360. Jika setelah kunjungan cocok dengan unit tersebut, maka konsumen dapat melakukan down payment hingga serah terima unit dan dokumen pendukungnya.

“Properti adalah bidang bisnis yang selalu menarik dan tidak akan pernah berakhir, namun sampai saat ini cenderung belum banyak banyak inovasi yang dilakukan di bidang ini, lewat pencapaian kami selama 3 tahun terakhir ini dan dibantu dengan pendanaan terbaru ini, kami semakin siap untuk membawa inovasi dan angin segar yang baru bagi para pelaku dunia properti di Indonesia,” imbuh Co-founder & CFO Jendela360 Ade Indra.

Proptech di Indonesia

Di Indonesia persaingan bisnis di sektor terkait cukup ketat. Beberapa perusahaan juga terus kuatkan konsolidasi. Awal tahun 2018, pengembang situs properti asal Singapura 99.co resmi mengumumkan akuisisinya terhadap platform lokal Urbanindo. Belum lama ini mereka juga bentuk joint venture dengan REA Group, perusahaan properti online asal Australia yang mengoperasikan iProperty dan Rumah123.

Selain dua grup perusahaan tersebut, di Indonesia juga beroperasi unit bisnis milik PropertyGuru. Mereka menjalankan dua situs, yakni Rumah.com dan Rumahdijual.com yang diakuisisi pada akhir 2015 lalu. Di Indonesia, operasionalnya turut didukung konglomerasi EMTEK Group sebagai investor di putaran pendanaan seri D.

Sementara belum lama ini Lamudi (termasuk unit bisnisnya di Indonesia) baru diakuisisi Emerging Markets Property Group (EMPG). Tujuannya untuk memperkuat bisnis grup portal properti tersebut di kawasan Asia Tenggara.

Startup proptech di Indonesia
Startup proptech di Indonesia

Taskeo Mantapkan Kehadiran di Indonesia, Sajikan SaaS untuk Manajemen Proyek

Taskeo merupakan SaaS manajemen proyek dan automasi yang membantu bisnis untuk mengelola pekerjaan dan timnya. Tahun ini mereka mulai mencoba menjamah pangsa pasar di Indonesia. Kepada DailySocial, CMO Taskeo Agnieszka Kasperek mengungkapkan, Taskeo telah berevolusi sejak pertama kali didirikan oleh Founder & CEO Kamil Kwiecień di Estonia tahun 2017 lalu.

Ia pun menuturkan, pada awalnya layanan tersebut ditujukan untuk manajemen proyek khusus tim yang bekerja secara remote. Namun seiring berjalannya waktu, fitur terus ditambah dan sekarang turut menyasar bisnis kantoran.

“Faktanya, sebagian besar dari tim Taskeo adalah orang Indonesia. Ini memberikan kami wawasan unik tentang masalah yang dihadapi pemilik bisnis lokal dan memungkinkan kami untuk membuat alat yang akan memenuhi kebutuhan spesifik untuk pasar Indonesia,” kata Agnieszka.

Taskeo juga mencoba mendesain layanannya untuk bisa mengakomodasi kebutuhan manajemen proyek secara menyeluruh. Hal ini diklaim menjadi nilai lebih yang ditawarkan, pasalnya biasanya dengan aplikasi SaaS tertentu pengguna tetap harus mengintegrasikan dengan layanan lain agar mendapatkan fasilitas yang komplit.

“Taskeo adalah platform online berbasis langganan yang bertujuan untuk memberikan fleksibilitas paket maksimum. Kami yakin bahwa pengguna kami tidak harus membayar untuk fitur yang tidak mereka gunakan. Itulah sebabnya kami memperkenalkan kemampuan untuk menggabungkan dan mencocokkan modul dan rencana untuk memberikan paket yang tepat yang dibutuhkan pelanggan kami,” kata Agnieszka.

Di Indonesia, Taskeo memiliki target untuk menjangkau bisnis seperti firma hukum, agensi, perusahaan konsultan, dan startup teknologi yang belum menemukan manfaat dari manajemen komputasi awan dan transformasi digital. Perusahaan juga siap memberikan bantuan kepada mereka yang tertarik untuk beralih ke manajemen bisnis tanpa kertas (paperless) sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Saat ini Taskeo mengklaim telah memiliki 10 klien di Indonesia dan telah menempatkan tim lokal untuk beroperasi.

Selain di Indonesia, Taskeo juga telah beroperasi di negara seperti Jepang, Malaysia, United Kingdom (UK), Polandia, Estonia, Singapura dan Kanada.

Sebenarnya layanan manajemen proyek seperti ini sudah ditawarkan oleh banyak sekali perusahaan. Di kancah global, ada produk-produk yang lebih populer digunakan seperti Asana, Trello, Monday, dan sebagainya. Sementara untuk pemain lokal, salah satunya Synergo, SaaS HR-tech yang telah dilengkapi dengan sistem manajemen proyek.