Kejora InterVest Pimpin Investasi ke DIVA

InterVest Star SEA Growth Fund I, dana kelolaan Kejora Ventures dan InterVest, memimpin investasi dalam pembelian beberapa porsi saham DIVA (PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk). Tidak disebutkan secara pasti nominal transaksi yang digelontorkan.

Investasi ini turut didukung beberapa investor lain meliputi Korea Development Bank, Korea Venture Investment Corporation, NH Investment & Securities, Industrial Bank of Korea, dan Barito Pacific Group.

Kemungkinan persentase pengambilalihan saham cukup signifikan, pasalnya pemberi dana akan ditunjuk menjadi dewan DIVA pada rapat umum luar biasa yang akan digelar.

“Dengan mitra sekaligus pendukung yang kuat, DIVA dapat menciptakan penawaran komprehensif kepada mitra kami, terutama UKM di Indonesia. Mulai dari berbagai produk digital, payment enabler, dan layanan perbankan kami saat ini, kami berharap dapat berkembang ke ranah keuangan, logistik, kecerdasan buatan, IoT, fulfilment, dan supply chain,” sambut Direktur DIVA Dian Kurniadi.

“Kami sangat gembira dengan adanya kesempatan ini. Kami percaya melalui kolaborasi ini, kami dapat mendorong pertumbuhan DIVA secara signifikan melalui sinergi dengan ekosistem dan jaringan kami di seluruh dunia,” ujar Founding Partner Kejora Ventures Sebastian Togelang.

Kabar sebelumnya, DIVA telah resmi mengakuisisi 30% saham milik pengembang layanan point of sales Pawoon. Kedua perusahaan rencanakan integrasi platform untuk hadirkan layanan menyeluruh bagi kalangan UKM.

BeliMobilGue Umumkan Perolehan Investasi 429 Miliar Rupiah dan Penunjukan Johnny Widodo sebagai CEO

Platform jual-beli mobil bekas, BeliMobilGue, menunjuk Johnny Widodo sebagai CEO baru mereka menggantikan Rolf Monteiro. Dari penugasan ini Johnny bertekad menggenjot volume transaksi perusahaan sampai mendapat predikat platform jual-beli mobil bekas nomor satu di Indonesia.

Johnny sebelumnya menjabat sebagai direktur OVO. Selama berkarier di sana, ia terbilang sukses membawa OVO sebagai salah satu pemimpin pasar pembayaran digital di Indonesia. Sementara dalam bisnis mobil bekas ini, Johnny memandang belum ada satu pun pelaku yang mendominasi pasar.

“Artinya tidak ada pemain saat ini yang nomor satu,” ujar Johnny.

Potensi pasar yang begitu besar juga jadi pertimbangan Johnny bergabung ke BeliMobilGue. Data dari Gaikindo menunjukkan penjualan mobil baru pada 2018 menyentuh 1,15 juta unit, sedangkan untuk mobil bekas Johnny memperkirakan ada 3,5 juta unit mobil bekas yang diperjualbelikan.

“Dengan kemitraan bersama FCG (Frontier Car Group) dan OLX saya sangat yakin kita bisa mendominasi market,” tegas Johnny.

Dalam kesempatan tersebut, BeliMobilGue juga mengumumkan mereka baru menerima investasi sebesar US$30 juta (setara dengan 429,5 miliar Rupiah) dari FCG untuk dua tahun ke depan. Suntikan dana ini memperdalam modal mereka, pada awal tahun ini mendapat pendanaan seri A senilai US$10 juta.

Layanan lokapasar BeliMobilGue fokus untuk memudahkan konsumen menjual mobil bekas di platform mereka, mulai dari valuasi secara online, pengecekan kondisi mobil, hingga penjualan mobil. Platform BeliMobilGue dapat melakukan semua proses itu dalam satu jam.

Sejak beroperasi pada April 2017, BeliMobilGue saat ini mengklaim memiliki 10.000 lebih konsumen, 1.000 lebih diler, 51 lokasi inspeksi mobil di 4 kota, dengan kenaikan pertumbuhan nilai bisnis 20 kali lipat sejak awal berdiri.

Kendati demikian, Johnny belum mau membagi rencana monetisasi BeliMobilGue. Ia mengatakan pihaknya akan terlebih dahulu fokus menggenjot volume transaksi.

“Harapan saya dalam 2-3 tahun ke depan kita sudah dapat traksi yang cukup baik dan bisa menjadi pilihan utama dalam menjual mobil,” pungkas Johnny.

East Ventures, Derianto Kusuma, and Some Investors Pour 27,7 Billion Rupiah for AllSome Fulfillment

A Malaysian-based startup in packaging and delivery order (fulfillment) “AllSome Fulfillment” just secured funding through venture round worth of $1.94 million or around 27.7 billion Rupiah. It was led by East Ventures involving some investors as Derianto Kusuma (Traveloka’s Ex Co-Founder and CTO) with other twos from previous round, Y Combinator and SOSV.

The fresh funds will be used to accelerate the company’s mission in cross-country fulfillmente-commerce. It includes expanding to Southeast Asia countries. The startup was founded by Ng Yi Ying (Malaysia) and Liu Yi Shu (China) in 2018.

AllSome is to cut some cost for cross-country fulfillment and logistics up to 40% through the services. They are now building network consists of 250 virtual warehouse in China and Malaysia and serving 50 clients in Southeast Asia. Up to 120 thousand packages proceed daily.

As the former online seller, we can say that fulfillment service is expensive. AllSome Fulfillment was built to make it affordable for all sellers in need. We are working hard to build broader coverage to serve those who want to deliver their packages,” AllSome Fulfillment’s Co-Founder and CTO, Ng Yi Ying said.

AllSomeFulfillment was first created to bridge overseas sellers and buyers, especially from China to Southeast Asia. The service omits complicated procedures for online sellers, including supplier search, quality control, storage safety, packaging, delivery to customers, and location tracking.

In terms of buyers, AllSome Fulfillment reduces the time waste for opening some sites to track their package because the service comes with a tracking system using the phone number.

East Venture Partner Melisa Irene said, “AllSome Fulfillment team has built the right term to accelerating and optimizing expedition in Southeast Asia’s online retail market. By allowing online sellers to access product availability and logistics service from China, and building decentralized local fulfillment, this is going to open a real door to the business transaction in the region.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

East Ventures, Derianto Kusuma dan Sejumlah Investor Berikan Pendanaan 27,7 Miliar Rupiah untuk AllSome Fulfillment

Startup di bidang pengemasan dan pengiriman barang (fulfillment) berbasis di Malaysia “AllSome Fulfillment” baru saja mendapatkan pendanaan dalam venture round senilai $1,94 juta atau setara 27,7 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dengan keterlibatan sejumlah investor lain, meliputi Derianto Kusuma (ex Co-Founder & CTO Traveloka) serta dua investor di putaran sebelumnya Y Combinator dan SOSV.

Investasi ini akan difokuskan untuk mempercepat misi perusahaan memenuhi kebutuhan fulfillment e-commerce lintas negara. Termasuk dengan mengembangkan jaringan bisnis ke negara-negara di Asia Tenggara. Startup ini didirikan oleh Ng Yi Ying(berasal dari Malaysia) dan Liu Yi Shu (Tiongkok) pada 2018.

Melalui layanan yang  dikembangkan, AllSome ingin mengurangi biaya fulfillment dan logistik lintas negara hingga 40%. Saat ini mereka telah membangun jaringan yang terdiri atas 250 gudang virtual di Tiongkok dan Malaysia, serta melayani 50 klien di Asia Tenggara. Setiap harinya, bisa memproses pengiriman hingga 120 ribu paket.

“Sebagai mantan pedagang online, kami mengerti bahwa layanan fulfillment selalu mahal. AllSome Fulfillment pada dasarnya dibuat untuk membuat layanan tersebut menjadi terjangkau oleh semua pedagang yang akan menggunakan layanan fulfillment di mana pun mereka membutuhkan. AllSome Fulfillment telah berusaha keras membangun jaringan fulfillment yang luas untuk melayani para pedagang online yang ingin mengirimkan produk mereka,” sambut Co-Founder dan CTO dari AllSome Fulfillment Ng Yi Ying.

AllSome Fulfillment dibuat sebagai perantara antara pedagang dan pembeli yang masing-masing menjual dan membeli barang dari luar negeri, khususnya Tiongkok. Layanan mereka menghilangkan seluruh hal-hal yang menyulitkan bagi pedagang online, mulai dari pencarian pemasok barang, pemeriksaan kualitas, tempat penyimpanan yang aman, pengemasan, pengantaran ke konsumen, hingga fitur pelacakan paket.

Bagi pembeli, AllSome Fulfillment menghilangkan keharusan untuk membuka beberapa situs hanya untuk melacak barang yang mereka beli, karena layanan tersebut memungkinkan mereka untuk memantau pengiriman-pengiriman menggunakan nomor telepon mereka.

Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, “Tim AllSome Fulfillment membangun pedoman yang tepat untuk mempercepat dan mengoptimasi jalur pengiriman barang di pasar ritel online Asia Tenggara. Dengan memungkinkan para pedagang online di Asia Tenggara untuk bisa mengakses ketersediaan produk dan keahlian logistik dari Cina, dan dengan membangun kemampuan fulfillment lokal yang terdesentralisasi, hal ini akan membuka potensi yang sebenarnya dari transaksi perdagangan di wilayah ini.”

Carro Umumkan Pendanaan Lebih dari 428 Miliar Rupiah, Akuisisi Layanan Jualo.com

Pengembang layanan marketplace otomotif Carro hari ini (06/8) mengumumkan mendapatkan pendanaan lanjutan senilai $30 juta atau setara dengan 428,2 miliar Rupiah. Investasi ini merupakan kelanjutan dari penggalangan seri B yang sebelumnya diumumkan pada Mei 2018 ($30 juta) dan Maret 2019 ($30 juta).

SoftBank Ventures Asia kembali memimpin pendanaan, kali ini bersama EDB Investment. Dietrich Foundation, NCORE Ventures, Insignia Ventures, B Capital Group, Singtel Innov8 dan Alpha JWC turut terlibat dalam pendanaan ini.

Jika ditotal dari pendanaan pertama, kurang lebih Carro telah mengumpulkan total lebih dari $100 juta dari para investor.

Suntikan modal tambahan tersebut akan difokuskan untuk melanjutkan ekspansi Carro di Asia Tenggara. Termasuk melakukan akuisisi platform marketplace C2C Jualo.com di Indonesia.

“Akuisisi kami terhadap Jualo.com akan meningkatkan jangkauan platform teknologi kami Asia Tenggara, terutama karena Indonesia merupakan pasar otomotif terbesar di kawasan ini,” ujar Founder & CEO Carro Aaron Tan.

Sementara itu terkait akuisisi ini, CEO Jualo.com Pedro Principe mengatakan “Model bisnis kami saling melengkapi dalam banyak aspek dan akuisisi ini mendorong visi kami bersama dalam memberdayakan masyarakat Indonesia dengan marketplace yang aman dan terpercaya.”

Selama setahun terakhir, Carro cukup berkembang di pasar Indonesia dan Thailand. Mereka mengklaim per bulan sudah ada lebih dari 4 ribu transaksi kendaraan dengan nilai $500 juta. Sementara pada Maret 2019 lalu, Carro meluncurkan layanan mobil berlangganan pertamanya di Singapura.

Sementara Jualo.com didirikan pada 2013 oleh Chaim Fetter. Awalnya Jualo diposisikan sebagai marketplace penjualan barang baru dan bekas seperti OLX. Beberapa waktu terakhir, Jualo fokus menyajikan feature produk otomotif.

Tentang Pendanaan Halosis dan Rencana Sinergi Pasca Sabet Penghargaan dari Gojek

Setelah sebelumnya di awal tahun lalu bercerita terbatas (undisclosed nilai dan investornya) tentang perolehan seed funding, baru-baru ini startup Halosis mengatakan kepada media bahwa perolehan pendanaan yang ditutup pada Februari 2019 itu senilai $1,2 juta atau setara 16,9 miliar Rupiah.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Halosis Andrew Hendrawan juga mengungkapkan, sekitar akhir tahun ini bisnisnya akan kembali menggalang dana ke tahap selanjutnya.

Lebih lanjut ia bercerita, sejak debut di pertengahan tahun 2017, saat ini Halosis telah digunakan hampir 5000 pengguna dari kalangan UKM dan womenpreneur. Capaian tersebut yang juga memukau Gojek untuk memberikan gelar “Best Startup for UMKM 2019”. Penghargaan tersebut diadakan beberapa waktu lalu dalam acara Mitra Juara Gojek, dihadiri Presiden Joko Widodo.

Pasca kemenangan tersebut, Halosis mendapatkan pembinaan ekslusif dari tim Gojek selama 6 bulan. Andrew turut mengonfirmasi adanya rencana sinergi antara platform Halosis ke ekosistem Gojek. Namun ia masih enggan untuk bercerita detailnya.

Pengembangan fitur baru pun masih terus digenjot. Beberapa waktu mendatang akan dirilis sejumlah layanan anyar untuk meningkatkan fleksibilitas pengguna dalam memenangkan transaksi jual-beli online via chat.

Halosis
Tim pengembang Halosis / Halosis

Seperti diulas sebelumnya, Halosis memiliki dua layanan utama di platformnya. Pertama adalah asisten virtual untuk membantu penjual online untuk menjawab pesan pelanggan secara otomatis, mengelola barang dan pesanan, hingga mencetak kuitansi. Dalam realisasinya, Halosis memanfaatkan platform NLP yang dikembangkan oleh Kata.ai.

Layanan kedua adalah jasa online shop profesional. Yakni membantu penjual online dalam hal administrasi, penjualan, pengelolaan, hingga pengiriman.

Selain Halosis, di Indonesia sudah ada beberapa layanan serupa, penyedia aplikasi asisten virtual yang membantu UKM berjualan. Di antaranya ada Balesin dari BJTech, TokoTalk, YukBos dan lain-lain.

Terkait perkembangan chatbot di Indonesia, DailySocial juga pernah merangkum dalam artikel analisis bertajuk “Ramai-Ramai Mengembangkan Chatbot“.

Application Information Will Show Up Here

Aspire Secures Funding Over 455 Billion Rupiah, to Introduce Neobank for SMEs

The startup developer for digital banking services (neobank) “Aspire” today (8/1) announced series A funding worth $32.5 million or around 455.4 billion Rupiah. Mass-Mutual Ventures led this round, including Arc Labs and the previous investors, such as Y-Combinator, Hummingbird, and Picus Capital.

Aspire is a Singapore-based startup which operates in various country, including Thailand, Vietnam, and Indonesia. The product works like a credit card (revolving credit line). With SMEs as the main target, they provide online registration. When it’s approved, they will have a limit for instant credit to take care of certain matters.

“Additional cost will be charged for cash withdrawal or payment transaction. Unlike the one-time loan, the amount given should be used right away. There’s no membership or annual fee,” Aspire Indonesia’s Head of Growth, Donnie Silalahi said.

The product is wrapped as AspireAccount. It has another job to help financial flow management for SMEs. There’s also a feature that allows business players receiving virtual payment. Later in this year, Aspire to launch a business credit card that connects all accounts.

Aspire developer team
Aspire developer team

“Aspire is developing a scalable banking infrastructure marketplace using service provider as the third party. We’ve been running the business under Indonesian law and partnered up with law consultant to keep on track with the regulation,” Silalahi said as he was asked about the company towards authority regulation.

They aim to reach 100 thousand consumers from business players. Indonesia is expected to be the major contributor along the path.

Target Aspire ingin capai 100 ribu konsumen dari kalangan pelaku usaha. Indonesia diharapkan dapat menjadi kontributor mayoritas untuk capaian tersebut.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Aspire Raih Pendanaan Lebih dari 455 Miliar Rupiah, Hadirkan Layanan Neobank di Kalangan UKM

Startup pengembang layanan perbankan digital (neobank) “Aspire” hari ini (01/8) mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seri A senilai $32,5 juta atau setara 455,4 miliar Rupiah. Mass-Mutual Ventures SEA memimpin babak investasi ini, dengan partisipasi Arc Labs dan investor sebelumnya seperti Y-Combinator, Hummingbird, Picus Capital.

Aspire adalah startup asal Singapura, namun saat ini sudah beroperasi di berbagai negara, termasuk Thailand, Vietnam dan Indonesia. Produknya sendiri bekerja seperti kartu kredit (lini kredit bergulir). Pelaku UKM sebagai target pasar utamanya, dapat melakukan pendaftaran secara online. Ketika disetujui, mereka akan memiliki batas kredit instan yang bisa dipakai untuk berbagai keperluan.

“Biaya hanya dibebankan terhadap jumlah dana yang ditarik atau digunakan untuk pembayaran. Tidak seperti pinjaman satu kali waktu, jumlah yang diberikan harus langsung dipakai. Dan juga tidak ada biaya keanggotaan atau layanan tahunan,” terang Head of Growth Aspire Indonesia Donnie Silalahi.

Produk tersebut dikemas dalam layanan AspireAccount. Manfaat lain untuk UKM adalah membantu pengelolaan arus kas bisnis. Fitur di dalamnya juga memungkinkan pebisnis penerima pembayaran secara virtual. Sebelum akhir tahun Aspire akan segera merilis produk kartu kredit bisnis yang dapat terhubung di setiap akun.

Aspire
Tim pengembang Aspire

“Yang Aspire sedang bangun adalah marketplace infrastruktur perbankan yang scalable dengan memanfaatkan penyedia layanan keuangan pihak ketiga. Kami menjalankan operasional sesuai hukum Indonesia dan bekerja sama dengan penasihat hukum kami untuk mematuhi ketentuan yang mana diperlukan,” terang Donnie ketika disinggung soal kepatuhan perusahaannya terhadap regulasi otoritas.

Target Aspire ingin capai 100 ribu konsumen dari kalangan pelaku usaha. Indonesia diharapkan dapat menjadi kontributor mayoritas untuk capaian tersebut.

MNC Group Jadi Investor Baru RedDoorz di Pendanaan Seri B

RedDoorz mengumumkan telah berhasil mengantongi US$45 juta (630 miliar Rupiah) dalam putaran pendanaan Seri B. Raksasa media Indonesia MNC Group merupakan salah satu investor baru yang memberikan investasinya untuk platform pemesanan online hotel bujet ini.

Sejumlah investor turut serta dalam pendanaan kali ini, dengan VC asal Shanghai, Tiongkok, Qiming Venture Partners menjadi lead investor-nya. Turut berpartisipasi adalah Jungle Ventures, International Finance Corporation, dan Susquehanna International Group (SIG).

RedDoorz berencana memakai suntikan dana ini untuk memperkuat kehadiran mereka di pasar Asia Tenggara.

“Pertumbuhan kita selama 2018-2019 eksponensial. Ini waktu yang penting bagi kami saat kami ingin memasang standar baru dalam segmen penginapan yang terjangkau di Asia Tenggara,” ujar pendiri sekaligus CEO RedDoorz, Amit Saberwal, seperti dilansir dari e27, Senin (29/7).

Presiden Direktur MNC Group David Fernando Audy menilai, model bisnis yang terukur dan solusi yang tepat menjadi kunci RedDoorz seiring pertumbuhan industri pemesanan online pariwisata terus meningkat.

“Kami akan terus mendukung RedDoorz untuk membesarkan namanya di Indonesia dan luar negeri,” ucap David.

Suntikan dana segar ini membuka kemungkinan baru bagi RedDoorz untuk bersaing dengan para kompetitornya, terutama pemain besar lain, seperti Oyo, yang didukung investor besar macam SoftBank. Oyo belum lama membeberkan ekspansi terbaru ke lebih 100 kota di Indonesia dengan investasi sekitar $100 juta untuk lima tahun ke depan.

RedDoorz mengklaim telah berhasil tumbuh lima kali lipat hingga bulan ini dengan jangkauan 52 kota di 4 negara Asia Tenggara. Mereka menargetkan satu juta pemesanan hingga akhir tahun.

Application Information Will Show Up Here

 

Kembangkan “Infrastructure as a Service”, Tokopedia Dikabarkan Berinvestasi ke Tiga Startup

Dalam wawancara dengan Reuters, Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya menyebutkan pihaknya tengah dalam proses investasi terhadap dua startup logistik dan satu startup agritech. Untuk startup pertanian tersebut, SayurBox menjadi kandidat terkuat. Sebelumnya, sumber kami mengatakan keterlibatan Tokopedia dalam putaran investasi ke startup tersebut.

Sementara keterlibatannya dengan startup logistik, khususnya smart logistics, sangat berkaitan dengan visi Infrastructure as a Service (IaaS) yang menjadi fokus Tokopedia saat ini.

William yang kami coba hubungi belum memberikan informasi lebih detail terkait hal ini, termasuk nama-nama startup-nya. Sebelumnya Tokopedia baru saja menyelesaikan akuisisi terhadap platform layanan terkait pernikahan Bridestory.

Bangun IaaS di ekosistem e-commerce

“Lebih dari 1% ekonomi Indonesia sudah terjadi di Tokopedia. Kami ingin membuatnya jadi 5%,” ujar William.

IaaS yang dimaksud merupakan layanan infrastruktur terpadu berupa teknologi logistik, fulfillment, pembayaran, dan layanan keuangan untuk menjembatani transaksi e-commerce. Inisiatif ini diserukan pasca perolehan putaran pendanaan $1,1 miliar yang dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group.

Untuk merealisasikan misi tersebut, tentu banyak hal yang harus dikerjakan Tokopedia. Mulai dari pengembangan platform, model bisnis, sampai melakukan serangkaian integrasi. Berbagai strategi dilakukan, baik berupa inisiatif internal maupun yang berbentuk kerja sama eksternal.

William mengatakan, perusahaan juga akan mengoptimalkan sistem berbasis kecerdasan buatan untuk mendukung IaaS tersebut. Salah satunya untuk memprediksi perilaku pembeli, sebagai upaya mempercepat dan memangkas biaya pengiriman. Model ini penting diterapkan, pasalnya sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki tantangan tersendiri untuk bisnis logistik.

Ia juga menegaskan, bahwa saat ini Tokopedia akan terus fokus pada pertumbuhan pengguna dan bisnis. Tak mengherankan jika sampai saat ini perusahaan masih terus menggenjot penambahan nilai investasi, termasuk dari Softbank pasca pertemuan dengan Presiden Joko Widodo kemarin.

Application Information Will Show Up Here