Gerak Sunyi “Angel Investor” di Ekosistem Startup Indonesia

Berdasarkan data yang dikumpulkan DSResearch, tahun 2019 ada 113 pendanaan startup yang diumumkan ke publik. Menelisik lebih dalam, dari jumlah tersebut hanya pendanaan 10 startup yang melibatkan angel investor. Menurut analisis kami, jumlahnya bisa saja lebih banyak, hanya saja transaksi pendanaan tersebut tidak dipublikasikan.

Startup Tahapan (2019)
Sampingan Pre-Series A
Clodeo Seed Funding
Feedloop Seed Funding
Stockbit Series A
Titipku Seed Funding
Talkabot Seed Funding
Infradigital Seed Funding
Ngampooz Pre-Series A
Fore Coffee Series A
TemanBisnis Seed Funding

Seperti diketahui, angel investor adalah orang yang menyuntikkan dana ke startup dari kantongnya sendiri. Dari tren yang ada sejauh ini, kebanyakan mereka terlibat dalam pendanaan pre-seed, seed funding atau pre-series A. Kendati jarang, juga ditemukan angel (persisnya sekumpulan) yang terlibat dalam putaran pendanaan series A bersama venture capital.

Membantu startup memvalidasi

Ketika baru didirikan dan meluncurkan produk perdananya, belum banyak yang bisa dituai dari bisnis startup. Untuk mendapatkan traksi, potensi untung pun tak jarang dikorbankan terlebih dulu. Mereka datang ke investor untuk meminta bantuan modal, guna melakukan percepatan dari rencana yang sudah disusun.

Tidak semua rencana bisnis bisa berjalan mulus, terlebih di tangan founder yang kurang perhitungan. Bisa saja produk teknologi yang dihasilkan sangat canggih, namun kadang pasar berkata lain, mereka tidak membutuhkan itu sebagai solusi – alih-alih membayar, menggunakan pun enggan. Risiko seperti ini yang selalu dipikirkan investor sebelum benar-benar memberikan dana.

Angel investor adalah entrepreneur yang berani mengambil risiko dengan berinvestasi di startup yang baru beroperasi. Angel investor biasanya memberikan modal, tapi bisa juga non-modal,” ujar Managing Partner Ideosource Andi Boediman dalam sebuah kesempatan.

Terkait nilainya, cukup variatif dan bergantung kebutuhan startup. Namun dari informasi yang kami dapat, rata-rata nilainya antara puluhan juta sampai 1 miliar Rupiah – kebanyakan di angka ratusan juta Rupiah. Di Indonesia, kalangan angel diisi oleh pengusaha yang memang sudah malang-melintang dalam bisnis. Sehingga benar yang dikatakan Andi, kadang angel juga memberikan bantuan non-modal sebagai mentor bagi si founder.

Baru untung jika startup capai growth

Pertumbuhan bisnis juga akan menguntungkan angel investor, kadang mereka juga bertindak sebagai mentor / Freepik (dooder)
Pertumbuhan bisnis juga akan menguntungkan angel investor, kadang mereka juga bertindak sebagai mentor / Freepik (dooder)

Kehadiran startup yang kini sudah menjadi pemain besar di Indonesia juga tidak terlepas dari keterlibatan angel investor di fase awalnya, termasuk Gojek dan Tokopedia.

“…saya kemudian belajar konsep memulai bisnis dengan mencari permodalan dari angel investor hingga venture capital. Saya tidak kenal venture capital manapun, lantas saya datang ke orang kaya satu-satunya yang saya kenal, atasan tempat saya bekerja saat itu,” ujar Co-Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya menceritakan fase awal perusahaannya berdiri.

Ada beberapa aspek yang mempengaruhi pertimbangan angel saat berinvestasi di startup. Kepada DailySocial, Michael Tampi mengatakan kepercayaan kepada founder menjadi tesis utamanya. Selain itu, hal lain seperti peluang pasar, rencana bisnis, hingga intelektual properti juga tetap menjadi pertimbangan.

Beberapa hal yang dilihat angel investor dalam menilai tim pendiri meliputi (1) apakah memiliki passion dan pengalaman di bidang terkait, (2) apakah memiliki komposisi yang tepat dalam membentuk tim, dan (3) bagaimana visi mereka terhadap bisnis yang dibuat.

Kendati berinvestasi pada bisnis yang berisiko tinggi, angel investor juga bisa mendulang untung jika startup terkait berhasil mencapai growth. Realisasinya ketika startup berhasil menggalang putaran pendanaan yang lebih besar – sehingga kepemilikan (saham) menjadi lebih bernilai.

“Keuntungan menjadi angel investor adalah apabila sebuah startup berhasil ke pendanaan seri A, B atau selanjutnya, kita bisa melihat kenaikan yang signifikan dari value seed investment. Namun, keberhasilan dari satu startup belum pasti dan kebanyakan mati sebelum pendanaan berikutnya,” ujar Danny Oei Wirianto, Chief Marketing Officer GDP Venture yang juga jadi angel investor untuk lebih dari 30 startup.

Sebagai katalisator ekosistem startup

DailySocial memantau, setiap bulan ada berbagai startup baru yang memperkenalkan diri. Mereka mencoba menghadirkan solusi dari permasalahan spesifik yang ditemui – untuk berbagai bidang. Kadang inovasi yang dihadirkan pun cukup baru, misalnya mengembangkan teknologi kecerdasan buatan untuk tujuan tertentu.

Menjadi tantangan tersendiri bagi founder untuk bisa meyakinkan kepada pemodal ventura. Namun beda cerita saat mereka menemukan orang yang memiliki padangan selaras. Dalam sebuah tulisan bahkan dikatakan, angel investor berinvestasi juga untuk memenuhi hasrat kesenangan. Mereka gemar di bidang bisnis tersebut, mereka tertarik dengan teknologi yang dikembangkan, atau mereka melihat masa depan dari layanan tersebut.

Jadi jelas, peran angel investor sangat krusial untuk menghidupkan ekosistem startup, untuk menemani inovator-inovator merangkak maju menuju bisnis berkelanjutan. Apalagi di Indonesia, yang kini terus digadang-gadang sebagai pusat pertumbuhan startup di regional. Tak sedikit anak muda yang bermimpi mendirikan startup sukses – lihat saja di setiap kompetisi bisnis yang penuh dengan kreasi-kreasi digital baru dan unik.

Mekanisme angel investor

Sebagian angel investor memberikan dana dalam bentuk pinjaman, sebagian lagi ditukar dengan saham / Freepik
Sebagian angel investor memberikan dana dalam bentuk pinjaman, sebagian lagi ditukar dengan saham / Freepik (dooder)

Sayangnya tidak seperti venture capital yang memiliki identitas jelas sebagai investor, angel investor kadang hanya tampak seperti orang biasa atau pengusaha yang sedang menjalankan bisnisnya. Sehingga untuk menemukannya, founder memang harus meningkatkan jaringan bisnisnya, baik secara langsung melalui pertemuan maupun secara online melalui kanal seperti LinkedIn, AngelList dan sebagainya. Tapi percayalah, beberapa narasumber kami mengungkapkan bahwa menemukan, bernegosiasi, menyamakan visi, hingga menutup pendanaan dengan angel investor bukan perkara yang mudah. Namun ketika dapat, bisa jadi itu menjadi jalan pertumbuhan startup yang tengah diinisiasi.

Terkait mekanisme investasi, ada dua model yang paling populer, yakni melalui kepemilikan saham (equity stake) atau convertible note. Untuk saham, investor akan menukar uang tunai yang mereka berikan dengan kepemilikan di perusahaan. Jumlahnya akan tergantung pada kesepakatan bersama. Hitungannya juga bisa jadi sesederhana: jika startup saat ini bernilai US$1.000.000 (founder dan investor setuju), lalu angel memasukkan dana US$200.000, maka mereka akan mendapatkan 20%.

Namun perhitungan tentang nilai perusahaan alias valuasi kadang jadi rumit. Founder biasanya ambisius, menginginkan perusahaan memiliki nilai setinggi mungkin. Maka mekanisme kedua sering menjadi pilihan. Convertible note memungkinkan kedua belah pihak menetapkan nilai perusahaan di kemudian haru, biasanya sampai putaran investasi selanjutnya. Note tersebut dibuat sebagai pinjaman kepada perusahaan, sehingga punya tenggat waktu

Prosesnya seperti ini, misalnya angel investor menyepakati note dengan menyertakan dana modal US$200.000, posisinya adalah utang perusahaan. Namun di saat jatuh tempo, investor dapat memilih apakah mendapatkan uangnya kembali disertai bunga yang disepakati atau mengubah uang tersebut menjadi saham perusahaan.

Setelah disetujui, proses selanjutnya adalah membuat term sheet (bisa dibuat investor atau startup). Intinya dokumen ini sebagai tanda ikatan, termasuk menguraikan tiap detail terkait kesepakatan yang dilakukan. Biasanya membutuhkan jasa tim legal untuk mengurus tahap ini, bisa memakan waktu cukup lama juga.

Studi Banding ke Program Akselerator Y Combinator

Pada Oktober 2019, Y Combinator (YC) membuat daftar 100 startup binaan yang berhasil mencapai growth dan membukukan total valuasi mencapai US$155 miliar plus membuka lebih dari 50 ribu lapangan kerja. Dua dari Indonesia, yakni Payfazz (peringkat 66) dan Xendit (peringkat 53) – kebetulan keduanya bergerak di bidang fintech.

Secara terpisah, tim DSresearch mendapatkan konfirmasi bahwa kedua startup tersebut saat ini sudah menggaet status centaur, alias membukukan pendanaan lebih dari US$100 juta, dan terus menggalang pendanaan baru untuk mendukung ekspansi bisnis. Pertumbuhannya memang terus meningkat pasca keikutsertaannya dalam program akselerasi.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO PayFazz Hendra Kwik memaparkan saat ini perusahaannya tengah alam penggalangan pendanaan seri B. “Ada banyak [investor], kebanyakan adalah strategic financial sector. Gabungan dari investor hedge fund, ada late stage investor dan strategic financial service investor. Prosesnya masih berjalan karena belum kita tutup.”

Pasca meluncur pada 2016 dan mengikuti akselerasi di tahun 2017, bisnis PayFazz tergolong tumbuh eksponensial. Berbasis keagenan, saat ini mereka telah memiliki 450 ribu anggota aktif dengan 2,5 juta unduhan aplikasi. sebarannya di seluruh Indonesia, dengan 40% terpusat di Pulau Jawa. Y Combinator dan MDI Ventures jadi investor awal PayFazz.

Perjalanan menuju Y Combinator

Pada dasarnya YC merupakan program akselerasi yang menyasar startup di tahap awal. Dengan mekanisme seleksi dan pengajaran yang dianggap relevan dengan model bisnis digital, para startup peserta dibina untuk memastikan solusi yang ditawarkan mendapatkan pangsa pasar yang tepat.  Docker, Reddit, Stripe, DoorDash, Airbnb dan Dropbox juga merupakan alumni program akselerasi yang digadang-gadang sebagai yang terbaik di dunia tersebut.

Untuk bisa masuk ke sana, ada serangkaian tahapan yang harus dilalui. Co-Founder & CEO Vahanalytics Shivalik Sen menceritakan pengalamannya ketika tergabung dalam YC Summer 2017. Setidaknya ada 5 tahap yang harus dilalui, dimulai dari yang paling awal yakni membuat akun di situs YC. Kedua, akan ada serangkaian formulir yang harus diisi. Selain berisi tentang informasi data diri, di sana turut disuguhkan beberapa pertanyaan yang “tricky” mengenai startup dan model bisnisnya.

Contoh pertanyaan:

  • Why did you pick this idea to work on? Do you have domain expertise in this area? How do you know people need what you’re making?
  • Who writes code, or does other technical work on your product? Was any of it done by a non-founder? Please explain.
  • Please tell us something surprising or amusing that one of you has discovered. (The answer need not be related to your project.)

Kendati hanya formulir online, menurut Shivalik bagian ini justru yang paling banyak menghabiskan waktu. Jawaban yang diharapkan untuk setiap pertanyaan adalah detail, founder diminta bercerita sekaligus meyakinkan tim YC melalui data-data pendukung. Konon setiap pertanyaan yang diajukan memang sudah didesain sedemikian rupa, sehingga ada berbagai aspek –termasuk teknis dan psikologis—yang dapat ditangkap oleh juri dari setiap isian yang diberikan.

Setelah proses sebelumnya selesai, semua peserta terdaftar tinggal menunggu beberapa waktu setelah tenggat waktu pendaftaran. Setiap peserta yang dinyatakan lolos tahap “screening” akan mendapatkan email untuk melakukan wawancara melalui video call. Waktunya kurang lebih 10 menit, meminta founder menjawab pertanyaan yang menegaskan kembali mengenai pemahamannya tentang visi startup, model bisnis dan founder.

Proses seleksi program Y Combinator
Proses seleksi program Y Combinator

Panggilan video tersebut hanya merupakan proses wawancara awal, karena selanjutnya bagi peserta yang lolos akan mendapatkan undangan untuk mengikuti wawancara langsung dengan mitra YC di Mountain View, California. Beberapa mitra akan bertemu untuk bertanya, beberapa bahasan umum yang disodorkan meliputi:

  • Tell us about what you’re building.
  • Tell us about your clients.
  • Who are these people specifically (referring to the clients)?
  • It seems like you’ve got a solid team, a working product and your first paying clients, what’s next?
  • Have you thought about the XXX [country] market?
  • So there are competitors in the XXX [country] already?
  • Why haven’t XXX [competitor] started using this?
  • What about XXX [competitor] in the XXX [country] ?
  • How are you going to accelerate growth?
  • What kind of sales cycle are you looking at for this?
  • How can you shorten this sales cycle and grow fast?

Kendati sudah di Silicon Valley, tidak menjamin startup pasti diterima. Setelah wawancara tersebut mitra YC masih akan mendiskusikan hasilnya. Bagi yang masih lanjut, maka akan diberitahu untuk mengikuti rangkaian proses setelahnya, mulai dari akselerasi sampai dengan demo day.

Panduan mencapai pertumbuhan

Di YC, startup tidak dianjurkan mengadopsi growth hack. Menurutnya, pendekatan salah saut misi penting program tersebut mengarahkan startup pada pertumbuhan jangka panjang. Growth hack dikesampingkan agar meminimalkan startup dengan aksi-aksi serampangan demi matriks eksponensial di jangka pendek. Bekerja sama dengan 25 pakar pertumbuhan bisnis yang bekerja di perusahaan teknologi dunia, YC telah meramu pendekatannya sendiri dalam mendidik startup binaannya mencapai pertumbuhan.

Untuk mencapai pertumbuhan tentu perlu investasi –baik dalam bentuk uang, sumber daya dan lain-lain. Di YC, setiap founder didorong untuk memeriksa retensinya masing-masing. Misalnya dengan memilih serangkaian metrik yang sesuai dengan model bisnis. Matriks yang dipilih harus berimplikasi pada pendapatan dan traksi, bukan unduhan aplikasi dan sebagainya. Retensi ini mencakup pada tiga hal, yakni stabilitas di jangka panjang, sesuai dengan tolok ukur rata-rata di vertikal bisnis, dan selalu menumbuhkan kelompok pelanggan baru.

Untuk startup tahap awal, pada dasarnya setiap orang bertanggung jawab untuk menjaga pertumbuhan bisnis. Namun di YC, melalui pendanaan awal yang diterima, startup akan diminta untuk membentuk tim growth-nya sendiri selama sudah membuktikan poin-poin retensi yang didefinisikan bersama oleh founder dan mentor. Untuk tahun pertama, YC menyarankan tim growth terdiri dari 1 product manager, 2-3 engineer dan 1-2 data scientist.

Rata-rata tim growth khusus ini dibentuk setelah startup memiliki setidaknya 15 engineer dan mendapati retensi yang kuat. Kesalahan paling umum yang dilakukan CEO adalah mendukung terlalu lama untuk merekrut PM yang difokuskan pada pertumbuhan.

Tim growth yang baik juga memainkan peran “pertahanan” yang mumpuni. Ini juga terkait dengan peluncuran dan peningkatan fitur layanan, biasanya pengembangan sering melewatkan faktor terkait pengguna. Tim growth yang ideal memiliki kemampuan untuk memahami akar permasalahan dalam hitungan menit, sembari memperhitungkan antisipasi untuk setiap dampak negatif yang terjadi. Sehingga perekrutan PM menjadi hal krusial. Standardisasi perekrutan PM di YC adalah harus menemukan orang yang berorientasi pada data, memiliki pengalaman di bidang terkait, dan jika memungkinkan sebelumnya pernah menjadi founder startup.

Strategi pertumbuhan di program Y Combinator
Strategi pertumbuhan di program Y Combinator

Setelah memiliki tim, YC akan mendorong startup binaannya melakukan serangkaian inisiatif terpadu di tahun awalnya. Pertama, menentukan tujuan absolut dan metrik kunci bisnis. Tujuan absolut ini diartikan sebagai sasaran yang benar-benar didefinisikan secara terukur, berupa angka-angka yang pasti. Misalnya untuk startup O2O, alih-alih mengatakan target peningkatan konversi 10%, lebih baik meletakkan target menambah 5 juta mitra retail baru. Jika perlu tujuan tersebut dibuat menjadi sub-bagian yang lebih rinci agar setiap poinnya memiliki takaran yang lebih realistis.

Langkah berikutnya startup diminta mengidentifikasi saluran pertumbuhan didasarkan perilaku pengguna yang ada. Biasanya dengan menjawab pertanyaan seperti:

  • How do customers find solutions/solve this issue today?
  • How do your best users use your product today? Can you do something to get more such users to discover the product quickly?

Untuk memantau pertumbuhan, penggunaan alat-alat seperti data set, segmentation tools, dasbor eksperimen, dan proses peer review sangat disarankan. Dasbor membantu tim untuk menjalankan berbagai percobaan dan menguji hasilnya sebelum mengusulkan setiap gagasan untuk ditambahkan ke produk. Berikut contoh dasbor yang diterapkan di internal Airbnb pada awal perkembangan mereka:

Contoh dasbor analisis yang dimiliki Airbnb / Y Combinator
Contoh dasbor analisis yang dimiliki Airbnb / Y Combinator

Untuk menguatkan seluruh hipotesis yang dimiliki, user research juga perlu dilakukan. Prinsipnya seperti ini, 10 ribu pengguna pertama akan memiliki karakteristik berbeda dengan 10 ribu pengguna kedua. Kadang detail keduanya tidak dapat ditemukan instan melalui data saja, melainkan harus benar-benar meminta umpan balik. Banyak pendekatan yang bisa dilakukan, mulai dari yang manual seperti meminta masukan sampai ke yang semi otomatis dengan menerapkan track UX aplikasi.

Kegiatan growth adalah aktivitas berulang. Jadi akan ada serangkaian iterasi hingga capaian bisnis terus meningkat. Ketika dilakukan dengan benar, program pertumbuhan akan menyebar ke seluruh organisasi, menjadikan evidence-based mindset sebagai bagian dari DNA perusahaan.

Mengupayakan pendanaan seri A

Pada dasarnya YC hanya akan memberikan pendanaan awal sebagai modal dasar startup menggali potensi pertumbuhan – merealisasikan materi-materi yang telah didapat dalam 3 bulan masa pendidikan. Namun demikian program akselerator tersebut juga mempersiapkan startup untuk memasuki pendanaan tahap lanjut, baik dengan menghubungkan/mempromosikan ke jaringan investor global yang dimiliki maupun membekali dengan teknik-teknik bisnis.

Para pakar di YC telah merumuskan jangka waktu yang tepat untuk startup dalam menggalang pendanaan seri A. Pertama, selama 6-12 bulan sebelum penggalangan, pastikan founder telah menjalankan metrik yang tepat untuk bisnisnya. Kuncinya adalah menunjukkan data tren perkembangan bisnis yang mengesankan. Setelah itu buat cerita tentang startup, tujuannya untuk membuat investor percaya dan selaras dengan visi-visi yang ingin dicapai.

Kemudian di fase ini founder juga disarankan untuk mulai rajin berjejaring. Kendati program seperti YC memfasilitasi jaringan investor, namun peran aktif founder akan sangat menentukan.

Tahapan proses pendanaan awal yang diterapkan Y Combinator
Tahapan proses pendanaan awal yang diterapkan Y Combinator

Kemudian di dua bulan sebelum fundraising benar-benar diluncurkan, founder harus menentukan secara pasti berapa besar dana yang ingin dikumpulkan, termasuk rencana-rencana yang akan digalakkan. Lalu, YC juga selalu menyarankan startup untuk membuat backup plan, berisi aksi yang akan dilakukan ketika penggalangan dana gagal. Karena bisa jadi investor membutuhkan waktu lebih untuk melihat pembuktian kinerja startup dan komitmen founder terhadap bisnis. Di tahap ini founder juga perlu mulai belajar presentasi, untuk mengartikulasikan tujuan dan harapan dalam sebuah pitch-deck.

Mendekati waktu pitching, kira-kira satu bulan sebelum proses penggalangan dana benar-benar dimulai, founder harus benar-benar fokus untuk melakukannya. Bahkan YC merekomendasikan, jika tugas sebagai CEO terlalu sibuk, bisa mendelegasikan sebagian kepada profesional atau anggota tim lain yang bisa menggantikan, sebagai co-CEO.

Hitung juga pro-ratas, juga terkait dengan saham yang akan diberikan dan tersisa pasca penggalangan. Bagian ini biasanya membutuhkan bantuan tim legal untuk merumuskan, sembari mempersiapkan dokumen-dokumen penunjang yang diperlukan. Lantas setelah siap, mulai jadwalkan agenda pertemuan dengan investor untuk melakukan pitching.

Kemudian lakukan pitching, mungkin beberapa kali sembari melakukan improvisasi jika menemukan aspek-aspek yang kurang. Berikan masing-masing investor informasi yang cukup tentang status penggalangan dana untuk mempertahankan rasa urgensi dan membuat mereka berani maju dalam proses. Proses tindak lanjut menjadi penting, jadi jangan ragu untuk menanyakan.

Cerita tentang kegiatan akselerasi

Ragam kegiatan selama program akselerasi Y Combinator
Ragam kegiatan selama program akselerasi Y Combinator

Program akselerasi YC berjalan selama tiga bulan, dua kali per tahun. Sesi pertama berjalan antara Januari-Maret, kemudian yang kedua Juni-Agustus. Proses seleksi biasanya dibuka di bulan-bulan sebelumnya melalui situs web. Setiap startup yang terpilih dan didanai akan diwajibkan hadir ke Silicon Valley untuk menjalankan proses pendidikan. Bersama mitra dan mentor, startup akan bekerja secara intensif dalam menemukan bentuk bisnis terbaik.

Selama siklus program berjalan, YC menyelenggarakan acara makan malam bersama seminggu sekali, mengundang berbagai tokoh bisnis di dunia startup. Para pendiri didorong untuk melakukan “mini demo day”, sembari meningkatkan koneksi dengan orang-orang yang mungkin dapat membantu pertumbuhan bisnis. Acara makan malam ini juga menjadi tenggat waktu mingguan bagi setiap startup untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan harus dibicarakan saat pertemuan.

Startup juga akan memiliki jam kerja, menempati ruang-ruang yang disediakan. Termasuk untuk melakukan kegiatan mentoring secara individu. Waktunya cukup fleksibel, layaknya jam kerja startup masa kini. Setiap hari pembicaraan yang dilakukan akan fokus pada isu dan fase pertumbuhan startup.

Kemudian acara puncaknya pada demo day, bisa dihadiri sampai 1000 investor. Fokusnya mempresentasikan produk atau layanan mereka, meyakinkan yang dikerjakan dapat menuai traksi yang baik. Pasalnya pasca proses akselerasi tidak jarang startup mengubah ide atau fitur di layanan mereka. Di sesi itu juga menjadi kesempatan bagi founder untuk berbaur dengan investor, sembari memperkenalkan diri dan memikat ketertarikan untuk putaran pendanaan berikutnya.

Setelah demo day, tim YC tetap berhubungan erat dengan startup untuk membantu bernegosiasi penggalangan dana lanjutan. Alih-alih saat demo day, YC memang menyarankan penggalangan dana dilakukan di waktu terpisah, bukan terlalu dini. Selain itu sebenarnya juga ada acara seperti prototipe day dan rehearsal day dengan format yang lebih santai. Demo day juga dijalankan untuk para alumni YC dalam kerangka waktu yang terpisah.

Testimoni peserta Y Combinator dari Indonesia
Testimoni peserta Y Combinator dari Indonesia

Karena jaringan alumni juga terus dijaga, dan YC dinilai sebagai yang paling kuat untuk jejaring di dunia startup. Bukan hanya karena ukurannya, tapi komitmen yang kuat untuk saling membantu.

Rencanakan IPO Tahun 2023, UangTeman Perkuat Strategi Bisnis Berkelanjutan

Tahun 2020 banyak rencana yang akan dilancarkan oleh UangTeman. Salah satunya ingin fokus untuk menjalankan bisnis berkelanjutan dan mencapai profit yang lebih baik lagi.

Kepada DailySocial, Founder & CEO UangTeman Aidil Zulkifli mengungkapkan, tahun ini perusahaan juga akan fokus menawarkan produk pinjaman dengan bunga rendah lebih banyak lagi kepada pelaku UKM yang masuk dalam segmentasi bisnis mikro.

“Mikro di sini yang kami fokuskan adalah mereka kalangan B dan C yang memiliki bisnis warung makan hingga bisnis kecil lainnya yang membutuhkan tambahan modal. Bukan hanya menurunkan bunga, UangTeman juga ingin merangkul lebih banyak mereka.”

Sebelumnya UangTeman memang kerap menawarkan pinjaman dengan bunga yang cukup tinggi. Tahun ini perusahaan memutuskan untuk menurunkan bunga dan fokus kepada pemilik bisnis mikro sebagai target pengguna.

Dalam survei yang dilakukan secara internal oleh perusahaan terungkap, hampir 31% pinjaman yang masuk adalah pinjaman produktif untuk keperluan usaha. Menurut Aidil hasil survei tersebut membuktikan bahwa kalangan yang masuk dalam kategori underbanked atau mereka yang tidak memiliki akun rekening hingga kartu kredit, paling ideal untuk diberikan pinjaman.

“Kita juga melihat bisnis mikro yang saat ini mulai ramai disasar oleh layanan finansial hingga dompet digital, paling ampuh untuk memberikan profit kepada perusahaan. Dibandingkan dengan produk pinjaman yang bersifat consumerism seperti KTA atau PayLater,” kata Aidil.

Untuk memperluas ekosistem, perusahaan juga berencana untuk menambah kemitraan dengan institusi finansial, startup hingga perbankan dalam waktu dekat. Harapannya melalui kolaborasi tersebut bisa menambah channel memanfaatkan produk unggulan dari masing-masing mitra. Salah satu produk yang akan diluncurkan dalam waktu dekat adalah, pinjaman kepada karyawan perusahaan besar seperti pabrik yang nantinya akan difasilitasi oleh mitra perbankan.

Peluang pasar lending seperti yang disasar UangTeman memang sangat besar. Dengan demografi unbankable usia dewasa yang mencapai 92 juta jiwa, ditambah dengan 64 juta UKM yang tersebar di berbagai wilayah, produk fintech berbasis pinjaman miliki masa depan yang cukup cerah.

Tak ayal per tahun 2019 sudah ada 144 fintech lending serupa UangTeman yang terdaftar di OJK. Hingga tahun 2019 jumlah pinjaman yang didistribusikan juga telah capai 60,4 triliun Rupiah, memfasilitasi sekitar 14,3 juta pengguna.

Dengan banyaknya pemain di Indonesia saat ini, baik yang menyasar konsumer maupun UKM, penting bagi pemain seperti UangTeman untuk hadirkan diferensiasi produk — di luar kualitas layanan yang harus selalu ditingkatkan. Beberapa pemain di sektor serupa bahkan sudah klaim bervaluasi centaur, alias telah membukukan modal lebih dari US$100 juta, di antaranya KoinWorks dan Investree.

Rencana IPO tahun 2023

Jajaran manajemen dan tim UangTeman
Jajaran manajemen dan tim UangTeman

Saat ini UangTeman telah memiliki sekitar 82 ribu pengguna aktif dan 1 juta unduhan aplikasi. Perusahaan juga telah menyediakan layanan di 14 kota di Indonesia.

Disinggung apakah UangTeman akan melakukan ekspansi ke kota-kota besar lainnya di Indonesia, Aidil menyebutkan belum memiliki rencana dalam waktu dekat. Untuk saat ini fokus perusahaan adalah bagaimana bisa memperoleh profit di 14 kota yang ada.

“Sesuai dengan komitmen kita yaitu untuk bisa IPO tahun 2023 mendatang, diharapkan perusahaan bisa mengumpulkan profit menyesuaikan dengan persyaratan yang ditentukan jika startup berencana melakukan IPO,” kata Aidil.

Pertengahan bulan Februari perusahaan juga telah mengumumkan pendanaan seri B2. Tidak disebutkan berapa nilai investasi yang diterima, namun pendanaan tahapan seri B2 ini rencananya akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan teknologi dan mempercepat proses penerimaan aplikasi pinjaman dari pengguna.

Saat ini perusahaan mengklaim, satu orang yang ditempatkan mampu mengumpulkan 100 aplikasi. Dengan bantuan teknologi diharapkan bisa mempercepat proses menjadi 200 aplikasi dalam satu hari. UangTeman juga berencana untuk menambah tim engineer.

Investor yang terlibat dalam pendanaan tahapan seri B2 ini di antaranya adalah ACA Investments dan Pegasus Tech Ventures. Sebelumnya UangTeman telah menutup putaran pertama pendanaan seri B1 tahun 2019 lalu. Investor di tahap ini meliputi KDDI Open Innovation Fund dan Global Brain Corporation. Secara keseluruhan UangTeman telah mengumpulkan pendanaan seri B senilai US$10 juta.

“Pendanaan ini juga menandakan kepercayaan investor kepada kami. Untuk itu dengan mengembangkan teknologi diharapkan bisa mempercepat pertumbuhan bisnis, mengumpulkan profit dan menjalankan bisnis yang berkelanjutan. Sekaligus tentunya bertanggung jawab penuh kepada sharehodler hingga investor,” kata Aidil.

Application Information Will Show Up Here

Mbiz Galang Pendanaan Seri B 278 Miliar Rupiah

Platform e-procurement untuk B2B, Mbiz, tengah menggalang pendanaan seri B senilai $20 juta atau setara 278 miliar Rupiah. Ini kali pertama Mbiz mencari pendanaan baru setelah terakhir memperoleh investasi seri A dari Tokyo Century Corporation di 2017.

Menurut CEO Mbiz Rizal Paramarta, pihaknya saat ini masih melakukan penjajakan dengan sejumlah investor. “Kami dapat mandat dari shareholder untuk membuka peluang terhadap investor-investor baru. Jadi investor lama nanti hanya ‘top up‘ saja,” katanya.

Dari penjajakan tersebut, ia mengaku juga mengincar strategic partnership yang beneficial bagi kedua belah pihak. Misalnya, bersinergi dengan pihak yang memiliki ekosistem e-commerce lain.

“Ini useful buat kami karena dapat bersinergi dan mengangkat valuasi kedua belah pihak. Kalau venture fund itu terbatas di capital saja,” papar Rizal ditemui usai Media Briefing di Jakarta.

Skema lain yang diincar Mbiz adalah co-branding. Dengan bersinergi dengan pihak yang sudah memiliki brand awareness lebih besar, ini akan mengakselerasi bisnis ke depannya.

Sementara itu, Co-founder dan COO Mbiz Ryn Hermawan mengungkap bahwa sudah ada beberapa investor lokal yang secara spesifik berminat investasi di pasar B2B.

“Sudah ada advisor yang engage dengan kami untuk bawa investor yang interested ke B2B. Intinya kami masih penjajakan, mudah-mudahan finalisasinya bisa di kuartal kedua tahun ini,” ujarnya kepada DailySocial.

Di segmen serupa, Mbiz saat ini berkompetisi dengan beberapa pemain lokal seperti Bhinneka Bisnis dan Bizzy. Pemain marketplace C2C Bukalapak juga mulai menjajaki segmen B2B dengan meluncurkan layanan e-procurement BukaPengadaan.

Salah satu keunggulan layanan B2B Commerce seperti yang disajikan Mbiz adalah digitalisasi sistem pengadaan untuk bisnis (e-procurement). Seperti diketahui, dalam perusahaan skala besar, pembelian atau pengadaan barang harus dilakukan melalui serangkaian proses, bahkan harus melakukan tender terlebih dulu. Belum lagi saat berbicara soal pelaporan terkait potongan pajak, pembukuan dan lain-lain. Hal-hal seperti itu yang coba diselesaikan para pemain di B2B Commerce.

Menurut laporan dari McKinsey & Co, potensi e-procurement di Indonesia mencapai $125 miliar pada 2025. Estimasi ini gabungan dari global corporate services ($18 miliar), b2b marketplace ($76 miliar) dan b2b services ($36 miliar).

Tingkat brand awareness pemain di segmen ini, memang tidak sekencang dengan produk konsumer. Kendati begitu, menurut riset DSResearch pada 2018, mengungkapkan beberapa pemain yang sering didengar responden adalah Bhinneka Bisnis, Bizzy dan Mbiz.

Pertimbangan ekspansi ke pasar regional

Lebih lanjut, Rizal mengungkap bahwa pihaknya mendapat tawaran dari investor untuk ekspansi ke pasar regional. Menurutnya, investor tersebut sudah memiliki jaringan B2B yang kuat meskipun bukan di bidang e-procurement.

Akan tetapi, ekspansi di Asia Tenggara belum menjadi prioritas perusahaan saat ini karena ruang pertumbuhan di Indonesia masih sangat besar. Terutama jika melihat masih rendahnya awareness terhadap solusi e-procurement.

“Nah, [rencana] pendanaan baru ini untuk dua tahun ke depan karena saat ini kami masih fokus di Indonesia. Tapi, dalam tiga tahun ke depan, kami bisa fokus ke mancanegara mengingat potensi pasarnya sangat besar,” tuturnya.

Sementara itu, Ryn menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi di bisnis e-procurement. Selain awareness dan engagement yang masih rendah, ia menyebut pasar marketplace B2B di Indonesia juga belum siap dalam melihat e-procurement sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi.

“B2C itu distimulus oleh promo atau diskon. Artinya startup harus bakar uang untuk akuisisi pelanggan. B2B tidak demikian, pendekatannya berbeda. Kita tidak punya benchmark untuk [model bisnis] ini. Untuk akuisisi pembeli juga tidak mudah. Ada perusahaan yang, misalnya, ketergantungan dengan vendor lama. Ini jadi challenge juga bagi kami untuk engage dengan mereka,” jelasnya.

Menuju profitabilitas dan pengembangan super ecosystem

Dari sisi bisnis, Rizal mengungkap pendanaan baru akan digunakan untuk mengembangkan platform dan timnya. Rencana pengembangan ini untuk menuju target pertumbuhan sebesar empat kali lipat di 2020.

Di samping itu, perusahaan telah memprediksi dapat mengantongi keuntungan hingga 2021 karena konsisten untuk tidak melakukan strategi ‘bakar uang’ untuk mengakuisisi pelanggan.

“Selama tiga tahun terakhir, kami tidak raising dana baru karena bisnis kami efisien. Kami tidak ‘bakar uang’ atau subsidi. Profitabilitas kami jelas makanya kami optimistis di 2021 positif. Kemungkinan ini equity terakhir sampai 2021 untuk mencapai profitabilitas positif,” papar Rizal.

Adapun pengembangan platform ini, ujar Rizal, adalah bagian dari strategi Mbiz untuk menjadi super ecosystem di masa depan. Dalam hal ini, Mbiz berupaya memperkuat ekosistem platform dengan mengajak pihak-pihak terkait ke dalam transaksi e-procurement.

“Ke depan kami tidak ingin hanya buyer dan seller saja yang terlibat dalam transaksi, tetapi juga pihak-pihak lainnya, seperti fintech, asuransi, dan logistik,” tambahnya.

Berdasarkan data perusahaan, kategori jasa dan solusi berkontribusi lebih dari 50 persen dibandingkan kategori layanan. Dari segmen pembeli, kontributor transaksi terbesar berasal dari FMCG dan retail (50%), property and real estate (25%), pharmaceutical (15%), dan startup atau perusahaan teknologi (5%).

Kemudian, Gross Merchandise Value (GMV) pada 2019 tercatat tumbuh empat kali lipat (Year-on-Year/YoY). Jumlah mitra vendor yang tergabung sebesar 4.000 dengan 100.000 SKU produk.

Lodi Adopts Cainiao’s Concept to Increase Warehouse Utility through Technology

Logistic startup industry is having a newcomer of fulfillment and last-mile delivery service named Lodi. Actually, Lodi has been established in late 2018 and began operating the next year.

Lodi offers a concept similar to Cainiao, Alibaba’s giant logistic in China, of course, with more localized services.

Lodi’s Managing Director, Zico Gosal explained, logistics players have been relied on heavy assets, having warehouses in several areas with its own fleet on running the business.

Meanwhile, not all their assets, warehouse, for example, possessed high utility. When it’s empty, there’s an overhead cost. This concept is not applicable in the digital technology era.

Therefore, the Cainiao concept with light asset and collaborative spirit with other logistics players in the fulfillment center, also the last-mile delivery, is more suitable for adoption.

“We’re currently focused on expanding our warehouse location by looking for partners due to our goal to reduce logistics costs,” he told DailySocial.

Lodi has been connected with fulfillment partners such as DB Schenker to provide a 10,500 square meters warehouse located in Marunda, North Jakarta using the shared user concept. Another warehouse is a 4 thousand square meters area located in Cawang.

DB Schenker is a global logistics player with more than 40 years of experience. Its entrance to the North Jakarta warehouse location brought high optimism for Lodi to attract more partners.

In that capacity, Zico claimed Lodi could accommodate 50 thousand orders every day. However, it’s still on progress in order to be achieved.

Lodi’s business model and user target

In addition to acquiring warehouse owners to rent their property to Lodi, the company also partners with logistics companies for last-mile delivery to consumers. The big names, such as JNE, SiCepat, Lion Parcel, and First Logistic.

Lodi is targeting users from brand owners, resellers, and sellers in the marketplace or social commerce platforms with over 100 daily order capacity. It’s different with capacity under 100 orders. It’s a condition where sellers still capable to handle using in-house.

Chief Commercial Officer, Dina Effendy added, from the current upper limit, they usually solve the problem by recruiting more people. Whereas, they should prioritize business development.

Lodi is here to offer a solution, for all their products to be entrusted and the entire shipping process will be handled directly by Lodi.

“Users can use the dashboard we provided to monitor the entire movement of incoming orders. All systems are integrated. When goods are stored in warehouses, they can immediately be restocked,” Effendy added.

They did not mention how many sellers have used Lodi as an option for fulfillment. When the user find interest in Lodi’s solution there is a contract system for a year.

Throughout this year, Lodi is to focus on adding the next warehouse location in Java. They targeting to have an additional 2 thousand square meter warehouse. Next year, they’re going to expand to Sumatra and Sulawesi.

They’re also to enhance warehouse functions, in order to store more complex products such as frozen food, chemicals, and medicines, for more users can use Lodi.

Lodi has secured seed funding from local investors with undisclosed value. These fresh funds were obtained in its initial stage. Zico admitted that the company is currently looking for series A funding worth of US$3 million to US$ 5 million (around Rp41 billion to Rp68 billion).

Lodi team now consists of 40 people, almost half of which were commercial teams.

“We have started a roadshow looking for investors, it is estimated for two to three more months to be announced,” he explained.

Logistics players from startups to conventional business / DailySocial
Logistics players from startups to conventional business / DailySocial


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Adopsi Konsep Cainiao, Lodi Tingkatkan Utilitas Gudang dengan Teknologi

Industri startup logistik kini kehadiran pemain baru yang bermain di ranah fulfillment dan pengiriman last mile bernama Lodi. Sejatinya, Lodi sudah mulai dirintis pada akhir 2018 dan operasional dimulai pada tahun berikutnya.

Konsep yang ditawarkan Lodi mirip dengan Cainiao, logistik raksasa milik Alibaba di Tiongkok, namun dengan penyesuaian lokal.

Managing Director Lodi Zico Gosal menjelaskan, selama ini pemain logistik selalu mengandalkan pada heavy asset, memiliki gudang di berbagai lokasi dan punya armada sendiri dalam menjalankan bisnisnya.

Padahal, belum tentu aset yang mereka miliki, misalnya gudang, punya utilisas yang tinggi. Ketika gudang itu kosong, ada overhead cost yang selalu dibebankan. Konsep ini kurang tepat apabila diterapkan di era teknologi digital.

Makanya konsep Cainiao dengan light asset dan mengusung semangat kolaboratif dengan pemain logistik lain di fulfillment center dan pengiriman last mile lebih tepat untuk diadopsi.

“Saat ini kita fokus perluas lokasi gudang dengan mencari banyak partner karena tujuan kami adalah menurunkan ongkos logistik,” katanya kepada DailySocial.

Lodi telah terhubung dengan mitra fulfillment seperti DB Schenker untuk menyediakan gudang berlokasi di Marunda, Jakarta Utara dengan konsep shared user seluas 10.500 meter persegi. Lokasi lainnya berada di Cawang sekitar 4 ribu meter persegi.

DB Schenker merupakan salah satu pemain logistik global dengan pengalaman lebih dari 40 tahun. Masuknya gudang DB Schenker untuk lokasi Jakarta Utara, membawa optimisme tinggi bagi Lodi untuk menggaet lebih banyak mitra.

Dengan kapasitas itu, Zico mengaku Lodi bisa mengakomodir 50 ribu pesanan setiap hari. Hanya saja, kondisi tersebut masih diupayakan agar tercapai.

Model bisnis dan target pengguna Lodi

Selain menghubungkan pemilik gudang untuk menyewakan ruangannya kepada Lodi, perusahaan telah menggaet perusahaan logistik last mile untuk pengiriman ke konsumen. Nama-namanya seperti JNE, SiCepat, Lion Parcel, dan First Logistic.

Target pengguna Lodi itu sendiri adalah pemilik brand, reseller dan penjual di platform marketplace atau social commerce dengan kapasitas pemesanan sudah di atas 100 per hari. Beda halnya ketika pesanan ada di bawah 100 per hari. Kondisi tersebut masih bisa ditangani secara in-house oleh penjual.

Chief Commercial Officer Dina Effendy menambahkan, dari batas atas tersebut solusi yang dulu biasa diambil adalah merekrut orang tambahan. Padahal seharusnya, mereka harus memprioritaskan pengembangan bisnis.

Kehadiran Lodi bisa menjadi solusi, seluruh barang mereka dapat dititipkan dan seluruh proses pengiriman akan ditangani langsung oleh Lodi.

“Pengguna dapat memantau dalam dashboard yang kami sediakan untuk memantau seluruh pergerakan pesanannya yang masuk. Semua sistemnya sudah terintegrasi. Ketika barang di gudang, bisa langsung di-restock,” tambah Dina.

Tidak disebutkan ada berapa banyak penjual yang telah memanfaatkan Lodi sebagai opsi pilihan untuk fulfillment-nya. Apabila pengguna tertarik dengan solusi Lodi ada sistem kontrak selama setahun.

Sepanjang tahun ini, Lodi akan fokus pada penambahan lokasi gudang berikutnya di dalam Pulau Jawa. Ditargetkan ada tambahan gudang seluas 2 ribu meter persegi. Selanjutnya pada tahun depan memperluas kehadiran di Sumatera dan Sulawesi.

Pihaknya juga mengembangkan fungsi gudang agar dapat menyimpan produk yang lebih kompleks seperti makanan beku, kimia, dan obat-obatan agar semakin banyak pengguna yang bisa memanfaatkan Lodi.

Lodi saat ini telah mengantongi pendanaan tahap awal dari investor lokal dengan nominal dirahasiakan. Dana segar ini didapat saat Lodi baru berdiri. Zico mengaku saat ini perusahaan sedang mencari pendanaan seri A dengan kebutuhan dari $3 juta sampai $5 juta (sekitar Rp41 miliar sampai Rp68 miliar).

Tim Lodi berjumlah 40 orang, hampir separuhnya adalah tim komersial.

“Kami sudah mulai roadshow mencari investor, perkiraannya dua sampai tiga bulan lagi sudah bisa diumumkan,” tutupnya.

Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial
Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial

Komitmen Moduit Menghidupi Profesi Penasihat Investasi dengan Teknologi

Euforia kenaikan jumlah investor ritel sebenarnya harus diapresiasi, karena sebelum teknologi digital masuk, jumlahnya mandeg hanya di ratusan ribu orang selama satu dekade lebih. Akan tetapi, di industri wealth management, ada ekosistem pendukung yang membantu investor ritel mengenal produk efek yakni tenaga pemasar efek yang angkanya terus menurun karena belum terbantu.

Menurut statistik OJK, angka Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) pada tahun lalu adalah 23.110 orang, turun 16,23% dari tahun sebelumnya 27.586. Padahal tahun lalu jumlah investor ritel mencapai kisaran 2,47 juta dari sebelumnya 1,61 juta investor.

Pendekatan yang diambil Moduit sebagai salah satu pemain fintech di wealth management cukup berbeda. Startup ini menggarap potensi dari b2c untuk menyasar investor ritel, dan b2b2c menyasar tenaga pemasar efek yang ingin menjangkau investor dengan nominal investasi yang besar.

Strategi ini diambil karena di sini industri wealth management sangat terfragmentasi. Ada tiga aktivitas utama di dalamnya, mengedukasi klien dengan mencari tahu kebutuhan finansialnya dan cashflow-nya seperti apa. Tidak sekadar melakukan KYC (Know Your Customer) saja.

Lalu masuk ke aktivitas kedua, yakni perencanaan keuangan untuk mensimulasi portofolio investasinya berdasarkan data-data yang diperoleh saat aktivitas pertama. Terakhir, masuk ke bagian eksekusi untuk mentransaksikan kegiatan yang ada di bagian kedua.

“Bagian terakhir ini butuh lisensi PI (Penasihat Investasi), untuk mengadministrasikan, menghubungkan dengan kustodian, KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) dan semacamnya. Di Indonesia pemain startup wealth management itu sangat terfragmentasi, kalau kami maunya end-to-end,” terang Founder & CEO Moduit Jeffry Lomanto kepada DailySocial.

Moduit telah menggaet 20 tenaga pemasar berlisensi resmi sejak aplikasi dirilis secara terbatas tahun lalu. Menariknya, meski kecil, tenaga pemasar ini berkontribusi terhadap jumlah nasabah di Moduit sekitar 15%-20% dari total saat ini 18 ribu nasabah. Bila dilihat berdasarkan dana kelolaan, kontribusinya mencapai 90%.

“Tapi kami ingin dua-duanya [b2c dan b2b2c] tetap growth. Yang kami suka, karena model bisnis kami seperti ini, passion agen yang bergabung semakin tinggi, karena mereka punya akses yang lebih mudah,” tambah CMO Moduit Stefanus Adi Utomo.

Aplikasi Investasi Moduit
Tim Moduit yang berkantor di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan / Moduit

“Secara month-to-month AUM kami tumbuh rata-rata 70%. Incomparison, kalau pemain yang hanya mengandalkan b2c saja, kenaikannya 40%. Makanya model bisnis ini menarik karena ada kombinasi dari ticket size dan number of tickets,” tambah Jeffry.

Aplikasi b2b2c sudah dilengkapi dengan dukungan infrastruktur sistem Moduit, seperti CRM, Income Planner, Pipeline Management dan Scheduler; dukungan operasional, program pelatihan secara berkala, market update, dan proses perizinan tenaga pemasar.

Untuk sementara, semua transaksi yang dilakukan melalui tenaga pemasar belum ada komisi yang diambil oleh Moduit. Komisi yang ditetapkan masih sepenuhnya berdasarkan kesepakatan antara investor dan tenaga pemasar saja.

Pengembangan fitur teranyar

Jeffry menjelaskan sejak setahun terakhir, Moduit merilis aplikasi untuk b2c dan b2b2c dengan pengembangan fitur pendukungnya. Di industri keuangan, sistem pembayaran yang ribet menjadi penghalang utama yang menyebabkan orang ogah untuk berinvestasi.

Maka dari itu, perusahaan menyediakan dua opsi. Yakni transfer dengan e-wallet GoPay untuk transaksi dengan nominal kecil mulai dari Rp10 ribu dan virtual account untuk mengakomodasi transaksi nominal besar antara ratusan hingga miliaran Rupiah.

“Dulu kalau mau transaksi besar, nasabahnya sendiri yang harus ke bank untuk transfer manual. Tapi sekarang kita selesaikan dengan virtual account, jadi kalau beli tiga produk reksa dana sekaligus, cukup pakai satu virtual account saja. Nanti di-disburse otomatis ke produk yang dibeli.”

Investor dapat memantau kinerja produk yang ia beli lewat tenaga pemasar melalui aplikasi b2c. Jika tertarik untuk melakukan perubahan atau membeli produk lainnya dapat dilakukan secara mandiri atau dibantu tenaga pemasar.

Produk reksa dana yang dijual para manajer investasi (MI) diseleksi penuh oleh Moduit dengan parameter sendiri untuk meningkatkan kenyamanan buat nasabah yang baru pertama kali mengenal produk investasi. Filtering yang dipakai memakai konsep PRIME (Performance persistance, Risk ratio, Investment AUM per fund level, Management dan Expense ratio).

Masing-masing dari kelimanya punya tolak ukur kualitatif dan kuantitatif yang menjamin bahwa semua produk reksa dana yang onboard sudah aman dari segi tata kelola risiko baik dari kondisi internal dan eksternal.

Saat ini Moduit menjual sekitar 60 produk reksa dana yang dikelola oleh 14 manajer investasi dengan variasi produk yang cukup luas menjangkau semua kebutuhan konsumen.

“Target kami benar-benar direct user yang belum pernah pakai reksa dana. Kami coba lindungi mereka dengan pre-screening produk. Sekarang kami sudah proses 31 manajer investasi, tapi yang baru onboard di Moduit baru 14 saja. Kami lebih menempatkan diri sebagai specilized market.”

Dia juga mengungkapkan tahun ini akan meningkatkan fitur tambahan agar pengalaman konsumen agar semakin seamless. Dari jumlah tenaga pemasar ditargetkan akan bertambah jadi 200 orang. Kenaikan secara keseluruhan diharapkan mencapai lima sampai enam kali lipat sepanjang tahun 2020.

Aplikasi b2c ke depannya akan dilengkapi dengan fitur pencarian tenaga pemasar yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pengalaman yang ditawarkan kurang lebih seperti konsumen mencari dokter di aplikasi Halodoc. Akan muncul rating kredibilitasnya, pengalaman dan harganya.

“Kami lihat perilaku milenial saat ini mereka terbiasa untuk belajar dan coba sendiri. Dari sisi sini belum butuh advisor karena uang mereka juga belum seberapa. Tapi saat uangnya sudah ratusan juta, di situlah kebutuhan advisor muncul. Nah ini bakal ada di modul kami berikutnya.”

Sementara untuk tenaga pemasar itu sendiri, rencananya akan dikembangkan lebih jauh menjual produk sekuritas, sehingga mereka tidak hanya bisa menjual reksa dana saja. Harapannya malah bila memungkinkan, masuk ke produk wealth management berikutnya seperti asuransi.

Selain mengantongi lisensi APERD, Moduit juga memiliki lisensi Penasihat Investasi (PI) untuk mengembangkan bisnis b2b2c-nya tersebut. Dengan lisensi ini, memungkinkan perusahaan untuk menjual semua produk investasi berbasis efek.

“Kami sedang develop modul berikutnya dengan penambahan produk baru. Dari fitur-fitur yang sudah ada sekarang, kami sedang memastikan MVP-nya tersebut bisa diterima atau tidak oleh nasabah, kalau belum mesti di kalibrasi karena user journey yang kita kejar.”

Untuk mendukung seluruh bisnis di atas, saat ini perusahaan sedang dalam tahap penggalangan dana seri A dengan kebutuhan US$3 juta (sekitar Rp41 miliar). Jeffry menargetkan dapat segera tutup pada bulan depan.

Sejak Moduit dirilis pada 2018, saat itu tim hanya ada lima orang, termasuk Jeffry dan Charles Jap yang memegang posisi sebagai CTO. Kini tim Moduit mencapai 28 orang. Perusahaan juga membuka kantor khusus engineer di Bandung.

Application Information Will Show Up Here

IPO di Papan Akselerasi sebagai Alternatif Penggalangan Dana Startup Tahap Awal

Pada 22 Juli 2019, Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan peraturan pencatatan baru untuk perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah melalui Papan Akselerasi. Ketentuannya tercatat dalam Peraturan Nomor I-V. Sebelumnya BEI memiliki dua model pencatatan bursa, yakni Papan Utama (identik dengan perusahaan besar dengan aktiva berwujud sekurangnya Rp100 miliar) dan Papan Pengembangan (identik dengan emiten di tahap berkembang dengan aktiva sekurangnya Rp5 miliar).

Beleid yang dipublikasikan BEI didasarkan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 53/POJK.04/2017 tentang Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu oleh Emiten dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Aset Skala Menengah.

Perusahaan dengan aset skala kecil adalah yang memiliki aset tidak lebih dari Rp50 miliar, sedangkan perusahaan skala menengah memiliki aset lebih dari Rp50 miliar sampai Rp250 miliar.

“Papan Akselerasi bisa dibilang khusus untuk UKM dan Startup. Pendanaan dari pasar modal diharapkan dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Jadi syarat keuangan bukan faktor utama. Justru faktor utamanya prospek bisnis,” jelas Program Director IDX Incubator Irmawati Amran kepada DailySocial.

Lebih lanjut ia menjelaskan, “Target investornya adalah sophisticated investor yang paham melihat potensi suatu perusahaan ke depan, atau paling tidak investor yang sudah berpengalaman berinvestasi di saham. Bisa juga dikatakan targetnya adalah angel investor yang bisa mendapat keuntungan dari capital gain tax apabila mereka mengambil profit di pasar modal.”

Persyaratan dan kriteria

Melalui Papan Akselerasi, perusahaan berbentuk PT (Perseoran Terbatas) bisa mencatatkan sahamnya ke BEI sejak masa awal didirikan–tidak seperti di Papan Pengembangan minimal setelah 12 bulan beroperasi dan Papan Utama setelah 36 bulan beroperasi. Mekanisme ini dimungkinkan untuk jadi opsi penggalangan dana modal bagi operasional bisnis di tahap awal.

Sama dengan Papan Pengembangan, emiten di Papan Akselerasi tidak harus sudah menuai profit ketika melakukan pencatatan. Hanya saja diwajibkan memiliki proyeksi maksimal tahun ke-6 harus sudah punya laba usaha. Pun demikian terkait total aktiva berwujud, tidak ada batas khusus yang diwajibkan.

Startup juga bisa menggunakan laporan keuangan yang tidak genap per satu tahun dengan memperoleh opini tanpa modifikasi. Nantinya harga saham perdana saat pencatatan paling sedikit Rp50, dengan jumlah pemegang saham paling sedikit 300 nasabah pemilik rekening. Kemudian ada beberapa syarat administratif lain juga yang harus dipenuhi, selengkapnya bisa disimak dalam aturan yang telah dirilis BEI.

Papan Akselerasi IPO Startup

IPO untuk Pendanaan Awal

Bisa dibilang praktik ini memang masih sangat baru di Indonesia. Namun di awal tahun 2020 ini, Papan Akselerasi dibuka dengan pencatatan saham perdana startup marketplace perjalanan Pigijo (PGJO).

Pigijo debut pada tahun 2018. Mereka menawarkan berbagai kebutuhan penunjang rekreasi. Termasuk paket wisata, pemandu, tempat singgah dan transportasi. Mereka juga merupakan startup IDX Incubator, program binaan untuk startup yang memiliki keinginan untuk melantai ke bursa saham.

Aksi korporasi Pigijo berhasil membukukan dana segar senilai Rp12 miliar dan melepas 150 juta lembar saham atau setara 48,98% dari total kepemilikan. Dalam prospektus IPO yang diterbitkan, pada paruh pertama 2019 perusahaan mencatatkan rugi bersih Rp1,75 miliar, dengan pendapatan bersih Rp36,18 juta. Tercatat aset lancar perusahaan per semester pertama 2019 senilai Rp3,1 miliar dan aset tidak lancar Rp6,6 miliar. Artinya masuk ke dalam kategori aset skala kecil.

Dana keuangan Pigijo hingga paruh pertama 2019
Dana keuangan Pigijo hingga paruh pertama 2019 / Pigijo

Tahun 2019 tim DSResearch mencatat ada 40 transaksi pendanaan awal (seed funding) yang diumumkan ke publik. Nilai terkecilnya adalah $145 ribu (atau setara Rp2 miliar) dan nilai tertingginya $7,6 juta (atau setara Rp105 miliar). Dari data tersebut, hanya 3 startup yang mendapatkan perolehan di bawah $1 juta (Rp13,8 miliar Rupiah).

Jika melihat capaian Pigijo, tampaknya nilainya masih setara dengan rentang pendanaan awal yang banyak didapat startup dari investor privat, meliputi pemodal ventura, angel investor atau koporasi.

Dalam aturannya jelas, ketika memilih IPO lewat Papan Akselerasi, minimal 20% dari total saham harus diserahkan. Dalam pendanaan privat, dengan venture capital misalnya, penentuan ekuitas yang diberikan kerap jadi “perdebatan” panjang antara founder dan investor, karena pandangan yang berbeda dalam perhitungan valuasi. Dengan aset digital, traksi dan sumber daya pendukung bisnis yang dimiliki, startup kadang mematok nilai yang cukup tinggi.

Sementara dari sudut investor, baik melalui pembelian saham privat ataupun publik, untuk startup tahap awal tetap tergolong dalam high risk investment. Sehingga titik yang paling menentukan adalah proyeksi bisnis yang terukur dan dapat dijustifikasi di tahun-tahun mendatang yang direncanakan founder.

Ketika memilih IPO, startup juga harus siap dengan informasi keterbukaan. Berbagai aksi strategis dan neraca keuangan secara periodik dipublikasikan kepada publik. Investor dari kalangan yang lebih umum juga memungkinkan kendali perusahaan tetap sepenuhnya di tangan pendiri. Berbeda dengan pendanaan dari private equity yang kerap menyertakan bagian dari investor di jajaran manajemen perusahaan.

Masih dalam dokumen aturan yang sama, di sana turut mamaparkan mekanisme perpindahan papan. Sangat dimungkinkan pencatatan yang telah dilakukan melalui Papan Akselerasi dipindahkan ke Papan Pengembangan atau Papan Utama.

Hal tersebut bisa terjadi saat emiten sudah tidak lagi memenuhi kriteria aset skala kecil atau menengah sebagaimana diatur dalam POJK. Juga ketika perusahaan berhasil menjalankan bisnis utama yang sama sesingkatnya 36 minggu dan mampu membukukan pendapatan usaha dan laba. Prosesnya dapat dilakukan oleh BEI setiap bulan Mei.

Dalam model privat, biasanya startup akan melakukan penggalangan dana di putaran baru, misalnya dari pendanaan awal ke seri A, B, C dan seterusnya. Hal itu didasarkan pada kebutuhan modal tambahan demi mendukung pertumbuhan bisnis. Dalam skema digital, profit bukan satu-satunya ukuran yang digunakan, melainkan juga memperhitungkan traksi pengguna hingga sebaran ekspansi.

Jika di ranah publik sentimen akan menentukan naik turunnya kapitalisasi pasar, di ranah privat penentuan fluktuasi nilai saham lebih kritis pada faktor pertumbuhan bisnis. Valuasi akan meningkat kala startup mampu mencapai tonggak capaian tertentu, sehingga nilai tawarnya lebih tinggi dalam putaran pendenaan selanjutnya.

Apakah IPO lebih baik?

Papan Akselerasi baru dibuka sejak pertengahan tahun lalu, sehingga memang belum banyak startup yang terlibat di dalamnya. IDX Incubator sendiri cukup optimis tiap tahun akan selalu ada pemain baru yang IPO. Efektivitasnya, yang diukur dari laju perkembangan bisnis, masih membutuhkan waktu pembuktian.

Yang perlu dicatat, secara mekanisme saat ini sudah dipermudah. Untuk capaian dana pun bisa dibandingkan setara dengan penggalangan melalui ekuitas privat.

Faktor seperti kesiapan untuk melakukan keterbukaan publik yang perlu jadi perhatian founder. Apa yang dilakukan startup, misalnya meluncurkan inovasi baru, akan selalu tercatat pada pembukuan mendatang. Perhitungan intuitif yang lebih jeli dibutuhkan dan mungkin harus berpikir dua kali saat harus “membakar uang”.

EV Growth Bukukan 3,4 Triliun Rupiah dalam Penggalangan Dana Pertamanya

EV Growth, perusahaan modal ventura hasil joint-venture East Ventures, SMDV, dan Yahoo! Japan Capital, hari ini (30/12) mengumumkan telah membukukan $250 juta (hard cap) setara 3,4 triliun Rupiah dalam pengumpulan dana pertamanya. Angka ini melebihi nominal yang ditargetkan sebelumnya, yakni $150 juta. Temasek dan beberapa perusahaan keluarga di kawasan Asia turut terlibat dalam putaran ini sebagai LP (Limited Partner).

Perusahaan mengklaim, saat ini mereka telah menyalurkan lebih dari 50% total dana yang dikumpulkan ke dalam 20 kesepakatan pendanaan. Sebanyak 80% startup yang mendapatkan kucuran dana dari Indonesia. Turut diinformasikan internal rete of return pendanaan berkisar 36%.

Sejak didirikan pada Maret 2018, pemodal ventura berbasis di Singapura tersebut sudah mengucurkan dana investasinya ke beberapa startup, termasuk pendanaan seri C Ruangguru, seri D Sociolla, seri B Warung Pintar, dan sebagainya.

“Pengalaman operasi perusahaan kami, kecepatan transaksi, pengetahuan lokal dan jaringan regional telah membantu kami mendapatkan beberapa penawaran terbaik di wilayah ini. Kami berencana untuk menggelontorkan $325 juta untuk startup Asia Tenggara yang menggabungkan pendanaan aktif untuk tahap perusahaan awal dan perusahaan fase pertumbuhan,” ujar Willson Cuaca, selaku Managing Partner EV Growth sekaligus Co-Founder East Ventures.

Selain Willson, EV Growth turut dinakhodai oleh Roderick Purwana dari SMDV, dan Shinichiro Hori dari Yahoo! Japan Capital. Tidak hanya di Indonesia, fokusnya menyasar startup di seluruh Asia Tenggara.

Tahun 2019 Startup Indonesia Bukukan Pendanaan Lebih dari 40 Triliun Rupiah, Pemodal Ventura Lokal “Exit” 14 Kali

Tampaknya bukan tidak mungkin jika Indonesia bisa menjadi digital archipelago yang memimpin industri internet di Asia Tenggara. Pertumbuhan cepat bisnis dan startup teknologi mulai memberikan dampak secara masif. Dibuktikan dengan banyak hal, termasuk kepercayaan investor untuk menanamkan modal.

Setiap tahun DailySocial menerbitkan laporan riset bertajuk “Startup Report”, mencatat dinamika dan tren pasar dalam sektor digital. Termasuk untuk tahun 2019, akan ada riset khusus yang mencatat hal-hal menarik dalam industri. Laporan terbaru direncanakan akan diluncurkan pada awal tahun 2020.

Sebagai gambaran awal, kami mencoba menyajikan beberapa temuan menarik untuk Startup Report 2019, khususnya terkait pendanaan. Dari 59 pendanaan yang diumumkan nominalnya, total yang didapat mencapai $2,8 miliar atau setara 40,2 triliun Rupiah. Sementara masih ada 44 transaksi pendanaan lain yang tidak disebutkan nominalnya ke publik.

Selain itu, ada beberapa tren menarik lainnya, berikut ulasan singkatnya:

Sektor finansial masih menarik banyak perhatian investor

Pendanaan Startup Indonesia 2019

Per tanggal 18 Desember 2019, tim DSResearch mencatat ada 110 transaksi pendanaan yang diumumkan oleh startup dan/atau investor Indonesia. Dari jumlah tersebut, sektor finansial dapatkan porsi terbanyak dengan 23 transaksi, disusul SaaS (9), e-commerce (8), dan logistik (6).

Hal ini sesuai yang diprediksikan dalam laporan tahun lalu, bahwa fintech akan semakin menggeliat. Banyak faktor yang mendasari, pertama adalah potensi pasar. Kalangan unbankable di tanah air masih mendominasi, berasal dari kota tier satu sampai tiga. Kedua, regulasi yang semakin terbuka dengan para pelaku usaha. Ketiga, masyarakat mudah beradaptasi dengan pendekatan digital.

Riset khusus mengenai sektor fintech juga sudah diterbitkan sebelumnya melalui Fintech Report 2019.

Pendanaan untuk startup tahap awal mengucur deras

Pendanaan Startup Indonesia 2019

Pendanaan awal (seed funding) masih mendapatkan porsi terbesar, disusul oleh pendanaan seri A. Secara umum investasi tersebut dikucurkan oleh investor kepada startup baru yang sudah berhasil memvalidasi produknya ke pasar, hingga menghasilkan traksi. Tahun ini kategorinya cukup beragam, mulai dari startup penyedia layanan berbasis kecerdasan buatan, platform investasi, kesehatan, dan lain-lain.

Di tahap lanjut, startup Indonesia juga masih dapatkan jumlah yang cukup banyak untuk seri B ke atas ada 27 transaksi yang dibukukan. Sektor finansial dan e-commerce masing-masing mendapatkan 5 transaksi tahap lanjut. Diteruskan car marketplace dan pendidikan masing-masing 2 transaksi.

Gojek mendominasi capaian transaksi pendanaan

Pendanaan Startup Indonesia 2019

Pasca perolehan dari Cool Japan Fund, pendanaan seri F Gojek disebutkan telah capai $2 miliar dari target $3 miliar, dan akan ditutup per Januari 2020. Capaian ini, selain mengukuhkan perusahaan jadi lokal decacorn pertama, juga jadi nominal transaksi pendanaan terbesar yang didapatkan startup Indonesia.

Dilanjutkan Kredivo yang mendapatkan pendanaan dalam dua babak, yakni seri C dan debt funding. Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund, Telkomsel Mitra Inovasi, MDI Ventures, Cathay Innovation, Partners for Growth jadi beberapa investor yang terlibat.

Transaksi paling banyak di kuartal ketiga

Pendanaan Startup Indonesia 2019

Pada kuartal ketiga, bulan Juli-September, ada sekitar 36 transaksi pendanaan yang terjadi. Jadi yang terbanyak jika dibandingkan dengan periode waktu sebelum dan sesudahnya. Namun jika melihat dari sisi nominalnya, kuartal di awal dan akhir tahun lebih mendominasi. Di periode tersebut startup unicorn dan centaur mengumumkan perolehan pendanaan barunya.

14 exit melalui akuisisi dan IPO

Venture Capital Indonesia 2019

Tahun ini ada 14 exit yang berhasil dicatatkan oleh pemodal ventura lokal. MDI Ventures memimpin perolehan dengan 3 catatan akuisisi dan 2 IPO. Beberapa startup yang berhasil membawa investornya exit adalah Whispir, Bridestory, Jualo, FemaleDaily, dan sebagainya.


Disclosure: Data yang ditampilkan berdasarkan temuan DSResearch dari berbagai transaksi yang diumumkan ke publik per 18 Desember 2019. Ada potensi terjadi perubahan data, berupa penambahan jumlah atau nominal transaksi, pada laporan mendatang.