Peluang Startup Agritech Selesaikan Isu Manajemen Produk Pertanian

Sektor pertanian selalu menjadi perhatian besar di Indonesia, sebagai negara yang kerap mengklaim dirinya sebagai agraris. Kemunculan startup agritech relatif berhasil mengubah lanskap pertanian meskipun di dalamnya masih terdapat banyak sekali masalah belum terpecahkan.

Dalam #SelasaStartup minggu ketiga November 2019, menghadirkan VP of Product TaniHub Zakka Fauzan Muhammad. Ia mengemukakan seluk-beluk peluang dan tantangan agritech dari sudut pandang manajemen produk (product management).

Tantangan dan kesempatan

Sayur dan buah adalah sumber pangan penting yang menjadi salah satu komoditas utama TaniHub. Salah satu masalah besar menurut Zakka untuk komoditas ini adalah hasil panen dengan kualitas terbaik dari petani lokal masih terbilang sedikit. Diperkirakan hasil panen petani lokal yang memiliki grade A hanya sekitar 10-20%, grade B sekitar 20%, grade C sekitar 30-40%, dan sisanya grade D ke bawah.

“Petani kita ada kecenderungan lebih suka panennya dibeli semua dengan harga murah padahal grade A itu harganya bisa dua kali atau tiga kali lipat dari grade C,” ujar Zakka.

Salah satu penyebab kecilnya hasil panen berkualitas itu terkait pengairan dan pemupukan yang tidak merata. Zakka mengakui teknologi pertanian di sini masih jauh dari mapan sehingga ada kemungkinan pengairan dan pemupukan lahan pertanian tidak merata karena sifatnya yang masih manual.

Tantangan berikutnya, menurut Zakka, adalah memperkirakan angka permintaan konsumen dan hasil panen di sisi lain. Mencari titik temu antara supply dan demand ini adalah pekerjaan besar.

“Ini tantangan untuk product development. Caranya kita bisa lihat data beberapa tahun ke belakang agar bisa meminimalkan demand yang tidak terpenuhi dan supply yang berlebih,” ucapnya.

Zakka menambahkan tantangan lain yang tak kalah sulit adalah menghitung waktu pembusukan hasil panen. Faktor ini bisa berpengaruh besar terhadap distribusi.

Di sisi lain, mereka punya kesempatan mencari tahu waktu pembusukan paling akurat. Jika berhasil mereka bisa menentukan waktu penyimpanan dan pengiriman paling akurat agar produk yang dikirim tak akan lebih dari usia matangnya.

“Belum ada teknologi untuk mengukur kecepatan matang buah atau sayur,” pungkas Zakka.

Menurutnya, TaniHub saat ini memiliki sejumlah aplikasi dengan tujuan penggunaan berbeda. Aplikasi pertama untuk konsumen, yang kedua untuk petani, ketiga untuk tim internal, manajemen gudang, dan terakhir TaniFund.

TaniHub kini diklaim sudah merangkul sekitar 35 ribu petani dengan 800 SKU. Mayoritas produk yang mereka hasilkan antara lain buah, sayur, ikan, ayam, dan beras.

Sebelum IPO, Tokopedia Dikabarkan Tengah Galang Pendanaan Baru 21 Triliun Rupiah

Tokopedia dikabarkan tengah mengumpulkan pendanaan putaran baru (fundraising), nilai yang ditargetkan mencapai $1,5 miliar atau setara 21,1 triliun Rupiah. Menurut sumber yang dilansir Bloomberg, salah satu investor yang akan terlibat adalah perusahaan internet asal Amerika Serikat –juga merupakan investor Tokopedia dalam putaran sebelumnya—ditaksirkan akan berpartisipasi memberikan $1 miliar.

Di pendanaan seri G yang ditutup pada akhir tahun 2018 lalu, perusahaan telah mengumpulkan dana $1 miliar, meningkatkan valuasi ke angka $7 miliar. Selain Softbank dan Alibaba, nama-nama investor lain yang terlibat tidak disebutkan.

Dalam sebuah kesempatan, William Tanuwijaya sudah mulai menyinggung rencana go-public. Kendati waktunya belum pasti, namun di internal sudah membicarakan inisiatif pre-IPO dalam waktu yang tidak lama lagi. Perusahaan terus mengupayakan agar kondisi neraca keuangan perusahaan juga dalam keadaan positif.

Besar kemungkinan dana tambahan yang tengah dikumpulkan akan difokuskan untuk meningkatkan traksi perusahaan, sebelum akhirnya miliki keuangan yang “hijau” dan IPO. Terakhir Tokopedia mengumumkan bahwa GMV mereka telah tembus di angka 222 triliun Rupiah sepanjang tahun 2019. Dalam berbagai kesempatan William menegaskan, alih-alih ekspansi regional mereka ingin mengoptimalkan penetrasi di Indonesia, termasuk menjangkau pelosok pedesaan.

Presiden Tokopedia Patrick Cao turut menerangkan, saat ini terdapat lebih dari 60 juta UKM di Indonesia dan Tokopedia baru berkontribusi pada sekitar 6,6 juta, setara dengan menciptakan 857 ribu lapangan pekerjaan baru. Mereka juga telah miliki sekitar 350 ribu mitra dan terus akan menambah jumlah tersebut di tengah transaksi harian yang terus meningkat.

Cao juga menegaskan, kalaupun rencana IPO sudah dekat, mereka akan lebih mengutamakan listing di lokal terlebih dulu — tidak seperti debut IPO Alibaba di New York.

Application Information Will Show Up Here

Kembali Mencoba Masuk ke Filipina, Gojek Gandeng Pengusaha Setempat

Gojek kembali mencoba peruntungan untuk bisa beroperasi di Filipina. Ini merupakan percobaan ketiga, dua upaya sebelumnya belum berhasil karena terganjal moratorium. Di upaya teranyarnya, perusahaan menggandeng pendiri e-commerce lokal Paulo Campos sebagai mitra strategis.

Dikutip dari Asia Nikkei, Paulo Campos adalah pemilik 35% saham Pace Crimson Ventures. Price Crimson sendiri adalah perusahaan yang mengakuisisi 60% saham afiliasi bisnis Gojek di Filipina, Velox Technology Philippines.

Agar dapat beroperasi Filipina, regulasi mensyaratkan kepada perusahaan terkait sahamnya harus dimiliki pihak lokal minimal 60%.

“Velox Filipina dengan demikian 60,01 persen sahamnya dimiliki oleh warga negara Filipina dan kini telah memenuhi batas kepemilikan asing,” kata Penasihat Umum SEC Camilo Correa seperti dikutip Nikkei Asian Review.

Sebelumnya di Filipina, Gojek mengakuisisi Coin.ph, perusahaan fintech blockchain. Kehadiran Gojek akan menjadi penantang Grab yang sudah mulai mendominasi pasar layanan on-demand di sana.

Kurang dari lima tahun terakhir Gojek telah menjelma menjadi perusahaan Indonesia yang dikenal baik di banyak negara Asia Tenggara, meski dengan membawa nama lokal di beberapa negara. Keputusan Gojek melebarkan sayapnya di beberapa negara Asia Tenggara meruncingkan kompetisinya dengan Grab.

Kekompakan Gojek dan Grab tak hanya soal negara tempat mereka beroperasi tetapi juga di berbagai inovasi yang dihadirkan. Seolah tak mau kalah, kedua-duanya mulai mentasbihkan diri menjadi “super app”, aplikasi yang siap menjadi pemenuh beragam kebutuhan pengguna. Ketika dua istilah ini dimunculkan ke publik, Gojek dan Grab secara bertahap melengkapi ekosistem layanannya.

Application Information Will Show Up Here

Gaet Akulaku, Dana Mulai Uji Coba Fitur Paylater

Dana mulai gulir fitur paylater dengan menggaet startup lending Akulaku. Menurut laporan Katadata, fitur ini masih uji coba untuk sebagian kecil pengguna.

Disebutkan, untuk menggunakan layanan ini, pengguna harus mengisi data diri seperti nama, jenis pekerjaan, pendidikan terakhir, nama perusahaan, serta menyertakan foto dan identitas diri.

Lewat Dana, kemungkinan besar pengguna Akulaku bisa lebih mudah memanfaatkan limit kreditnya untuk transaksi di lebih dari 1000 merchant Dana di berbagai wilayah di Indonesia.

Baik itu dari sisi pilihan tenor maupun jangka waktu pinjaman, kemungkinan tidak akan jauh berbeda dengan produk yang biasa konsumen pakai ketika memakai Akulaku untuk transaksi di platform e-commerce.

Akulaku memberikan pinjaman maksimal Rp20 juta dengan pilihan tenor dari 1, 2, 3, 6, sampai 12 bulan dan bunga 2,95% per bulan.

Perusahaan juga turut aktif mengembangkan produk keuangan lainnya seperti Akulaku Offline, memungkinkan pengguna dapat membayar transaksi di merchant offline dengan limit yang ia punya di Akulaku.

Selain pinjaman konsumer, perusahaan kini mulai garap pinjaman produktif untuk pengembangan usaha para merchant online.  Di samping itu, Akulaku sendiri melengkapi produk pinjaman untuk cicilan mobil di dalam aplikasinya, rencananya akan dirilis pada akhir 2019.

Tak hanya dengan Dana, Akulaku sebelumnya juga hadir sebagai mitra pembayaran perdana di Bukalapak untuk produk BukaCicilan. Konsepnya juga kurang lebih mirip, konsumen bisa beli barang di Bukalapak, lalu mencicilnya sesuai jangka waktu yang diberikan.

Baru-baru ini, Dana mengumumkan perluasan kerja sama di bidang transportasi dengan Blue Bird untuk aplikasi My BlueBird.

Sebagai catatan, baik Dana dan Akulaku sama-sama saling terafiliasi dengan Alibaba. Dana adalah implementasi dari Alipay yang dibentuk oleh PT Elang Sejahtera Mandiri, anak usaha dari EMTEK. EMTEK sendiri punya kerja sama strategis dengan Ant Financial, pemilik Alipay.

Sementara itu, Akulaku memperoleh pendanaan untuk Seri D senilai $100 juta dengan turut masuknya Ant Financial sebagai investor baru yang masuk dalam putaran tersebut.

Kerja sama antara kedua perusahaan, membuktikan gurita bisnis Alibaba yang semakin kuat di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Gandeng GoApotik, Sajikan Produk Kesehatan dan Fitur Penebusan Resep Dokter secara Online

Tokopedia hari ini (21/11) mengumumkan kemitraan strategis dengan startup di bidang kesehatan GoApotik. Kini pengguna bisa mendapatkan produk obat-obatan dan perlengkapan kesehatan dari jaringan GoApotik melalui situs dan aplikasi Tokopedia.

“Kami melihat adanya kebutuhan signifikan dari masyarakat terhadap obat-obatan serta perlengkapan kesehatan di Tokopedia. Menurut data internal, jumlah transaksi pada kategori Kesehatan mengalami kenaikan lebih dari 200 persen dari bulan Juli hingga September 2019,” ujar AVP of Business Tokopedia Jessica Stephanie Jap.

Integrasi layanan tersebut juga dilengkapi fitur penebusan resep dokter secara online. Pengguna dapat mengunggah resep melalui fitur Chat Bersama Apoteker. Resep yang diterima akan diperiksa keabsahannya oleh apotek mitra dari GoApotik. Setelah itu, apotek mitra akan membantu menyiapkan obat sesuai resep dan melakukan pengantaran obat bersama mitra logistik Tokopedia ke alamat pembeli.

Head of GoApotik Mohamad Salahuddin menjelaskan GoApotik berperan untuk menghadirkan apotek yang legal dan terverifikasi. Termasuk mendorong peran apoteker untuk dapat melayani tanya jawab pasien mengenai obat-obatan yang dibeli.

Selain itu, Tokopedia juga telah bekerja sama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam melakukan pengawasan terhadap peredaran, pengiriman, promosi, serta iklan penjualan obat dan makanan di platformnya.

“Badan POM terus melakukan pendampingan kepada pelaku usaha demi meningkatkan daya saing produk sekaligus menyediakan akses terhadap obat yang aman, berkhasiat dan bermutu bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkap Kepala BPOM. Penny K. Lukito.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

EmpatKali Hadirkan Konsep Cicilan Empat Kali Tanpa Bunga

Bertujuan memberikan kemudahan kepada pembeli melakukan pembayaran produk secara online, platform fintech lending EmpatKali meluncurkan layanan mereka secara resmi di Indonesia. Startup fintech yang didirikan Jamie Camidge dan Hadi Tanzil ini fokus ke produk fesyen, gaya hidup, dan kecantikan.

Terdaftar di OJK per 8 April 2019, EmpatKali mengklaim memiliki konsep unik dibanding platform p2p lending lainnya.

“Dengan konsep tersebut memudahkan kami untuk memberikan layanan pembayaran cicilan tanpa bunga, karena pendanaan yang kami berikan bukan dengan konsep umum. Kami saat ini juga telah mengumpulkan 100 mitra lokal dan menargetkan hingga tahun 2020 bisa merangkul sekitar 1000 brand,” kata CEO EmpatKali Jamie Camidge.

Karena tidak mengenakan bunga cicilan, saat ini EmpatKali mengenakan komisi secara flat ke semua merchant yang berhasil menjual produk mereka di dalam platform sebagai sumber pendapatan.

Model bisnis yang ditawarkan EmpatKali sudah hadir di Australia, negeri asal Jamie. Melihat potensi dan tren pasar saat ini di Indonesia, model bisnis ini dianggap cukup ideal untuk dihadirkan. Selain telah terdaftar di OJK, Empat Kali juga masuk dalam Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

Cicilan tiap dua minggu

Berbeda dengan kebiasaan umum di Indonesia, EmpatKali memperlakukan tenor cicilan dengan cara yang berbeda. Pengguna yang telah dinyatakan lolos verifikasi bisa menikmati pembayaran cicilan empat kali dalam waktu kurang lebih 2 bulan atau setiap dua minggu kepada pengguna. Jumlah pinjaman yang diberikan mulai dari Rp1,5 juta. Jumlah tersebut bisa bertambah menyesuaikan  rekam jejak pembayaran.

Disinggung apakah konsep tersebut sudah relevan dengan pasar Indonesia, Jamie menegaskan sudah waktunya masyarakat Indonesiamenerapkan konsep tersebut. Saat ini EmpatKali mengklaim telah memiliki sekitar 1000 pengguna. Selain pembayaran menggunakan akun virtual perbankan, EmpatKali juga menyediakan alternatif pembayaran melalui dompet digital seperti Dana.

“Saya menyadari di Indonesia konsep pembayaran cicilan adalah per bulan, untuk itu kami masih terus melakukan edukasi kepada pengguna kami yang tertarik untuk menikmati layanan pembayaran cicilan di EmpatKali.”

Selain membantu pengguna untuk melakukan pembayaran, konsep ini diklaim bisa meningkatkan penjualan dari pihak merchant yang bergabung. Pihak EmpatKali menanggung pengelolaan risiko kredit dan penipuan yang mungkin terjadi.

Rencana penggalangan dana

Untuk mengembangkan teknologi dan memperkuat posisi perusahaan sebagai bisnis manajemen risiko, EmpatKali berencana melakukan penggalangan dana. Masih dalam tahapan penjajakan, disebutkan sudah ada dua startup fintech Australia yang tertarik berinvestasi di EmpatKali.

Meski enggan menyebutkan detailnya, dilihat dari perkembangan perusahaan saat ini perusahaan sudah memasuki tahapan Seri A. Pendanaan yang diperoleh rencananya akan digunakan untuk mengakselerasi jumlah merchant dan menambah anggota tim lokal.

“Saat ini aplikasi EmpatKali sudah bisa diunduh di Android dan iOS. Kami berkomitmen untuk membantu para pelanggan dalam mengambil keputusan berbelanja yang sesuai dengan kemampuan finansial, serta mencegah akumulasi beban utang yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan dan emosional,” kata Jamie.

Application Information Will Show Up Here

Nadiem Makarim Tekankan Fungsi Pendidikan dan Teknologi untuk Meningkatkan Kualitas Talenta Digital

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menekankan fungsi pendidikan dan teknologi sebagai jalan pintas (shortcut) untuk meningkatkan kualitas talenta digital di Indonesia.

“Saya sangat excited mengenai program pendidikan teknologi di Indonesia. Alasan pertama, ini bidang saya, jadi saya sedikit biased, saya diakui itu. Kedua, kalau Indonesia ingin maju, SDM-nya unggul, enggak mungkin bisa dilakukan dengan jalur yang sama seperti negara lain, enggak bakal sampai,” terangnya saat hadir di Google for Indonesia, Rabu (20/11).

Menurutnya, cara tercepat untuk meningkatkan talenta adalah melalui digitalisasi pendidikan dan teknologi. Akan tetapi, yang terpenting bukan dari sisi teknologinya, melainkan dari software atau sistemnya itu sendiri. Bagaimana dia bisa membentuk manusia, meningkatkan kapabilitasnya yang tadinya level 1, 2, jadi level 5, 6, dan 7.

“Ada skalabilitas yang dilakukan satu individu dengan panduan teknologi, dia bisa jadi multiplier, bisa berdampak 10 kali lebih produktif, lebih efisien.”

Bekerja membangun teknologi, menurutnya, juga membuat cara kerja jadi berbeda. Lewat cara itu, manusia bisa mengasah produk atau layanan yang sangat user centric. Teknologi juga memberikan hasil yang jujur, tidak ada yang bisa disembunyi-sembunyikan.

Kalau produk tidak jalan, hasilnya akan langsung terlihat secara real time,  ini sangat dibutuhkan buat sebuah perusahaan atau organisasi yang sangat user oriented.

“Teknologi juga memaksa kita untuk kolaborasi, memaksa kita untuk menanyakan keputusan kita setiap hari, memaksa kita untuk menciptakan outcome yang user oriented.”

Pendidikan teknologi yang diusung Google lewat Bangkit, sangat ia apresiasi karena momentum ini terbilang jarang terjadi. Namun ia meminta, program ini bisa diperluas cakupannya, tidak hanya 300 anak saja, kalau bisa 300 ribu anak. Pemerintah siap bantu untuk hal tersebut.

“Jangan bilang enggak possible dulu, coba kita pikirkan over the time bisa tidak kita capai skala tersebut.”

Dia juga meminta kepada seluruh perusahaan teknologi, tidak hanya Google, untuk memprioritaskan Indonesia sebagai nomor satu di dunia. Oleh karenanya, dia mengimbau seluruh perusahaan teknologi yang memiliki komunitas atau lainnya untuk terbuka. Tidak segan-segan minta bantuan kepada pemerintah apa yang mereka butuhkan.

“Sampaikan langsung, ini yang kita butuhkan untuk capai angka-angka ini.” Jangan segan-segan karena di kementerian saya, sekarang paradigmanya diubah. Kita bukan regulator tapi ecosystem enabler.”

Menurutnya, saat ini kabinet dipersiapkan untuk sangat progresif dan siap diajak kolaborasi. Bahkan di tempatnya menerapkan metodologi pendekatan yang agile, layaknya umum dipakai dalam startup teknologi. Konsep OKR (Objective and Key Results) juga mulai diimplementasikan.

Nadiem percaya kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah adalah hal terpenting untuk memajukan SDM lokal.

“Terus terang kita enggak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, yang penting adalah adaptabilitas bangsa kita untuk menghadapi, dengan karakter kuat, keberanian dan keingintahuan yang tinggi, dan kejujuran. Semoga ini awal dari partnership besar dengan ekosistem dan pemerintah.”

Klarifikasi Country Director: GoBear Tidak Menutup Bisnisnya di Indonesia

Kemarin (20/11) platform agregator produk finansial GoBear ramai diperbincangkan setelah dua co-founder mereka menyatakan pengunduran diri. Salah satu rumor yang beredar adalah rencana penutupan operasional GoBear di Indonesia.

Namun hari ini (22/11) rumor tersebut dibantah olah Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika. Dalam pernyataannya kepada DailySocial, ia mengatakan GoBear tidak akan menutup bisnisnya di Indonesia.

“GoBear sangat berkomitmen untuk menjalankan misi perusahaannya, yaitu meningkatkan kesehatan finansial masyarakat melalui literasi keuangan, yang juga sesuai dengan hasil temuan GoBear FHI yang kami luncurkan Oktober lalu,” ujar Tris.

Layanan GoBear memudahkan pengguna untuk menemukan dan membandingkan berbagai produk asuransi, kartu kredit, dan pinjaman. Secara berkala, mereka juga mempublikasikan mengenai promo-promo layanan finansial yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Dalam operasionalnya, GoBear Indonesia telah terdaftar dan diawasi OJK. Saat ini mereka juga menjadi bagian dari Asosiasi Fintech Indonesia.

SMW Jakarta 2019 Sukses Digelar, Dihadiri 11 Ribu Peserta dan 181 Pembicara

Pagelaran Social Media Week (SMW) Jakarta 2019 telah sukses digelar pada 11-15 November 2019 lalu. Membawakan tema utama “Stories: With Great Influence Comes Great Responsibility”, acara ini berhasil menghadirkan 11 ribu peserta dan 181 pembicara dari beragam latar belakang. Mereka meramaikan 95 sesi acara yang meliputi konferensi, pertemuan komunitas, workshop, acara satelit, dan pameran.

Dari tema utama yang diangkat, para pemateri mengajarkan pentingnya storytelling dalam menyampaikan pesan, baik untuk kebutuhan pemasaran merek ataupun individu. Salah satunya Co-Founder NarasiTV Najwa Shihab, dalam presentasi berjudul “Living in Social Media Today and Tomorrow”, ia menyampaikan penggunaan media secara tepat bisa membuat semua orang jadi influencer.

“Semua orang memiliki kemampuan untuk memengaruhi orang lain lewat cerita tentang dirinya ataupun cerita orang lain yang dianggap menarik. Semua orang bercerita, semua orang bicara yang membuat noise-nya sangat banyak, membuat audiens bingung yang mana fakta, yang mana opini. Karena itu, penting bagi seseorang yang memiliki platform lebih besar, influence-nya sangat berpengaruh agar selalu bicara dengan menggunakan rasa, akal, bicara kebenaran, bertanggung jawab, dan menjaga kewarasan publik,” ujarnya di panggung konferensi.

Selain itu, SMW Jakarta 2019 bekerja sama dengan Socialbakers juga memberikan penghargaan kepada sejumlah brand yang berkomitmen dan interaktif di media sosial. Penghargaan ini diberikan kepada brand yang memahami dan bisa beradaptasi terhadap perubahan paradigma di area customer care, dengan menghadirkan komunikasi yang responsif dan dinamis di kanal-kanal media sosial.

Berikut daftar pemenang penghargaan tersebut:

  • Kategori Most “Socially Devoted” Brand on Facebook in 2019 diraih oleh Telkomsel.
  • Kategori Most “Socially Devoted” Brand on Twitter in 2019 diberikan kepada Telkom Care.
  • Kategori Most Engaging Brand on Facebook in 2019 diraih oleh Smartfren.
  • Kategori Most Engaging Brand on Instagram in 2019 diberikan kepada Shopee For Men.
  • Kategori Most Engaging Brand on Twitter in 2019 diberikan kepada Grab Indonesia.
  • Kategori Most Engaging Brand on YouTube in 2019 adalah Samsung Indonesia.

Antonny Liem selaku Chairman Social Media Week Jakarta dan CEO PT Merah Cipta Media menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang sudah bekerja keras dalam mewujudkan acara ini. “Semoga SMW Jakarta dapat menjadi manfaat bagi semua pihak dan peserta yang hadir. Harapan saya, ke depannya SMW Jakarta bisa terus menjadi wadah untuk semua pihak saling berbagi pengetahuan dan informasi positif.”

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Social Media Week Jakarta 2019

Tokocrypto Resmi Terdaftar di BAPPEBTI

Tokocrypto resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), sekaligus menjadi platform jual beli aset kripto pertama yang terdaftar.

BAPPEBTI merupakan badan pengawas yang mengatur perdagangan komoditas berjangka, termasuk emas dan kripto. Untuk platform aset kripto, otoritas miliki dua aturan yang harus dipenuhi, yakni tersaji pada Peraturan BAPPEBTI No. 5 tahun 2019 dan No. 9 tahun 2019.

“Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Tokocrypto, sekaligus membuat kami menjadi selangkah lebih dekat untuk mendapatkan izin penuh. Diharapkan memberikan kepercayaan bagi publik dan nasabah dalam melakukan transaksi jual beli aset kripto,” terang Kai.

Sementara itu kepada DailySocial COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda menjelaskan, semua platform yang terdaftar wajib memberikan laporan rutin kepada BAPPEBTI.

“Dengan adanya regulasi pemerintah, ini semakin menimbulkan kepercayaan publik dan terasa pada pertumbuhan jumlah nasabah di Tokocrypto. Tren akan terus meningkat dengan bertambahnya kesadaran dan peran aktif dari pemerintah sebagai publik sektor, private sektor, pengembang blockchain proyek, dan juga pihak lain yang ada di dalam ekosistem aset kripto,” imbuh Teguh.

Di tahun 2019 ini Tokocrypto tercatat memperkenalkan beberapa inovasi, salah satunya adalah “Toko Launchpad“, sebuah platform yang disiapkan untuk menjembatani proyek blockchain dengan meknisme Initial Exchange Offering (IEO).

Tokocyrpto memulai debutnya di Indonesia pada tahun 2018 . Saat ini mereka berada di industri yang sama dengan beberapa pemain lokal dan internasional, sepeti Indodax, Luno, Coinone, dan lain sebagainya.