Inisiatif Kendaraan Listrik di Indonesia Terus Didukung Pebisnis Digital

NFC Indonesia bersama SiCepat membentuk perusahaan patungan PT Energi Selalu Baru (ESB) yang akan difokuskan pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai, dan layanan pendukung lainnya. Sebagai langkah awal, ESB akan mengakuisisi saham minoritas PT Volta Indonesia Semesta (Volta), perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai sepeda dan motor listrik di Indonesia.

Didukung anak perusahaan M Cash lainnya, seperti DMMX dan Telefast, ESB akan berupaya meningkatkan penyerapan dan distribusi penggunaan kendaraan listrik dengan pendekatan teknologi. Menjelaskan hal itu, Presdir NFC Abraham Theofilus menyampaikan, “Melalui platform digital kami yang memungkinkan pengguna untuk mengelola kendaraan listrik mereka dan penggunaan baterai terkait, kami berusaha untuk meredakan keraguan yang berkaitan dengan adopsi EV (Electric Vehicle) terutama perihal jarak tempuh dan frekuensi penggunaan.”

Ia melanjutkan, “Dalam prosesnya, NFCX juga akan secara bertahap memperkenalkan mekanisme loyalitas dalam platform digital yang akan memberi reward kepada pengguna sepeda motor listrik kami.”

Volta akan menjadi rumah produksi utama sepeda motor listrik untuk ESB dengan NFCX menyediakan dan mengelola platform digital untuk registrasi dan pengelolaan kendaraan, pembayaran dan reward. ESB akan memanfaatkan kemampuan logistik serta jaringan SiCepat dan Telefast untuk merencanakan dan menyebarkan stasiun penukaran baterai. Ekspansi jaringan penukaran baterai ini juga akan menggunakan jaringan toko ritel DMMX yang luas di seluruh Indonesia.

Misi dengan kendaraan listrik

Inisiatif penggunaan kendaraan listrik juga disampaikan oleh decacorn Gojek. Dalam sebuah kesempatan di acara peluncuran laporan keberlanjutan perusahaan, salah satu eksekutif perusahaan mengatakan bahwa mereka berencana menjadikan setiap unit kendaraan di platformnya menjadi kendaraan listrik pada tahun 2030 mendatang. Realisasinya dengan menggandeng produsen dan pengaturan leasing yang menguntungkan mitra.

Pemain lain, yakni Grab, juga mulai agresif memulai inisiatif kendaraan listrik. Mereka mulai melakukan pilot project pada awal tahun 2020 di Jabodetabek memanfaatkan unit mobil dari Hyundai dan motor listrik Gesits. PLN turut digandeng untuk perencanaan bersama, riset, pengembangan model bisnis, dan pelaksanaan percontohan tersebut.

Di sisi hulu, pengembang unit kendaraan listrik juga tengah mendapatkan perhatian investor. Sebut saja ION Mobility, perusahaan berbasis di Singapura, Shenzhen (Tiongkok), dan Jakarta tersebut belum lama ini membukukan pendanaan awal $3,3 juta dari Monk’s Hill Ventures, TNB Aura, Village Global, 500 Startup (melalui fund 500 Durians), AngelCentral, kipleX, dan Seeds Capital.

Pada dasarnya ION Mobility adalah perusahaan pengembang motor elektrik pintar. Pintar di sini karena mereka turut tanamkan perangkat lunak kecerdasan buatan untuk beberapa tugas, seperti penghematan daya dan kemudahan penggunaan.

Tantangan implementasi

Di sisi pemerintah, Kementerian ESDM memiliki konsentrasi khusus dalam mendukung program percepatan kendaraan listrik. Menurut data yang diungkapkan pada April 2021 lalu, saat ini sudah ada 122 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang terbangun dan tersebar di 83 lokasi. Jika merujuk pada peta jalan yang sudah disusun, pemerintah menargetkan pada tahun 2025 dapat membangun 3.860 SPKLU dan 17.000 Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK).

Di sisi infrastruktur, jika melihat kondisi saat ini dan cita-cita yang ingin dicapai, pekerjaan rumah yang dimiliki masih cukup banyak. Walau bagaimana pun, kehadiran sistem pendukung seperti layanan pengisian daya perlu terdistribusi dengan baik untuk menjadi langkah awal mengajak masyarakat melakukan transisi ke kendaraan listrik.

Di sisi lain, masih ada tantangan yang saat ini perlu dipikirkan bersama. Pertama adalah harga jual kendaraan listrik yang masih cenderung tinggi dan opsinya pun belum terlalu banyak. Pemerintah, lewat Kementerian Perindustrian juga mewajibkan produsen kendaraan listrik luar negeri yang ingin memasarkan produknya di sini harus memiliki kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai 2023 sebesar 35 persen.

Kedua, penetrasi kendaraan listrik yang belum banyak secara tidak langsung juga membuat masyarakat bertanya-tanya tentang efektivitasnya digunakan di Indonesia. Bagaimana keandalan baterai dan jarak tempuh yang bisa diakomodasi, mengingat dua tantangan utama di sini adalah soal lalu-lintas dan geografi yang berkontur.

Perspektif publik Indonesia tentang kendaraan listrik / marketresearchindonesia.com

Hadirnya pemain digital dalam dorongan penetrasi kendaraan listrik menjadi hal penting. Selain meningkatkan awareness, kekuatan yang mereka miliki dapat secara langsung berperan dalam menumbuhkan ekosistemnya sendiri. Misalnya yang dilakukan NFC dan SiCepat dengan masuk ke dalam lini supply chain, atau Grab dan Gojek yang berupaya menghadirkan mekanisme terbaik untuk memfasilitasi para mitranya dengan kendaraan ramah lingkungan.

Karena selain aspek bisnis, kendaraan listrik dinilai mampu memberikan masa depan lingkungan yang lebih terjaga – dengan kualitas udara yang lebih bersih dan sumber daya energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

ION Mobility Dapat Pendanaan Awal, Tahun Depan akan Luncurkan Sepeda Motor Listrik Pintar di Indonesia

ION Mobility hari ini (16/10) umumkan perolehan pendanaan awal senilai $3,3 juta atau setara 48,6 miliar Rupiah. Adapun investor yang masuk dalam putaran ini meliputi Monk’s Hill Ventures, TNB Aura, Village Global, 500 Startup (melalui fund 500 Durians), AngelCentral, kipleX, dan Seeds Capital.

Pada dasarnya ION Mobility adalah perusahaan pengembang motor elektrik pintar. Pintar di sini karena mereka turut tanamkan perangkat lunak kecerdasan buatan untuk beberapa tugas, seperti penghematan daya dan kemudahan penggunaan. Perusahaan ini berbasis di Singapura, Shenzhen (Tiongkok), dan Jakarta.

Co-Founder & CEO ION Mobility James Chan mengatakan, produknya menargetkan pasar di Asia Tenggara. “Belum ada merek kendaraan elektrik yang unggul di Asia Tenggara [..] Kami berkomitmen menawarkan suatu alternatif yang lebih baik, yaitu motor elektrik generasi baru, pintar, dan ramah lingkungan, dengan harga yang terjangkau.”

Dalam rilis juga disampaikan, pangsa pasar industri motor di Asia Tenggara akan mencapai $8,53 miliar di tahun 2023 nanti — pasar terbesar ketiga di dunia untuk sepeda motor setelah India dan Tiongkok. Di Indonesia sendiri, menurut data BPS per akhir 2018, jumlah sepeda motor yang beredar (resmi) mencapai 137,7 unit. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia mencatat ada penjualan 6,05 juta unit di tahun 2019.

ION Mobility berencana untuk meluncurkan produk perdananya di Indonesia tahun 2021 mendatang. Melalui pendanaan yang didapat, mereka berkomitmen memperbesar di operasional di tiga basis wilayah yang telah dinaungi; termasuk mengembangkan kapabilitas riset dan membangun kemitraan untuk produksi dan rantai pasokan.

Di tanai air sebenarnya sudah ada beberapa produk motor listrik. Beberapa di antaranya Viar, Elvindo Rama, Selis E-Max, Honda PCX, serta produsen lokal yang motornya sempat dicoba presiden yakni Gesits.

Motor listrik besutan Gesits saat dicoba Presiden Jokowi / Biro Pers Setpres
Motor listrik besutan Gesits saat dicoba Presiden Jokowi / Biro Pers Setpres

Meninjau regulasi

Di sebuah kesempatan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, dalam roadmap pengembangan industri kendaraan bermotor pemerintah menargetkan produksi tumbuh sampai 10 juta unit pada tahun 2025, dengan target ekspor minimal 1 juta unit. Dari sisi produksi dan penjualan sepeda motor nasional sejak tahun 2010 sampai 2018 telah mencapai rata-rata di atas 6,5 juta unit per tahun.

Pemerintah Indonesia juga menargetkan sekitar 20% dari total produksi nasional di tahun tersebut adalah motor listrik. “Untuk merealisasikan target tersebut, kami secara agresif mengajak para produsen otomotif agar membuka kegiatan produksi di Indonesia. Pemerintah yakin bahwa Indonesia memiliki banyak keunggulan pada sektor otomotif, sehingga target pada tahun 2030 tersebut, bukan hal yang mustahil untuk dicapai,” terangnya.

Terkait beleid, sudah ada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Mengamanatkan pengaturan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai termasuk sepeda motor listrik guna meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri.

Sejalan dengan itu, pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019, salah satunya mengatur tentang super deduction tax bagi kegiatan riset, inovasi dan vokasi yang dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto sampai 200%-300%.

Kesiapan pasar

Peresmian uji coba kendaraan listrik oleh Grab / Grab
Peresmian uji coba kendaraan listrik oleh Grab / Grab

Menurut survei yang diadakan Pertamina Energy Institute, di sisi konsumen masyarakat masih meragukan kendaraan listrik. Misalnya, takut ketika sedang berada di jalan akan kehabisan daya. Alasan yang cukup wajar, karena infrastruktur pendukung kendaraan listrik di Indonesia masih sangat minim.

Selain itu, umumnya kendaraan berdaya listrik jauh lebih mahal dari pada berdaya BBM. Dari riset disebutkan, untuk mobil rata-rata 3x lipat lebih mahal dan untuk motor 1,5 kali lipat lebih mahal.

Dirjen Ilmate Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, pemerintah tidak menampik fakta keraguan tersebut. Saat ini upaya yang dilakukan adalah meniadakan pajak daerah untuk kendaraan bertenaga listrik. Untuk pengadaan stasiun pengisian daya sendiri, ditaksirkan perlu biaya hingga 54,6 triliun Rupiah untuk per 31 ribu titik — target realisasi keseluruhan pada tahun 2030. Memang, visi kendaraan listrik harus didukung oleh ekosistem yang kuat.

Kolaborasi dengan pemain swasta juga turus digalakkan untuk percepat pengembangan ekosistem tersebut. Salah satunya dengan Grab, akhir tahun lalu perusahaan ride-hailing tersebut mengumumkan uji coba kendaraan listrik roda empat dan dua di Jabodetabek. Grab akan memanfaatkan kemitraan dengan salah satu investornya Hyundai sebagai produsen mobil lewat entitas lokal Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, Astra Honda Motor (AHM), dan Gesits untuk roda empat.

PLN menjadi BUMN yang ditunjuk untuk melakukan percepatan PP 55-2019, termasuk terkait pengadaan stasiun pengisian daya. Grab adalah satu dari 20 mitra yang dipilih. Beberapa lainnya adalah Gojek, BlueBird, Transjakarta, Mobil Anak Bangsa, Build Your Dream (BYD) sebagai penyedia transportasinya.

Sony Pamerkan Mobil Elektrik Konsep, Seriuskah Mereka Berkecimpung di Ranah Otomotif?

Sebagai perusahaan konglomerat raksasa, Sony mempunyai sayap bisnis yang sangat luas, di antaranya penyediaan perangkat elektronik, gaming dan hiburan, hingga jasa finansial. Sony menguasai bisnis musik serta jadi pemain besar di industri film dan TV. Dan sejak beberapa bulan silam, khalayak tengah menanti penyingkapan console game next-gen mereka setelah pengumuman nama resminya, ‘PlayStation 5’.

Terkait home console-nya, Sony hanya memperlihatkan logo PS5 di CES 2020. Kejutan terbesar dari mereka di pameran teknologi tahunan itu malah sesuatu yang tidak kita duga: sebuah mobil listrik. Sony memperkenalkan Vision-S, yaitu konsep sedan elektrik yang mengusung berbagai macam teknologi futuristis, kemungkinan dibangun demi memperlihatkan kesanggupan Sony untuk turut bermain di ranah otomotif.

Sony Vision-S mempunyai penampilan yang cukup sederhana. Desainnya tidak terlalu sporty ataupun eksperimental, ia tampak seperti sedan modern dengan empat kursi biasa. Zona depan kendaraan mungkin mengingatkan kita sedikit pada Porsche, lalu melengkapi windshield dan jendela samping, Vision-S juga memiliki sunroof yang lapang. Selain itu, saya melihat penggunaan modul tipis menggantikan kaca spion – boleh jadi bagian dari sistem kameranya.

Mobil konsep ini dibekali oleh tidak kurang dari 33 buah sensor, diposisikan di luar dan dalam. Di bagian interior, Anda akan menemukan layar lebar mengisi area dashboard. Layar juga ditempatkan di depan penumpang belakang (ditambatkan di bagian atas jok depan). Vision-S turut ditopang sistem audio 360 derajat dan konektivitas ‘always-on‘. Beberapa teknologi di sana merupakan persembahan nama-nama seperti BlackBerry dan Bosch.

Detail mengenainya masih sangat minim karena Vision-S dipamerkan di penghujung konferensi pers. Sony hanya membahas kapabilitasnya selama beberapa menit. Satu hal yang jelas adalah, Vision-S ditenagai ‘platform electric vehicle baru’ yang diramu oleh perusahaan pemasok produk otomotif Magna. Sony bilang bahwa platform ini dapat mentenagai jenis kendaraan lain, misalnya SUV. Di atas panggung, CEO Kenichiro Yoshida menyampaikan, “Mobil purwarupa ini merepresentasikan kontribusi perusahaan pada masa depan industri otomotif.”

Tentu saja satu pertanyaan besar yang masih belum terjawab ialah, apakah penyingkapan Vision-S menandai langkah awal perusahaan memasuki segmen otomotif, atau ia hanyalah sebuah pembuktian – bahwa ‘Sony juga bisa menyediakan mobil elektrik pintar jika mereka menginginkannya’? Kemudian soal platform EV tadi, apakah ia tersedia secara eksklusif untuk Sony atau dapat pula digunakan oleh brand lain?

Via The Verge. Header: Pocket-lint.

Grab Segera Uji Coba Kendaraan Listrik di Jabodetabek Awal Tahun 2020

Grab mengumumkan uji coba kendaraan listrik roda empat dan dua di Jabodetabek, yang merupakan bagian dari roadmap kendaraan listrik (EV Ecosystem Roadmap) demi mempercepat adopsi transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Dalam peluncuran ini turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan; Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro; perwakilan dari lintas kementerian, dan mitra produsen.

Di dalam roadmap, Grab akan memanfaatkan kemitraan dengan salah satu investornya Hyundai sebagai produsen mobil lewat entitas lokal Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, Astra Honda Motor (AHM), dan Gesits untuk roda empat. Kendaraan akan mengaspal pada awal tahun depan.

Mobil listrik yang diboyong adalah Hyundai Ioniq Electric dengan kapasitas baterai 38 kwh, mampu menempuh perjalanan 380 kilometer sekali charge cukup untuk mengelilingi Jabodetabek. Produk ini sudah didesain khusus untuk kondisi di Indonesia.

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, mobil listrik ini dinamai Grab Car EV dan memiliki status ASK (angkutan sewa khusus) taksi online berpelat hitam. Ia dapat dipesan dalam aplikasi Grab. Ketersediaannya terbatas di dekat Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang sudah tersedia.

“Jenis mobil yang disediakan Hyundai adalah tipe baru khusus untuk Indonesia. Dari sini kita bisa address masalah dengan leapfrog teknologi yang lebih maju untuk Indonesia. Masalah utama di Jakarta adalah polusi yang cukup tinggi. Langkah hijau dari Grab adalah bantu menghasilkan udara yang lebih baik,” katanya, Jumat (13/12).

Sementara untuk roda dua, ketersediaannya akan secara acak, lebih mudah didapat pengguna. Adapun jumlah unit yang tersedia untuk tahap awal sebanyak 20 unit mobil Hyundai, dan 20 unit motor listrik AHM dan Gesits.

Unit motor yang dipakai Grab dari AHM adalah PCX Electric, mampu menggerakkan motor sejauh 69 km bertenaga dua unit baterai portabel yang disebut Honda Mobile Power Pack. Sementara Gesits adalah produsen motor listrik lokal yang baru mengaspal di Indonesia.

Executive Director Grab Indonesia Ongky Kurniawan menjelaskan, mengingat ini adalah uji coba maka Grab akan menguji kelayakan motor EV di seluruh perjalanan Grab, termasuk untuk pengiriman makanan dan barang. Tujuannya untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya untuk memetakan kembali model bisnisnya, bentuk kerja sama dengan mitra pengemudi, dan sebagainya.

“Selain itu, kita ingin tahu buat charging station-nya di mana saja titik yang optimalnya. Dari dua merek motor yang kita pakai, ingin tahu juga ketahanannya sejauh apa, kan keduanya dibuat berasal dari negara yang berbeda, satu asli Indonesia,” tambah Ongki.

Dia juga memastikan kendaraan listrik ini akan dikendarai oleh mitra pengemudi. Hanya saja, belum ditentukan skema kemitraannya seperti apa. Bila melihat dari model bisnis di Singapura, dilakukan dengan skema menyewa harian.

“Belum tentu skema leasing harian bisa dilakukan di sini, apakah harus investasi awal seperti yang sekarang atau tidak. Final model bisnisnya belum kita putuskan.”

Bangun ekosistem kendaraan listrik

Ridzki menjelaskan dalam membangun ekosistem baru, Grab tidak menjalankan sepenuhnya sendirian, butuh kolaborasi dengan berbagai pihak. Oleh karenanya, perusahaan menggaet banyak perusahaan pelat merah di Indonesia, salah satunya PLN untuk menyediakan SPKLU.

Di Singapura, Grab memiliki 200 unit mobil Hyundai tipe KONA sejak awal tahun ini. Perusahaan juga bermitra dengan perusahaan listrik SP Group untuk menggunakan jaringan pengisian EV publik bagi armada Grab EV.

Dalam rangka mempercepat implementasi Peraturan Presiden No.55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle), PLN menggandeng 20 mitra strategis.

Selain Grab, PLN bermitra dengan Gojek, BlueBird, Transjakarta, Mobil Anak Bangsa, Build Your Dream (BYD) sebagai penyedia transportasinya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik, Hyundai sudah menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi di Indonesia dengan bangun pabrik khusus mobil listrik.

Groundbreaking akan dimulai sekitar Maret-April tahun depan. Ini akan bantu Indonesia dalam meningkatkan value dalam negeri, selama ini kita selalu ekspor raw material,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Grab Dorong Proyek Kendaraan Listrik di Indonesia

Electric vehicles atau dikenal sebagai kendaraan listrik menjadi salah satu inovasi yang diharapkan bisa memberikan dampak positif pada penurunan polusi. Grab, salah satu perusahaan teknologi besar di kawasan Asia Tenggara, mulai merencanakan membangun sebuah ekosistem kendaraan listrik, termasuk di Indonesia.

Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan, melalui statusnya, membagikan rencana Grab untuk ekosistem kendaraan listrik, khususnya di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa dalam akan ada sesuatu di “jalan-jalan” Indonesia sebelum akhir tahun ini.

“Indonesia akan menjadi sesuatu yang besar dalam proyek energi bersih, dan bertujuan untuk menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara pada tahun 2030. Indonesia akan membutuhkan ekosistem mitra penuh, mulai dari produsen kendaraan baterai hingga infrastruktur pengisian daya. Grab sangat mendukung untuk menyatukan semua orang untuk mencapai tujuan kendaraan listrik, dan ini adalah bulan November yang sibuk,” tulis Anthony.

Kendaraan listrik yang berpotensi mengaspal dalam waktu dekat adalah mobil Hyundai Ionio Electric dan motor Honda PCX Electric. Di pertengahan tahun ini, beberapa pengemudi Gojek juga menguji coba motor listrik sebagai bentuk kerja sama Gojek dan Astra International. Rencananya motor listrik, yang masih berharga mahal ini, akan disewakan melalui perusahaan.

Kabar mengenai masuknya Grab dalam inisiatif kendaraan listrik sudah santer terdengar sejak tahun lalu. November tahun 2018 Grab menerima pendanaan dari Hyundai dan Kia Motors senilai $250 juta atau setara Rp3,7 miliar. Termasuk dalam rencana dan kesepakatannya adalah pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Grab juga sudah resmi menjalin kerja sama dengan PLN untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Rencana keduanya akan dilakukan bertahap dimulai dari kawasan Jabodetabek. Grab juga disebut sudah melakukan pilot project untuk kendaraan listrik roda dua dan roda empat yang memiliki charging station dari pihak PLN.

Soal kendaraan listrik, Grab sudah memiliki armada kendaraan listrik di Singapura sebagai hasil kerja sama dengan Hyundai. Penggunaan kendaraan listrik diharapkan bisa memberikan efisiensi dan keuntungan lebih bagi mitra. Untuk penerapan di Indonesia tampaknya hanya tinggal menunggu waktu, mengingat dorongan dari pemerintah cukup besar.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan PLN Berkolaborasi Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Grab dan PLN resmi bekerja sama untuk mengembangkan ekosistem electric vehicle / kendaraan listrik di Indonesia. MoU yang disepakati mencakup sesi perencanaan bersama, riset dan pengembangan model bisnis, dan pelaksanaan pilot project yang berdampak pada peningkatan pengalaman berkendara dengan kendaraan listrik. Juga termasuk aspek teknis, bisnis dan legal dalam rangka pengembangan dan implementasi e-mobility.

Kolaborasi strategis ini diresmikan langsung oleh Plt Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten dan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Sripeni mengungkapkan apresiasinya atas sambutan baik Grab dalam kerja sama tahap awal ini. Ia menambahkan, kolaborasi dan dukungan banyak pihak bisa mempercepat realisasi pemanfaatan kendaraan listrik di segala lini.

“Penandatanganan nota kesepahaman ini sangat penting bagi kami, untuk mempercepat program kendaraan berlistrik di Indonesia, seperti yang kita ketahui bahwa PLN mendapatkan penugasan ari pemerintah dalam rangka penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk KBL berbasis baterai. Hal ini juga menjadi bukti komitmen dan kontribusi Grab terhadap program pemerintah demi terwujudnya kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik,” imbuh Sripeni.

Kerja sama Grab dan PLN ini selain akan membahas mengenai berbagai aspek dan implementasi e-mobility di Indonesia, juga termasuk riset dan pengembangan model bisnis untuk studi pasar untuk kendaraan mini scooter, motor listrik dan mobil listrik. Keduanya juga akan melakukan pilot project untuk mengukur kelayakan dari inovasi yang dihadirkan.

Inisiatif tersebut rencananya akan dilakukan bertahap mulai dari kawasan Jabodetabek. Untuk saat ini Grab juga telah melakukan pilot project untuk kendaraan listrik roda dua dan roda empat yang memilii charging station dari pihak PLN. Khusus untuk roda empat, charging station dan supply listrik akan berasal dari PLN.

“Selaras dengan komitmen Grab yang disampaikan saat kunjungan Softbank ke Indonesia, Grab berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui investasi sebesar USD2 miliar untuk Indonesia. Kami percaya bahwa kendaraan listrik bisa menjadi pilihan bagi mitra pengemudi kami dan solusi jangka panjang bagi Indonesia, terutama untuk mengurangi polusi udara yang belakangan ini menjadi tantangan. Kami sangat senang bisa melanjutkan komitmen kami melalui kolaborasi dengan PT PLN dan tidak sabar untuk menghadirkan berbagai perkembangan positif bagi Indonesia,” terang Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

 

Mobil Elektrik Maserati Bukan Sekedar ‘Ikut-Ikutan’ Tesla

Walau konsepnya sudah lama ada, kesuksesan Tesla Motors memasarkan mobil elektrik yang betul-betul bisa diandalkan membuat perusahaan otomotif Amerika itu dianggap sebagai pionir sekaligus standar electric vehicle modern. Hampir semua nama di industri mencoba menggarap EV kreasi mereka, besar maupun kecil, dan Maserati termasuk salah satu di antaranya.

Rencana sang produsen kendaraan mewah asal Itali untuk mencoba menyaingi Tesla terdengar sejak bulan Juni silam. Waktu itu, CEO Fiat Chrysler Automobiles Sergio Marchionne mengungkap bahwa timnya sedang berdiskusi buat menghadirkan beberapa versi elektrik produk Fiat; mengikuti langkah Porsche, Jaguar, Mercedes-Benz, serta Audi. Belum lama kepala engineering Roberto Fedeli mengonfirmasi info tersebut dan menegaskan, upaya mereka bukan sekedar meniru kesuksesan Tesla.

Via blog Car and Driver, Fedeli menjelaskan bahwa menciptakan kompetitor Tesla bukanlah ide bagus. Menurutnya, Tesla bukanlah produk otomotif terbaik di pasar meskipun mereka sukses menjual 50.000 unit kendaraan tiap tahun. Perwakilan Fiat Chrysler itu menuturkan alasannya, dari sisi kualitas engineering sampai dinamika mengemudi, “Eksekusi dan mutu mobil Tesla setara kendaraan OEM Jerman di tahun 1970-an. Mereka tidak menawarkan solusi yang terbaik.”

Fedeli mengutarakan kendala lain yang sering ditemui di kendaraan elektrik saat ini: mereka terasa berat sehingga kurang nikmat dikendarai. Pertama-tama, akselerasi maksimal membutuhkan waktu tiga detik, dan di sanalah pencinta kendaraan dapat merasakan ’emosi’. Baterai juga menjadi faktor penyumbang masalah. Komponen ini berat, dan walaupun torsi dan tenaga bisa membuat Anda melupakannya sejenak, bobot menyebabkan mobil tidak enak dikendarai di jalanan normal.

Problem selanjutnya adalah, EV tidak mengeluarkan suara ala mobil berbahan bakar bensin, dan Fedeli mengakui inilah tantangan terbesar bagi Fiat. Mobil-mobil Maserati sendiri telah dikonfigurasi agar mesin V-6 dan V-8 di dalam mengeluarkan suara yang mereka inginkan, bahkan mempekerjakan seorang komposer opera La Scala di Milan untuk memastikan kendaraan menghasilkan nada yang tepat.

Roberto Fedeli belum memberi tahu apa nama kendaraan elektrik Maserati itu. Kemungkinan, ia dirancang dengan tubuh anggun aerodiamis bervolume kecil ala coupe grand-touring, boleh jadi mirip mobil konsep Maserati Alfieri.

Kabar kurang gembiranya, mereka yang sudah tidak sabar buat meminang mobil elektrik Maserati harus menunggu hingga pihak Fiat Chrysler Automobiles meluncurkan kendaraan tersebut di tahun 2020, atau paling cepat 2019.

Volkswagen Resmi Singkap I.D., Mobil Driverless Futuristis Bertenaga Mesin Elektrik

Di September 2015, Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh Volkswagen. Perusahaan otomotif Jerman itu kedapatan dengan sengaja memprogram TDI di kendaraan diesel mereka agar aktif di uji emisi. Skandal tersebut mencoreng reputasi VW dan mereka berjanji untuk berubah. Salah satu upaya Volkswagen mungkin sudah Anda ketahui sejak Agustus silam.

Saat itu, Volkswagen diketahui mempunyai niatan untuk membuat penantang produk-produk Tesla Motors. Mereka mengungkap kendaraan konsep baru: bermesin elektrik dan mampu menempuh jarak kurang lebih 500-kilometer dalam satu kali proses charge. Sesuai janji, VW menyingkap hasil gagasan mereka itu di acara Paris Motor Show 2016, memperkenalkan Volkswagen I.D. Dan ternyata, tema ramah lingkungan bukan cuma satu-satunya keunikan dari mobil tersebut.

Volkswagen I.D. 2

Via Autoblog, Volkswagen menjelaskan bahwa I.D. mengusung ‘DNA desain baru mobil elektrik’. Dari sisi penampilan, ia punya benang merah dengan kendaraan-kendaraan sejenis – mirip BMW i3 namun lebih futuristis. Hal ini mungkin dimaksudkan untuk merepresentasikan kapabilitas-kapabilitas canggih I.D.; Volkswagen menjanjikan jarak tempuh lebih jauh, dan di waktu ke depan, ia tidak membutuhkan pengemudi.

Volkswagen I.D. 3

Berdasarkan gambar yang telah dipublikasi, I.D. menghidangkan interior yang lapang, Volkswagen namai desain Open Space. Hal ini bisa tercapai karena mesin listrik mempunyai ukuran yang lebih kecil dan diposisikan di area belakang, lalu baterai lithium-ion-nya dirancang agar berbentuk kotak pipih, diletakkan di bagian lantai. Kemudian I.D. juga menggunakan kombinasi pintu normal di depan dan pintu sliding tanpa ada pilar B, sehingga akses keluar-masuk jadi lebih mudah.

Volkswagen I.D. 4

Untuk mengakses fungsi-fungsi mobil, Anda disuguhkan rangkaian layar; kemudian cermin spion digantikan oleh kamera. Volkswagen juga berencana mengimplementasikan sistem ‘ID’; berisi informasi pribadi serta setting terpersonalisasi, misalnya posisi duduk, stasiun radio favorit, hingga data kontak – semuanya disimpan di cloud. Selanjutnya, Volkswagen berniat membubuhkan HUD berbasis augmented reality.

Volkswagen I.D. menyimpan mesin elektrik bertenaga 168-horsepower, di atas kertas sanggup membawa Anda melesat dari nol ke 100-kilometer per jam dalam kurang dari delapan detik, dengan kecepatan maksimal di 160km per jam. Baterainya diklaim sanggup mengangkut penumpang menjelajahi jarak 400- sampai 600-kilometer.

Volkswagen kabarnya mempunyai agenda buat menghadirkan I.D. di tahun 2020, lalu versi self-driving-nya akan siap dipasarkan di 2025. Harganya dijajakan ‘setara VW Golf high-end berspesifikasi lengkap’.

Via Mashable. Gambar: SlashGear.

Nissan Gandeng Tim F1 Untuk Garap Mobil Elektrik Futuristis BladeGlider

Kepopularitasan Tesla serta munculnya berbagai konsep mobil sport bermesin elektrik dari para produsen ternama perlahan-lahan menyingkirkan anggapan bahwa kendaraan EV tidak bisa tampil keren dan kurang dapat diandalkan. Nissan sendiri sudah lama diketahui mencoba menggarap mobil elektrik futuristis, diungkap perdana di Tokyo Motor Show tiga tahun silam.

Dan di minggu ini, Nissan kembali menyingkap versi ‘advanced  prototype‘ dari kendaraan bernama BladeGlider tersebut. Nissan telah memperbarui berbagai aspek di sana demi satu tujuan: menyuguhkan sebuah mobil elektrik yang menyenangkan dikendarai. Meski terdengar simpel, perusahaan otomotif Jepang itu membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk menggodok sisi desain sampai teknologi mesinnya. Alhasil, BladeGlider selangkah mendekati tahap produksi.

Nissan BladeGlider 1

BladeGlider ‘v2’ merupakan working prototype, memiliki penampilan menyerupai mobil balap DeltaWing, bertubuh aerodinamis memanjang. Dengan mengurangi lebar di sisi depan kendaraan, BladeGlider mampu membelah angin lebih efektif tanpa memengaruhi setir. Kendaraan mempunyai sepasang pintu yang terbuka ke belakang, dan menempatkan pengemudi di sisi tengah layaknya McLaren F1. Berdasarkan rasio panjang, lebar dan wheelbase-nya, BladeGlider mempunyai dimensi hampir setara Ford Focus atau Nissan Leaf.

Nissan BladeGlider 3

Inkarnasi terbaru BladeGlider ini dikerjakan bersama-sama oleh Nissan dan Williams Advanced Engineering, tim yang telah lama berkiprah di ranah Formula 1. Artinya jangan mengherankan jika BladeGlider mengusung sejumlah aspek mobil balap, walaupun pada dasarnya ia bukan untuk balapan: susunan roda ala DeltaWing, dan kendaraan juga menggunakan dua buah layar di sisi display utama buat menggantikan cermin spion samping.

Performanya juga sama sekali tidak buruk. BladeGlider dibekali dua motor 130kW di masing-masing roda belakang, menghasilkan kekuatan 260-break horse power dan torsi 706,4-Newton-meter. Di atas aspal, kendaraan elektrik ini mampu melesat dari 0- ke 100-kilometer per jam dalam kurang dari lima detik, sanggup mencapai kecepatan maksimal di 185-kilometer per jam dengan membawa dua orang penumpang.

Nissan BladeGlider 2

Nissan BladeGlider menyajikan tiga mode mengemudi, yaitu Agile, Drift dan tanpa bantuan. Kehadiran mode Drift mengindikasikan kemampuan mobil di jalan berbelok-belok, dan mungkin dengannya, janji Nissan terhadap mobil yang menyenangkan untuk dikendarai dapat terpenuhi.

Untuk sekarang, hanya ada dua unit working  prototype BladeGlider; dan Nissan juga belum menjelaskan rincian soal kapasitas dan waktu charge baterai. Akan tersedia dua opsi warna, yaitu ‘stealth orange‘ dan ‘cyber green‘, mengindikasikan niatan produsen untuk merilisnya meski belum memberi tahu waktunya.

Via CNET & Top Gear.