Pasca Diakuisisi Gojek, Moka Pastikan Tetap Jadi Platform Terbuka

Setelah santer dirumorkan selama beberapa bulan terakhir, hari ini (30/4) Gojek secara resmi mengumumkan akuisisinya terhadap Moka. Aksi korporasi ini menjadi langkah awal perusahaan menggabungkan layanan guna memberikan solusi terintegrasi bagi mitra usaha (merchant), yang meliputi layanan pembayaran, pengantaran makanan, dan sistem point-of-sale, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan digitalisasi UKM online maupun offline.

Setelah akuisisi ini, Moka akan terus beroperasi sebagai entitas mandiri yang terintegrasi dengan ekosistem merchant Gojek. Ekosistem tersebut terdiri dari GoBiz (super app yang menaungi GoFood), GoPay, dan layanan-layanan lainnya seperti Midtrans dan Spots. Spots adalah produk mPOS yang diedarkan untuk merchant GoFood, sebagai hasil gabungan Nadipos dan Kartuku yang keduanya diakuisisi Gojek.

Kepada DailySocial, pihak Moka menyebutkan mereka akan tetap menjadi open platform dan sangat terbuka untuk terus berkolaborasi dengan dengan seluruh mitra, baik yang telah tergabung maupun yang akan datang. Moka memungkinkan merchant untuk menerima pembayaran dari digital wallet seperti Gopay, Ovo, Dana, dan lainnya.

“Kami sangat bersemangat menjadi bagian dari ekosistem Gojek dan mengakselerasi misi kami membantu usaha kecil untuk terus tumbuh. Gojek adalah aplikasi konsumen terbesar di Indonesia dan integrasi ini akan membuka akses jaringan para pelaku usaha kepada ratusan juta pengguna platform Gojek dan mendapatkan transaksi langsung dari layanan seperti GoFood,” ujar Co-Founder & CEO Moka Haryanto Tanjo.

Sementara itu Co-CEO Gojek Andre Soelistyo berujar, “Kami selalu berupaya untuk membantu lebih banyak bisnis offline menuju bisnis online untuk ikut mengembangkan ekonomi digital dan bekerja dengan Moka dan jaringan pelaku usahanya akan membantu kami untuk mempercepat terwujudnya misi ini.”

Sebelumnya diberitakan akuisisi ini disepakati di angka US$130 juta atau setara 2 triliun Rupiah. Langkah korporasi ini merupakan bagian rencana ekspansi layanan dan produk Gojek pasca perolehan pendanaan seri F yang sudah digalang sejak tahun 2018.

Hingga saat ini Moka telah digunakan oleh 40 ribu pebisnis di 200 kota di Indonesia dengan memberikan solusi perangkat POS, sistem pembayaran, pembukuan, pengadaan bahan baku, dan peminjaman modal usaha. Sementara Gojek, lewat layanan GoBiz, telah merangkul 500 ribu mitra usaha, yang 96%-nya diklaim dari kalangan UKM.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Shooper Mudahkan Pengguna Bandingkan Harga Barang Antartoko

Berhemat merupakan salah satu prinsip ekonomi paling dasar. Prinsip itu kian relevan di situasi paceklik seperti sekarang. Sebuah startup anyar bernama Shooper menawarkan solusi yang sesuai dengan kondisi itu dengan menciptakan platform guna menemukan bahan makanan yang termurah. Platform tersebut memungkinkan pengguna membandingkan harga di banyak toko sekaligus untuk mencari yang paling terjangkau.

Founder & CEO Shooper Oka Simanjuntak menyebut, platformnya sebagai aplikasi community sharing. Ini tak lepas dari berdirinya Shooper yang terinspirasi dari sekumpulan ibu rumah tangga di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, yang kerap berbagi informasi mengenai harga kebutuhan rumah tangga di toko-toko sekitar rumah mereka. Oka yang juga mengalami kesulitan untuk membandingkan harga, mengambil ide tersebut dan menerapkannya ke Shooper.

Struk belanja jadi kunci

Dengan metode crowdsource tersebut, Shooper mulai beroperasi sejak Januari tahun ini dalam bentuk aplikasi di Android. Kemampuan utama dari platform ini adalah cara meeka mengumpulkan data dari struk belanja. Shooper menggunakan kecerdasan buatan untuk membaca struk lalu menganalisis data tersebut untuk melihat perilaku konsumen. Analisis data itu kemudian menjadi salah satu cara monetisasi bagi Shooper.

“Hampir semua perusahaan yang sukses melakukan analytics, bukan share data pengguna, tapi mereka menemukan pola-pola pegguna berinteraksi di platform. Jadi bukan data pribadi, tapi data pola perilaku,” ujar Oka lewat konferensi pers secara daring.

Monetisasi lain yang diterapkan oleh iklan dengan target spesifik. Dengan banyaknya struk belanja yang diunggah oleh para pengguna, Shooper bisa menemukan karakteristik tiap pengguna sehingga iklan yang mereka hubungkan sesuai perilaku mereka.

Target jumlah pengguna

Dengan kemampuan tersebut, Shooper menawarkan sejumlah fitur bagi para penggunanya mulai dari perbandingan harga termurah di banyak supermarket, membuat daftar belanja, program loyalti, hingga fitur laporan belanja dalam kurun sebulan. Semua terhubung dengan algoritme Shooper yang membantu pengguna mendapatkan harga terbaik kebutuhan pokok sehari-hari mereka.

Sekitar tiga bulan beroperasi, Oka mengklaim platoformnya sudah memuat informasi dari 1300 toko offline yang terdiri dari supermarket, minimarket, ataupun toko non-swalayan lain yang mayoritas berada di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. Namun beberapa toko di Sumatera Selatan, Jambi, Papua, Kalimantan, dan Bali sudah ada beberapa yang terjamah oleh mereka. Alasan mereka memilih toko offline adalah jumlah orang yang belanja di sana masih jauh lebih besar ketimbang di toko daring.

Harga bahan pokok di toko daring menurut Oka memang lebih murah, namun ongkos kirim membuatnya lebih mahal dari toko offline. Ia pun menambahkan belanja bahan pangan bisa mencapai 50% dari total pengeluaran sebuah rumah tangga.

“Jika dibandingkan, kebutuhan transportasi spending-nya hanya sekitar 9% tapi dari itu saja sudah ada dua unicorn yang besar dari sektor transportasi itu,” ucap Oka.

Saat ini total pengguna Shooper sekitar 1200 saja dengan 60% aktif menggunakannya. Jumlah produk yang sudah mereka data sejauh ini sudah lebih dari 10 ribu item. Status pendanaan Shooper pun masih berjalan secara boostrap dengan bantuan angel investor. “Kita berharap di akhir tahun ada 100 pengguna dan dalam 2-3 tahun kita dapat mencapai 1 juta pengguna,” pungkas Oka.

Application Information Will Show Up Here

OttoPay Hadir sebagai “Merchant Aggregator”, Berkomitmen Hidupkan Ekonomi Warung

Masih besarnya warung yang belum terjangkau oleh manfaat ekonomi digital menjadi kesempatan buat para pemain teknologi untuk menggarapnya, salah satunya adalah OttoPay. Memasuki tahun ketiga, perusahaan meningkatkan sejumlah fitur OttoCash, PPOB, dan tambahan penjualan produk agar merchant dapat meningkatkan pendapatannya.

“Saat ini OttoPay terdaftar di Bank Indonesia sebagai penyelenggara penunjang sistem pembayaran dan merchant aggregator. Saat ini kami bekerja sama dengan PT Transaksi Artha Gemilang (OttoCash), segera menyusul tiga partner lainnya dalam proses,” ujar juru bicara OttoPay kepada DailySocial.

Sebagai merchant aggregator, OttoPay merekrut toko-toko baik merchant kecil, modern, dan e-commerce, sebagai merchant yang dapat menerima pembayaran via OttoPay.

OttoCash itu sendiri adalah sister company OttoPay yang bermain di segmen uang elektronik. Keduanya terafiliasi dalam Salim Group. Perusahaan lainnya, iSaku dan Pede (perusahaan patungan dengan Allianz SE), masih berada dalam payung yang sama.

Hubungan bisnis antara OttoPay dan OttoCash ada dua. Pertama, OttoPay sebagai merchant aggregator untuk implementasi QRIS milik OttoCash. Kedua, OttoCash sebagai partner access di aplikasi OttoPay, sehingga konsumen dapat menggunakan saldonya di OttoCash untuk bertransaksi di aplikasi OttoPay.

“Para mitra OttoPay dapat menerima pembayaran dari berbagai aplikasi uang elektronik, salah satunya adalah Pede.id.”

Tak hanya itu, untuk meningkatkan loyalitas pengguna, perusahaan menambahkan OttoPoint yang dapat ditukar dengan berbagai voucher menarik, seperti pulsa, token listrik, voucher game, restoran, minimarket, setiap kali berhasil melakukan transaksi penjualan PPOB dan pembayaran invoice. Tampilan antarmuka aplikasi juga diperbarui agar proses lebih seamless.

“OttoPay memperbarui tampilan dan menambahkan fitur OttoCash dan OttoPoint dalam versi terbarunya untuk membangun kebiasaan belanja baru yang lebih bersih, praktis, dan aman,” ujar Direktur OttoPay Budi Hartono secara terpisah dalam keterangan resmi.

Tambah pendapatan merchant

Perlu dicatat bahwa aplikasi OttoPay hanya bisa dinikmati pemilik usaha, bukan end user pada umumnya. Karena merchant OttoPay tidak hanya yang skala besar saja, perusahaan berupaya menambah fitur PPOB untuk merchant kecil agar dapat memperoleh tambahan pemasukan, salah satunya PPOB, untuk transaksi pembelian pulsa, voucher game, internet, pembayaran listrik, air, dan BPJS.

Penambahan lainnya adalah penjualan produk fisik, seperti eskrim dan kebutuhan barang pokok untuk mendapat tambahan pemasukan. Perusahaan mengklaim telah terhubung dengan berbagai mitra distributor terpercaya. Mereka juga bisa membeli stok dagangan hariannya melalui aplikasi tanpa harus meninggalkan tokonya.

Seluruh pemasukan dan pengeluaran yang terjadi lewat aplikasi akan tercatat dan dapat diakses dengan mudah oleh merchant secara real time. Agar bisnis merchant kecil terus berkembang, perusahaan sedang mengembangkan bantuan pinjaman modal usaha dengan menggaet mitra Lembaga keuangan yang sudah berlisensi resmi.

Diklaim perusahaan telah merangkul 1,3 juta merchant tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sumatera. Komposisi persebaran terbesar ada di kota tier 1 (60%), tier 2 (26%), dan pelosok (14%).

Selain OttoPay, pemain lainnya yang bisnisnya beririsan di antaranya ada PayFazz, GrabKios, Warung Pintar, dan Wahyoo, semua marketplace besar juga telah terjun dari Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee. Berbondong-bondongnya masuk ke ranah ini, lantaran ada 3,5 juta warung yang menjadi tulang punggung ekonomi negara menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Rilis Fitur “Live Shopping” Tokopedia Play

Memasuki Ramadan di tengah pandemi, Tokopedia merilis sederet inovasi guna permudah seluruh penggunanya. Inovasi tersebut di antaranya tambahan fitur aplikasi khusus penjual, Tokopedia Play, dan fitur Beli Langsung.

AVP of Product Tokopedia Priscilla Anais mengatakan, bulan Ramadan identik dengan kenaikan lonjakan transaksi, terlebih di tengah pandemi, belanja online menjadi alternatif untuk meminimalisir penyebaran virus. Demi membantu bisnis lokal tetap beroperasi, perusahaan merilis sederet inovasi untuk menunjang produktivitas para penjual.

“Kami juga menghadirkan pengalaman konten baru untuk para pembeli lewat Tokopedia Play dan kemudahan berbelanja langsung lewat fitur Beli Langsung.” terangnya saat video conference, kemarin (27/4).

Selain tiga inovasi tersebut, Tokopedia juga menambah kurasi produk khusus food and beverages (F&B) yang paling banyak dicari selama pandemi dan Ramadan. Kategori F&B tersebut mengklasifikasikan makanan yang siap saji, makanan beku, dan makanan ringan. Kurasi ini bertujuan untuk permudah penjual bertemu dengan calon pembelinya dan kecepatan browsing lebih maksimal.

“Selama Covid-19, kami buat halaman khusus supaya konsumen bisa menemukan produk yang dijual terdekat dengan lokasi mereka.”

Kenaikan transaksi selama pandemi di Tokopedia diklaim cukup eksponensial, baik dari pembelian maupun jumlah penjual yang tergabung. Priscilla enggan merinci secara spesifik. Namun ia memberi gambaran bahwa tahun lalu penjual di Tokopedia sekitar 5 juta, sementara tahun ini sudah 7,8 juta.

Ia memprediksi kenaikan tersebut dipicu banyaknya bisnis yang terpaksa menutup toko fisik dan membatasi operasional karena pandemi. Akhirnya mereka perlahan mengalihkan bisnisnya ke online dari offline.

“Jadi pertumbuhannya eksponensial. Kita mengalami kenaikan penjual baru yang cukup drastis di masa-masa Covid-19. Kebanyakan adalah penjual offline yang migrasi ke online.”

Dari kategori produk yang banyak dibeli, dijelaskan yang mengalami kenaikan adalah perawatan dan kesehatan pribadi, produk hiburan, dan produk untuk mendukung kerja dan belajar dari rumah.

Diterangkan, dari 7,8 juta penjual yang tergabung, lebih dari setengahnya mengelola bisnis lewat aplikasi. Mereka memasarkan lebih dari 250 juta produk untuk lebih dari 90 juta pengguna aktif bulanan Tokopedia.

Tiga inovasi teranyar

Tokopedia Seller App

Transformasi Aplikasi untuk Penjual Tokopedia
Transformasi Aplikasi untuk Penjual Tokopedia

Tokopedia melakukan sejumlah transformasi pada aplikasi khusus penjual demi meningkatkan produktivitas mereka. Aplikasi ini sendiri sudah dirilis sejak tahun lalu, meski masih dalam versi Android saja. Penambahan fitur tersebut, yakni fitur quick reply chat untuk permudah penjual membalas pesar dari pembeli lewat notifikasi, tanpa harus membuka aplikasi.

Berikutnya, weekly summary sales and order yang memudahkan penjual melihat ringkasan penjualan, performa toko, pesanan, hingga kendala transaksi. “Pembeli di Indonesia cukup demanding, ingin pesannya cepat-cepat dibalas. Kami memfasilitasi itu untuk penjual, tanpa harus membuka aplikasinya,” terang Head of Product Seller Platform Nadhira Ayuningtyas.

Lalu pada halaman homepage toko kini bisa dipersonalisasi sesuai kebutuhan penjual agar terlihat menarik. Mereka bisa menampilkan kampanye, produk unggulan, serta promosi. “Banyak widget yang kami tambahkan ke aplikasi agar penjual mendapat prioritas kegiatan mana yang harus mereka lakukan.”

Menurut Nadhira, penjual yang sudah mengunduh aplikasi Tokopedia Seller kini tidak perlu lagi mengunduh aplikasi utama. Kendati demikian, aplikasi baru tersedia untuk versi Android dan segera menyusul versi iOS-nya. Aplikasi itu sendiri sudah dikembangkan sejak akhir tahun lalu.

Tokopedia Play

Tokopedia Play Live Shopping
Tokopedia Play Live Shopping

Inovasi kedua adalah Tokopedia Play untuk memberikan pengalaman belanja langsung atau live shopping dan berinteraksi dengan para creator konten. Konsep ini bukan barang baru di perusahaan e-commerce lainnya. Sebagai pembedanya, Tokopedia membuat tayangan live streaming secara auto play dengan menyesuaikan kualitas jaringan pembeli pada saat itu.

“Kita hadir dengan solving consumer problem. Kita menempatkan Tokopedia Play di halaman home sehingga mudah terlihat. Secara teknologi kita hadirkan secara autoplay, jika terhubung dengan Wi-Fi, maka konten streaming otomatis akan diputar. Kalau sinyal sedang tidak bagus, hanya akan muncul banner saja,” ucap Head of Product Tokopedia Play Cynthia Limin.

Beli Langsung

Terakhir adalah fitur Beli Langsung untuk percepat proses belanja hanya dengan satu klik. Metode pembayaran dan pengiriman secara otomatis direkomendasikan oleh sistem Tokopedia sesuai preferensi atau kebiasaan masing-masing pembeli. Fitur ini masih dalam tahap uji coba untuk sebagian pengguna.

Head of Product Purchase Platform Tokopedia Deo Nathaniel menjelaskan, fitur ini lebih diarahkan untuk mengakomodasi pembeli yang impulsif dan khusus pembelian satu produk saja. Bila lebih dari satu produk dalam satu keranjang, akan diarahkan dengan metode seperti biasa.

“Impulsif buyer itu adalah orang-orang pengguna setia yang familiar dengan flow checkout di Tokopedia. Mereka biasa memakai metode pembayaran yang sama. Untuk meningkatkan pengalaman mereka, kami buat fitur Beli Langsung.”

Application Information Will Show Up Here

Startup Fintech “Helicap” Raih Pendanaan Lebih dari 155 Miliar Rupiah dari Saison Capital

Startup fintech asal Singapura Helicap mengumumkan pendanaan segar Seri A senilai $10 juta (lebih dari Rp155 miliar) dipimpin Saison Capital, ventura yang merupakan anak usaha pembiayaan konsumen Credit Saison dari Jepang. Pendanaan ini berbentuk penyertaan emisi ekuitas dan penempatan dana kelolaan Asset Under Management (AUM) dalam bentuk Redeemable Preference Shares.

Turut berpartisipasi investor sebelumnya, East Ventures, investor baru Access Capital, pengelola aset multi-family Lamivoie, dan orang-perorangan dengan kekayaan bersih tinggi (HNWI / High Networth Individuals) lainnya.

Secara total, Helicap telah mengumpulkan pendanaan hampir $18 juta. Disebutkan pendanaan teranyar akan digunakan untuk memacu perluasan usaha, meningkatkan teknologi skoring kredit, dan ekspansi produk investasi surat utang pribadi (private debt) untuk mengatasi kekalutan pasar karena pandemi Covid-19.

Co-Founder dan CEO Helicap David Z. Wang menerangkan putaran Seri A ini dilatarbelakangi kinerja perusahaan yang melebihi ekspektasi selama satu tahun belakangan, termasuk mendapat izin usaha Registered Fund Management Company (RFMC) dari otoritas MAS (Monetary Authority of Singapore) untuk anak-anak manajemen investasi Helicap.

Kemudian lewat akuisisi pterhadap erusahaan sekuritas Arcor Capital, perusahaan kini mereka mengantongi izin usaha pasar modal (Capital Markets Services) untuk jasa jual beli produk pasar modal. Arcor Capital diakuisisi tahun lalu dengan nilai tidak disebutkan.

“Kami sangat bangga dengan keikutsertaan Credit Saison di lini investor papan atas dan kami segera mengumumkan sejumlah inisiatif strategis dengan Saison Capital bulan mendatang,” ucap Wang dalam keterangan resmi, Selasa (28/4).

 

Belum terdaftar di OJK

Saat memperoleh dana tahun 2018, Helicap berencana melakukan ekspansi ke Indonesia. Di tahun 2020, meski Helicap sudah mengantongi beragam izin di Singapura, perusahaan belum mengantongi izin dari OJK ataupun terdaftar sebagai anggota asosiasi.

Hal ini seharusnya menjadi fokus Helicap berikutnya. Perusahaan mengumumkan pengangkatan Ilham Akbar Habibie sebagai Special Advisor. Ilham merupakan Komisaris Utama Bank Muamalat dan Co-Founder Ilthabi Rekatama, perusahaan investasi swasta. Kehadirannya diharapkan membantu Helicap mempertajam bisnisnya di Indonesia, sebagai salah satu pasar utama perusahaan.

“Saya bersemangat untuk bekerja sama dan menjadi penasihat perusahaan fintech seperti Helicap. [..] Perusahaan berbasis data seperti Helicap akan memainkan peran penting di pasar pinjaman alternatif,” terang Ilham.

Helicap menyebut dirinya sebagai platform Capital as a Services dengan cakupan B2B2C. Mereka tidak memberikan pinjaman secara langsung, tetapi menyalurkan pinjaman dari organisasi yang telah menjadi mitra dengan memberikan jaminan dari analisis data yang dilakukan.

Perusahaan menampung akses data kredit yang dikumpulkan berbagai organisasi keuangan. Data tersebut diolah sedemikian rupa sehingga memberikan wawasan untuk memberikan alokasi investasi. Wawasan tersebut dinilai menjadi “helicopter view” atau pemahaman menyeluruh terkait bisnis yang akan diinvestasi.

Helicap fokus pada teknologi analitik kredit dan azas ponten (scoring model) yang ketat dalam mencermati jutaan titik data peminjaman dari berbagai platform penerbit, sehingga memungkinkan anak-anak usaha Helicap memberikan imbal hasil sesuaian (risk-adjusted returns) kepada investor.

“Asia Tenggara menjadi kawasan ekonomi yang paling bertumbuh, didorong oleh UKM. Namun pertumbuhan tersebut juga menghasilkan ekosistem pinjaman yang terfragmentasi, belum dapat melayani pinjaman modal untuk bisnis secara keseluruhan,” tutup Wang.

Perusahaan berbasis di Singapura dengan cakupan wilayah tersebar di Asia Tenggara, Hong Kong, dan Australia.

Platform Insurtech Qoala Kantongi Pendanaan Seri A Senilai 209 Miliar Rupiah

Platform insurtech Qoala yang didirikan oleh Harshet Lunani dan Tommy Martin kembali mengantongi pendanaan, kali ini untuk tahapan Seri A senilai $13,5 juta atau sekitar 209 miliar Rupiah. Putaran pendanaan kali ini dipimpin oleh Centauri Fund.

Beberapa investor baru dalam putaran pendanaan ini termasuk Sequoia India, Flourish Ventures, Kookmin Bank Investments, Mirae Asset Venture Investment, dan Mirae Asset Sekuritas. Investor terdahulu antara lain Central Capital Ventura dari Bank Central Asia, MDI Ventures, Surge, MassMutual Ventures Southeast Asia, dan SeedPlus.

Dana segar ini akan dimanfaatkan perusahaan untuk berinvestasi lebih jauh dalam teknologi, SDM dan brand untuk dapat mendukung strategi kami dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, mitra platform, dan perusahaan asuransi. Qoala juga memiliki target bisa menambah jumlah pegawai menjadi 300 orang hingga tahun 2021 mendatang.

“Melalui pendanaan ini, kami akan berinvestasi lebih jauh dalam teknologi, SDM dan brand untuk dapat mendukung strategi kami dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, mitra platform, dan perusahaan asuransi,” kata Co-Founder dan COO Qoala Tommy Martin.

Sebelumnya Qoala telah mengantongi pendanaan tahap awal senilai $1,5 juta (atau setara 21,6 miliar Rupiah) dari Sequioa Capital India (Surge). Beberapa pemain yang berada di ranah yang sama antara lain PasarPolis, Fuse Insurtech, dan 9Lives.

Produk asuransi Covid-19

Tim dan manajemen Qoala
Tim dan manajemen Qoala

Salah satu inovasi produk yang akan dihadirkan Qoala dalam waktu dekat adalah penawaran produk asuransi khusus yang mencakup risiko terjangkit Covid-19 untuk konsumen perorangan dan UKM.

Qoala menganggap produk ini menjadi komplemen BPJS Kesehatan yang dimiliki masyarakat dengan memberi manfaat tambahan.

“Terlebih dengan kondisi krisis dan pemberlakuan PSBB saat ini, kami melihat meningkatnya kebutuhan atas inovasi untuk mendukung industri asuransi terutama adanya keterbatasan pemasaran produk secara offline,” kata Tommy.

Sebagai platform insurtech, Qoala mengklaim telah mampu memroses lebih dari 2 juta polis per bulan, naik dari sebelumnya sebanyak 7.000 polis per bulan pada Maret 2019. Qoala juga telah meluaskan layanannya mencakup lima industri inti, yaitu pariwisata, fintech, ritel, logistik, dan kesehatan karyawan.

“Sebagai pendatang baru di industri teknologi asuransi / Insurtech, kami senang mendapat kepercayaan dari investor global terkemuka yang terus mendukung kami mengembangkan inovasi di bidang teknologi asuransi. Dukungan ini membuat kami sangat optimistis dalam mencapai visi misi Qoala dalam memasyarakatkan asuransi dan mempermudah akses asuransi bagi semua orang,” kata Founder dan CEO Qoala Harshet Lunani.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Resmi Akuisisi Moka, Dikabarkan Nilainya Capai 2 Triliun Rupiah

Kabar akuisisi startup point-of-sales Moka oleh Gojek akhirnya mencapai titik terang, setelah sebelumnya menjadi rumor sejak Agustus 2019 lalu. Pertama, perusahaan telah melaporkan aksi korporasi tersebut ke regulator, dalam hal ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha – kini juga bisa dibaca melalui laman resmi KPPU tertanggal 9 April 2020.

Keterangan akuisisi Moka oleh Gojek di laman KPPU
Keterangan akuisisi Moka oleh Gojek di laman KPPU

Lalu kedua, hari ini (23/4) Bloomberg turut memberitakan, sumber yang dekat dengan kesepakatan itu mengatakan akuisisi Moka telah dirampungkan Gojek senilai US$130 juta atau setara 2 triliun Rupiah. Angka ini sedikit meningkat dari yang sebelumnya banyak beredar US$120 juta. Transaksi telah dirundingkan sejak tahun lalu dan baru mencapai sepakat beberapa bulan lalu.

Langkah strategis ini dilakukan Gojek memanfaatkan perolehan pendanaan seri F yang telah berlangsung sejak Oktober 2018 lalu. Pertengahan Maret 2020 diberitakan, perusahaan mendapatkan tambahan dana US$1,2 miliar atau setara 18 triliun Rupiah untuk putaran tersebut, melengkapi target perolehan US$3 miliar atau setara 42,2 triliun Rupiah.

Peran Moka bisa jadi sangat signifikan. Berbasis di Jakarta, saat ini perusahaan yang didirikan Grady Laksmono dan Haryanto Tanjo sejak tahun 2014 ini telah menjangkau pengguna di 100 kota di Indonesia. Lebih dari 35 ribu restoran, cafe, dan gerai ritel lainnya manfaatkan aplikasi mobile POS yang dimilikinya.

Catatan capaian Moka sepanjang tahun 2019 / Moka
Catatan capaian Moka sepanjang tahun 2019 / Moka

Sadar persaingan di vertikal bisnis ini sangat banyak, Moka terus lakukan inovasi termasuk dengan menghadirkan platform Moka Fresh (pembelian bahan baku) dan Moka Capital (pinjaman dana merchant) – dalam keterangannya Tanjo mengatakan bahwa visi Moka menjadi “merchant supper app”, bermaksud mengakomodasi berbagai kebutuhan peritel secara terpadu melalui platform digital.

Selain mencatatkan transaksi tunai, sistem kasir Moka memungkinkan pemilik bisnis untuk menerima pembayaran dengan platform digital seperti Gopay, Ovo, LinkAja, bahkan Kredivo dan Akulaku. Sementara skenario kolaborasi yang lebih mendalam antara Gojek dan Moka belum disampaikan.

Ini jadi proses akuisisi kesekian yang dilakukan Gojek terhadap startup Indonesia. Sebelumnya decacorn lokal tersebut juga caplok beberapa startup termasuk Loket, Kartuku, Midtrans, Mapan, hingga Promogo.

Beberapa hasil akuisisi berhasil memperluas ekosistem layanan Gojek, misalnya konsolidasi dengan tim Loket yang menghasilkan layanan GoTix. Founder Loket Edy Sulistyo didapuk untuk memimpin divisi hiburan yang dimiliki Gojek.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Survei AFPI: P2P Lending Catat Penurunan Bisnis 5% Akibat Pandemi

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) melaporkan industri p2p lending mengalami penurunan penyaluran pinjaman sebesar 5% dari Maret 2020 dibandingkan bulan sebelumnya akibat pandemi Covid-19. Disebutkan juga penurunan bisnis belum memberi dampak terhadap tingkat kredit bermasalah.

Dalam survei singkat yang diselenggara asosiasi pada 6 April 2020, responden menyatakan TKB90 (Tingkat Keberhasilan Bayar 90 Hari) tercatat stabil. Asosiasi belum mendapat data teranyar untuk melihat kondisi terkini. Bila melihat dari data OJK, TKB90 industri berada di angka 96,08% atau NPL 3,92% per Februari 2020. Angka tersebut tergolong sehat untuk industri.

Survei ini diikuti oleh 130 anggota AFPI sebagai responden. Dijelaskan, sebanyak 52% di antaranya atau 68 pemain mengaku sudah mendapat permohonan restrukturisasi dari peminjam.

“Survei ini baru secara industri. Kita akan lakukan survei ketika melihat pandemi ini sudah berlangsung panjang, bagaimana penurunan dari masing-masing platform baik dari nominal maupun debiturnya,” terang Ketua Harian AFPI Kuseryansyah dalam video conference bersama media, Senin (20/4).

Pria yang kerap disapa Kus ini menambahkan, gelombang dampak pandemi diprediksi akan ada di posisi puncak antara bulan depan sampai Juni 2020. Pada saat itu, diprediksi tingkat TKB90 dan NPL akan mengalami koreksi. Perusahaan dianjurkan untuk terus aktif melakukan pemantauan secara harian dan stress test untuk mengurangi dampak.

“Covid-19 sedikit banyak berpengaruh terhadap rencana bisnis perusahaan, termasuk target seluruh anggota penyelenggara. Pandemi juga dikhawatirkan membuat risiko kegagalan pembayaran berpotensi meningkat, sehingga akan semakin memperketat mitigasi risiko atas pengajuan pinjaman-pinjaman baru.”

Bila di dalami lebih jauh, dari semua segmen p2p lending ada yang justru mengalami berkah. Salah satunya Tokomodal yang bergerak pada pinjaman produktif untuk pemilik warung. CEO & Co-Founder Tokomodal Chris Antonius menerangkan, bisnisnya justru menunjukkan tanda peningkatan drastis karena transaksi warung yang meningkat.

“Ketika mal dan pusat belanja ditutup, masyarakat kembali belanja di warung buat beli kebutuhan pokok. Makanya pinjaman di Tokomodal justru naik. Terlebih itu, tenor kami hanya tujuh hari jadi turn over-nya cepat,” ujarnya.

Dari analisis perusahaan sejak dua bulan lalu hingga sekarang, Tokomodal tidak memiliki pengajuan restrukturisasi kredit. Untuk dukung operasional warung, kini perusahaan membuat program dukungan dengan membebaskan biaya admin setiap pengajuan pinjaman.

Kondisi sedikit berbeda dihadapi oleh Investree. Mereka mencatat dari total outstanding kredit sekitar 15% pinjaman yang berpotensi terkena dampak pandemi. Rata-rata industri tersebut bergerak di bidang ritel, seperti restoran dan kedai kopi.

Kurang dari 1% di antaranya adalah realisasi dari pinjaman yang pembayarannya terlambat. Sisanya, sekitar 2%-3% bersikap proaktif dengan meminta pengajuan restrukturisasi. Namun persetujuan ini tergantung dari keputusan pemberi pinjaman. Bentuk keringanan yang diberikan Investree yakni perpanjangan tenor dan payment holiday atau libur pembayaran.

“Kita enggak bisa langsung restrukturisasi karena p2p itu bukan on balance sheet, tapi off balance sheet. Jadi harus ada persetujuan dari lender, apakah setuju untuk restrukturisasi atau ada payment holiday,” tambah Chief Risk Officer Investree Amalia Safitri.

Hal yang sama juga dilakukan Crowdo. Perusahaan menganalisis bisnis peminjam yang terdampak pandemi sejak Maret lalu. Di antaranya consumer goods yang mengalami pengajuan keringanan tertinggi, ada juga sektor lainnya.

“Kami analisis peminjam mana yang kira-kira akan terdampak Covid-19. Pada April, sudah ada yang minta. Saat ini baru 3% peminjam yang mengajukan restrukturisasi. Kami berkomunikasi intensif dengan para peminjam yang meminta keringanan kredit untuk kontrol hariannya,” ujar COO Crowdo Indonesia Nur Fitriani.

Chris melanjutkan, dampak yang terasa setiap pemain p2p akan sangat tergantung pada segmen industri yang dilayani. Ambil contoh, bila ada warung makan yang mengajukan pinjaman produktif, tapi lokasi usahanya di lokasi wisata, otomatis bisnisnya akan ikut terdampak.

“Saya melihat pinjaman yang sifatnya justru lebih mendekati kebutuhan dasar akan meningkat bisnisnya. Logistik, alat kesehatan, e-commerce juga menunjukkan tren naik jumlah pinjamannya,” sambung Chris.

Ketua Bidang Humas dan Kelembagaan AFPI Tumbur Pardede menerangkan p2p lending berbeda dengan bank. Mereka hanya bertindak sebagai platform penyelenggara yang mempertemukan peminjam dan pemberi pinjaman. Jadi, platform tidak berwenang untuk memberikan persetujuan restrukturisasi tanpa persetujuan dari pemberi pinjaman.

“Namun penyelenggara dapat memfasilitasi permintaan pengajuan restrukturisasi bagi peminjam UMKM yang terdampak Covid-19 kepada pihak pemberi pinjaman,” tambahnya.

Hingga akhir Februari 2020, OJK mencatat penyaluran pinjaman p2p lending senilai Rp95,39 triliun naik 225,58% secara year on year. Dari sisi pemberi pinjaman ada 630 ribu entitas dan peminjam 22,32 juta entitas. Total penyelenggara p2p lending yang terdaftar di OJK ada 161 perusahaan, dengan 25 di antaranya sudah berizin.

Terus merekrut karyawan

Dampak Covid-19, bagi sebagian startup justru menjadi kesempatan untuk merekrut lebih banyak talenta baru. Tumbur yang juga CEO Tunaikita menerangkan, perusahaan merekrut lebih banyak tenaga customer service karena ada kebutuhan yang tinggi dalam hal komunikasi dengan para peminjam.

Selain itu, tenaga di bidang penilaian kini semakin dibutuhkan untuk melihat potensi di daerah baru yang tidak terdampak Covid-19 atau mencari peminjam baru. “Pengurangan karyawan belum berdampak, di industri justru makin dicari karyawan yang memang spesifik melakukan tugas-tugas dan fungsinya meningkat.”

Bisnis p2p lending, sambungnya, memperoleh pendapatan dari fee atas transaksi pinjam meminjam. Sementara, pendapatan bunga dan denda atas pinjaman adalah milik pihak pemberi pinjaman. Oleh karenanya, pendapatan mereka bergantung pada jumlah nilai penyaluran, sedangkan penyaluran ini tergantung pada kepercayaan pihak pemberi pinjaman terhadap kinerja platform.

“Momen ini sekaligus memperlihatkan fondasi bisnis yang kuat. Menurut efisien saya, momen-momen ini justru bisa menjadi pembuktian bahwa kita sudah melakukan yang benar [punya fondasi bisnis yang kuat],” tutup Chris.

kumparan Luncurkan “Pusat Informasi Corona”, Berisi Data hingga Panduan Menghadapi Pandemi

Untuk memberikan informasi yang relevan dan terjamin akurasinya, kumparan pada Minggu (19/4) meluncurkan Pusat Informasi Corona. Laman tersebut dapat diakses melalui https://kumparan.com/corona.

Platform yang dirilis menyajikan data, peta, panduan, dan berita terbaru seputar pandemi Covid-19. Panduan yang disajikan mengangkat tema yaitu Memahami Virus Corona, Pencegahan Diri & Keluarga, Prosedur Tes & Panduan Kesehatan, Happy at Home, Rumah Sakit Rujukan, Hotline Corona, Kumpulan Doa, Pengumuman Pemerintah, dan Donasi Lawan Corona.

kumparan ingin membantu masyarakat agar tidak gugup, memahami apa yang sedang terjadi, mengerti apa yang harus dilakukan dalam menghadapi pandemi corona ini. Ini alasan utamanya. Semoga kita semua selalu diberkahi keselamatan dan kesehatan,” kata Hugo Diba, CEO kumparan.

Menurut Hugo, akses terhadap informasi kredibel merupakan kunci penting dalam menghadapi pandemi ini. Semakin banyak informasi dan panduan yang diterima masyarakat maka semakin besar peluang menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat.

Pusat Informasi Corona disusun oleh jurnalis kumparan yang selama beberapa bulan terakhir mengikuti perkembangan pandemi. Materi panduan didapatkan dari sumber-sumber kredibel yang dikurasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Peluncuran resmi Pusat Informasi Corona dilaksanakan lewat rangkaian acara online menghadirkan sejumlah menteri, tokoh nasional, dan reportase lengkap dari seluruh provinsi di Indonesia. Beberapa pembicara dalam acara ini antara lain Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menaker Ida Fauziyah, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, mantan Wapres Jusuf Kalla, dan Ketua KADIN Rosan Roeslani.

Ramai-ramai saling bahu

Salah satu dampak positif yang bisa dirasakan di tengah pandemi, berbagai elemen dalam ekosistem startup digital saling bahu memberikan solusi bagi masyarakat. Bentuknya cukup beragam, mulai yang membantu bisnis UKM agar tetap memiliki daya beli, menyediakan akses belajar gratis, hingga menyajikan kanal untuk pendamping olahraga di rumah.

Beberapa startup di bidang kesehatan juga terus berinovasi sajikan pelayanan terbaik. Beberapa mencoba membuat produk untuk membantu masyarakat melakukan pemeriksaan, beberapa lagi sajikan kanal yang memudahkan masyarakat untuk terhubung dengan tenaga medis. Menjadi sinyal yang baik, di tengah ‘banting tulang’ para pebisnis untuk memastikan usahanya bertahan, mereka masih banyak meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang bersifat sosial.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Pusat Informasi Corona yang dibesut kumparan

TADA, Gojek, dan Moka Inisiasi Platform “Supportlocalbrands”, Bantu Peritel Berjualan Kupon Belanja

Dampak pandemi yang luas ke segala sektor usaha, menyiksa pebisnis untuk putar otak untuk memastikan usahanya tetap berjalan. Tada, platform end-to-end customer retention, dibantu Gojek dan Moka membuat gerakan dukung merek lokal atau Supportlocalbrands, sudah mulai beroperasi sejak awal Apri 2020.

Kolaborasi tersebut berbentuk adanya akses buat masyarakat untuk membeli kupon dari merek lokal dengan harga spesial lewat aplikasi Gojek dan situs web Supportlocalbrands itu sendiri. Beragam kupon yang ditawarkan di antaranya untuk produk makanan dan minuman, fesyen, layanan kecantikan, kesehatan pribadi, gaya hidup, dan hotel.

“Melalui gerakan ini, baik konsumen dan pemilik bisnis sama-sama memperoleh manfaat. Konsumen dapat membeli lebih awal kupon dari ratusan merek lokal. Kupon ini nantinya bisa digunakan saat layanan tersedia atau bisnis buka kembali. Sementara itu, pemilik bisnis dapat mempertahankan usahanya dengan pemasukan dari hasil penjualan kupon ini,” terang Managing Director TADA Antonius Taufan kepada DailySocial, Senin (20/4).

Gojek turut berpartisipasi lantaran solusi yang diinisiasi oleh TADA menjawab permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Situs Supportlocalbrands kini tersedia melalui shuffle card di dalam aplikasi Gojek untuk memudahkan lebih banyak pelanggan untuk mengakses kesempatan tersebut.

“Inisiatif ini merupakan salah upaya nyata kami untuk memastikan pengguna Gojek mendapat manfaat potongan harga dari merek lokal favorit mereka, sekaligus membantu bisnis karya anak bangsa untuk tetap bertahan,” imbuh Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita.

Hadirnya TADA dan inisiasinya dalam aplikasi Gojek, menandakan bertambahnya mitra pihak ketiga yang berpartisipasi untuk perkuat posisinya sebagai super app.

Sejak softlaunch pada awal bulan ini, disebutkan situs ini sudah menjaring lebih dari raturan merek lokal untuk berpartisipasi, termasuk mereka yang sudah menjadi merchant di Moka.

Co-Founder & CEO Moka Haryanto Tanjo mengatakan, mereka sudah mengimbau 40 ribu merchant-nya untuk turut berpartisipasi dan mendukung kemudahan dalam penukaran kupon. “Kolaborasi ini salah satu bentuk inisiatif kami untuk membantu pelaku usaha dalam menghadapi masa sulit,” katanya.

Keberadaan dukungan ini, lanjutnya, begitu dibutuhkan pebisnis. Meski tidak memberi data rinci, Taufan menyebut beberapa klien ritelnya memang melaporkan bahwa mereka sudah melakukan pemotongan gaji atau merumahkan karyawan dalam kurun waktu tertentu demi mempertahankan cashflow.

“Untuk angka pastinya, mohon maaf kami tidak bisa sebut, namun yang pasti bagi sektor ritel, hal ini sangat berdampak besar,” ujar Taufan.

Dia juga menyebut dalam membuat gerakan ini ketiga perusahaan tidak memungut biaya atas transaksi yang terjadi hingga 30 Juni 2020. Keseluruhan nilai yang dibayarkan konsumen akan diberikan sepenuhnya kepada para pelaku usaha yang bergabung.

Rencananya, situs ini akan aktif sampai tanggal tersebut dan pembeli bisa membeli hingga waktu tersebut. Seluruh kupon yang dibeli akan memiliki masa berlaku satu tahun, sehingga pembeli punya cukup waktu hingga gerai-gerai kembali di buka untuk menukarnya.

“Untuk ke depannya, jika pelaku usaha masih ingin memakai platform yang sama untuk program yang berbeda, maka dikembalikan sesuai kebijakan pemilik platform masing-masing. Yang pasti, tidak ada keterikatan apapun selama gerakan ini berlangsung.” pungkas Taufan.

Demi memastikan transaksi dapat berjalan lancar, TADA terus mengupayakan agar traffic ke situs semakin optimal.