7 Startup dengan Founder Perempuan Terpilih Mengikuti Demo Day DSLauncHER

DSLauncHER, program inkubasi dari DS/X Ventures, baru saja merampungkan sesi Demo Day yang digelar pada 13 Juni 2023. Sebanyak tujuh startup peserta berkesempatan untuk melakukan pitching di hadapan para investor.

Ketujuh startup ini antara lain adalah Oterra (F&B), Crustea (aquatech), Learnpop (edutech), Tallas (agritech), Visualis (AI), HealthCareku (medtech), dan HomHub (on-demand).

Adapun, investor yang terlibat dalam Demo Day ini berasal dari institusi dan non-institusi. Selain itu, ketujuh peserta juga dapat terhubung dengan ekosistem investor lain untuk melakukan penggalangan dana lewat platform Startup.id.

Selamat kepada seluruh partisipan untuk pencapaiannya. Ini adalah awal yang akan membentuk perjalanan startup kalian. DSLauncHER dibuat secara unik karena kami yakin dengan kesempatan yang setara, dan kami percaya founder perempuan bisa membangun bisnis berbasis teknologi yang sukses. Terima kasih juga rekan VC dan investor yang terlibat pada Demo Day hari ini. Mari kita bangun dampak dan nilai positif bagi masyarakat,” ungkap General Partner DS/X Ventures Amir Karimuddin. 

Sebagai informasi, DSLauncHER adalah program inkubasi intensif selama empat minggu yang menghubungkan founder startup dengan mentor-mentor terkemuka di ekosistem digital. Program ini terbuka bagi startup Indonesia yang memiliki setidaknya satu founder perempuan di jajaran tim pendirinya.

Pendaftarannya telah dibuka pada 8 Maret 2023 dan berhasil menjaring 28 startup terkualifikasi. Terdiri dari berbagai rangkaian sesi mentoring seputar pengembangan dan validasi, value creation, hingga manajemen produk. DSLauncHER ditutup dengan sesi puncak Demo Day.

DSLauncHER merupakan program kick start dari DS/X Ventures, firma investasi tahap awal yang juga bagian dari startup media dan teknologi DailySocial.id. Berdiri sejak 2022, DS/X Ventures telah berinvestasi ke sejumlah startup, termasuk Finfra, Baskit, dan D3 Labs.

Program inkubasi ini diisi oleh kegiatan kickoff, online mentoring session, dan Demo Day. Sesi mentoring melibatkan delapan founder perempuan, baik dari VC maupun startup.

Mereka di antaranya adalah Chrisanti Indiana (Sociolla), Cynthia Chaerunnisa (Kopi Kenangan), Tessa Wijaya (Xendit), Suci Arumsari (Alodokter), Shinta Dhanuwardoyo (Bubu.com), Vanessa Hendriadi (GoWork), Roolin Njotosetiadi (Logisly), dan Patricia Sosrodjojo (Seedstars).

Disclosure: DS/X Ventures adalah bagian dari grup DailySocial.id

Astra Kembali Adakan Kompetisi Inovasi Digital Astranauts untuk Founder dan Mahasiswa

Astra kembali menggelar kompetisi inovasi digital “Astranauts” yang kini memasuki tahun kedua. Pada pelaksanaannya di tahun ini, tema yang diangkat adalah “Building A Sustainable Future Through Technology”.

Dalam paparannya saat gelaran Buka Puasa Bersama Astra pada kemarin (30/3), Chief of Group Digital Strategy Astra Paul Soegianto menyampaikan alasan pihaknya mengangkat tema sustainability, yakni karena dibutuhkannya inovasi digital yang bisa menjawab tantangan bisnis dan teknologi yang dapat berkontribusi pada isu tersebut. Terlebih itu, tema ini sejalan dengan cita-cita Astra dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.

Meski angkat tema sustainability, Astranauts kali ini tidak hanya mengincar inovasi digital seputar itu saja, tapi juga ada mengenai edutech, emerging tech, health, agribusiness, mobility, fintech, logistic, serta media & entertainment.

Menurut Paul, media & entertainment masuk ke dalam fokus karena diyakini ke depannya cara orang mengonsumsi media bakal terus berubah. Makanya dibutuhkan gebrakan yang segar untuk menjawab tantangan tersebut.

Ia pun berharap pada tahun ini dapat menarik lebih banyak pendaftar dari penyelenggaraan pertama pada 2022 lalu. “Di tahun 2022 kita mengundang 1.000 tim yang mendaftar dan hampir 500 ide. Kita ingin di tahun ini lebih banyak lagi peserta yang mendaftar,” ucapnya.

Sebagai catatan, Astranauts adalah ajang pengembangan inovasi di bidang digital dan teknologi untuk startup dan mahasiswa di Indonesia. Target pesertanya adalah seluruh startup dan mahasiswa aktif dengan jenjang diploma, sarjana, atau magister di tanah air.

Terdapat perbedaan persyaratan di antara kedua kategori ini. Peserta dari kategori startup harus sudah memiliki Minimum Viable Product (MVP), product traction, dan diperbolehkan pernah menerima pendanaan eksternal dari investor, namun tidak melebih $10 juta (hampir Rp150 miliar).

Sedangkan, peserta dari mahasiswa dari D3, S1, dan S2, diperbolehkan bekerja secara individu ataupun grup, dan dapat mengajukan ide yang belum diimplementasikan dan belum dikomersialkan.

Pendaftaran sendiri sudah dibuka sejak 8 Maret hingga 30 April 2023 melalui situs https://astranauts.astradigital.id.

Rangkaian seleksi, di mulai dari sesi preliminary round, yang akan menyaring seluruh pendaftar dan memilih sepuluh finalis dari kategori startup dan mahasiswa. Selanjutnya, seluruh finalis akan mendapatkan sesi mentorship dari para ahli di bidangnya.

Para finalis terpilih akan mempresentasikan startup atau ide bisnis mereka dalam sesi Demo Day, dan diakhiri dengan Awarding Astranauts 2023 pada 7 Juni 2023. Kemudian, terdapat gelaran diskusi lainnya di Astranauts Conference pada 8 Juni 2023, dengan berbagai topik menarik dan pembicara ahli di bidangnya.

Para pemenang Astranauts 2023 baik dari kategori startup dan mahasiswa akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai total ratusan juta rupiah. Selain itu, para pemenang berkesempatan untuk berkolaborasi dan bergabung menjadi bagian dari komunitas startup Astra (Astra Startup Community).

Sejumlah korporasi besar dan startup, bahkan kementerian akan terlibat sebagai mentor, juri dalam Demo Day, dan pembicara dalam Astranauts Conference. Mereka di antaranya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Biofarma, Blue Bird Group, GDP Labs, Google Cloud Indonesia, Meta Indonesia, Microsoft Indonesia, Halodoc, Mapan, Dagangan, eFishery, Rekosistem, dan lainnya.

Disclosure: DailySocial.id merupakan media partner dari Astranauts 2023

DSLaunchpadX Umumkan Top 9 Startup untuk Pitching ke Lebih dari 50 Investor di Demo Day

DSLaunchpadX, program inkubator startup yang diinisiasi oleh  DailySocial.id bersama DS/X Ventures, telah mencapai babak akhir. Setelah melalui proses inkubasi selama 4 minggu, termasuk sesi webinar dan 1-on-1 bersama 8 super-mentors pilihan, kini terpilih 9 startup terbaik untuk mengikuti tahapan Demo Day.

Dalam Demo Day, para founder akan dipertemukan (matchmaking) dengan 58 investor, yang terdiri dari venture capital (VC) dan angel investor lokal maupun regional. Adapun rangkaian Demo Day akan diselenggarakan pada Rabu, 1 Maret 2023 secara virtual. Di sesi tersebut setiap founder berkesempatan untuk melakukan pitching dan mendapatkan umpan balik langsung dari para investor.

“DSLaunchpadX dibuat dengan tujuan untuk membantu founders Indonesia dalam mengakselerasi pertumbuhan startup mereka sendiri, dan kami sangat berterima kasih kepada semua mentor luar biasa yang telah membimbing dan membantu para founders kami,” ujar Partner DS/X Ventures Amir Karimuddin.

Berikut ini daftar startup DSLaunchpadX yang akan masuk ke sesi Demo Day:

Startup Short Description
Akar Akar build, manufacture, and distribute modular farming to accelerate hyperlocal food security.
Bengkel Mania One stop solution for msme automotive workshop.
EVA HRIS EVA focus is on a Recruiting Management System, which is designed to assist HR/Recruiters teams in automating the recruitment process from shortlisting, giving notifications, assessments, and digital interviews until suitable candidates are found.
Kuesio Kuesio is an online questionnaire platform, creating convenience in conducting surveys and research for Indonesian researchers.
Maxy Academy Bridging universities and companies through higher quality students
Orderfaz Orderfaz is a one-click checkout solution to boost your online store conversion and upgrade your sales to the next level.
Rangkai Indonesian Tech Film Startup that focuses on the collection of Indonesian film and building creative economy ecosystem infrastructure.
Saku Laundry Saku Laundry is solution for laundry industry based on application designed to solve problems in daily operations with IoT support system and become market place that connects laundry merchants and customers in Indonesia.
SMEs PACK SMEs Pack is B2B Export SMEs Product Aggregator to address supply chain problems and distribution. The SMEs Pack connects SMEs with Direct Buyers to enable SMEs to sell products at fair prices and sustainable quantities.

Perjalanan Startup di DSLaunchpadX

Sejak dibuka pada awal tahun 2020 dengan nama DSLaunchpad, ribuan startup telah mendaftarkan diri ke program inkubasi online dengan lebih dari 40 mentor terbaik dari Indonesia. Di 2023, bekerja sama dengan DS/X Ventures dan mengubah nama menjadi DSLaunchpadX, lebih dari 300 startups telah mendaftarkan diri. Dari jumlah tersebut kemudian dilakukan seleksi dan verifikasi untuk memilih 30 startup terbaik yang berhak mengikuti sesi inkubasi selama 4 minggu di bulan Februari 2023.

Adapun startup yang tergabung terdiri dari berbagai kategori dan bisnis model, mulai dari agritech, edutech, SaaS, fintech, dan lain-lain. Sebagian besar mereka berada di tahap pre-seed dan seed stage. Menariknya, mayoritas dari peserta DSLaunchpadX berbasis di luar Jakarta.

Selama 4 minggu tersebut, para startup mendapatkan berbagai pembekalan yang sepenuhnya dilakukan secara virtual. Sejumlah super-mentor juga dihadirkan untuk memberikan insights lebih mendalam seputar dunia startup dan pengalaman sebagai founders:

Mentor Perusahaan
James Prananto CBD & Co-Founder Kopi Kenangan
Hendra Kwik CEO & Co-Founder Fazz
Marshall Pribadi CEO & Co-Founder PrivyID
Hiro Kiga CEO & Co-Founder Wallex
Gibran Huzaifah CEO & Co-Founder eFishery
Melisa Irene Partner East Ventures
Adrian Gunadi CEO & Co-Founder Investree
Eddi Danusaputro CEO BNI Ventures

Setiap kegiatan dan penugasan yang diberikan dalam proses inkubasi dipantau dan dinilai secara komprehensif melalui platform DSLaunch yang dikembangkan oleh DailySocial.id. Platform ini didesain khusus untuk memudahkan founder, mentor, dan penyelenggara dalam melakukan rangkaian proses kegiatan inkubator/akselerator startup.

Berdasarkan hasil penilaian, selanjutnya dipilih 9 startup terbaik yang akan mengikuti sesi Demo Day.

Demo Day Virtual, Didukung Platform Startup.id

Acara Demo Day akan dilakukan sepenuhnya virtual. Kegiatan ini juga didukung oleh Startup.id, yakni sebuah platform startup-investor matchmaking yang dikembangkan DailySocial.id. Lewat platform ini, para founder bisa menunjukkan informasi dan performa bisnisnya; para investor potensial juga bisa terhubung langsung dengan startup yang diminati untuk melakukan penjajakan investasi.

“Akses ke pendanaan merupakan salah satu permasalahan yang sering dialami founder startup tahap awal ketika ingin melakukan scaling dan ekspansi. Melalui Startup.id, DailySocial.id berusaha mendemokratisasi kebutuhan ini dengan memudahkan founder dan investor bertemu di satu platform. Matchmaking tak lagi dibatasi referensi dan relasi,” imbuh Amir.

Lewat Demo Day ini, diharapkan para founder bisa memberikan impresi terbaiknya di depan para investor untuk menghasilkan kerja sama strategis guna mengakselerasi startupnya.

Keisuke Honda: KSK Mafia Bidik “Student Founder & Investor” di Asia Tenggara

Pesepak bola profesional asal Jepang Keisuke Honda sedang menikmati peran barunya sebagai investor startup sejak 2016. Dalam wawancaranya dengan DailySocial.id, Honda mengumbar sejumlah insight dari dana kelolaan terbarunya KSK Mafia yang diluncurkan tahun ini.

Sebagai informasi, Honda memulai investasi perdananya dengan mendirikan dana kelolaan KSK Angel Fund di 2016. KSK Angel Fund ditargetkan untuk mendanai startup di bidang sosial. Kemudian di 2018, ia menggandeng aktor Hollywood Will Smith untuk meluncurkan Dreames Fund. Tercatat lewat dua dana kelolaan ini, Honda telah mendanai sebanyak 260 startup, di antaranya telah berstatus unicorn, melantai di bursa saham, dan M&A.

Tahun ini, ia membuat inisiatif baru untuk menjangkau investasi awal di kisaran $20.000-$50.000 pada student founder. KSK Mafia namanya, menghadirkan dua program utama, yakni Student Founders dan Student Investors. Menariknya, pada program Student Investors, pelajar dapat mengantongi 10% return dari investasinya di startup yang juga didirikan oleh pelajar.

KSK Mafia kini dijalankan oleh Honda selaku Founder, Sadamasa Yamanaka (Co-Founder & Managing Partner untuk Jepang), dan Kanta Nakamura (Managing Partner untuk Indonesia)

Ceritakan mengenai KSK Mafia?

Jawab: KSK Mafia memberikan pendanaan bagi mahasiswa untuk mendukung pengembangan startup oleh mahasiswa. Saya ingin membuat ekosistem ini di Jepang dan Asia Tenggara. Tidak banyak ekosistem dan organisasi seperti ini di sana. Ini mengapa saya yakin bahwa universitas terbaik [memiliki] student entreprenuer terbaik. Konsep yang saya buat di KSK Mafia sangat sederhana, serupa dengan apa yang Dorm Room Fund (DRF) telah lakukan selama sepuluh tahun terakhir.

Apa kriteria yang Anda cari pada founder dan investor di Asia Tenggara, terutama Indonesia?

J: Ada sejumlah alasan mengapa saya ingin mulai [berinvestasi] di Indonesia. Pertama, jumlah populasinya besar, banyak [populasi] anak muda. Mereka bekerja keras untuk jangka panjang.  PDB Indonesia terus bertumbuh.

Economically wise, Indonesia menjadi tujuan yang tepat dan salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi di dunia. Secara lokasi, posisinya strategis dari tempat saya tinggal. Saat ini, saya tinggal di Singapura dan dapat [dekat] mengunjungi ke sana tahun depan.

Mengenai kriteria, saya pikir [dapat mengawalinya] dengan memilih universitas dan mahasiswa terbaik di Indonesia. Saya ingin terhubung dengan para mahasiswa satu per satu. Saya bisa berdiskusi dengan mereka, dan mengetahui apa saja pain point yang ada di Indonesia atau sektor spesifik. Kami akan memilih dua atau tiga universitas dan mencari mahasiswa terbaik dari situ.

Dukungan apa saja yang diberikan KSK Mafia bagi Student Founders?

J: Sebagai dukungan awal, kami akan memberikan [investasi] di kisaran $25.000-$50.000 bagi mahasiswa yang ingin membangun startupnya. Kemudian, kami akan membawa angel investor dan memperkenalkannya ke jaringan [pemangku kepentingan] di Jepang dan Amerika Serikat yang telah kami bangun selama enam tahun terakhir melalui Dreamers Fund.

Para founder juga dapat berkonsultasi dengan kami. We are going to all categories or sectors. Mahasiswa punya karakter, latar belakang, hingga pengetahuan berbeda-beda. Kami ingin adjust berdasarkan hal-hal tersebut.

Ceritakan soal program Student Investor di KSK Mafia?

J: Untuk bergabung ke program Student Investor, mahasiswa bisa apply, lalu akan kami interview. [Kesepakatan ini] merupakan struktur unik pada [program] kami karena scouter akan mendapatkan 10% carry. Carry = return – investment amount; e.g. $50k invested and the return $500k. So, the 10% of carry = ($500k – $50k)  * 10%.

Di program ini, scouter dapat memperkenalkan founder yang berpotensi untuk diinvestasi.

Meski dalam 5-10 tahun, [scouter] tak menjadi entreprenuer, investor, atau mungkin hanya bekerja di suatu perusahaan, mereka bakal mendapat return dari startup yang mereka investasi. [Bisa jadi] startup ini IPO atau M&A.

Sebagian founder di unicorn dan centaur di Indonesia adalah lulusan luar negeri. Apakah mahasiswa dari universitas lokal dapat menjadi great founder?

J: Sebetulnya, ini merupakan hal natural ketika memilih [mahasiswa] dari universitas top. Sama halnya ketika mencari pemain sepak bola, misalnya dari Brasil. Kami pun tidak berekspektasi sosok seperti Steve Job atau Bill Gates [tidak menyelesaikan pendidikan kuliah]. Mau itu seseorang yang jenius maupun [berasal] dari universitas lokal, kita tidak dapat menghentikannya.

Bagi VC, kualitas founder itu penting. Bagaimana Anda memastikan founder tersebut punya kualitas yang Anda cari?

J: It’s a very tough question to answer. Ada beberapa key factor bagi siswa untuk bisa sukses, membangun unicorn atau perusahaan lain. Kami akan melakukan sesi virtual untuk berbicara tentang banyak hal dengan siswa pendaftar. Misalnya, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, impian, hingga visi besar mereka. Dreaming big is one of the important factors to succeed in their carrier.

Di Jepang, sudah ada startup unicorn, tapi cuma sedikit. Ini situasi yang sulit, kami struggling mencari founder atau mahasiswa terbaik. Ini salah satu future problem di mana generasi muda diyakini dapat [melakukannya]. Namun, kami akan mengevaluasi semua hal secara bersamaan karena kami harus membantu dalam perjalanan panjang mereka.

Bagaimana Anda mendefinisikan startup hebat dari pengalaman Anda berinvestasi?

J: Dalam bisnis, Anda dapat melakukan kesalahan, mau itu founder, co-founder, atau karyawan. Cap table choose investor, Anda tetap bisa melakukan kesalahan. I always bet founders, even if they can make PMF (product-market fit), still can give up to different businesses. 

[Startups] have to be patient for making money from the customer. When I see founders who understand deeply of others, even if you don’t have any profit yet, they’re already [in] great company. Ini cara saya mendefinisikan startup bagus.

Randi Eka terlibat dalam wawancara ini

Mengunjungi “JID LaunchPad”, Pusat Inovasi Teknologi Berkelanjutan di Singapura

Salah satu lokasi yang saat ini menjadi tempat berkumpulnya komunitas startup dan entrepreneur di Singapura adalah LaunchPad yang terletak di Jurong Innovation District (JID). Lokasi yang sengaja dibangun untuk menjadi area uji coba hingga kolaborasi pembelajaran ini dilengkapi dengan fasilitas hingga peralatan pendukung, untuk mengembangkan starup agritech, deep tech, IoT, dan lainnya.

Fokus kepada teknologi berkelanjutan

Microfactory (mFac) adalah salah satu “studio” di area tersebut yang telah membawa banyak ide startup ke prototipe, kemudian ke produk kerja yang layak. mFac difungsikan sebagai pusat komunitas, memungkinkan para pemula dapat saling belajar, bertukar pengetahuan, dan berkolaborasi dalam proyek tertentu.

Tempat ini juga menawarkan lingkungan yang kondusif bagi para pemula untuk menguji coba dan menyempurnakan solusi mereka. Ruang kerja tersebut dilengkapi dengan mesin 3D scanner, 3D printer, mesin CNC, dan alat teknik lainnya.

Mesin 3D Printer

Dalam situs resminya Managing Director of Mistletoe Singapore Atsushi Taira mengungkapkan, “Tantangan kami selanjutnya adalah memberdayakan masyarakat dengan alat produksi. Kami melakukan ini dengan membuat pabrik mikro di setiap komunitas, memberi orang alat dan perlengkapan untuk membangun apa yang mereka inginkan.”

Selanjutnya ada Mistletoe, sebuah ruang kolektif yang berfokus pada “proyek berdampak” untuk mengatasi tantangan besar yang memengaruhi masyarakat. Didirikan di Jepang dan berkantor pusat di Singapura, Mistletoe memiliki portofolio lebih dari 200 startup berdampak.

Pada bulan September 2019, Mistletoe bermitra dengan Singapura JTC untuk memulai Audacity, taman bermain komunitas untuk inovator. Misi Audacity adalah memberdayakan generasi berikutnya untuk mengembangkan teknologi ground-up baru untuk membuat prototipe kota masa depan.

Fokus kepada teknologi yang berkelanjutan menjadi salah satu misi dari pemerintah Singapura. Dengan mengedepankan teknologi, komunitas startup setempat diberikan platform yang lengkap untuk mengembangkan inovasi yang relevan dan selaras dengan rencana dari pemerintah.

Komunitas “green startup” di LaunchPad JID

Meskipun memiliki beragam kategori startup, namun green startup atau startup yang fokus kepada lingkungan terlihat cukup signifikan di LaunchPad. Ekosistem startup di LaunchPad sendiri telah terkurasi untuk memastikan memiliki akses ke sumber daya yang mereka butuhkan. Lebih dari 40 inkubator, akselerator, dan enabler menjalankan program di LaunchPad.

Salah satu startup asal Singapura yang telah bergabung dalam komunitas tersebut di antaranya adalah Soil Social. Startup yang fokus kepada waste management ini, berfokus kepada pengembangan dan pembaruan tanah berkualitas tinggi untuk menumbuhkan tanaman. Gerakan yang mereka lancarkan adalah, melakukan kompos sampah sendiri di rumah. Setelah diolah nantinya kompos tersebut bisa digunakan untuk menanam tanaman. Soil Social didirikan oleh Jayden dan Ee Peng.

Startup lainnya yang juga terlibat dalam komunitas tersebut adalah Insect Feed Technologies. Dalam hal ini pendiri Sean Tan menyadari potensi Black Soldier Flies (BSF) sebagai alternatif pakan tradisional dan pupuk yang digunakan dalam pertanian.

Startup lainnya yang juga masuk dalam ekosistem LauncPad JID adalah Xinterra. Didukung oleh para pendirinya yang sudah sangat berpengalaman dan pakar dibidangnya, Xinterra menggabungkan artificial intelligence dengan eksperimen untuk mendorong batas-batas inovasi ilmu material. Xinterra menciptakan bahan terobosan dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dan lebih terjangkau.

Ketiga startup tersebut secara khusus menghadirkan solusi berkelanjutan yang akan mendukung sektor pertanian dan aquaculture.

Kategori yang memang menjadi fokus dari LauncPad JID. Selain startup yang bisa bergabung dalam komunitas LaunchPad JID, inkubator hingga perusahaan komersial berupa venture capital yang mendukung ekosistem startup juga bisa bergabung dalam komunitas LaunchPad JID Singapura.

Mandiri Capital Jembatani Sinergi Startup dengan Perusahaan Induk Lewat Program “Xponent”

PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) belum lama ini meluncurkan program “Xponent” sebagai wadah bagi startup untuk bersinergi dengan ekosistem yang ada di Mandiri Group. Program ini juga bertujuan untuk memperkuat inovasi di Mandiri Group guna mendukung perluasan ekosistem digital di tanah air.

Kamis (13/10), program Xponent segmen pertama berhasil terselenggara dengan kategori lending. Dalam kesempatan ini, MCI sekaligus mengumumkan beberapa kerja sama strategis bisnis unit Mandiri Group dengan startup terpilih.

Setidaknya tiga sinergi telah diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yang dipimpin oleh Dennis Pratistha, Chief Investment Officer PT Mandiri Capital Indonesia. Pertama, kerja sama layanan solusi retail dan wholesale, di mana portofolio MCI di segmen insurtech, Qoala, akan menjadi partner penyedia asuransi kepada debitur Mandiri Tunas Finance (MTF) serta berperan sebagai broker untuk kanal digital.

Berikutnya, ada dua startup yang bergerak di bidang pembiayaan rumah (KPR) yaitu Ringkas dan Ideal yang akan bekerja sama dengan Consumer Loans Group Mandiri untuk memungkinkan proses pembelian rumah hingga ke pencairan yang lebih efektif dan efisien.

Rangkaian program Xponent ini terbagi ke dalam beberapa sesi, pertama diskusi panel dengan para pemimpin startup Indonesia. Beberapa pembicara ternama hadir, seperti Emilio Wibisono selaku CEO & Founder Sinbad, Irvan Kolonas selaku President Agriaku, Ryan Manafe selaku CEO Dagangan, dan lainnya. Kemudian, sesi business matching untuk membangun konektivitas antara pemimpin satu dengan lainnya.

Direktur Keuangan PT Mandiri Capital Indonesia Rino Bernando mengatakan, “[..] MCI akan rutin melaksanakan program Exponent secara berkala sebagai wujud komitmen kami mendukung akselerasi transformasi ekonomi digital Indonesia, dan sebagai salah satu strategi kami mendorong kinerja perusahaan.”

MCI memberikan kesempatan bagi seluruh startup untuk bergabung dalam program ini, dengan beberapa syarat, yaitu; (1) Minimum sudah melakukan putaran penggalangan dana pra-seri A, (2) Mempunyai model bisnis yang solid dan berkelanjutan, dan (3) Mempunyai use case sinergi dengan institusi finansial.

Program Xponent segmen selanjutnya akan diadakan pada Kamis, 20 Oktober 2022, mengangkat topik Beyond Lending dan mengundang unit bisnis dari Mandiri Group yang berbeda dari segmen sebelumnya. Pendaftaran Xponent masih terus terbuka bagi startup yang tertarik untuk terlibat dalam sinergi dengan Mandiri Group.

Tesis Investasi Mandiri Capital

Sebagai corporate venture capital (CVC) dari Bank Mandiri, MCI telah terlibat dalam pendanaan kepada 22 startups yang bergerak berbagai bidang dan berperan aktif untuk membangun business traction kepada portfolio, maupun nonportofolio melalui sinergitas.

Kebanyakan sinergi terkait dengan pembiayaan, seperti loan channeling dengan Crowde menyasar toko tani, lalu kerjasama dengan Amartha sebagai bentuk perluasan pasar di kota tier 2 dan 3, serta invoice financing bersama Investree kepada pelaku segmen bisnis dan UMKM.

Dalam wawancara DailySocial.id sebelumnya dengan mantan Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro, ia mengungkapkan bahwa strategi tesis MCI dalam berinvestasi itu bergantung pada fund yang dikelola. Bila fund tersebut datang dari Mandiri Group, sudah tentu harus berkaitan dengan mandat grup, yakni mendorong inisiatif transformasi dan dampak positif bagi Mandiri Group melalui optimalisasi sinergi.

Sejauh ini MCI baru mengelola dua fund aktif. Pertama, fund yang dananya bersumber dari Mandiri Group. Kedua, Indonesia Impact Fund (IIF) yang menitikberatkan pada startup yang menciptakan dampak lingkungan dan sosial merujuk pada lima tujuan dalam SDG (sustainable development goals). Platform edutech Cakap menjadi proyek debut dari dana kelolaan ini.

Di luar itu, MCI juga didaulat sebagai salah satu dari 5 CVC yang terlibat dalam pembentukan dana kelolaan Merah Putih Fund sebagai inisiatif Kementrian BUMN untuk mengakselerasi startup lokal yang berpotensi menjadi unicorn. Targetnya, pendanaan startup melalui Merah Putih Fund akan mulai dilaksanakan pada awal tahun 2023.

Program Bangkit dari Google Lahirkan Solusi Teman Disabilitas “TeDi”

Pada tahun 2021 lalu, Google Indonesia meluncurkan program “Bangkit” dengan tujuan untuk menambah lebih banyak talenta digital yang memiliki kemampuan pemrograman tingkat lanjut. Di tahun 2022, program ini berhasil meluluskan 2.517 siswa sebagai program andalan Kampus Merdeka untuk alur belajar cloud computing, mobile development, dan machine learning.

Terdapat dua jenis proyek tugas akhir yang harus dilalui sebagai syarat kelulusan, yaitu Product-Based Capstone Project. Para siswa harus berinovasi membuat solusi produk bagi permasalahan di ranah publik, seperti lingkungan, kesehatan, ketahanan ekonomi, sesuai dengan tema pilihan. Proyek baru yang diluncurkan tahun ini adalah Company-Based Capstone Project di mana para peserta akan diasah kemampuannya untuk menjawab tantangan riil dari industri.

Di Bangkit 2022 ini, telah terpilih 15 proyek terbaik yang berhasil mendapatkan fasilitas mentor industri dan dana inkubasi sebesar 140 juta Rupiah dari Google dan Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPTM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktristek). Salah satu yang menarik adalah TeDi atau Teman Disabilitas.

Najma, Mahasiswi Universitas Padjadjaran dan pemimpin kelompok TeDi, menyampaikan “TeDi atau Teman Disabilitas berawal dari pertanyaan yang muncul di benak tim kami, apakah saat ini teknologi sudah dapat membantu orang-orang yang membutuhkan, atau hanya hiburan semata. Dari sini, kami
berpikir bahwa sebaiknya kemajuan teknologi saat ini digunakan untuk membantu orang-orang yang sangat membutuhkan, salah satunya adalah penyandang disabilitas karena masih banyak diskriminasi dan kesulitan yang mereka rasakan.”

TeDi merupakan aplikasi mobile Indonesia pertama yang memiliki fitur-fitur untuk membantu tiga tipe disabilitas sekaligus, yaitu tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. TeDi menawarkan fitur BISINDO translator untuk menerjemahkan bahasa isyarat, Object Detection untuk mendeteksi objek di sekitar, Currency Detection untuk membaca mata uang, dan Text Detection untuk membaca sebuah teks.

Nantinya, TeDi akan mentransformasi purarupa mereka menjadi produk yang siap untuk diperkenalkan pada user atau masyarakat dalam bimbingan Lab Inkubasi dan Kewirausahaan di 15 Kampus Mitra Bangkit. Selain TeDi, tim lain yang akan mendapatkan kesempatan ini adalah EcoSense, Herbapedia, HerAi, Yourney, DressOnMe, LukaKu, Glucare, Dwicara, Fi$hku, Tanamin, Ambroise, BahanbaKu, Circle, Kulitku.

Program pemerintah untuk talenta digital

Ketersediaan talenta digital merupakan key enabler dalam pengembangan sektor digital yang terus bertumbuh seperti di industri teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Menurut kajian Alfa Beta tahun 2021, tenaga kerja yang memiliki talenta digital mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.965 triliun terhadap PDB Indonesia pada 2030.

Dari sisi pengembangan kemampuan, pemerintah juga berupaya mengakomodasi kebutuhan akan talenta digital melalui sejumlah inisiatif seperti program Digital Literacy Academy, Startup Studio, 1000 Startup, dan Digital Literacy National Movement. Inisiatif ini diambil untuk memfasilitasi dan mengakselerasi peningkatan kemampuan talenta digital, dari tahap dasar, menengah, hingga lebih lanjut

Kementerian Kominfo sendiri di tahun 2022 ini telah menyiapkan program Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy sebagai inisiatif konkret untuk mempercepat pengembangan talenta digital nasional. Cara berpikir yang visioner sangat penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga menjadi pemain utama pada kontestasi di level regional maupun global.

Bukan hanya pemerintah, seluruh stakeholder di Indonesia berupaya mengembangkan berbagai inovasi sebagai bagian dari strategi transformasi digital, melakukan perubahan menyeluruh atas setiap proses, kompetensi, dan model bisnis dengan implementasi teknologi digital, sejalan dengan rekomendasi berbagai lembaga riset global yang menjadikan transformasi digital sebagai upaya organisasi dalam memenangkan persaingan global.

Buka Kesempatan Bagi Startups Lokal Berinovasi, MRT Jakarta Kembali Hadirkan Program Inkubator

Upaya membangun ekosistem ekonomi digital di Indonesia memerlukan sinergi dan kolaborasi antarpemangku kepentingan, terutama dukungan dari regulator terhadap perusahaan rintisan (startups). PT MRT Jakarta (Perseroda) memahami dan mendorong setiap upaya bekerja sama dengan perusahaan rintisan dengan kembali meluncurkan “MRTJ Incubator 2022”. Program ini diklaim menawarkan sinergi yang apik tak hanya bagi bisnis MRT Jakarta semata, namun juga bagi para pelaku startups teknologi tanah air. Seperti apa?

Sejatinya, bukan kali pertama bagi MRT Jakarta berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem digital. Inisiatif yang dijajaki pada 2020 lalu juga mengambil langkah serupa. Beberapa startups lokal seperti Soul Parking, Riliv, Higo, Kanvas, dan Legalku terpilih dan mendapatkan kesempatan bergabung dan menggunakan ekosistem MRT Jakarta, dukungan dalam pengembangan bisnis, sekaligus pendampingan dari tim internal PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama sejumlah pendiri serta pionir perusahaan rintisan bahkan venture capital.

Pada 2022 ini, MRT Jakarta kembali dengan MRTJ Incubator yang akan berfokus pada industri SaaS (HR/financial) platform, MaaS and supply platform, Logistic, dan IoT (smart city). Terkait pengembangan produk dan jasa dari layanan MRT Jakarta, melalui kolaborasi ini diharapkan bisa melahirkan inovasi-inovasi baru yang mendorong kualitas operasional layanan MRT Jakarta, seperti misalnya terkait pengalaman pelanggan, hingga meningkatkan mutu kawasan layanan MRT Jakarta.

Tak luput, MRTJ Incubator 2022 juga memboyong sejumlah agenda bagi startups pemula. Agenda tersebut berupa program dan kurikulum yang telah disiapkan terdiri dari; webinar nasional, coaching dan product development, sampai dukungan uji coba produk dan evaluasi bagi startups pemula yang tergabung.

Sebagai tahap awal, MRTJ Incubator akan menyelenggarakan Kick Off Webinar “Innovative Solution Talk” pada Jumat (28-1-2022), yang akan dilengkapi dengan sesi diskusi bersama narasumber ahli dengan tema “Startups in MRTJ Ecosystem: Innovative Solutions for Streamlining Railway Operations”. Rencananya, webinar tersebut akan membahas topik-topik seputar kebutuhan inovasi baru dari ekosistem MRT Jakarta, berikut dengan pembahasan mengenai program kolaboratif dengan startups, dan juga akan membahas seputar “Product-Market Fit” yang tentunya akan bermanfaat bagi startups pemula.

Webinar nanti juga rencananya bakal menggandeng sejumlah pembicara ternama yang datang dari pakar, maupun petinggi perusahaan teknologi Indonesia yang terkemuka, seperti Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Farchad Mahfud, Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, President Director Alodokter, Co-Founder dan COO dari Wallex, Co-Founder dan CEO dari GoWork dan tim MRT Jakarta lainnya. Ajang ini juga akan mengumumkan Top Six Startups yang terpilih untuk melaju ke tahap selanjutnya.

Startups terpilih akan mendapat kesempatan untuk bisa mengimplementasikan beberapa solusi yang mereka tawarkan guna meningkatkan pengalaman digitalisasi bagi ekosistem MRT Jakarta, berikut dengan divisi internal dari MRT Jakarta yang berfokus pada divisi-divisi seperti; business development, operation & maintenance, dan juga finance & corporate management. Informasi selanjutnya bisa Anda cek di akun official media sosial MRT Jakarta atau dengan mengunjungi tautan ini.

[Video] Fokus Grab Ventures Velocity Mendukung Ekosistem Startup Indonesia

DailySocial bersama Rivana Mezaya, Director of Business Development Strategy & Special Projects Grab Indonesia, membahas konsistensi program Grab Ventures Velocity dalam mendukung ekosistem startup di Indonesia dan apa yang membedakannya dengan berbagai program akselerator lain.

Untuk video menarik lainnya seputar startup dan teknologi, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV.

Laporan DSInnovate: Dampak Program Inkubator dan Akselerator untuk Ekosistem Startup Indonesia

Menurut data terbaru yang dirangkum laporan e-Conomy SEA 2021, ekonomi internet di Indonesia saat ini sudah mengumpulkan GMV mencapai $70 miliar atau setara 996,2 triliun Rupiah. Selain pangsa pasar yang memang besar, capaian tersebut tidak terlepas dari perkembangan pesat ekosistem startup digital. Dalam satu dekade terakhir, berbagai upaya dilakukan oleh stakeholder untuk memupuk potensi startup digital, termasuk melalui program inkubator dan akselerator.

Di Indonesia, beberapa program inkubator/akselerator berhasil menemani founder untuk membawa startupnya mencapai titik yang mengesankan. Beberapa lulusan program tersebut kini masuk ke daftar perusahaan bervaluasi besar, di atas $100 juta — tidak sedikit yang segera meraih gelar unicorn melalui putaran seri pendanaan selanjutnya. Salah satu program inkubator/akselerator unggulan di Indonesia adalah Indigo, yang diinisiasi oleh Telkom Group.

Indigo membuka batch awalnya pada tahun 2013, merangkul berbagai vertikal bisnis potensial, seperti agritech, big data, e-commerce, edtech, SaaS, dan lain-lain. Beberapa startup lulusannya termasuk Payfazz, Privy, Bahaso, dan puluhan lainnya. Program yang disuguhkan sangat intensif untuk memberikan pemahaman menyeluruh bagi founder mengenai bisnis digital. Dukungan materi seperti pendanaan awal (pre-seed) juga diberikan untuk membantu startup memvalidasi traksi awal layanan mereka.

Untuk memberikan gambaran mendetail mengenai dampak program inkubator/akselerator di ekosistem startup Indonesia, Indigo bekerja sama dengan DSInnovate meluncurkan laporan bertajuk “Indigo Impact Report 2021”. Di dalamnya membahas 5 topik besar, meliputi:

  • Industri digital di Indonesia
  • Ekosistem startup
  • Program inkubasi dan akselerasi
  • Dampak program inkubasi dan akselerasi terhadap startup
  • Dampak startup Indigo terhadap ekonomi digital

Dari riset dan survei yang dilakukan terdapat beberapa temuan menarik, misalnya 90,5% dari responden (founder startup yang pernah mengikuti program) memberikan persepsi bagus terhadap materi-materi yang disuguhkan dalam program inkubator/akselerator di Indonesia.  Sementara mentor yang paling disukai adalah founder senior (86,8%), pakar atau profesional (80,2%), dan pemodal ventura (79,2%). Selain itu, banyak aspek lain yang juga dibahas di dalam laporan tersebut, termasuk daftar program yang masih aktif, dampak startup setelah mengikuti program, dan lain-lain.

Selengkapnya, unduh laporan tersebut melalui tautan berikut ini: Indigo Impact Report 2021.


Disclosure: DSInnovate bekerja sama dengan Indigo untuk penyusunan laporan ini