KoinWorks Rilis Produk Pembiayaan Pendidikan dengan Tenor Maksimal 10 Tahun

Startup p2p lending KoinWorks merilis produk Dekade untuk pembiayaan perguruan tinggi dengan tenor yang dapat dicicil hingga 10 tahun. Produk tersebut merupakan turunan dari lini layanan KoinPintar yang khusus menyasar pinjaman pendidikan.

CMO KoinWorks Jonathan Bryan menjelaskan produk ini memiliki misi sosial mendorong tingkat partisipasi pelajar Indonesia dari perguruan tinggi meningkat. Biaya pendidikan menjadi salah satu pemicu penyebab tingkat partisipasi rendah.

Mengacu ke laporan BPS, kenaikan biaya pendidikan tembus 10% per tahunnya. Hal ini berdampak pada minimnya jumlah mahasiswa, menurut Kemenristekdikti baru mencapai 32,9% dari jumlah total penduduk Indonesia yang berada di usia 19-23 tahun pada akhir 2018.

“Bukan karena tidak mau kuliah, tapi karena biayanya yang tinggi. Dengan kemudahan dari Dekade, kami berharap generasi muda mampu mengambil kesempatan yang ada untuk meningkatkan daya saing serta kualitas SDM di Indonesia,” terangnya, Selasa (27/8).

Dekade merupakan pengembangan dari KoinPintar dengan peminjam bisa mencicil tagihannya sampai 10 tahun dengan bunga flat mulai dari 0,75% per bulan (9% per tahun). Adapun bentuk pinjaman bila melalui KoinPintar tenornya mulai dari 3 bulan hingga 24 bulan, dengan bunga yang sama.

KoinPintar menerima pengajuan untuk pendidikan informal mencakup lembaga kursus dan vokasi, seperti Hacktiv8, Quipper, MoneySmart, Aku Pintar, dan English First. Tersedia pula pembiayaan untuk perguruan tinggi, seperti di Binus Online Learning.

Persyaratan untuk Dekade tidak jauh berbeda. Peminjam yang berhak adalah mereka yang telah terdaftar sebagai mahasiswa dari Strata 1 ke atas. Lalu mencantumkan data pelajar, data penjamin, serta slip gaji penjaminnya. Dalam dua hari, peminjam akan diberitahu apakah aplikasi mereka diterima atau tidak.

Sementara ini, pilot project Dekade baru dimulai untuk mahasiswa yang kuliah di Pulau Jawa. Nominal pembiayaannya mulai dari Rp50 juta sampai Rp100 juta.

“Apabila kurang dari 10 tahun peminjam mau melunasi, kami berikan kesempatan tidak ada tambahan biaya sama sekali atau no early repayment fee.”

Jonathan mengaku tidak ada penanganan khusus untuk produk ini. Artinya, para pemberi pinjaman pun tetap akan menerima imbal hasil seperti umumnya berinvestasi lewat KoinWorks.

Secara keseluruhan, setiap penyaluran sudah memiliki dana cadangan untuk jaga-jaga apabila terjadi gagal bayar. Jika telat, tentunya akan ada denda yang diberikan sebesar 6% dari total tunggakan.

Bicara mengenai pencapaian KoinPintar, sejak diluncurkan pada dua tahun lalu, diklaim telah memiliki peminjam sebanyak 26 ribu orang atau 20% dari total peminjam di KoinWorks lebih dari 130 ribu orang.

Sementara, penyalurannya baru mencapai 10% dari total keseluruhan. Dihitung secara kumulatif, hingga kini KoinWorks telah menyalurkan lebih dari Rp1 triliun, dengan perkiraan penyaluran bulanan sebesar Rp200 miliar.

“Meski persentasenya kecil, namun jumlah peminjam di KoinPintar cukup besar karena rata-rata pinjamannya Rp10 juta.”

Apabila pilot project ini berlangsung sukses, pihaknya membuka kemungkinan untuk membuka cakupan peminjam di luar Pulau Jawa. Bahkan ada inisiasi diperuntukkan buat pembiayaan kuliah di luar negeri, mengingat OJK memberi batasan maksimal penyaluran di perusahaan p2p lending sebesar Rp2 miliar.

Application Information Will Show Up Here

Telkomsel Dukung Bluebird Implementasi “Taksi IoT”

Telkomsel menjadi penyedia IoT untuk armada taksi listrik Bluebird (e-taxi). Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) pada hari ini (26/8).

Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Martini mengatakan, implementasi IoT Telkomsel ke dalam ekosistem digital Bluebird merupakan perwujudan komitmen perseroan dalam mendukung visi Making Indonesia 4.0 dari pemerintah.

Perseroan menghadirkan IoT Control Center, solusi cloud-based yang diklaim aman dan terpercaya untuk melakukan manajemen perangkat IoT. IoT Control Center mampu memberikan visibilitas dan keamanan aset perusahaan, menjaga kualitas layanan, memastikan kinerja perangkat selalu optimal, serta memprediksi biaya pengeluaran.

IoT Control Center dianggap mampu memperkuat ekosistem IoT secara menyeluruh melalui berbagai perangkat yang saling terkoneksi di dalam jaringan Bluebird. Salah satunya IoT Bluebird yang akan menjadi solusi pengganti Fleety sebagai perangkat penghitung argo, serta penerima pesanan berbasis jaringan 2G yang salama ini dipakai armada Bluebird.

Perangkat IoT Bluebird akan didukung jaringan 4G LTE Telkomsel sebagai perangkat komputer multi-fungsi yang terpasang di semua tipe armada Bluebird. Fiturnya meliputi argo meter untuk taksi, pengiriman order penumpang, pelacakan posisi GPS, komunikasi dengan penumpang dan operator pusat, termasuk pembayaran.

“Perangkat ini juga terhubung langsung dengan kendaraan sehingga mampu membaca data-data vital dari kondisi kendaraan dan mengirimkannya langsung ke sistem aplikasi Bluebird,” tambah Emma dalam keterangan resmi.

Direktur Utama Blue Bird Group Noni Purnomo menambahkan dengan solusi baru ini diharapkan dapat membantu perseroan dalam mengakselerasikan produktivitas dan kinerja, sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam melayani pelanggan.

“Kami percaya bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan efisiensi di dalam operasional Bluebird, namun juga berdampak positif bagi industri transportasi di Indonesia melalui peningkatan kualitas layanan penumpang, pengemudi, dan kendaraan,” terang Noni.

Saat ini ekosistem IoT di armada taksi Bluebird ditargetkan dapat tersedia pada 10 ribu unit hingga akhir tahun 2019. Secara keseluruhan potensi armada yang dapat diterapkan mencapai 25 ribu unit. Angka tersebut akan dicapai hingga pertengahan tahun 2020.

Application Information Will Show Up Here

GoPay Jadi Alternatif Pembayaran SIM di Polda Metro Jaya

Polda Metro Jaya menggandeng GoPay sebagai mitra pembayaran non tunai untuk pembuatan dan perpanjangan SIM. Inisiasi ini diklaim menjadikannya sebagai Polda pertama yang menerapkan metode pembayaran untuk transaksi pengumpulan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dalam bentuk SIM.

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusuf mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan layanan publik dengan mengikuti perkembangan teknologi. Diharapkan inovasi ini bisa menciptakan layanan publik yang cepat, aman, mudah, dan transparan sehingga masyarakat semakin percaya dengan kinerja pelayanan publik.

“Sebagai dari langkah awal, layanan transaksi untuk pembayaran PNBP SIM sudah bisa dimanfaatkan masyarakat di Satpas Ditlantas Polda Metro Jaya Daan Mogot, Jakarta Barat. Ke depannya, akan dilanjutkan di wilayah Polda Metro Jaya lainnya, termasuk layanan SIM keliling dan gerai pelayanan Satpas,” kata Yusuf dalam keterangan resmi.

Selayaknya bertransaksi pada umumnya di GoPay, pengguna yang ingin melakukan pembayaran PNBP SIM, baik untuk buat baru maupun perpanjang, cukup membuka aplikasi Gojek dan memilih menu “Bayar” untuk melakukan scan kode QR yang tersedia pada loket. Lalu memasukkan jumlah yang ingin dibayar dan melakukan konfirmasi pembayaran.

“Dalam meningkatkan layanan publik, kami tidak hanya berupaya untuk memudahkan masyarakat namun juga pemerintah dan kepolisian dalam mengumpulkan PNBP sehingga menjadi lebih mudah dan transparan,” tambah Head of Ecosystem Expansion GoPay Edwin Ariono.

Sebelumnya, kedua pihak telah menjalin kerja sama di tingkat kota dan kabupaten dengan Polres di sembilan kota di Indonesia untuk memberikan kemudahan pembayaran perpanjangan SIM dan SKCK.

Penetrasi GoPay untuk alternatif pembayaran di level layanan publik, perlahan mendalam. Baru-baru ini GoPay juga tersedia untuk pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Jawa Timur, bekerja sama dengan pemerintah Semarang untuk pembayaran PBB dan Trans Semarang. Di Bandung, GoPay bisa dipakai untuk bayar bus wisata Bandung on Tour (Bandros).

Application Information Will Show Up Here

Mempertahankan Kedaulatan Data Jadi Isu Penting Saat Perbaikan Sistem BPJS Kesehatan

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melempar usulan untuk memperbaiki performa BPJS Kesehatan, khususnya dalam penagihan iuran. Luhut menyarankan raksasa asuransi asal Tiongkok, Ping An, akan membantu sistem teknologi BPJS Kesehatan agar lebih efisien.

Menurut Luhut, Ping An setidaknya akan melakukan dua hal dengan BPJS Kesehatan yakni mengevaluasi sistem teknologi informasi dan memperbaiki celah sistem tersebut. Dari penuturan Luhut diketahui pihak Ping An yang menawarkan diri untuk membantu BPJS Kesehatan.

“Mereka tidak jualan hardware, hanya software yang sudah dipakai 282 kota di Tiongkok. Salah satu perusahaan yang paling efisien di Tiongkok,” ucap Luhut seperti diwartakan CNN Indonesia.

Ping An adalah perusahaan asuransi terbesar di Tiongkok dengan kapitalisasi pasar mencapai hampir $220 miliar. Ia merupakan anak perusahaan dari PA, sebuah holding jasa keuangan yang meliputi asuransi, perbankan, hingga investasi.

Uluran tangan Ping An ditujukan untuk menyelesaikan sejumlah masalah yang membelit BPJS Kesehatan seperti tunggakan iuran peserta dan defisit keuangan yang terus membengkak.

Data per 30 Juni 2019 diketahui kolektibilitas iuran mencapai 94,04 persen dari kelompok Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan 89,03 persen dari penduduk yang didaftarkan pemerintah daerah. Adapun defisit yang diderita oleh BPJS Kesehatan terus meningkat, dari Rp1,9 triliun pada 2014 hingga Rp19,4 triliun pada 2018. Tunggakan iuran peserta dan besaran iuran peserta yang terlalu kecil ditengarai penyebab utama besarnya defisit BPJS Kesehatan.

Berisiko diakses pihak asing

Wacana pelibatan Ping An dalam pembenahan sistem TI dari BPJS Kesehatan mengundang kritik, terutama dalam hal kedaulatan data pribadi masyarakat. Timboel Siregar dari BPJS Watch memandang rencana kerja sama itu memungkinkan data masyarakat yang terhimpun dalam sistem BPJS Kesehatan diakses pihak asing.

“Kalau ada pihak asing yang ikut terlibat maka data besar tersebut akan berpotensi terakses oleh pihak asing. Ini sangat berbahaya karena terkait dengan ketahanan bangsa kita. Nanti asing akan mendapat data statistik kondisi kesehatan rakyat Indonesia termasuk data tentang TNI dan Polri kita yang sakit,” ujar Timboel dalam keterangan resminya.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris pernah menyampaikan bahwa pihaknya merupakan pemilik data kesehatan terbesar di Indonesia. Data sampel dapat menjadi metode pemanfaatan data tersebut. Peneliti, akademisi, maupun BPJS Kesehatan sendiri dapat menggunakan data sampel tersebut yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan dalam program jaminan kesehatan nasional.

Pemerintah sebenarnya sudah menyadari pentingnya data kesehatan. Hal ini tertuang dalam Pasal 6 ayat 3 RUU Perlindungan Data Pribadi yang memasukkan data kesehatan ke dalam kategori data pribadi. Sebagai catatan, jumlah peserta BPJS Kesehatan berjumlah 222,5 juta jiwa. Dengan demikian bisa disimpulkan setidaknya ada 222,5 juta set data pribadi dan data kesehatan milik peserta.

Timboel melanjutkan bahwa usulan memperbaiki sistem TI BPJS Kesehatan bukan solusi untuk kepatuhan dalam membayar iuran yang masih rendah. Ia khawatir dari perbaikan sistem teknologi, Ping An dapat menjamah data peserta BPJS yang sifatnya lebih sensitif.

“Soal penagihan iuran itu sebenarnya kan tinggal dilakukan penegakan hukum, bukan masalah TI-nya. Kalaupun TI bagus, tapi penegakkan hukum lemah, ya sama seperti ini,” imbuh Timboel.

Humas BPJS Kesehatan Iqbal Anas Ma’ruf mengamini bahwa ada potensi pengolahan data oleh Ping An dalam rencana kerja sama mereka. Akan tetapi ia meyakinkan bahwa rencana tersebut masih berusia dini dan masih terus mereka pelajari.

“Itu tentu perlu tindak lanjut lebih dalam karena kita tunduk pada regulasi yang mengatur, tapi ini kan baru permulaan belum sampai dalam seperti itu,” pungkas Iqbal.

Application Information Will Show Up Here

Raiz Invest Bidik Pasar Milenial dengan Strategi “Investasi Receh”

Setelah diperkenalkan beberapa bulan lalu, PT Raiz Invest Indonesia resmi meluncurkan aplikasi investasi mikronya di Indonesia. Berbasis web, platform tersebut dihadirkan untuk memperkuat posisinya di pasar, termasuk dengan menggandeng PT CIMB Niaga Tbk sebagai mitra pembayaran.

CEO Raiz Invest Melinda Wiria mengungkapkan, sejak awal perusahaan membidik segmen milenial yang pasarnya dinilai sangat potensial, yakni sepertiga dari total populasi atau sekitar 80 juta jiwa.

“Ada barrier mengapa milenial belum mau investasi. Selain proses rumit, investasinya dalam jumlah besar. Kami hadir untuk mengajarkan investasi dalam jumlah receh dan proses cepat. Kita bisa investasi mudah tanpa mengubah gaya hidup,” tuturnya di peluncuran aplikasi Raiz Invest di Jakarta.

Saat ini, Raiz Invest menawarkan tiga portfolio layanan, yakni Recurring Investment atau investasi dengan metode cicilan lewat auto debet, Lump Sum Investment atau investasi langsung dalam jumlah tertentu, dan Round-up atau investasi yang dikumpulkan dari setiap selisih nilai transaksi.

Terkait Round-up, setiap transaksi pembelian yang dilakukan pengguna akan dibulatkan. Pembulatan ini akan dikumpulkan hingga mencapai Rp10.000, kemudian akan dimasukkan sebagai investasi, dan langsung terhubung ke aplikasi Raiz.

CMO Raiz Invest Fahmi Arya mengungkap bahwa kemitraannya tidak akan berhenti pada CIMB Niaga saja. Fahmi menyebut sedang menjajaki kerja sama dengan dua penyedia e-money.

“Selama ini transfer antar-bank masih konvensional atau dikenakan biaya. Dengan CIMB Niaga, pembelian dalam jumlah kecil, misalnya Rp10.000, tidak dikenakan biaya. Ini yang kita kejar bahwa bisnis investasi online perlu dibangun dengan ekosistem tertutup,” ujar Fahmi.

Selain itu, lanjut Fahmi, perusahaan juga berencana untuk mengembangkan portal komunitas untuk mempertemukan investor dengan pihak-pihak yang terlibat dalam industri investasi. Tujuannya tak lain untuk mendorong inklusi keuangan bagi investor dan pemula.

Raiz Invest, sebelumnya Acorns, merupakan perusahaan fintech asal Australia. Pasca-IPO pada tahun lalu, perusahaan memperluas pasarnya hingga ke Indonesia. Perusahaan membidik 40 ribu pengguna hingga akhir tahun ini.

Fintech berperan dongkrak investor pemula

Ketua Asosiasi Penasihat Investasi Indonesia (APII) Ari Adil mengungkap bahwa keberadaan perusahaan fintech sangat berperan mendongkrak jumlah investor pemula di Indonesia. Diketahui, APII juga menjadi bagian dari Asosiasi Penjual Reksa Dana Indonesia (APRDI).

“Di Indonesia, indeks keuangan itu paling kecil. Berbeda dengan indeks perbankan yang tertinggi. Artinya, literasi soal investasi di Indonesia sangat rendah. Makanya, fintech sangat berperan dalam menjangkau masyarakat,” paparnya pada kesempatan sama.

Sementara Kepala Bag. Pengembangan Kebijakan Pengelolaan Investasi OJK Solihin Betas juga mengakui bahwa perkembangan investor mulai meningkat sejak kemunculan pemain investasi online dalam beberapa tahun belakangan.

“Dulu [sebelum ada pelaku investasi online], kami bidik 5 juta investor baru, tapi gagal. Sekarang jumlahnya meningkat, setidaknya setiap hari ada 300 ribu investor baru,” ungkapnya.

Solihin menambahkan, hingga saat ini data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sudah ada 1,8 juta investor di Indonesia. Dengan pencapaian saat ini, ujarnya, target 2 juta investor di akhir tahun bisa terealisasi.

UangTeman Tengah Rampungkan Pendanaan Seri B Senilai 143 Miliar Rupiah, Siapkan Ekspansi dan Akuisisi

Perusahaan teknologi yang bergerak di bidang teknologi finansial UangTeman mengumumkan telah menutup putaran pertama pendanaan seri B –mereka menyebut dengan istilah seri B1. Investor baru di tahap ini meliputi KDDI Open Innovation Fund dan Global Brain Corporation. Beberapa investor sebelumnya juga dikatakan turut terlibat, namun detailnya tidak disebutkan.

Mereka juga menginformasikan bahwa putaran kedua pendanaan seri B (disebut seri B2) ditargetkan rampung pada Oktober 2019. Di putaran kedua, Spiral Ventures akan memimpin pendanaan. Total yang ditargetkan untuk seri B ini mencapai $10 juta atau senilai 143 miliar Rupiah.

Mengomentari hal ini CEO Spiral Ventures Yuji Horiguchi menyampaikan, melalui partisipasinya ini pihaknya berusaha semaksimal mungkin menggunakan pengalaman dan keahlian yang dimiliki untuk mendukung pertumbuhan bisnis UangTeman.

“Di Indonesia sendiri, industri pinjaman online telah terbukti menjadi bagian dari infrastruktur sosial. Dengan mengikuti pertumbuhan UangTeman, kami dapat lebih memahami dan berkontribusi lebih jauh dalam mendukung dan membangun infrastruktur sosial yang benar-benar dibutuhkan bagi pemilik usaha kecil yang berada di Indonesia,” ujar Yuji.

Akuisisi, diversifikasi dan ekspansi

UangTeman telah berhasil mengantongi izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Mei 2019 silam, setelah melalui serangkaian proses audit menyeluruh. Selanjutnya dengan momentum ini, perusahaan berencana untuk melakukan diversifikasi produk. Tepatnya akan menjadi pinjaman online yang berfokus pada bisnis mikro yang produktif.

Diversifikasi ini akan ditempuh dengan cara akuisisi salah satu perusahaan pinjaman online lainnya yang juga sudah terdaftar di OJK. Belum ada nama yang disebutkan, hanya ada keterangan inti produknya melingkupi pembiayaan faktur dan pendanaan payroll. Aksi perusahaan ini ditargetkan rampung dan diumumkan September 2019.

Selain itu UangTeman juga tengah menyusun langkah strategis untuk melakukan ekspansi ke Filipina. Saat ini mereka tengah dalam tahap mengurus proses perizinan dari regulator jasa keuangan setempat. Untuk meningkatkan penetrasi di Asia Tenggara, pendanaan seri C juga direncanakan pada tahun 2020.

Application Information Will Show Up Here

Setelah GrabBajay dan GrabBentor, Kini GrabAndong Diluncurkan di Kawasan Malioboro

Grab, Kementerian Pariwisata dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta hari Sabtu (24/8) lalu meluncurkan layanan GrabAndong. Inovasi tersebut memungkinkan pengguna aplikasi Grab untuk memesan/menyewa moda transportasi ikonik andong atau dokar untuk menunjang kebutuhan wisata, khususnya di seputar Malioboro.

Untuk menggunakan layanan ini, pengguna Grab dapat mengakses dari menu Explore Car/Mobil, lalu pilih opsi Rent di bagian kanan atas. Di sana akan ada pilihan “Rent Andong”, selanjutnya bisa melakukan pembayaran melalui Ovo atau tunai. Tarif per jam yakni Rp150.000, dengan setiap kelebihan waktu dikenakan biaya Rp1.250 per menit.

Tidak hanya ini, Grab sebelumnya juga sudah meluncurkan GrabBajay di Jakarta serta GrabBentor di Medan dan Gorontalo. Tujuannya sama, yakni meningkatkan aksesibilitas transportasi ikonik di kawasan wisata.

Dalam peluncuran GrabAndong, dihadiri langsung Menteri Pariwisata Arief Yahya, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi. Menurut data yang dipaparkan, pada tahun 2017 jumlah turis Yogyakarta melebihi 435 ribu orang, 50% di antaranya mengunjungi kawasan Malioboro.

Dukungan perawatan kuda andong

Neneng menyampaikan, Melalui fitur GrabAndong, Grab berusaha untuk meningkatkan penghasilan dari mitra melalui peningkatan produktivitas mereka. Saat ini, ada 500 andong yang tersebar di Malioboro. Namun, untuk fase GrabAndong pertama, hanya 26 andong yang terdaftar untuk proyek awal.

Sebagian pendapatan dari GrabAndong nantinya akan dialokasikan untuk perawatan kesehatan kuda. Secara khusus Grab menjalin kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk hal ini. Dengan demikian, mereka memastikan bahwa kuda-kuda yang digunakan mitra senantiasa dalam kondisi sehat saat dioperasikan.

Dalam sambutannya, Ketua Paguyuban Andong DIY Purwanto mengatakan, “Terkait perawatan kuda, setiap harinya kuda kami selalu diawasi secara intensif, mulai dari perawatan seperti membersihkan kuda, merawat sepatu kuda, bahkan memandikannya. Setiap hari, andong kami jalan maksimal 6-7 jam. Itu pun ketika mereka berhenti, kami selalu memberi air minum.”

Application Information Will Show Up Here

Melihat Masa Depan Layanan “Video Streaming” di Indonesia

Makin besarnya minat kalangan muda untuk mengonsumsi konten secara digital menjadi salah satu alasan mengapa saat ini layanan video streaming makin banyak pilihannya. Di Indonesia sendiri belum banyak platform yang menyediakan layanan terpadu untuk kreator konten dan video streaming.

Melihat potensi tersebut, Vidio mencoba untuk fokus menjadi platform lokal yang tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk kreator konten baru di tanah air, tetapi juga platform hiburan berisi konten-konten untuk pengguna di Indonesia.

Di sesi #SelasaStartup kali ini, Deputi CEO Vidio Hermawan Sutanto mengungkapkan tantangan terbesar bersaing dengan platform populer dan bagaimana masa depan layanan video streaming di Indonesia.

Bagaimana platform lokal bersaing

Salah satu upaya yang bisa dilakukan sebuah perusahaan digital untuk bisa bersaing dengan platform asing raksasa seperti YouTube adalah bagaimana platform pesaing tersebut bisa tampil lebih unggul atau menawarkan value proposition.

Cara yang bisa dilakukan adalah memberikan kesempatan bagi kreator konten untuk mempromosikan kreasi mereka tanpa harus bersaing dengan kreator konten yang sudah memiliki traffic dan jumlah pengikut yang besar. Mengedepankan konsep challenge, Vidio menyadari benar pentingnya bagi pembuat konten untuk mendapatkan traffic dan mempromosikan kreasi mereka secara organik.

Saat ini layanan video streaming hingga live streaming sudah banyak pilihannya, namun hanya sedikit yang menawarkan tayangan eksklusif. Untuk bisa menjangkau semua kalangan, Vidio menghadirkan konten olahraga yang hanya bisa dinikmati khusus pelanggan Vidio.

“Karena fokus kita hanya Indonesia, menjadi mudah bagi kami untuk menentukan konten atau tayangan apa yang paling menarik perhatian pengguna. Kami juga siap membantu brand hingga publisher yang ingin mempromosikan produk mereka lebih cepat sesuai kebutuhan,” kata Hermawan.

Vidio memiliki tim internal yang membangun dan mengembangkan aplikasi. Hal tersebut menjadi keuntungan lebih bagi kreator konten dan brand yang ingin menghadirkan konten yang dikustomisasi.

“Saat ini video streaming masih menjadi pilihan bagi pengguna dan kreator konten, sehingga ke depannya saya melihat bakal lebih masif lagi jumlah konten kreator di Indonesia yang bakal memanfaatkan platform seperti Vidio. Dari sisi pengguna ke depannya bukan hanya tayangan eksklusif, tapi juga demand untuk melihat konten yang segar dan berkualitas akan menjadi daya tarik utama,” tutup Hermawan.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Dapat “Lampu Hijau” Beroperasi di Malaysia

Dalam waktu yang cukup singkat, Pemerintah Malaysia memberikan “lampu hijau” kepada pemain ride hailing, pasca pertemuan kabinet yang sudah diinformasikan sebelumnya oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq Syed awal pekan ini.

Lampu hijau ini tidak hanya berlaku buat Gojek saja, tapi juga buat Dego Ride pemain sejenis dari Malaysia.

Dalam keputusan kabinet dijelaskan pemerintah setuju untuk mengimplementasikan ride hailing moda motor di Malaysia. Akan tetapi, Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Transportasi diminta untuk diskusi bersama perihal aturan apa saja yang harus diterapkan.

Menteri Pengembangan Wirausaha Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof menjelaskan aturan terpenting yang harus diperhatikan adalah dari sisi keamanan, misalnya tidak dibolehkan pakai motor ketika masuk jalur tol. Aturan lainnya, seperti mencegah terjadinya praktik monopoli.

Legalitas adalah unsur terpenting yang harus dipenuhi apabila ingin diimplementasikan di Malaysia. Dia merasa prosesnya tidak akan cukup sulit karena cukup menyesuaikan dengan aturan yang sudah ada.

Salah satu aturan yang telah berlaku adalah mengenai geofencing untuk memantau operasional pemain aplikasi ride hailing.

Dia memprediksi butuh “sebulan atau dua bulan” buat dua kementerian tersebut untuk merumuskannya, setelah itu meminta persetujuan kembali dari kabinet.

“Kami ingin memastikan apapun yang kita kembangkan untuk menghidupi ekonomi anak muda, tidak boleh bertentangan dengan aturan yang sudah ada,” terangnya seperti dikutip dari The Star Malaysia.

Dalam unggahan resmi (22/8) Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq di akun media sosial, dia mengatakan pada Rabu kemarin (21/8) kabinet dengan suara bulat setuju untuk mengizinkan layanan berbasis aplikasi, mirip seperti mobil pribadi, untuk tersedia di Malaysia.

“Kami tulus ingin memastikan kelompok ‘mat motor’ memiliki puluhan ribu peluang kerja. Sekaligus, memastikan para paman dan bibi pemilik warung bisa menjual produknya lewat aplikasi, tak menutup juga pengusaha muda,” katanya.

Di samping itu, bisa menjadi opsi berkendara yang lebih murah, dan sebagai “last mile” untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik.

Pasca kabar ini tersebar, sontak terjadi penolakan dari para pemain lokal. Operator taksi terbesar di Malaysia, Big Blue Taxi sepakat untuk menolak kehadiran Gojek. Mereka justru meminta kesetaraan antara pemain ride hailing dengan pengemudi taksi.

Founder Big Blue Taxi Shamsubahrin Ismail menambahkan Gojek sebagai karier tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, generasi muda Malaysia pantas mendapat lebih dari itu.

Dalam sepak terjang ekspansi Gojek, Singapura dan Malaysia adalah dua negara yang paling menentang ride hailing moda motor karena dianggap tidak aman. Makanya, kehadiran Gojek Singapura hanya menyediakan roda empat saja. Selain Indonesia, opsi moda motor Gojek tersedia di Vietnam dan Thailand.

Application Information Will Show Up Here

Kedai Sayur Kembali Dapatkan Pendanaan Senilai 57 Miliar Rupiah

Kedai Sayur hari ini (23/8) mengumumkan telah mendapatkan pendanaan lanjutan senilai $4 juta, setara dengan 57 miliar Rupiah. Pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dengan dukungan SMDV, Triputra Group dan Multi Persada Nusantara.

Sebelumnya pada bulan Mei 2019 lalu, Kedai Sayur juga mengumumkan mendapatkan pendanaan awal senilai $1,3 juta yang dipimpin East Ventures.

Didirikan pada Oktober 2018, Kedai Sayur menjadi startup yang coba membawakan inklusi teknologi untuk meningkatkan model bisnis tukang sayur. Fasilitas yang mereka berikan didesain untuk mengakomodasi ekosistem petani sayur, pemilihan produk sayuran, dan jaringan distribusi ke pelanggan rumah tangga.

Secara sederhana, cara kerja platform tersebut membuka akses bagi tukang sayur untuk mendapatkan produk segar berkualitas dengan harga pasar yang bersaing melalui aplikasi. Selanjutnya produk yang dipesan dapat diambil di Mitra Sayur pada titik drop-off terdekat. Mitra Sayur juga menawarkan kendaraan distribusi baru yang disebut “Si Komo”, pembiayaan dapat dibantu dengan pengajuan ke Kedai Sayur.

“Sejak hari pertama, kami ingin membuat dampak nyata untuk semua pedagang sayur dan memungkinkan mereka untuk menikmati hidup dengan kualitas yang lebih baik. Kami senang bisa melihat purchase value para Mitra Sayur yang meningkat secara konstan, dan bagaimana mayoritas dari mereka bisa meningkatkan purchase value tersebut hingga dua kali lipat dalam enam bulan pertama,” terang Co-Founder & CEO dari Kedai Sayur Adrian Hernanto.

Dana modal baru ini akan digunakan untuk mempercepat perusahaan dalam menarik lebih banyak tukang sayur dan pedagang menjadi Mitra Sayur. Termasuk mengembangkan jaringan supplier dan pengembangan platform teknologi. Hingga sekarang, Kedai Sayur menyediakan lebih dari 300 produk di pusat distribusi mereka.

Application Information Will Show Up Here