Bank Mandiri Gencarkan Transformasi dengan Menghadirkan Layanan Digital Kolaboratif

PT Bank Mandiri Tbk (IDX: BMRI) tengah gencar bertransformasi digital untuk memperkuat posisinya di segmen perbankan ritel. Bank Mandiri meluncurkan layanan digital kolaboratif, yakni mesin Electronic Data Capture (EDC) berbasis Android dan Rumah Idamanku (RIKu). 

Mandiri berkolaborasi dengan PT Mitra Transaksi Indonesia melalui penyedia solusi keuangan digital Yokke. EDC Android dapat digunakan pada point of sales (POS), platform merchant, hingga promosi dan loyalty, serta menerima berbagai alternatif pembayaran berbasis QR, contactless, dan wearable. 

Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya mengembangkan teknologi terkini dalam menghadirkan alat pembayaran digital yang adaptif dan optimal bagi nasabah dan mitra merchant.

Ia menargetkan EDC Android dapat mendongkrak kenaikan jumlah transaksi secara masif. Saat ini, EDC Android baru tersedia di Sogo Indonesia saja. “Kami juga berharap solusi ini dapat mempermudah merchant untuk memantau transaksi secara real-time dengan teknologi EDC positioning system,” tambah Aquarius dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.

Hingga Juli 2021, Mandiri mencatat 150 ribu mitra merchant dengan total EDC sebanyak 218.000 unit. Dari jumlah tersebut, Bank Mandiri mengantongi volume penjualan sebesar Rp62 triliun atau naik 13% dan 104 juta transaksi atau naik 12% dibandingkan periode sama tahun lalu (YoY).

Sinergi keduanya tidak mengherankan mengingat Yokke adalah salah satu portofolio investasi Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang juga anak usaha investasi milik Bank Mandiri Group. Melalui sinergi ini, Mandiri mendapatkan akses terhadap inovasi, dan sebaliknya Yokke menerima modal untuk memperluas koneksi dan pengembangan produk.

Masuk ke segmen proptech

Selain fintech, Bank Mandiri juga melebarkan jangkauan layanan keuangan dengan masuk ke segmen proptech. Pihaknya berkolaborasi dengan startup Pinhome untuk meluncurkan aplikasi Rumah Idamanku (RIKu). 

Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo, mengatakan nasabah sulit mencari properti semenjak pandemi Covid-19. Ruang gerak pemasar properti juga terbatas dengan adanya pembatasan sosial. Dengan situasi ini, pihaknya berupaya memberikan alternatif layanan untuk mengakomodasi perubahan perilaku konsumen ke arah digital.

Untuk itu, aplikasi RIKu dinilai dapat membantu nasabah dalam mencari hunian mulai dari pencarian, jadwal kunjungan, konsultasi, hingga pengajuan KPR atau KPA baik rumah, apartemen, dan ruko. Para broker properti juga dapat memasarkan listing-nya.

Founder & CEO Pinhome Dayu Dara Permata memastikan bahwa algoritma Pinhome dapat memberikan alokasi yang merata bagi para broker properti. “Pinhome memungkinkan seluruh informasi dan transaksi properti secara online, terautomasi lengkap dengan virtual reality, dan algoritma berbasis machine learning.

Transformasi tanpa konversi jadi neobank

Beberapa waktu lalu, Bank Mandiri telah menegaskan langkahnya untuk bertransformasi digital, tanpa perlu mengonversi menjadi neobank atau bank digital sebagaimana dilakukan bank-bank lain. Pihaknya menilai telah disokong oleh permodalan besar dan ekosistem perbankan yang mapan.

Salah satu langkah signifikan yang diambil anak usaha BUMN ini adalah melakukan rebranding aplikasi mobile banking Livin’ by Mandiri di pertengahan tahun ini. Berdasarkan kinerja semester I 2021, transaksi digital Bank Mandiri berkontribusi besar terhadap perolehan margin bisnis perusahaan. Pengguna Livin’ by Mandiri tercatat sebesar 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi mencapai Rp728,9 triliun.

Ekosistem layanan terintegrasi kini menjadi elemen penting bagi perbankan yang ingin bertransformasi digital. Bank Mandiri bahkan menyebut akan menjadikan Livin’ by Mandiri sebagai “super app“. Pihaknya menargetkan dapat menambah sejumlah fitur dan ekosistem layanan lebih banyak ke depan.

Application Information Will Show Up Here

JULO Perluas Fungsi Plafon Pinjaman, Resmikan Kredit Digital

Startup fintech lending JULO meresmikan “JULO Kredit Digital” untuk memperluas fungsional plafon pinjaman agar dapat digunakan untuk berbagai jenis transaksi. Sebelumnya plafon hanya bisa digunakan untuk pinjaman tunai yang ditransfer JULO ke rekening peminjam.

Co-founder & CEO JULO Adrianus Hitijahubessy mengatakan, transformasi produk ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat yang kini serba digital saat bertransaksi sehari-hari. Meski JULO masih fokus pada pinjaman produktif, namun dalam data perusahaan ternyata 3/4 peminjam menggunakan limit kreditnya untuk bukan untuk tujuan konsumtif.

“Melainkan aktivitas yang meningkatkan taraf hidupnya, seperti modal usaha kecil-kecilan, bayar uang sekolah, renovasi rumah. Ada juga yang konsumtif, tapi kami tidak mempermasalahkannya. Bagi kami setelah melalui underwriting yang ketat, mereka lolos kelayakan kredit, ya diberi kebebasan [menggunakan limit] apapun kebutuhan mereka,” terangnya, Kamis (22/9).

JULO Kedit Digital menawarkan limit kredit digital sampai Rp15 juta dengan tenor sampai dengan sembilan bulan dan bunga 0,1% per hari. Adapun untuk pembayarannya dapat dilakukan dengan metode cicilan bulanan, sehingga meringankan beban pengeluaran pengguna.

Limit dapat digunakan untuk transaksi e-commerce rekanan JULO, bayar tagihan, top-up saldo e-wallet, pinjaman tunai, transfer dana ke rekening sendiri atau orang lain, dan transaksi scan QRIS. Dalam menghadirkan fitur transfer ke e-wallet dan QRIS, JULO bekerja sama dengan mitra.

Secara terpisah saat dihubungi DailySocial.id, Adrianus mengungkapkan untuk mitra QRIS, perusahaan bekerja sama dengan DOKU sebagai penyedia teknologinya. DOKU memiliki lisensi dari Bank Indonesia untuk memfasilitas transaksi QRIS. “Sementara kalau transfer saldo e-money kita ada licensed partner yang lain karena lisensi yang diperlukan berbeda,” terangnya.

Meluasnya fungsional limit kredit JULO ini, sebenarnya juga sudah dilakukan oleh pemain lending lainnya, di antaranya Akulaku dan Kredivo yang menawarkan berbagai transaksi digital di dalam aplikasinya.

Produk baru ini sekaligus menghapus produk lama yang dimiliki JULO, yakni JULO Cicil dan JULO Mini. Adrianus menuturkan kedua produk tersebut sudah menjadi bagian dari kredit digital JULO karena memiliki fungsi yang sama. “Kita justru perluas fitur-fiturnya karena pada dasarnya semangatnya sama, dulu bisa mencicil tagihan hingga enam bulan, sekarang diperluas sampai sembilan bulan.”

Dia melanjutkan, kredit digital ini juga memperluas target pengguna JULO dari sebelumnya kelas ekonomi menengah ke bawah, menjadi seluruh kalangan termasuk generasi muda yang tinggal di pedesaan dan perkotaan. Untuk langkah preventif dari kredit macet, kredit digital sangat membantu dalam hal penilaian skor kredit yang berkesinambungan.

Lantaran, seluruh kebiasaan konsumen saat bertransaksi dan saat membayar tagihan kredit akan direkam jejaknya. “Kredit digital ini tipe transaksinya bervariatif yang akan memperkaya credit score masing-masing konsumen. Sebelumnya credit score hanya pada saat pengajuan awal.”

Tidak disebutkan rasio kredit macet di JULO. Namun Adrianus mengatakan sama seperti perusahaan fintech lending kebanyakan, JULO juga mengalami kenaikan rasio selama pandemi ini. “Secara objektif harus ditekan serendah mungkin. Tidak menampik kami juga ikut terpengaruh selama pandemi. Untuk itu kami melakukan win win solution.”

Ditargetkan pada tahun ini total penyaluran kredit dapat tembus di angka Rp4 triliun sampai Rp5 triliun secara kumulatif sejak pertama kali beroperasi di 2016. Per Mei 2021 kemarin, angkanya telah mencapai Rp2 triliun. JULO telah melayani 500 ribu nasabah, naik dari tahun 2020 sebesar 350 ribu nasabah.

Performa bisnis fintech lending

Menurut data statistik OJK per Mei 2021, ada 118 penyelenggara fintech lending konvensional dan 9 syariah. Secara total, total aset yang dimiliki mencapai 4,1 triliun Rupiah. Para platform juga berhasil mengakomodasi sekitar 8,7 juta rekening pemberi pinjam (p2p) menyalurkan dana 13,8 triliun Rupiah.

Dominasi porsi pinjaman konsumtif masih mendominasi dari total portofolio penyaluran di industri. Bila melihat selama 2020 kemarin, penyaluran konsumtif memakan porsi sebanyak 62,04% dari total new loan Rp74,41 triliun. Akan tetapi trennya, perlahan turun karena dorongan OJK untuk pemain lending turun menggarap pembiayaan produktif di dalam portofolionya.

Menurut laporanDSInnovate dan AFPI, rata-rata pinjaman konsumtif yang dicairkan oleh para platform adalah di bawah Rp2,5 juta (70,1%), lalu disusul Rp2,5 juta-Rp25 juta (20,8%), dan Rp25 juta-Rp100 juta (1,3%). Adapun dari total penyaluran pinjaman, tercatat ada 46,8% perusahaan yang menyalurkan pinjamannya hingga Rp50 miliar, lebih dari Rp1 triliun (23%). Selain itu, ada 5 pemain yang sudah menyalurkan lebih dari Rp3 Triliun kepada peminjamnya: Pendanaan.com, Asetku, UangMe, Kredivo dan Kredit Pintar.

Application Information Will Show Up Here

Metrodata Masuk Menjadi Investor Sayurbox untuk Putaran Selanjutnya

PT Metrodata Electronics Tbk (IDX: MTDL) telah menandatangani perjanjian investasi dengan Sayurbox. Seperti yang diungkapkan melalui keterbukaan, Metrodata akan memberikan pendanaan senilai $500 ribu atau setara 7 miliar Rupiah; yang merupakan investasi pendahuluan pada tahap Bridge Round di Sayurbox.  Melalui perjanjian tersebut, perseroan dalam kurun waktu tertentu akan mendapatkan kepemilikan saham di Sayurbox sesuai dengan persentase saham didasarkan pada perhitungan yang telah diatur.

Konsep Bridge Round ini pada dasarnya menjadi partisipasi investor dalam sebuah pendanaan startup untuk menyambut penutupan seri selanjutnya. Umumnya pembagian ekuitas baru disampaikan setelah target pendanaan pada seri tertentu terpenuhi, disesuaikan dengan formula yang telah disepakati dan didasarkan pada nilai yang dikucurkan tiap investor. Selain itu, dalam perjanjian ada tenggat batas yang disepakati terkait penutupan seri berikutnya.

Sebelumnya, perseroan lain yakni Astra Digital, bagian dari Astra International, berpartisipasi memimpin putaran seri B Sayurbox. Didukung sejumlah investor seperti Syngenta Group Ventures, Global Brain Corporation, Ondine Capital, Strategic Year Holdings Ltd., dan beberapa nama lain yang tidak disebut spesifik.

Momentum startup online grocery

Seperti diketahui, Sayurbox menawarkan layanan online grocery untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari, khususnya terkait bahan pangan. Layanan ini seperti tengah mendapati momentum di tengah berbagai pembatasan akibat pandemi. Di kalangan masyarakat, khususnya perkotaan, mulai terbentuk kebiasaan baru untuk memesan berbagai jenis kebutuhan melalui aplikasi.

Hal ini dibuktikan dengan traksi layanan online grocery yang terus meningkat. Aplikasi Sayurbox sendiri saat ini sudah diunduh lebih dari 1 juta pengguna; sementara situsnya rata-rata mendapatkan 500 ribu kunjungan per bulannya. Di samping itu, sepanjang periode pandemi (Maret 2020 sampai sekarang), minat investasi ke startup online grocery juga terpantau meningkat. Dari catatan kami, sudah ada sekitar 11 pendanaan yang diumumkan, meliputi:

Periode Startup Investasi
September 2021 Dropezy Pra-Seri A
Agustus 2021 Pasarnow Pendanaan Awal
Agustus 2021 Segari Seri A
Juli 2021 HappyFresh Seri D
Apri 2021 Sayurbox Seri B
Maret 2021 Dropezy Pendanaan Awal
Maret 2021 Segari Pendanaan Awal
Maret 2021 Eden Farm Pendanaan Awal
Agustus 2020 Wahyoo (meluncurkan Langganan.co.id) Seri A
Juli 2020 BorongBareng Pra-Seri A
Maret 2020 Chilibeli Seri A

Perseoran lainnya, Alfamart/PT Sumber Alfaria Trijaya (IDX: AMRT), juga sempat tergabung ke dalam putaran seri A Segari, sebuah startup yang juga menghadirkan aplikasi online grocery.

Indonesia memiliki potensi besar

Menurut studi yang dilakukan L.E.K. Consulting, saat ini nilai online grocery di Indonesia berkisar $1 miliar, diperkirakan melonjak menjadi $6 miliar pada tahun 2025 atas dampak pandemi. Kendati belum sebesar di beberapa negara seperti Tiongkok atau Amerika Serikat, peneliti menilai bahwa Indonesia memiliki semua bakat untuk perkembangan industri  yang lebih pesat ke depannya.

Satu hal yang paling fundamental adalah basis konsumen besar. Penelitian juga menyoroti tentang konsumen Indonesia yang menghabiskan $200 miliar untuk produk makanan dan minuman sepanjang 2014 dan 2019. Ini jauh lebih besar di bandingkan semua negara yang ada di wilayah regional.

Pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagaimana menciptakan rantai pasok yang efisien untuk memastikan pemenuhan kebutuhan lewat online grocery. Pasalnya untuk memaksimalkan potensi tersebut, pengembang layanan juga harus melakukan ekspansi ke berbagai kota di Indonesia. Seperti diketahui, kondisi geografis di sini memberikan tantangan tersendiri untuk sistem logistik — apalagi untuk mengakomodasi bahan-bahan segar yang membutuhkan tingkat akurasi tinggi.

Temuan lain dalam riset, sepanjang tahun 2020 pembelian kebutuhan pokok secara online telah melampaui berbagai kanal lainnya, termasuk di ritel modern dan pasar tradisional. Terlebih saat ini layanan populer seperti online marketplace atau superapp juga memberikan layanan online grocery sebagai nilai tambah.

Application Information Will Show Up Here

Platform Pencatatan Keuangan “Sribuu” Kantongi Pendanaan Awal

Platform pencatatan keuangan Sribuu (sebelumnya Chatalia/Alia) telah mendapatkan pendanaan tahap pre-seed dari BEENEXT dan beberapa angel investor. Tidak disebutkan lebih lanjut berapa nilai investasi yang diterima. Dana segar akan digunakan untuk mengembangkan layanan dan memperluas pasar.

“Kami berharap Sribuu dapat meningkatkan kesejahteraan finansial banyak orang, terutama generasi muda,” ujar Co-Founder & CEO Sribuu Nadia Amalia.

Selain Nadia, Sribuu turut didirikan oleh dua co-founder lain, meliputi Fransisca Susan (CTO) dan Fadhila (COO). Platform ini hadir setelah sebelumnya dipresentasikan dalam kompetisi saat acara fintech pitching di Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat.

Nadia Amalia adalah lulusan Master of Finance dari MIT. Sebelumnya, ia pernah bekerja sebagai di Deutsche Bank. Fransisca Susan saat ini sedang mengejar PhD di MIT berfokus pada teknologi AI.

Pertumbuhan pengguna

Secara khusus Sribuu membantu pengguna untuk mencatat, mengatur, dan menganalisis pengeluaran mereka secara otomatis dari rekening bank dan dompet elektronik yang dimiliki. Selain itu, layanan tersebut mengembangkan rekomendasi yang dipersonalisasi dengan teknologi AI untuk setiap penggunannya.

Sejak periode beta 8 bulan yang lalu, perusahaan mencatat pertumbuhan pengguna hingga 36x. Per September 2021, Sribuu telah membantu lebih dari 45 ribu pengguna dan menganalisis transaksi senilai lebih dari Rp2,3 triliun.

“Sekarang kita menyaksikan siklus berikutnya dari para pendiri yang membangun perusahaan fintech generasi selanjutnya di Indonesia. Tim pendiri Sribuu memiliki semangat untuk meningkatkan kesehatan keuangan bagi jutaan orang Indonesia,” kata BEENEXT Partner Faiz Rahman.

Platform serupa dengan Sribuu yang telah lebih dulu meluncur di Indonesia adalah Moni. Serupa dengan Sribuu, Moni ingin menyelesaikan permasalahan yang dimiliki oleh 60 juta generasi muda dan kelas menengah di Indonesia dalam hal pengelolaan keuangan pribadi.

Aplikasi keuangan pribadi

Selain Sirbuu dan Moni sebagai pendatang baru untuk aplikasi pencatatan keuangan, sebelumnya juga ada beberapa pemain lain yang menawarkan kapabilitas sama. Bahkan beberapa memiliki pendekatan unik, misalnya Halofina menyisipkan edukasi dan layanan investasi untuk membantu penggunanya mencapai target perencanaan keuangan tertentu.

Berikut beberapa aplikasi keuangan pribadi yang hadir dari inovasi startup lokal:

Aplikasi Jumlah Unduhan (Android)
Halofina 50.000+
Finansialku 100.000+
Fundtastic 10.000+
Sribuu 10.000+
PayOK 1.000+
Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Dukung Peluncuran Sekolah Online “Alta School”

Pembatasan akibat pandemi memaksa institusi pendidikan untuk turut beradaptasi. Selama beberapa bulan terakhir, berbagai sekolah di Indonesia untuk semua jenjang, mengubah model pembelajaran dari tatap muka menjadi daring. Walaupun awalnya menyulitkan guru, siswa, dan bahkan orang tua; namun pada akhirnya ditemukan model yang cukup optimal untuk penyampaian materi secara online.

Melihat tren pembelajaran online yang kini menjadi hal yang lumrah, bahkan dipilih beberapa orang tua untuk meminimalkan risiko terkena virus, Alta School hadir sebagai sekolah online. Terkait jenjang dan standardisasi yang diterapkan setara dengan sekolah konvensional pada umumnya. Mereka menjamin, kurikulum yang disampaikan mengakomodasi kebutuhan perkembangan anak baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik.

Didukung teknologi Ruangguru

Alta School telah membuka pendaftaran bagi peserta didik baru untuk usia 4 tahun di jenjang PAUD dan 6 tahun untuk jenjang SD. Pihaknya mengatakan, sekolah ini diluncurkan dengan memprioritaskan aspek kesiapan guru, kurikulum pendidikan, serta metode pembelajaran live teaching interaktif, dan aktivitas mandiri yang terpersonalisasi.

Untuk menunjang kebutuhan ruang kelas online yang optimal, Alta School secara khusus menggandeng Ruangguru untuk memanfaatkan platform Learning Management System (LMS) milik mereka “Ruangkelas”. LMS Ruangkelas menyajikan beberapa kapabilitas, seperti mengatur kelas, daftar hadir, mengelola materi/tugas, diskusi kelas, hingga penilaian dan analisis perkembangan siswa.

Pada dasarnya LMS ini bisa diaplikasikan sekolah-sekolah di luar sana; hingga saat ini dari data Ruangguru disampaikan ada sekitar 12 ribu sekolah yang sudah memanfaatkannya.

Terkait kemitraan strategis antara dua pihak, perwakilan Ruangguru menyebutkan mereka tidak terlibat secara langsung dalam operasional Alta School. Meskipun demikian, berdasarkan penelusuran DailySocial.id, sejumlah pegawai Alta School di LinkedIn menyebut dirinya sebagai bagian dari Ruangguru atau menggunakan nama perusahaan “Alta School by Ruangguru”.

“Akses Ruangkelas yang dihadirkan sebagai sistem kelola belajar utama di Alta School, akan mempermudah guru dalam mengatur kegiatan belajar mengajar secara online, sehingga siswa dapat mengikuti rencana belajar yang sudah ditentukan dengan baik, untuk tetap belajar secara efektif,” ujar Head of Corporate Communication Ruangguru Anggini Setiawan.

Terapkan metode blended learning

Sejak meluncur pada bulan Juli 2021, hingga kini Alta School telah memiliki ratusan murid mulai dari jenjang PAUD A (anak usia 4 tahun), PAUD B (anak usia 5 tahun), hingga siswa SD kelas 1 s/d 3. Mengusung metode blended learning, aktivitas pembelajaran mengedepankan konsep live teaching interaktif dan adaptif dibantu dengan memaksimalkan pembelajaran visual. Live teaching di Alta School memiliki frekuensi hingga 6 kali seminggu.

“Selain itu, live teaching di Alta School juga dikombinasikan dengan aktivitas mandiri bagi siswa. Materi yang diberikan di Alta School setara dengan sekolah nasional, dan pembelajarannya setara dengan sekolah konvensional, jadwal waktu belajar juga bersifat fleksibel,” jelas Kepala Sekolah Alta School Devi Silviaty Gunawan.

Ia melanjutkan, “Pada usia dini, anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan membutuhkan pola belajar dengan contoh konkret. Pada tahap ini pula, rasa percaya diri anak perlu mulai dibangun dengan memberikan rasa aman dan menyenangkan saat belajar.”

Secara keseluruhan aktivitas yang ditawarkan meliputi live teaching, homebase project, offline activity with parent, tutoring class, kelas add on, life skill education, learning kit serta berbagai fasilitas lainnya untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi tantangan abad 21.

Pembelajaran online selama pandemi

Dalam laporan World Economic Forum tercatat di seluruh dunia saat ini ada lebih dari 1,2 miliar anak di 186 negara yang terkena dampak penutupan sekolah karena pandemi.  Sepanjang tahun 2020 lalu pendidikan telah berubah secara dramatis, dengan munculnya platform e-learning, pengajaran dilakukan dari jarak jauh pada platform digital.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata, siswa mampu mempertahankan materi 25-60% lebih banyak saat belajar online dibandingkan dengan hanya 8-10% secara offline di kelas [dengan asumsi alat dan media ajar disiapkan secara optimal]. Salah satu alasannya adalah, siswa dapat belajar lebih cepat secara online. Konsep e-learning membutuhkan 40-60% lebih sedikit waktu untuk belajar daripada di ruang kelas tradisional karena siswa dapat belajar dengan kecepatan mereka sendiri, kembali dan membaca ulang, melewatkan, atau mempercepat melalui konsep yang mereka pilih.

Application Information Will Show Up Here

Dropezy Kantongi Pendanaan Pra-Seri A 35,5 Miliar Rupiah, Hadirkan Solusi “Quick Commerce”

Startup online grocery Dropezy mengumumkan pendanaan pra-seri A senilai $2,5 juta (sekitar 35,5 miliar Rupiah). Putaran ini dipimpin oleh Forge Ventures dengan partisipasi dari Tekton Ventures, Next Billion Ventures, Nordstar, serta jajaran angel investor, termasuk di antaranya founder Kopi Kenangan dan BukuKas.

Melalui putaran ini, Dropezy akan melancarkan ekspansi solusi terbarunya “quick commerce” yang menawarkan pengiriman instan 20 menit sampai di lokasi setelah pemesanan. Perusahaan akan memperluas pusat fulfillment mikro (cloud store) hingga belasan di berbagai titik di seluruh wilayah Jabodetabek.

Dalam keterangan resmi, Co-founder & COO Dropezy Nitesh Chellaram mengatakan, pandemi yang masih berlangsung ini mengubah cara konsumen berbelanja kebutuhan sehari-hari ke platform online. Namun, layanan online grocery yang ada sekarang berfokus pada sekitar rantai pasokan offline yang ada atau meminimalkan biaya.

Ada aspek yang tertinggal dan belum sempat diselesaikan oleh mereka untuk memuaskan pengalaman konsumen saat belanja online, yakni pengiriman yang lebih cepat. Dropezy hadir dengan visi ingin menawarkan cara paling nyaman bagi masyarakat untuk mendapatkan bahan makanan.

“Dropezy dibangun dari bawah untuk memuaskan konsumen perkotaan yang menuntut kenyamanan dan kecepatan yang memungkinkan konsumen untuk memesan kebutuhan sehari-hari dalam ukuran gigitan tanpa minimum order, dengan tarif pengiriman termurah di Indonesia,” ucap Nitesh, Kamis (23/9).

Dia melanjutkan, dengan visi tersebut, perusahaan kini memiliki 60% repeat customers yang masih berbelanja di Dropezy setelah enam bulan. Menurutnya, para pelanggan ini menyukai konsistensi dan kesegaran pilihan produk Dropezy dan harga yang wajar.

Dalam operasional bisnisnya, Dropezy mengontrol inventaris dan logistik in-house dengan armada pengendara yang berkomitmen yang mengalokasikan setidaknya 6 jam sehari untuk pengiriman paket kecil. Kehadiran solusi quick commerce ini pun hadir karena kebutuhan konsumen Dropezy yang ingin mengirimkan pesanannya lebih cepat dari sekarang.

“Jika Anda membuat kopi dan menyadari bahwa Anda kehabisan susu, Dropezy akan memberikannya kepada Anda sebelum kopi Anda dingin. Kami sangat senang dapat bermitra dengan investor yang memiliki visi dan obsesi pelanggan yang sama dengan kami.”

Untuk mendukung visi perusahaan, saat ini Dropezy memiliki satu pusat fulfillment mikro (cloud store) yang dibantu dengan total tim saat ini 100 orang untuk melayani pengiriman next-day. Untuk merealisasikan ambisi perusahaan dalam menyediakan pengiriman 20 menit sampai ke lokasi pembeli, Dropezy berencana untuk membuka hingga belasan cloud store hingga akhir tahun ini.

Co-founder & CEO Dropezy Chandni Chainani menambahkan, “Memperluas dari 1 gudang menjadi 10 sangat menantang, dan tidak mungkin kami dapat melakukan ini tanpa pembelajaran dan wawasan selama 18 bulan yang kami peroleh dari konsumen kami.”

Partner Forge Ventures Kaspar Hidayat menuturkan, pihaknya antusiasme untuk bermitra lebih jauh dengan Dropezy untuk merevolusi industri online grocery. Menurutnya, pemain yang ada saat ini tidak menyelesaikan masalah yang penting dan itulah sebabnya penetrasi di segmen ini jauh lebih rendah daripada di industri e-commerce.

“Dan Dropezy mengubah semua itu. Seiring pertumbuhan Dropezy, ini akan memungkinkan pelanggan untuk membeli bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari tepat waktu, dan kehabisan sesuatu yang penting akan menjadi masa lalu,” tutupnya.

Kompetisi industri online grocery

Industri online grocery memiliki persaingan yang sengit, namun masih memiliki ruang tumbuh yang tinggi karena penetrasinya yang masih terpusat di kota-kota besar.

Laporan dari Statista menyampaikan, pada tahun lalu pangsa pasar online grocery di negara ini baru mencapai 0,3%, diprediksi akan meningkat 20 basis poin menjadi 0,5% pada 2022 mendatang. Pandemi yang melanda tanah air disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama yang memicu peningkatan popularitas layanan online grocery di kalangan konsumen.

Menurut data, dampak lebih lanjut dari pandemi selain mengubah perilaku pembelian online konsumen, adalah perubahan pola pikir konsumen dalam berbelanja. “Karena khawatir akan dampak ekonomi dari pandemi, banyak konsumen Indonesia menjadi lebih sadar anggaran. Selain itu, prioritas pembelian kebutuhan pokok dan kesehatan di kalangan konsumen juga terlihat selama pandemi,” tulis laporan tersebut.

Sumber: Statista

Sehingga solusi pengiriman instan dengan biaya terjangkau semakin relevan karena ada segmen konsumen di sana. Selain Dropezy, semakin banyak pemain online grocery yang concern dengan pengiriman instan. Di antaranya ada Sayurbox yang menawarkan pengiriman sampai dalam waktu dua jam, BlibliMart yang menawarkan pengiriman same-day untuk pembelian yang dilakukan antara jam 8 pagi sampai jam 4 sore, dan HappyFresh yang menjanjikan barang diantar dalam satu jam setelah pemesanan.

***
Ada penawaran spesial nih buat Anda! Pakai kode voucher DROPXDAILY25, ada potongan 25ribu untuk min. belanja Rp50ribu di seluruh area yang tercover Dropezy. Kode ini hanya berlaku sampai dengan 31 Maret 2022.
Application Information Will Show Up Here

Deliveree Rilis Layanan “Muat Sebagian”, Andalkan Algoritma untuk Optimasi

Startup marketplace logistik Deliveree mengumumkan layanan Muat Sebagian untuk mengakomodasi kebutuhan bisnis yang ingin mengirim barang, kargo, bahkan paket besar/kecil tanpa harus menyewa satu kendaraan penuh. Solusi ini mendigitalisasi layanan muat sebagian yang sudah hadir di perusahaan logistik konvensional dengan memanfaatkan algoritma pintar.

Senior Supply Associate Deliveree Indonesia Denaldy Nataniel mengatakan, sejak kehadiran Deliveree Indonesia di 2015, selama ini mengandalkan satu solusi utama Satu Kendaraan (Full Truckload/FTL). Solusi ini memiliki limitasi bahwa pebisnis harus membayar sewa untuk satu kendaraan harus dibayarkan secara penuh, meski mereka hanya memakai sebagian kapasitas dari satu kendaraan.

Muat Sebagian (Less Than Truckload/LTL) ini, sambungnya, menjadi alternatif pilihan yang bisa dimanfaatkan seluruh bisnis dari berbagai skala, termasuk UMKM yang memiliki limitasi budget. Pebisnis cukup membayarkan biaya per berat muatan. Solusi ini telah hadir di Thailand dan Filipina akan menjadi target Deliveree selanjutnya.

“Muat Sebagian ini sudah dilakukan oleh perusahaan logistik konvensional, tapi butuh proses berhari-hari karena mereka membutuhkan gudang untuk penyortirannya. Sementara, kami memakai teknologi algoritma untuk penyortiran, sehingga tidak membutuhkan gudang,” terang dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/9).

Saat pemesanan dilakukan, algoritma Deliveree akan memperhitungkan rute yang paling optimal dan efisien dari gabungan muatan barang pebisnis dengan pebisnis lainnya. Hal tersebut berdampak pada efisiensi biaya dan estimasi pengiriman tercepat karena mempertimbangkan jarak dan waktu. Seluruh proses pemesanan ini dilakukan baik melalui aplikasi maupun situs web.

Pebisnis perlu memasukkan identitas detail terkait muatan yang akan dikirim, baik itu dimensi barang, berat, jenis kemasan, lokasi pengantaran, tanggal pengiriman, dan sebagainya. Tidak ada batas minimal untuk muatan yang diterima Muat Sebagian, namun berat maksimalnya adalah 18 ton. Muatan akan dijemput sehari setelah pemesanan dibuat, dan akan langsung diantar secepat mungkin, atau maksimal untuk pengiriman pada dua minggu mendatang.

Hanya saja, pada tahap awal ini baru melayani pengiriman di sebagian Sumatera, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. “Bulan depan layanan ini akan mencakup ke seluruh wilayah di Jawa baru kemudian hadir secara nasional.”

Deputy Head Business Development Deliveree Indonesia Raynov Chandra menambahkan, solusi Muat Sebagian menjadi tambahan bagi mitra bisnis yang selama ini menggunakan layanan Deliveree. Selama ini berbagai layanan dan fitur yang telah dirilis selalu memerhatikan kebutuhan pebisnis di lapangan.

Oleh karenanya, dia mengklaim bahwa Deliveree adalah pemain yang mendominasi untuk solusi logistik bagi pebisnis. Berbagai perusahaan yang telah memanfaatkan jasa Deliveree adalah Tokopedia hingga Dekoruma.

“Muat Sebagian ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai skala bisnis mana pun. Di furnitur misalnya, kan sudah ada yang di-packing dalam kardus itu bisa pakai Muat Sebagian karena dirasa lebih hemat kalau pakai kendaraan yang lebih kecil,” kata dia.

Setiap harinya perusahaan mengambil pesanan aktif hingga ribuan. Saat ini Deliveree memiliki lebih dari 35 ribu kendaraan aktif dengan total unduhan aplikasi lebih dari 2,3 juta unduhan. Armada terbanyak di Deliveree adalah jenis CDD, CDE, Fuso Berat, dan jenis carry untuk pengiriman dengan muatan kecil.

Solusi logistik pintar

Walaupun logistik adalah tulang punggung perdagangan nasional dan internasional, sektor ini mengalami banyak sekali tantangan di Indonesia, seperti infrastruktur yang tidak memadai, serta kurangnya jaringan komunikasi dan teknologi informasi yang dapat diandalkan.

Menurut Mordor Intelligence, biaya logistik sangat bervariasi antara 25% dan 30% dari PDB Indonesia, dibandingkan dengan ekonomi berkembang, setara 5%. Hal ini berarti pengiriman barang dari satu kota ke kota lain di Indonesia bisa menjadi mahal dan menantang.

Mengutip dari laporan lainnya yang dikeluarkan PwC berjudul Shifting Patterns: Future of The Logistics Industry, kurangnya “budaya digital” dan pelatihan adalah tantangan terbesar bagi perusahaan transportasi dan logistik konvensional.

Hal ini memungkinkan startup teknologi pendatang baru untuk mengisi celah dan menangkap peluang bisnis. Mereka dapat mendigitalisasi kegiatan operasional inti untuk menciptakan sistem logistik yang cerdas.

Perusahaan Putaran Tahun
ASSA (induk AnterAja) Convertible Bond 2021
Andalin Series A 2021
Deliveree Series A 2017
Finfleet Series A 2019
GudangAda Series A

Series B

2020

2021

Kargo Technologies Seed Funding

Series A

2019

2020

Logisly Series A 2020
Pakde Seed Funding 2018
Ritase Series A 2019
Shipper Seed Funding

Series A

Series B

2019

2020

2021

SiCepat Series B 2021
Triplogic Seed Funding 2019
Waresix Seed Funding

Pre-Series A

Series A

Series A+

Series B

2018

2018

2019

2020

2020

Webtrace Seed Funding 2020
Application Information Will Show Up Here

AlteaCare Memperkenalkan Platform Telekonsultasi untuk Dokter Spesialis

AlteaCare resmi memperkenalkan platform telekonsultasi dokter spesialis berbasis aplikasi. Sebagai tahap awal, mereka menggandeng RS Mitra Keluarga sebagai rekanan fasilitas kesehatan pertama.

CEO AlteaCare Mikaela Oen mengatakan, pihaknya berupaya menghadirkan layanan kesehatan terintegrasi sehingga masyarakat dapat merasakan pelayanan menyeluruh rumah sakit secara virtual. Saat ini, hampir seluruh dokter RS Mitra Keluarga sudah berpraktik di platform AlteaCare.

Saat ini, AlteaCare menyediakan sejumlah layanan kesehatan, antara lain telekonsultasi, medical advisor, vaksinasi, pembelian dan pengiriman resep obat, hingga lab & radiologi. AlteaCare sudah dapat diunduh untuk perangkat Android dan iOS.

“Yang menjadi value proposition AlteaCare dari platform lain adalah mengutamakan telekonsultasi secara real-time dengan video call. Kami juga memiliki medical advisor dan Patient Relation Officer (PRO) untuk memberikan pengalaman lebih baik sebelum hingga sesudah melakukan telekonsultasi,” ujar Mikaela dalam konferensi pers virtual.

Adapun, medical advisor membantu pengguna memilih dokter spesialis yang tepat. Sementara, PRO membantu pengguna dalam menyelesaikan proses rawat jalan usai konsultasi dengan dokter spesialis. Pada layanan vaksin, AlteaCare menyediakan dari pendaftaran, screening, dan penjadwalan. Rekam medis tersimpan di RS, tetapi pasien bisa mendapat catatan ringkas.

Untuk memperkuat ekosistem layanan secara terintegrasi ke depan, pihaknya menargetkan dapat terus menambah mitra fasilitas kesehatan lainnya, mulai dari RS, farmasi, dan asuransi.

Sementara itu, COO AlteaCare William Suryawan menambahkan, pihaknya ingin menjadi gerbang digital bagi masyarakat yang belum terjangkau layanan kesehatan. “Ini berarti RS memiliki channel baru sehingga membantu mereka menjangkau pasien baru di masa pandemi. Jadi, [kehadiran telemedicine] bukan untuk bersaing dengan RS lainnya,” katanya.

Selain RS Mitra Keluarga, AlteaCare juga menjadi sebagai salah satu penyedia layanan telekonsultasi berbasis online yang digandeng oleh Kementerian Kesehatan. Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi dan aplikasi mulai banyak dikembangkan di sektor kesehatan sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

“Kami sangat mengapresiasi langkah ini dengan mengintegrasikan layanan dengan rumah sakit. Kami harap semakin banyak RS bergabung sehingga masyarakat semakin banyak juga yang terjangkau layanan kesehatan,” ujarnya.

Healthtech di masa pandemi

Berdasarkan Startup Report 2020 yang dirilis oleh DSResearch, platform healtchtech di Indonesia memainkan peran signifikan di masa pandemi Covid-19. Dengan kebijakan pembatasan sosial, pandemi seolah ‘memaksa’ masyarakat untuk mengadopsi layanan telekonsultasi.

Alhasil, platform telekonsultasi mendulang pertumbuhan transaksi hingga berkali lipat sejak tahun lalu. Ini memberikan tren positif bahwa layanan telekonsultasi memiliki peluang pertumbuhan yang besar.

Kategori inovasi di healthtech / DSResearch

Pemerintah pun bekerja sama dengan platform healthtech untuk berupaya mendorong pembatasan sosial. Inovasi layanan yang dihadirkan pelaku healthtech dapat membantu masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan tanpa perlu keluar rumah.

Platform healthtech membantu pemerintah untuk menyediakan rapid test dan PCR. Beberapa layanan lain yang dapat diakses adalah chatbot untuk mengidentifikasi atau melakukan diagnosis awal serta pembelian dan pengiriman obat secara online.

Application Information Will Show Up Here

Ajaib Dikabarkan Tengah Galang Pendanaan 2,1 Triliun Rupiah, Berpotensi Jadi Unicorn Berikutnya

Platform wealthtech Ajaib dikabarkan akan segera menyandang status unicorn berikutnya dari Indonesia. Perusahaan kini sedang merampungkan pendanaan berikutnya, ditargetkan nilainya mencapai $150 juta (lebih dari 2,1 triliun Rupiah). Menurut pemberitaan DealStreetAsia, DST Global telah memimpin pendanaan ini.

DailySocial.id sudah menghubungi salah satu investor dan manajemen Ajaib untuk dimintai konfirmasinya. Jawabannya kompak bahwa mereka menolak berkomentar atas rumor tersebut.

Bila mengacu dari kabar burung tersebut, dengan menghitung total pendanaan yang diterima Ajaib sebelumnya sebesar $92 juta, maka total pendanaan yang telah dikantongi perusahaan menjadi $242 juta.

Ada yang menghitung, secara kasarnya valuasi $1 miliar itu bisa dicapai dengan 4,1x-4,2x dari total pendanaan. Angka tersebut sedikit jauh lebih tinggi dari total perolehan Xendit sebesar $238 juta untuk mengantarkan mereka ke status unicorn.

Pada tahun ini saja, Ajaib sudah dua kali mengumumkan pendanaan untuk putaran seri A. Pertama pada Januari 2021 yang dipimpin Horizons Ventures dan Alpha JWC sebesar $25 juta. Selang dua bulan kemudian di Maret 2021, kembali mengumumkan pendanan tambahan sebesar $65 juta yang dipimpin Ribbit Capital.

Antusiasme investor baru yang tinggi selama pandemi, turut mendongkrak kinerja Ajaib secara signifikan. Semenjak masuk ke kelas aset saham sejak Juni 2020 – melalui akuisisi PT Primasia Unggul Sekuritas, memboyong Ajaib sebagai broker saham terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan frekuensi perdagangan di Maret 2021 dengan total lebih dari 10 juta transaksi. Disebutkan Ajaib telah memiliki pengguna lebih dari 1 juta orang.

Selain didukung iklim investasi saham yang bergairah, perusahaan juga memiliki strategi growth hacking yang kencang. Terbukti lewat aktif menggandeng berbagai selebritas dari lokal maupun luar negeri sebagai brand ambassador untuk menarik perhatian.

Kompetitor terdekat Ajaib, Stockbit, juga didukung dengan pendanaan yang kencang. Pada Mei 2021 kemarin, mereka mengumumkan tambahan pendanaan senilai $65 juta yang dipimpin Sequoia Capital India, setelah sebelumnya memimpin putaran sebelumnya sebesar $30 juta pada awal tahun ini.

Daftar unicorn dari Indonesia

Melihat dari kencangnya investasi yang dikucurkan untuk berbagai startup Indonesia, kemungkinan besar kita masih akan terus menyambut generasi unicorn berikutnya. Pasalnya, startup bervaluasi centaur jumlahnya sudah puluhan.

Dalam catatan DailySocial, ada Akulaku, Ruangguru, SiCepat, dan Kopi Kenangan yang sudah mencapai centaur tahap akhir. Artinya, apabila ada satu putaran pendanaan yang mereka umumkan, otomatis akan masuk sebagai unicorn berikutnya.

Dari data DailySocial, Indonesia memiliki 10 startup yang terkonfirmasi sebagai unicorn. Mereka adalah:

Perusahaan Est. Valuasi
Gojek-Tokopedia $18 miliar
Traveloka ~$3 miliar
Bukalapak ~$3 miliar
OVO ~$2,9 miliar
JD.id (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Blibli (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Tiket.com (dikonfirmasi perusahaan) ~$1 miliar
Kredivo* $2,5 miliar
Xendit ~$1 miliar

*dengan asumsi telah menyelesaikan proses merger untuk selanjutnya go-public via SPAC

Application Information Will Show Up Here

Evermos Umumkan Pendanaan Seri B Lebih dari 427 Miliar Rupiah, Bisnis Social Commerce Menggeliat

Startup social commerce Evermos mengumumkan telah menutup pendanaan seri B senilai $30 juta atau setara 427,3 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh UOB Venture Management melalui Asia Impact Investment Fund II. Beberapa investor lain yang terlibat termasuk MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Future Shape, dan turut didukung investor sebelumnya yakni Jungle Ventures dan Shunwei Capital.

Dana segar yang diperoleh akan digunakan untuk memperkuat tim kepemimpinan, melakukan ekspansi, dan mengembangkan teknologi. Kabar putaran seri B Evermos sebelumnya kami beritakan sejak Agustus 2021 lalu, termasuk adanya keterlibatan 2 CVC milik grup Telkom.

“Visi kami adalah memberdayakan satu juta pengusaha mikro dalam lima tahun ke depan. Salah satu faktor utama yang memengaruhi cara kami menjalankan bisnis adalah dengan mengukur keberlanjutan dan dampak sosial dari platform kami,” ujar Co-Founder & President Evermos Arip Tirta.

Ia juga mengatakan, bahwa selama ini pendapatan perusahaan banyak disokong dari individu dan UKM d kota tier-2 dan 3. Untuk menguatkan keberadaannya di wilayah tersebut, saat ini mereka tengah menjalankan percontohan program “Desa Evermos”, melibatkan hampir 100 desa. Di program itu, warga lokal yang masih kurang produktif diberdayakan menjadi mitra reseller — termasuk dilatih dengan prinsip kewirausahaan.

Konsep social commerce Evermos

Sejak didirikan pada November 2018 lalu oleh Arip, Ghufron Mustaqim, Iqbal Muslimin, dan Ilham Taufiq; saat ini Evermos telah memiliki sekitar 100 ribu reseller aktif di 500 kota. Mereka bermitra dengan lebih dari 500 brand dengan 90% di antaranya datang dari kalangan UKM lokal yang dikurasi.

Produk yang disediakan kebanyakan adalah komoditas busana muslim, produk kesehatan/kecantikan halal, makanan dan minuman, dan lain-lain — sebagian besar mengutamakan produk bernuansa halal. Dari sisi bisnis, dalam dua tahun terakhir mereka mengklaim mendapati pertumbuhan hingga 60 kali.

Aplikasi Evermos memfasilitasi masyarakat yang ingin menjadi reseller. Para pengguna tersebut selanjutnya bisa menjual produk yang ada di aplikasi ke jaringannya, melalui WhatsApp atau media sosial. Ada bagi hasil atau imbalan yang diterapkan. Pihak Evermos sendiri, selain menyediakan produk, juga membantu dari sisi pengelolaan logistik, dukungan konsumen, dan teknologi.

Co-Founder & Deputy CEO Evermos Ghufron Mustaqim menyatakan bahwa dasar filosofi bisnisnya adalah ‘Ekonomi Gotong Royong‘, mengedepankan pemberdayaan ekonomi kolaboratif. Melalui jaringan reseller yang ada, Evermos ingin menjadi sarana bagi UKM lokal untuk mengembangkan bisnis mereka, di sisi lain akan menghasilkan pendapatan tambahan bagi reseller.

Potensi social commerce di Indonesia

Total GMV yang dihasilkan dari bisnis perdagangan online memang terus bertumbuh pesat di Indonesia – sampai saat ini masih memiliki proporsi terbesar di regional. Menurut data Bain & Co., seperti divisualisasikan Statista, pada tahun 2020 total GMV untuk bisnis perdagangan online di Indonesia telah mencapai angka $47 miliar.

Kendati mayoritas datang dari e-commerce atau online marketplace, layanan social commerce memiliki sumbangsih yang tidak kecil, yakni sekitar $12 miliar.

Sementara itu menurut McKinsey, bisnis social commerce diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pesat hingga $25 miliar pada tahun 2022 mendatang. Kondisi pandemi menjadi salah satu katalisator, hal ini terkait perubahan cara orang berbelanja dan kesempatan kerja yang ditawarkan oleh social commerce.

Senior Director UOB Venture Management Clarissa Loh menjelaskan, model social commerce Evermos dapat menjadi jembatan dalam menjawab kesenjangan ini, dengan memungkinkan para reseller-nya untuk memasarkan produk para UKM lokal.

“Platform Evermos juga memberdayakan brand lokal dan menciptakan sumber pendapatan bagi masyarakat menengah ke bawah yang minim akses dan kesempatan, namun memiliki dan menggunakan smartphone (underserved community),” imbuh Clarissa.

Pemain social commerce di Indonesia

Di Indonesia saat ini sudah ada beberapa platform yang menawarkan layanan serupa. Bahkan sepanjang tahun 2021 ini, beberapa startup social commerce lain turut mendapatkan pendanaan dari investor, meliputi:

Startup Tahapan Pendanaan
RateS Seri A
Raena Seri A
KitaBeli Seri A, 114 miliar Rupiah
Super Seri B, 405 miliar Rupiah
Dagangan Pra-Seri A
Application Information Will Show Up Here