Marketplace Pertanian Sikumis Dapatkan Pendanaan dari Anak Usaha Telkom

Startup agrotech Sikumis mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan dari Metralog, anak usaha Telkom Group. Pendanaan ini menyusul perolehan sebelumnya yang didapatkan empat bulan lalu. Detail nilai pendanaan tidak diinformasikan lebih lanjut.

Dengan suntikan modal baru, Sikumis akan menggenjot pengembangan produk di platformnya. Saat ini Sikumis tidak hanya fokus sektor di pertanian, tetapi juga menjangkau mitra di bidang peternakan dan kelautan. Misinya untuk menghadirkan platform yang mengintegrasikan para pemain dari hulu ke hilir.

Sebelumnya Sikumis menghadirkan platform e-commerce yang menjual berbagai kebutuhan untuk industri pertanian. Per tahun 2016 lalu, mereka bertransformasi menjadi sebuah marketplace dengan harapan dapat menghadirkan pilihan produk dan model bisnis yang lebih luas.

Untuk membantu para petani, saat ini Sikumis telah menghadirkan layanan berbasis fintech berbentuk pembiayaan kredit, p2p lending, dan pasar lelang online berbasis sistem resi gudang (SRG). Hadirnya Metralog juga akan turut mendukung digitalisasi lain dalam memberikan efisiensi pada rantai distribusi hasil pertanian.

Belum lama ini Sikumis juga baru saja menjalin kerja sama strategis dengan Kredivo. Langkah ini diambil untuk memberikan opsi kredit dalam membantu petani mendapatkan kebutuhan yang dibeli di layanan Sikuis.

Alpha JWC Ventures Beri Pendanaan Seri A untuk “Target Media Nusantara”

Target Media Nusantara (TMN), sebuah perusahaan jaringan periklanan digital, mengumumkan perolehan pendanaan Seri A dari Alpha JWC Ventures. Tidak disebutkan berapa jumlah yang didapat, hanya saja pendanaan kali ini disebut akan dimaksimalkan untuk pengembangan bisnis dan operasional.

Sebagai sebuah bisnis, TMN adalah bagian dari Focus Media Group, sebuah perusahaan media gaya hidup digital yang berasal dari Tiongkok. Bisnis Focus Media Group meliputi LCD display, poster frame, movie theater, dan in-store advertising network.

Di Indonesia, TMN mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2018 dengan mengusung visi menjadi market leader di sektor periklanan digital dalam ruangan di Indonesia. TMN sendiri menyediakan layanan periklanan di berbagai jenis bangunan komersial, seperti gedung perkantoran, apartemen, dan hotel. Dengan 450 layar iklan yang terpasang di 104 gedung di Jabodetabek, sejauh ini TMN telah berhasil membuat jejak sebagai salah satu alternatif periklanan dalam ruangan di Indonesia. Untuk memaksimalkan potensi pertumbuhannya, TMN memasang target pemasangan 900 layar di 200 gedung komersial Jabodetabek.

“Untuk mereplikasi sukses Focus Media Group di Indonesia, kami akan fokus untuk mendapatkan audience premium di pasaran dengan menyediakan produk yang berkualitas tinggi, efektif, dan mampu menjangkau banyak orang,” terang CEO Target Media Nusantara Thomas Chan.

Thomas juga menjelaskan bahwa sesuai dengan visi mereka saat ini, pendanaan yang didapat dari Alpha JWC Ventures akan diperuntukkan untuk memaksimalkan pengembangan bisnis dan operasional, termasuk mengembangkan kanal media lainnya yang sesuai dengan visi mereka.

“TMN memiliki visi untuk menjadi kanal media papan atas dan utama di Indonesia. Untuk itu, semua dana investasi termasuk pendanaan Seri A dari Alpha JWC Ventures ini akan kami maksimalkan untuk pengembangan bisnis dan operasional pada tahap awal. Dalam jangka panjang, kami juga akan mengembangkan kanal media lainnya yang bersinergi dengan visi kami,” lanjut Thomas.

Dari penjelasan Thomas, pihak TMN tidak menempatkan diri sebagai penyedia media tetapi sebagai rekanan komunikasi yang mengerti perilaku audience, prospek bisnis dan dinamika pasar komunikasi. TMN berniat menyediakan solusi komunikasi yang efektif bagi klien mereka.

Saat ini TMN sedang mengembangkan layar terbaru dengan fitur analisa pelacakan gerakan mata (eyeball trackig analytics) . Fitur ini dapat merekam berapa lama seseorang melihat bagian tertentu dari sebuah iklan dan nantinya data yang dihasilkan akan menjadi pertimbangan evaluasi dan strategi komunikasi klien.

Sementara itu pihak Alpha JWC Ventures menyatakan kebanggaan mereka dalam mendukung TMN di Indonesia. Co-founder dan Managing Partner Alpha JWC Ventures Chandra Tjan menyebutkan bahwa pihaknya bangga menjadi rekan ekslusif bagi Focus Media Group dalam ekspansinya ke Indonesia.

“Kami bangga menjadi rekan ekslusif dan terpercaya bagi Focus Media Group dalam ekspansinya ke Indonesia. Thomas Chen memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun dalam periklanan digital serta jaringan klien yang luas di seluruh dunia. Dengan dukungan finansial dan praktis dari Alpha JWC Ventures, pengalaman Thomas serta dukungan dari Focus Media Group kami yakin TMN bisa berkembang ke tingkatan selanjutnya dan memenangkan pasar Indonesia,” tutup Chandra.

BRI Siapkan “Pinang”, Platform Pinjaman secara Online

Bank Rakyat Indonesia (BRI) tengah mempersiapkan peluncuran platform pinjaman secara online kepada nasabah yang bernama Pinang. Cara kerjanya tidak jauh berbeda dengan yang ditawarkan layanan peer-to-peer lending.

Nantinya Pinang akan dikelola BRI Agro, anak usaha BRI. Masih dalam tahap pengembangan, jika sesuai dengan jadwal, platform ini akan diluncurkan BRI akhir November 2018 mendatang.

Menurut Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank BRI Indra Utoyo, pinjaman yang bisa didapatkan nasabah melalui Pinang adalah maksimal Rp20 juta. Proses verifikasi dan credit scoring diklaim BRI dilakukan hanya dalam waktu 15 menit. Terkait dengan bunga yang dikenakan, ia menjamin akan lebih terjangkau dibandingkan yang ditetapkan layanan fintech, khususnya payday loan, saat ini.

“Ini bentuknya kredit tanpa agunan (KTA). Rate-nya tentu lebih murahlah, kita kan bank,” jelas Indra seperti dilansir dari CNBC Indonesia.

Upaya BRI adopsi teknologi

Pinang yang segera diluncurkan BRI merupakan bagian upaya BRI mengadopsi teknologi digital. Sebelumnya BRI juga mengumumkan peningkatan kemampuan chatbot Sabrina yang kini bisa diakses dengan perintah suara, dari sebelumnya yang hanya berbasis teks. Peningkatan teknologi ini diharapkan dapat membantu mempercepat nasabah mencari informasi seputar produk atau layanan BRI, serta melakukan transaksi seperti memesan tiket bioskop.

BRI juga cukup agresif menjalin kemitraan dengan layanan e-commerce seperti Bukalapak. Bukalapak resmi menjadi mitra Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk perluasan fasilitas perbankan kepada para pelapak dan pengguna. Layanan yang dibuka untuk Bukalapak meliputi Briva Online, CMC payment priority, E-pay, WS Overbooking dan notification, serta jasa perbankan lainnya.

BRI juga memberikan dukungan kepada PAYFAZZ dalam pengembangan sistem dan teknologi termasuk mengandalkan keunggulan konektivitas melalui satelit BRIsat. Peran PAYFAZZ sendiri akan menyediakan produk aplikasi perbankan untuk BRI yang akan diintegrasikan ke dalam sebuah sistem keagenan untuk layanan perbankan mandiri (di luar kantor bank) di daerah.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

DIVA Rilis Platform “Instant Messaging” untuk Sewa Modem

Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), anak usaha dari entitas Kresna Graha Investama, merilis platform Instant Messaging (IM) untuk pemesanan layanan akses internet buat para traveller yang ingin bepergian ke luar negeri. Ada tiga produk yang tersedia, yakni rental modem MiFi, SIM card roaming, dan paket roaming.

Layanan teranyar ini diharapkan dapat memperkuat posisi DIVA untuk pilar pariwisata, melengkapi dua sektor lainnya yang juga ditekuni, yakni finansial dan telekomunikasi. Di samping itu, rilis layanan baru ini dipertimbangkan karena ada pertumbuhan signifikan perjalanan liburan ke luar negeri, terutama di segmen kalangan anak muda.

“Intelligent IM Tour MiFi diluncurkan dengan menggunakan platform DIVA Intelligent IM yang didukung oleh teknologi AI. Pelanggan dapat menikmati layanan premium dari kami secara gratis melalui platform ini,” ucap Direktur DIVA Dian Kurniadi, Kamis (15/11).

Dibandingkan dengan pemain sejenis, sambung Dian, perseroan lebih komprehensif dalam memberikan pelayanan yang menyeluruh dan dibantu oleh ekosistem yang telah dibangun DIVA dan Kresna Group. Perseroan berkomitmen untuk terus mengembangkan fitur agar dapat menjangkau lebih banyak pelanggan.

Metode pemesanan produk pun cukup mudah, hanya melalui WhatsApp dengan memasukkan nomor 0821-1070-0075 atau scan barcode DIVA Tour MiFi. Nanti ada chatbot yang siap membantu seluruh permintaan dengan petunjuk yang mudah, pembayaran akan diakomodasi lewat virtual account.

Untuk rental modem, pelanggan memiliki fleksibilitas waktu dan tempat untuk mengambil dan mengembalikan modem. DIVA menyediakan enam titik loker digital yang tersedia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, begitu juga dengan pengambilan SIM card roaming. Untuk paket data roaming, sementara ini baru tersedia buat pelanggan Telkomsel.

Display loker digital untuk pengambilan modem di bandara / DailySocial
Display loker digital untuk pengambilan modem di bandara / DailySocial

Modem dapat digunakan di lebih dari 30 negara, meliputi Asia, Australia, Amerika, dan Afrika. Untuk 10 negara tertentu, seperti Singapura, Malaysia, dan Macau tarif yang ditetapkan sebesar Rp10 ribu untuk kapasitas data 1 GB untuk pemakaian satu hari.

Pengembalian modem dapat melalui loker digital atau dengan kurir. Buat mengamankan modem, DIVA menetapkan biaya deposit sebesar Rp500 ribu. Deposit akan dikembalikan ketika barang sudah sampai kembali dengan aman ke perseroan.

Dian menerangkan perseroan telah menyiapkan sekitar 1000 modem yang siap didistribusikan pada pelanggan. Ke depannya perseroan akan merambah pembelian paket untuk mencakup perjalanan umroh dan tambahan jangkauan negara.

Saat ini DIVA masih dalam tahap proses bookbuilding menuju perusahaan terbuka. Bila tidak ada aral melintang, DIVA akan IPO pada 29 November 2018.

Aplikasi Musik Lokal Gtunes Fasilitasi Musisi Indie Promosikan Karya

Setelah meluncur di akhir tahun 2017, layanan streaming musik lokal Gtunes kembali melakukan pembaruan dan mengumumkan kerja sama strategis dengan Smartfren. Dalam acara temu media, Business Development Gtunes Aradita mengungkapkan, pembaruan tersebut dilakukan akhir tahun 2018 ini agar bisa memberikan layanan lebih baik lagi kepada pengguna.

“Dari sisi fitur tidak ada yang berbeda, Gtunes tetap menjadi layanan musik streaming dari musisi lokal independen (indie label) dengan fitur lainnya seperti live chat dan karaoke bareng musisi yang nantinya bisa di-share ke media sosial,” kata Aradita.

Untuk fitur terakhir karoke, rencananya akan diluncurkan oleh Gtunes tahun 2019 mendatang.

Saat ini Gtunes fokus pada konten streaming musik lokal yang belum memiliki label dan kesulitan untuk mempromosikan karyanya. Gtunes menjalin kolaborasi dengan Asosiasi Komunitas Musisi Indie Indonesia, yang selama ini telah menjadi wadah untuk musisi indie berkarya.

“Secara keseluruhan kita punya sekitar 70 musisi indie, jumlah tersebut tentunya akan kita tambah. Sementara untuk pengguna sendiri masih sedikit jumlahnya,” kata Aradita.

Saat ini Gtunes dapat diakses melalui platform Android dan website. Ke depannya, Gtunes juga akan mengembangkan berbagai fitur, termasuk kanal untuk memproses voucher di aplikasi. Untuk saat ini semua proses tersebut baru bisa dilakukan di situs.

Strategi monetisasi

Masih dalam fase awal, Gtunes juga akan memberlakukan revenue sharing kepada musisi lokal yang bergabung dengan Gtunes. Perhitungan juga akan dilihat dari jumlah pengguna yang mendengarkan lagu di aplikasi, sesuai kesepakatan dengan masing-masing musisi.

“Tentunya semua memiliki kesepakatan yang berbeda-beda antara musisi senior hingga yang masih baru. Pada dasarnya kami akan menerapkan revenue sharing kepada musisi,” kata Aradita.

Saat ini pilihan paket berlangganan juga baru bisa diakses oleh pengguna Smartfren, sementara untuk pilihan pembayaran carrier billing operator telekomunikasi lainnya baru bisa diakses di situs Gtunes.

“Selain carrier billing kami juga menyediakan pembayaran melalui kartu kredit, Doku, hingga bank transfer untuk semua pengguna. Namun bagi pengguna Smartfren nantinya bisa menggunakan kuota khusus untuk menikmati layanan musik streaming Gtunes,” kata Aradita.

Berada dalam naungan PT Milenial Nusantara Citra, Gtunes hingga saat ini belum memiliki investor dan tidak memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana. Namun demikian perusahaan menggelontorkan investasi yang cukup banyak, untuk pembaruan Gtunes saat ini.

“Target kami saat ini adalah mengakuisisi pengguna dan menambah jumlah ulasan dan rating aplikasi kami di Play Store,” tutup Aradita.

Application Information Will Show Up Here

Kemitraan Bhinneka dan Loket Hadirkan Layanan Penjualan Tiket Acara untuk Korporasi

Bhinneka mengumumkan layanan terbaru bersama dengan Loket (anak usaha Go-Jek) untuk penjualan tiket pertunjukan, theme park, dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions) yang menyasar konsumen korporasi. Penjualan tiket dikemas dalam pembelian jumlah banyak, memfasilitasi kebutuhan acara kantor seperti outing atau workshop.

Kerja sama ini sekaligus membawa Bhinneka menjadi mitra afiliasi pertama Loket yang bergerak di segmen B2B untuk lini produk Loket Distribution Program (LDP). LDP adalah skema distribusi penjualan tiket yang disediakan Loket untuk membangun jaringan dengan afiliasi secara online maupun offline.

VP Services Bhinneka Ferryzal Zulkarnain menuturkan, dengan tambahan layanan ini pihaknya dapat lebih agresif menggaet lebih dari 40 ribu konsumen korporat. Selama ini Bhinneka Bisnis sudah memiliki penetrasi yang cukup kuat untuk proyek e-katalog, bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

“Kami menyambut baik kemitraan seperti ini, sehingga kami dapat memberikan layanan tambahan kepada lebih dari 40 ribu pelanggan B2B Bhinneka,” katanya, Kamis (15/11).

Bagi Loket sendiri, selama ini perusahaan juga melayani pembelian dalam jumlah banyak untuk konsumen korporat. Namun semua prosesnya masih secara manual, sehingga belum tersistem dengan baik. Sementara konsumen B2B memiliki kebutuhan khusus, karena harus melalui proses pengadaan, maka harus difasilitasi pemrosesannya. Kemitraan dengan Bhinneka akan permudah pelayanan Loket untuk segmen B2B, sebelumnya Loket lebih terfokus pada B2C saja.

“Kemitraan dengan Bhinneka ini cukup unik karena mereka ini satu-satunya afiliasi kita yang fokusnya ke B2B. Tentunya ini jadi segmen pasar baru yang selama ini butuh akses ke industri hiburan secara profesional,” ucap VP Consumer Solutions Loket, Rama Adrian.

Ferryzal melanjutkan, untuk ke depannya kedua belah pihak akan mengembangkan fitur lebih baik. Salah satunya dengan menyediakan fitur pembelian dalam jumlah banyak (bulk purchase) sesuai karakteristik kebutuhan pelanggan korporasi, termasuk menambahkan pilihan bundling tiket. Tidak menutup kemungkinan juga akan merambah ke segmen B2C Bhinneka.

Pembelian tiket ini bisa dilakukan lewat situs resmi Bhinneka Bisnis. Namun sebelumnya konsumen diharuskan melakukan registrasi dengan memasukkan data perusahaan secara detail, kemudian menunggu proses verifikasi.

Saat ini Loket memiliki lebih dari 30 mitra afiliasi LDP, keseluruhannya fokus pada end user. Mitra LDP yang sudah ada seperti Go-Tix, Blibli, JD.id, Tokopedia, Tiket.com, Traveloka, Goers, dan beberapa lainnya. Hingga Agustus 2018, Loket telah menjual lebih dari 6,3 juta tiket untuk 3500 acara.

Antusiasme Konsumen E-commerce Selama Promo Belanja Akhir Tahun di Media Sosial

Tentu kita ingat, ketika menjelang hari raya atau libur akhir tahun, supermarket di berbagai kota sibuk mengadakan promo besar-besaran. Mengundang riuh konsumen dengan penawaran diskon hingga produk spesial. Dinilai efektif, strategi tersebut kini turut diaplikasikan oleh peritel online di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Terlebih menjelang akhir tahun, ragam acara pesta belanja diadakan, mulai dari Singles’ Day 11.11 hingga Harbolnas 12.12.

Untuk melihat penilaian konsumen e-commerce dalam menanggapi momen-momen belanja online, firma riset Meltwater mencoba menganalisis sentimen masyarakat di media sosial. Periset menarik jutaan data relevan yang membahas tentang pesta belanja di Twitter, Facebook, YouTube, Instagram, blog dan forum online. Penelitian ini dilakukan di Singapura, Malaysia, Filipina dan Indonesia di jenjang waktu 11 Oktober 2017 – 25 Januari 2018.

Pesta akhir tahun menjadi puncak

Berdasarkan impresi yang ditangkap, orang cenderung paling banyak memperbincangkan tentang promo dan pesta belanja menjelang akhir tahun (54,6%), khususnya di momen liburan Natal dan tahun baru. Persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan dua momen belanja lain yang jatuh di bulan November –yakni Black Friday (22,5%) dan Singles’ Day (20,9%). Riset turut mencatat gairah pesta belanjanya sendiri sudah mulai memanas semenjak awal bulan Oktober.

Data Promo Akhir Tahun E-commerce
Tema promo akhir tahun yang paling diminati / Meltwater

Dari empat negara yang menjadi fokus penelitian, Indonesia mencorong volume percakapan tertinggi mengenai ketiga momen pesta belanja tersebut di atas. Persentasenya keterlibatannya mencapai 57%. Sementara Filipina menyumbangkan 30%, Malaysia 12%, dan Singapura 1%. Ada banyak faktor yang membuat Indonesia berada di peringkat atas. Pertama, peningkatan penetrasi internet dan ponsel pintar di kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Kedua terkait makin matangnya ekosistem e-commerce di Indonesia, khususnya dalam sistem pembayaran. Kemudahan transaksi dinilai memberikan dorongan yang kuat. Temuan ini sekaligus mengonfirmasi bahwa Indonesia memang menjadi pangsa pasar terbesar untuk layanan e-commerce di Asia Tenggara dengan berbagai karakteristiknya.

Layanan e-commerce yang paling banyak diperbincangkan

Laporan tersebut turut merilis platform yang paling banyak dibincangkan dalam momen belanja tahun lalu tersebut. Shopee berada di peringkat pertama di Indonesia dengan 40%, disusul Tokopedia 26% dan Lazada 21%. Sebagai pemain yang cukup baru, Shopee menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi. Riset lain yang dirilis MarkPlus beberapa waktu lalu juga menempatkan Shopee di peringkat pertama, disusul Tokopedia.

Data Promo Akhir Tahun E-commerce
Layanan e-commerce yang paling banyak diperbincangkan / Meltwater

Secara lebih detail, di periode promo tersebut Shopee Indonesia mengadakan serangkaian kampanye pemasaran di media sosial. Postingan promo pertama diunggah pada 9 Oktober 2017 pukul 20.18 WIB dengan dibumbui tagar tertentu. Konten tersebut berhasil mendapatkan 5,7 ribu like, 747 share, dan 60 ribu komentar. Selama periode promo, Shopee sekurangnya membelanjakan $247,538 per minggu untuk iklan di media sosial.

Rata-rata impresi terbaik di media sosial Shopee selama masa tersebut didapat pada postingan di hari Senin setelah jam kerja. Beberapa tipe konten populer seperti video pendek dan gambar atau tulisan berbau motivasi.

Di Singapura, layanan Amazon adalah paling banyak diperbincangkan. Di Filipina dan Malaysia, layanan e-commerce paling populer adalah Lazada.

Emtek Group Suntik Dana 59 Miliar Rupiah ke Qareer Group Asia

Emtek Group dalam keterbukaan laporan keuangan Q3 2018 mengungkapkan masuknya KMK ke Qareer Group Asia dengan nilai 59,632 miliar Rupiah. Penyertaan dana tersebut dikonversi menjadi 310.472 lembar saham atau 33,5% dari total kepemilikan keseluruhan.

Qareer Group Asia adalah grup perusahaan yang membawahi sejumlah layanan di bidang job marketplace, seperti Qerja dan Jobs.id. Dinakhodai Veronika Linardi, Qerja sebelumnya telah memperoleh pendanaan Seri A dari SB ISAT Fund di tahun 2015, sementara seed fund berasal dari Kejora Ventures (dahulu Mountain SEA Ventures).

Perusahaan telah beroperasi di Indonesia dan Malaysia, namun tidak banyak coverage di media pasca tahun 2015.

Emtek di dalam laporan tersebut juga mengemukakan telah menjual 18,47% saham perusahaan konsultasi teknologi Ice House, yang dibeli tahun lalu, ke pihak ketiga.

Tokopedia Buat Program Agen O2O “Mitra Tokopedia”

Tokopedia meluncurkan program agen “Mitra Tokopedia” untuk mendorong pendapatan pengusaha UMKM dengan menjual produk digital dan grosir secara online to offline (O2O). Ada aplikasi tersendiri yang perlu diunduh untuk bertransaksi dengan para pembeli dan sudah tersedia di Google Play.

Konsep ini kurang lebih sama dengan yang diusung Bukalapak. Sebelumnya Bukalapak memperbarui program Agen menjadi Mitra Bukalapak karena ada tambahan unsur teknologi digital dan tambahan layanan agar semakin komprehensif.

Untuk Mitra Tokopedia, pengusaha UMKM dapat menjual produk mulai dari grosir, pulsa, paket data, PLN, Telkom, PDAM, BPJS, voucher game, dan TV kabel. Produk grosir ini memungkinkan pembeli bisa membeli berbagai produk dengan harga grosir untuk dijual kembali.

Ada mitra logistik yang sudah bermitra dengan Tokopedia untuk melakukan pengiriman barangnya. Namun sementara ini baru tersedia untuk Mitra yang berdomisili di Bekasi. Perusahaan tidak menetapkan biaya keanggotan untuk Mitra yang tertarik bergabung.

Sebelum mulai berjualan, diharuskan melakukan verifikasi data dengan memasukkan data diri dan mengunggah KTP. Pengusaha perlu top up Saldo Mitra dalam e-wallet mereka untuk bisa berjualan.

Saldo bisa di-top up dari nominal Rp10 ribu sampai Rp10 juta untuk maksimal satu kali pengisian. Namun secara total Saldo Mitra dapat menampung hingga Rp100 juta dalam satu waktu.

Saldo Mitra ini tersimpan dalam rekening bersama (escrow account) sebagai fasilitas penampungan sementara atas dana milik Mitra Tokopedia yang disediakan perusahaan untuk memudahkan Mitra dalam bertransaksi. Mitra dapat menarik saldo sewaktu-waktu dibutuhkan.

Dari setiap transaksi yang berhasil diproses, Mitra akan memperoleh potongan harga dan cashback tergantung produknya. Misalnya untuk produk pulsa, paket data, dan voucher game akan mendapat potongan harga. Sementara produk lainnya akan mendapat potongan cashback Rp2.000 per transaksi. Promo cashback ini akan langsung masuk ke dalam Saldo Mitra.

Menghidupkan UMKM

Kemarin (13/11), dalam diskusi panel The ICON 2018 yang diselenggarakan GDP Venture, turut hadir Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya. Dalam kesempatan tersebut, William menuturkan semangat Tokopedia adalah mencegah terjadinya urbanisasi dan menciptakan pemerataan ekonomi secara digital.

“Tokopedia bukan yang pertama [untuk e-commerce] ada pemain lainnya, tapi tidak ada platform yang fasilitasi transaksi sama sekali. Paradigma yang mau kita pecahkan sedari awal adalah urbanisasi, orang di desa harus bayar harga lebih mahal untuk mendapatkan barang yang di kota besar itu tidak adil,” terangnya.

Setiap layanan yang dihadirkan perusahaan awalnya berasal dari keresahan para pengguna yang terdiri atas pengusaha UMKM dan konsumen. Ambil contoh dalam melahirkan layanan Pinjaman Modal terjadi karena 70% pengusaha UMKM yang bergabung adalah usaha pertama mereka.

Dari situ timbul masalah, untuk meningkatkan kapasitas produksi ada keterbatasan modal. Mereka tidak bisa mendapatkan modal dengan cepat, mengajukan pinjaman ke bank pun tidak diterima.

“Dari 18 bulan yang lalu kami bangun fitur pinjaman tanpa agunan untuk Makers kami dengan menggunakan credit scoring dari data penjualan mereka yang sudah kami susun.”

William menyebut saat ini Tokopedia telah menghimpun lebih dari 4 juta pengusaha UMKM dan 45 juta unique visitor per bulannya.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng 36 Mitra, XL Axiata Bangun Lab IoT X-Camp

Kini para pengembang Internet of Things (IoT) lokal boleh bergembira. Fasilitas laboratorium yang telah menjadi mimpi bagi setiap pelaku di ekosistem ini resmi hadir di Indonesia. Dengan laboratorium ini, Indonesia diharapkan dapat lebih gesit memaksimalkan potensi IoT dalam negeri.

Lab IoT bernama X-Camp merupakan hasil kolaborasi ‘keroyokan’ yang diinisiasi oleh operator seluler XL Axiata dengan 36 pihak lainnya. Setiap pihak punya peran masing-masing, mulai dari penyediaan mesin, properti, hingga pengembangan kurikulum untuk menciptakan sumber daya.

Peluncuran X-Camp turut diresmikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto di Kantor XL Axiata di Jakarta. X-Camp akan beroperasi secara efektif pada pertengahan November.

“X-Camp dibangun untuk memperluas implementasinya. Lab ini juga menjadi wadah untuk mempertemukan para stakeholder di ekosistem IoT. Ini bisnis masa depan, kalau tidak disiapkan dari sekarang, kita tidak akan siap,” ungkap Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata, Dian Siswarini pada peluncuran Lab IoT X-Camp di Jakarta kemarin.

Ia berharap X-Camp dapat menjadi wadah dalam menghadirkan solusi digital sesuai kebutuhan industri. Ia bahkan menyebut bahwa X-Camp menjadi lab IoT terlengkap yang pernah dihadirkam oleh operator seluler, dan satu-satunya lab IoT yang tergabung di GSMA Lab Alliance di Asia Tenggara.

Sementara itu, Menperin Airlangga mengungkap pihaknya tengah menyiapkan kebijakan dalam mempercepat adopsi IoT. Pasalnya IoT merupakan bagian dari revolusi Industri 4.0.

“Dari sepuluh policy, salah satunya infrastruktur. Tentu peran (operator seluler) XL sangat penting. Perlu diketahui bahwa globalisasi adalah part of trade war. Dengan revolusi Industri 4.0, kita berupaya agar tidak ketinggalan,” jelasnya.

Di kesempatan sama, Menkominfo Rudiantara juga sempat menyentil tentang minimnya sumber daya manusia (SDM) dalam negeri yang punya kemampuan di bidang ini. Hal itu menjadi salah satu tantangan besar dalam menggerakkan adopsi IoT di tanah air.

Maka itu, XL turut menggandeng sejumlah universitas terkemuka untuk membangun sumber daya lokal dari perguruan tinggi. Mereka di antaranya Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Semarang, dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Sisanya menyusul untuk bergabung dalam program X-Camp Lab Alliance.

Pengembangan NB-IoT hingga kolaborasi inovatif

X-Camp menyediakan ragam fasilitas bagi para pengembang atau maker IoT. Perlu diketahui, X-Camp merupakan lab untuk pengembangan teknologi Narrowband (NB-IoT). Adapun, NB-IoT tengah digadang-gadang menjadi teknologi IoT penerus karena dapat berjalan di jaringan seluler 2G, 3G, dan 4G.

Tentu pengembangan NB-IoT sejalan dengan keinginan operator seluler seperti XL, mengingat operator saat ini tengah mengembangkan jaringan seluler generasi kelima (5G) untuk memaksimalkan adopsi NB-IoT lebih tinggi.

Hal ini juga diamini oleh Founder dan CEO DycodeX, Andri Yadi yang ditemui DailySocial di acara peluncuran ini. DycodeX termasuk salah satu mitra kolaborasi XL dalam membangun X-Camp, dan startup yang pertama kali memperkenalkan teknologi IoT lainnya, yakni LoRa.

Andri mengungkap pengembangan NB-IoT kali ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan startup Kayuh, startup penyedia sepeda kayu asal Depok,, dalam merancang produk bike-sharing.

Lebih lanjut, X-Camp menghadirkan sejumlah fasilitas di mana para maker atau pengembang dapat melakukan berbagai kegiatan, mulai dari pengembangan ide, pembuatan prototype produk IoT hingga produksi skala kecil. Di sini, mereka juga dapat melakukan pengujian user experience.

“Ada banyak sekali tujuan dari pembangunan X-Camp, yaitu edukasi pasar, inkubasi bisnis, pengembangan bersama, dan pengembangan lab. Dari sini, kita pertemukan startup dengan industri, kita bisa eksplorasi ide IoT, hingga membuat kolaborasi.” demikian ungkap Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya.