ABI Research: Transportasi Saja Tidak Cukup untuk Menopang Bisnis “Super App”

ABI Research sebuah lembaga riset yang bermarkas di London, Inggris, mengeluarkan sebuah hasil penelitian mengenai industri transportasi online. Dalam laporannya dikemukakan beberapa data, Asia Pasifik memiliki 70% dari total seluruh perjalanan transportasi online di dunia dengan Indonesia dan Vietnam menjadi dua negara yang dominan.

Riset juga mengemukakan data bahwa untuk bertahan sebagai sebuah bisnis, penyedia layanan transportasi online harus berinovasi dengan menambah layanannya.

Di kawasan ini Grab disebut sebagai pemilik pangsa pasar tertinggi dengan persebaran 11,4% secara keseluruhan; dengan rincian 64% di Indonesia dan 74% di Vietnam. Sementara Gojek, sebagai pesaing utama memiliki 35,3 persen pasar Indonesia dan 10,3 persen di pasar Vietnam.

ABI Research juga menyoroti perkembangan industri transportasi online yang mengalami penurunan dari jumlah perjalanan jika dibanding tahun kemarin. Hal ini mengindikasikan bahwa para pemainnya harus segera berbenah untuk tetap di jalur yang benar.

“Pertumbuhan transportasi online mengalami perlambatan. Setelah mencapai 22 miliar perjalanan pada tahun 2018, tahun ini diperkirakan akan ditutup dengan angka perjalanan sedikit di bawah 22 miliar,” terang Smart Mobility Principal Analyst ABI Research James Hodgson.

Penurunan jumlah perjalanan ini membuat penyedia layanan transportasi online harus mulai mengembangkan ke layanan lainnya, seperti pengiriman makanan, pengiriman barang, hingga layanan-layanan lainnya.

“Super app” sebagai bentuk evolusi selanjutnya

Menurutnya, posisi yang didapat Grab ini tidak terlepas dari strategi transformasi menjadi “super app” yang mereka lakukan saat ini. Menambah jumlah layanan dan menggabungkan banyak fitur ke dalam satu aplikasi membuat banyak pengguna betah.

Strategi menjadikan diri sebagai aplikasi dengan beragam layanan memang ditempuh Grab dan Gojek dalam beberapa tahun belakangan. Layanan pengantaran makanan sekarang bahkan menjadi andalan keduanya dalam melayani pengguna.

Belum lagi strategi kerja sama, akuisisi, dan juga integerasi yang mulai gencar dilakukan setahun belakangan. Membuat keduanya menjadi aplikasi yang cukup komplit.

Di regional Gojek memang masih berada di belakang Grab, terutama dari segi implementasi inovasi. Sejauh ini layanan seperti Go[ay dan GoCar bahkan belum ada di Vietnam, sehingga membuat semangat “super app” sedikit terhambat di regional.

Carmudi Indonesia Diakuisisi iCar Asia Senilai 42 Miliar Rupiah

iCar Asia hari ini (19/9) mengumumkan tengah dalam proses finalisasi akuisisi terhadap situs jual-beli mobil Carmudi Indonesia. Nilai akuisisinya $3 juta atau setara 42,2 miliar Rupiah.

Terkait transaksinya, iCar Asia memaparkan akan memberikan dalam 2 tahap. Tahap pertama pada tahun ini $2 juta, sisanya $1 juta Oktober tahun depan. Adapun penyelesaian dokumen akuisisi ditargetkan rampung pada 15 Oktober 2019.

Selain di Indonesia, Carmudi juga mengoperasikan layanan serupa di Filipina dan Sri Lanka. Sebelumnya mereka juga memiliki basis di Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan Singapura; namun ketika tulisan ini dipublikasikan, situs Carmudi.com sudah di-redirect ke Carmudi.co.id. Sementara situs di Filipina dan Sri Lanka masih bisa diakses secara independen.

Total valuasi Carmudi sekitar $45 juta atau setara 633,3 miliar Rupiah. Terakhir mereka mendapatkan pendanaan seri C senilai $10 juta pada akhir tahun 2017. Konsorsium investor HV Holtzbrinck Ventures, Tengelmann Ventures, dan APACIG terlibat dalam putaran investasi tersebut.

Angka $3 juta jadi terlihat relatif kecil jika dibandingkan dengan valuasi yang dimiliki, terlebih Indonesia digadang-gadang sebagai pasar utama Carmudi. Pertengahan tahun lalu Carmudi juga mengakuisisi pemain di sektor yang sama, yakni GudangMobil.id.

Persaingan di Indonesia untuk marketplace serupa memang sangat kencang. Selain Mobil123, pesaingnya ada juga OLX, Oto.com dll yang menjajakan model bisnis serupa. Adapun dua model bisnis yang diterapkan Carmudi, yakni advertising dan lead generation — atau menghasilkan calon pembeli potensial ke penjual mobil.

Selain Mobil123, iCar Asia juga mengoperasikan media otomotif di Indonesia, yakni Otospirit.com. Perusahaan yang sudah go-public melalui bursa saham Australia (ASX) tersebut saat ini juga melayani pasar Malaysia dan Thailand.

Application Information Will Show Up Here

GDP Venture Pimpin Pendanaan Gushcloud, Agensi Talenta Berbasis Digital Asal Singapura

Agensi talenta berbasis digital Gushcloud International baru saja mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan senilai $11 juta atau setara dengan 154,8 miliar Rupiah. GDP Venture memimpin putaran investasi ini, dengan keterlibatan KB Investments, Golden Equator Capital and Korea Investment Partners, dan Kejora Ventures.

Sebelumnya pada bulan Juli 2019 lalu, perusahaan juga baru saja membukukan pendanaan $3 juta dari YG Investment. Salah satu ambisinya ialah membuka pasar di Indonesia, Filipina dan Vietnam. Dengan adanya suntikan modal baru, startup berbasis di Singapura tersebut ingin segera merambah ke wilayah Amerika Serikat dan China.

“Amerika adalah rumah bagi talenta dan brand besar dunia, sementara China jadi salah satu kunci utama di bidang teknologi dan konsumen dunia. Dengan investor dan mitra baru yang telah bergabung, kami akan memanfaatkan jaringan dan bakat yang dimiliki untuk mencapai pertumbuhan signifikan di tahun mendatang, ujar Co-Founder Gushcloud International Vincent Ha.

Salah satu strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, bersamaan dengan pengumuman investasi ini, perusahaan juga memaparkan suksesi di jajaran manajemen. Penguatan dilakukan di beberapa posisi terkait brand, strategi dan finansial.

Terdapat beberapa unit bisnis yang dimiliki Gushcloud, selain sebagai agensi telenta, mereka juga menggerakkan pemasaran, investasi, dan mengembangkan platform teknologi untuk menghubungkan brand, influencer, hingga pembuat konten.

Pada tahun 2015, Gushcloud diakuisisi oleh Yello Mobile, perusahaan digital di bidang O2O asal Korea Selatan. Namun kemudian para founder memutuskan untuk kembali menjadi shareholders utama. Investasi dari GDP menjadi debut putaran pendanaan setelah para founder kembali memegang kepemilikan bisnis mayoritas.

Perkuat Produk Investasi, Bukalapak Gandeng Pluang Luncurkan Fitur Cicil Emas

Bukalapak kian agresif mengeksplorasi pasar finansial di Indonesia. Teranyar, Bukalapak menggandeng Pluang merilis fitur Cicil Emas untuk memperkuat produk investasi mereka.

Cicil Emas merupakan fitur baru yang terdapat dalam produk BukaEmas. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membeli emas dalam kurun 24 jam 7 hari untuk membeli emas mulai dari 1 gram secara cicilan dengan tenor 3 hingga 24 bulan.

Fitur anyar ini memperkuat jajaran produk finansial Bukalapak, khususnya produk investasi yang terdiri dari BukaEmas dan BukaReksa. Di BukaEmas sendiri, fitur cicilan ini melengkapi fitur yang sudah ada seperti jual-beli emas dan pembelian otomatis.

“Kenapa emas? Karena emas ini instrumen paling tua tapi juga salah satu yang paling populer di Indonesia,” ujar Head of Investment Solution Bukalapak, Dhinda Arisyiya.

Adapun peran yang dipikul Pluang dalam kerja sama dengan Bukalapak ini adalah pihak yang mengelola pembelian emas tersebut. Seperti diketahui Pluang (emas) terafiliasi dengan PT PG berjangka yang mmegang lisensi dan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

Co-Founder Pluang Claudia Kolonas mengakui pembelian emas dengan cicilan bukan barang baru di Indonesia. Namun ia mengklaim bahwa Cicil Emas yang mereka perkenalkan ini adalah yang pertama secara digital.

Pluang sendiri merupakan platform investasi jual beli emas yang sebelumnya bernama EmasDigi. Perusahaan baru saja mendapatkan pendanaan seri A senilai Rp42 miliar dari sejumlah investor yang dipimpin oleh Go-Ventures, unit ventura milik Gojek.

“Kita ingin menabung emas jadi bagian keseharian masyarakat,” ucap Claudia.

Penikmat fitur investasi bertumbuh

Ini merupakan fitur kesekian yang dirilis oleh Bukalapak dalam produk keuangan mereka. Pada akhir Juli lalu misalnya, Bukalapak melebarkan produk pembiayaan mereka dengan merilis fitur opsi pembiayaan multiguna bekerja sama dengan Home Credit.

Dhinda mengakui produk keuangan memang menjadi salah satu andalan mereka saat ini mengingat salah satu visi mereka adalah memperluas inklusi keuangan. Bukalapak sendiri saat ini sudah memiliki sejumlah produk finansial mulai dari BukaEmas, BukaReksa, BukaPembiayaan, BukaCicilan, BukaModal, dan BukaAsuransi.

Khusus BukaEmas, Dhinda mengklaim perkembangannya cukup pesat dari total pengguna 600 ribu pada akhir tahun lalu menjadi 2,5 juta pada pertengahan tahun ini dengan rata-rata uang yang diinvestasikan para pengguna berkisar Rp20.000-Rp50.000.

“Targetnya sama dengan keseluruhan target BukaEmas yakni tumbuh double digit hingga akhir tahun ini,” imbuh Dhinda.

Klaim bisnis sehat-sehat saja

Kabar penyusutan karyawan yang dilakukan Bukalapak sempat menghebohkan publik. Sebagai unicorn dalam negeri, penyesuaian karyawan itu dipersepsikan sebagai surutnya bisnis.

Dhinda menampik anggapan tersebut. Menurutnya, peluncuran fitur Cicil Emas ini adalah bukti bisnis mereka baik-baik saja. Keputusan perusahaan memangkas jumlah karyawan dianggap tak terelakkan guna mengejar tujuan besar mereka menjadi e-commerce yang dapat mengantongi profit.

“Sebagai [platform] e-commerce yang terus tumbuh dan terus besar, tentu penataan diri itu penting sehingga kami bisa mencapai visi misi kami menjadi salah satu [platform] e-commerce yang profitable atau yang BEP pertama,” pungkas Dhinda.

Application Information Will Show Up Here

AIA Indonesia Berpartisipasi dalam Pendanaan Seri F Gojek, Akan Berkolaborasi Hadirkan Produk Wellness

AIA Indonesia hari ini (18/9) mengumumkan keterlibatannya dalam putaran pendanaan seri F Gojek dengan nilai yang tidak disebutkan. Kedua perusahaan juga akan menjalin sinergi bisnis untuk mengintegrasikan platform dan produk yang dimiliki.

Sebagai bagian dari kerja sama, AIA Indonesia akan menjadi salah satu pilar dalam strategi layanan finansial Gojek. Salah satu realisasinya pada penyediaan solusi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan bagi pengguna, mitra pengemudi, dan merchant Gojek.

Selain itu mereka juga akan bersama-sama merancang dan mengembangkan penawaran wellness dari Grup AIA serta ekosistem Gojek, untuk membantu masyarakat Indonesia hidup lebih sehat.

“Melalui putaran pendanaan seri F, berbagai perusahaan kelas dunia turut bergabung dengan Gojek. Bergabungnya AIA Indonesia semakin mengukuhkan langkah Gojek untuk menghadirkan lebih banyak lagi perubahan-perubahan positif,” sambut Co-Founder Gojek Kevin Aluwi.

Sementara itu Presiden Direktur AIA Indonesia Sainthan Satyamoorthy mengatakan, “Melalui kerja sama strategis ini, AIA Indonesia dan Gojek akan dapat menggabungkan berbagai produk dan layanan terdepan kami untuk mengembangkan cara inovatif yang lebih tepat sasaran untuk para konsumen kami di seluruh Indonesia.”

Dikenal sebagai perusahaan penyedia produk asuransi jiwa dan investasi, AIA Indonesia (PT AIA Financial) merupakan anak usaha dari AIA Group Limited.

Baru-baru ini Visa dan Siam Commercial Bank juga mengumumkan telah berpartisipasi dalam pendanaan putaran seri F yang menargetkan dana hingga $3 miliar tersebut. Sebelumnya putaran pendanaan telah dimulai dari keterlibatan JD, Tencent, Google, Astra International, dan Mitsubishi Corporation.

Dalam rilis yang kami terima turut disampaikan, bahwa saat ini aplikasi Gojek sudah digunakan lebih dari 155 juta pengguna di Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here

Platform Fintech Lending PinjamWinWin Umumkan Pendanaan dari SOSV MOX

Startup fintech p2p lending asal Surabaya PinjamWinWin mengumumkan perolehan pendanaan dengan nilai yang tidak disebutkan dari multi stage VC  dari Amerika Serikat SOSV. Dana segar akan dipakai untuk meningkatkan kapasitas bisnis sekaligus perdalam penetrasi pasar di Indonesia.

“Investasi dari SOSV akan mempercepat pertumbuhan kami dan membantu kami fokus mengumpulkan lebih banyak dana pemberi pinjaman dengan minat khusus pada dana kelembagaan. Dana ini akan menjadi amunisi yang digunakan untuk lebih lanjut mendominasi peluang pasar p2p lending senilai $60 miliar di Indonesia,” terang Founder dan CEO PinjamWinWin James Susanto dalam keterangan resmi.

PinjamWinWin bergerak di pinjaman konsumer dengan nominal mulai dari Rp500 ribu sampai Rp5 juta ($35-$350). Tenor maksimal 30 hari dengan bunga mulai dari 0,79% per hari untuk pinjaman perdana. Juga, invoice financing dengan nominal Rp50 juta-Rp2 miliar ($3500-$150 ribu).

Untuk pendana, startup ini menjanjikan imbal hasil 12%-48% per tahunnya dan nominal investasi minimal Rp100 ribu. Di dalam situsnya, PinjamWinWin melayani wilayah Jabodetabek, Bandung, Karawang, Semarang, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Pasuruan.

Startup yang didirikan di Surabaya pada 2015 ini adalah lulusan program akselerator SOSV, yakni Mobile Only Accelerator (MOX). Program ini khusus menyasar startup yang mengatasi masalah di negara berkembang seperti Asia Tenggara dan Asia Selatan.

General Partner SOSV dan Managing Director MOX William Bao Bean menambahkan, “Peluang PinjamWinWin yang fokus pada pinjaman jangka pendek, sangat besar. Kami berharap dapat mendukung James Susanto dan tim di PinjamWinWin karena mereka meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dan sekitarnya.”

Kembali terdaftar di OJK

Tahun lalu, PinjamWinWin termasuk dalam salah satu dari lima perusahaan yang tanda terdaftarnya dicabut OJK. Secara terpisah, kepada DailySocial, President Commisioner PinjamWinWin Florence Nathania memberikan penjelasannya.

Dia berujar, dua tahun lalu, manajemen sendirilah yang memutuskan untuk menarik tanda terdaftar karena ingin lebih dahulu merapikan perusahaan dan menyelesaikan sertifikasi ISO. Pihaknya juga merasa terbantu dengan bimbingan OJK, alhasil kini telah memiliki status terdaftar lagi per Februari 2019.

“Pada intinya, kami selalu berjalan bersama dengan arahan OJK, tidak seperti fintech ilegal yang kasar di luar aturan dan bisa memberi bunga berlipat-lipat ganda dari pokok,” ujarnya.

Update bisnis PinjamWinWIn
Pembaruan bisnis PinjamWinWIn

Perusahaan pun sekarang sedang mengejar persyaratan untuk mengajukan izin usaha ke OJK. Salah satu di antaranya adalah menyelesaikan sertifikasi ISO 27001 dan sosialisasi ke 12 kota di seluruh Indonesia. “Hanya kurang satu kota lagi,” tambahnya.

Diklaim PinjamWinWin sudah mencetak keuntungan. Secara kumulatif telah menyalurkan pinjaman $9 juta (sekitar 128 miliar Rupiah) sejak pertama kali berdiri. Ada 140 ribu pengajuan pinjaman yang masuk, namun yang diterima adalah 22 ribu pinjaman, 62% di antaranya adalah pinjaman berulang (repeat loans).

Aplikasi PinjamWinWin baru tersedia untuk peminjam (borrower) dalam versi Android, tapi belum tersedia di Google Play. Untuk sementara, peminjam akan diarahkan untuk mengunduh APK secara manual lewat situs resminya.

“Kalau lender bisa login dari situs kami. Aplikasi sedang kami update, kemungkinan besar Jumat (20/9) akan kembali live lagi [di Google Play],” tutup Florence.

LinkAja Syariah Segera Rilis November, Bidik 1 Juta Pengguna Hingga 2020

Ambisi LinkAja untuk memiliki sistem pembayaran yang dikelola secara syariah segera terwujud. Rencananya, fitur baru ini akan rilis pada November 2019. Target ini sedikit molor dari rencana awal.

Hari ini (16/9) Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) telah menyerahkan sertifikat kesesuaian syariah ‘LinkAja Syariah’. Setelah sertifikat ini, LinkAja akan mengurus izin penambahan fitur ke Bank Indonesia regulator uang elektronik di Indonesia.

LinkAja telah membentuk Dewan Pengawas Syariah yang terdiri dari Anwar Abbas, Zainut Tauhid, dan Asep Supyadillah. DPS ini adalah salah satu persyaratan yang harus dipenuhi ketika ingin menjalani bisnis dengan akad syariah.

Group Head Sales Channel & Sharia Unit LinkAja Widjayanto Djaenudin mengatakan, proses di BI akan memakan waktu sekitar 40 hari kerja setelah memenuhi kelengkapan dokumen. Bila tidak ada aral melintang, diharapkan LinkAja Syariah bisa meluncur pada November 2019.

Dia menegaskan, LinkAja Syariah akan menjadi sebuah fitur yang ada di dalam platform LinkAja. Secara layanan tidak akan jauh berbeda dengan reguler, namun ada tiga perbedaan utama yang membuatnya memenuhi kesesuaian syariah.

Pertama, penempatan uang floating harus di bank-bank syariah yang induknya masuk kategori BUKU IV. Untuk memenuhi syarat ini, LinkAja bekerja sama dengan tiga bank syariah anak usaha BUMN, yakni Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah.

Kendati dana LinkAja akan ditampung bank syariah, namun untuk top up saldo dapat dilakukan lewat bank konvensional. “Ke depannya kami membuka kolaborasi juga dengan bank-bank syariah lainnya,” terang Widjayanto dikutip dari Republika.

Kedua, operasionalnya menggunakan akad-akad yang telah sesuai dengan syariah. Terakhir, layanan dan promosi akan disesuaikan dengan ketentuan syariah.

Direktur Utama LinkAja Danu Wicaksana menambahkan, LinkAja Syariah akan hadir untuk mendukung inisiatif pemerintah dan banyak pihak demi meningkatkan daya saing ekonomi dan di negara sendiri, regional, dan internasional.

“Kami berharap saat nanti diluncurkan, pilihan layanan ini dapat mendukung gerakan nasional non-tunai di Indonesia,” terang Danu dalam keterangan resmi.

Widjayanto melanjutkan, selain sebagai alat pembayaran, ia dapat digunakan untuk donasi, zakat, infak, dan sedekah. LinkAja Syariah juga berpotensi dapat digunakan untuk pembayaran uang sekolah pesantren.

Indonesia memiliki lebih dari 30 ribu pesantren dengan total 4 juta santri. Potensi pasar lain yang juga dilirik adalah 25 juta nasabah perbankan syariah dan 48 ribu karyawan bank syariah.

Dia menargetkan, LinkAja Syariah dapat memigrasikan 1 juta pengguna dari LinkAja sampai tahun 2020. Saat ini LinkAja diklaim memiliki 30 juta pengguna.

Application Information Will Show Up Here

Startup Unicorn Kelima Indonesia Memang adalah Ovo

Awal tahun ini, mantan Direktur Ovo Johnny Widodo (kini menjadi CEO BeliMobilGue) dalam wawancara dengan CBNC Indonesia sudah menyebut platform pembayaran digital itu sebagai salah satu yang bervaluasi lebih dari $1 miliar atau sering kita kenal sebagai unicorn. Narasi tersebut tampaknya diredam sehingga Indonesia saat ini “secara resmi” masih memiliki empat unicorn, yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

Finance Asia minggu lalu, menurut sumber yang dikutipnya, menyebutkan valuasi Ovo saat pendanaan putaran terakhir mencapai $2,9 miliar (atau lebih dari 40 triliun Rupiah)–angka yang bahkan mungkin sudah obsolete hari ini.

Menanggapi hal ini, sumber kami di Ovo tidak menolak bahwa perusahaan yang diinisiasi Lippo Group dan didukung Tokyo Century Corp, Grab, dan Tokopedia ini memang sudah mencapai kondisi unicorn.

Startup Report 2018 yang disusun DSResearch menempatkan Ovo sebagai calon terdekat untuk status unicorn, di antara jajaran startup yang memiliki valuasi di atas $100 juta.

Sebagai perusahaan yang memimpin industri pembayaran digital bersama GoPay, perusahaan ini jelas memproses perputaran dana yang sangat besar yang mencapai triliunan Rupiah per tahunnya. Dipilihnya Ovo sebagai pilihan pembayaran primer di Tokopedia mendorong peningkatan penggunaan instrumen ini secara rata-rata untuk setiap pengguna.

Akhir pekan lalu sempat diberitakan ada potensi menyandingkan Ovo dan Dana untuk mendukung usaha mendominasi segmen pembayaran digital dalam kompetisinya menghadapi Gojek di Indonesia.

Tentu saja menyandang status unicorn bukan berarti bisa menyelesaikan semua permasalahan. Kabar perampingan pegawai Bukalapak demi alasan profitabilitas menjadi contoh menjalankan startup, yang memiliki kebutuhan pertumbuhan dan keuntungan, tidak semudah yang dibayangkan.

Application Information Will Show Up Here

Platform Apresiasi Kreator Karyakarsa Targetkan Gandeng 1000 Kreator dalam Setahun

Platform apresiasi kreator Karyakarsa akhirnya memperkenalkan diri ke publik. Tiga bulan mempersiapkan diri, startup baru ini mengklaim 100 kreator sudah bergabung ke dalam platform tersebut.

Memperkenalkan diri sejak Juni 2019, Karyakarsa langsung tancap gas dengan mengadakan diskusi dengan para kreator pada Jumat (13/9) lalu. Dalam kesempatan itu hadir CEO dan Founder Karyakarsa Ario Tamat dan Advisor Pandji Pragiwaksono dan Aria Rajasa.

Diskusi itu menyepakati bahwa ada alternatif pemasukan yang dapat dinikmati para kreator dari penikmat karya mereka. Karyakarsa, mengadopsi konsep Patreon untuk pasar lokal, menyadari hal itu dan berusaha mengisi kekosongan platform yang dapat menjembatani kreator dan penikmat karyanya.

“Coba bayangin aja dari 1.000 orang masing-masing kasih Rp10.000, sudah dapat Rp10 juta,” ujar Ario memberi contoh.

Kreator di Indonesia selama ini dianggap memiliki kesulitan dalam memperoleh arus pemasukan alternatif di samping sponsor, endorsement, atau merchandise dengan memanfaatkan dukungan basis penikmat karya. Di sisi lain, Karyakarsa, dalam risetnya, menemukan ada 36 juta orang yang rela mengeluarkan uangnya untuk menikmati karya kreator idolanya.

Fanbase menjadi penting dalam model bisnis urun dana Karyakarsa ini. Semakin besar jumlah penikmat karya, kemungkinan pemasukan yang masuk ke pundi-pundi kreator pun akan lebih besar. Metode urun dana yang dipakai Karyakarsa masih pay as you go, artinya penikmat karya dapat memberikan uang kapan pun dan berapa pun yang mereka kehendaki. Sementara untuk opsi berlangganan yang pada peluncuran lalu diumumkan masih menunggu waktu untuk diberlakukan.

Karyakarsa sendiri akan mengutip 10 persen dari setiap transaksi yang terjadi dalam platform mereka. “Itu sudah termasuk biaya transaksi dan lainnya,” imbuh Ario.

Sejauh ini Gopay masih menjadi satu-satunya metode pembayaran yang dapat dipakai di Karyakarsa–yang segera disusul Ovo dalam waktu dekat. Ario menambahkan, pihaknya juga mengupayakan metode transfer bank untuk mengakomodasi nominal yang lebih besar.

Dari 100 kreator yang sudah terdaftar, ada 100 kreator lainnya yang segera bergabung dengan Karyakarsa. Menurut Ario, jumlah kreator yang ditargetkan bergabung sebanyak 1.000 dalam satu tahun ini.

Selain fokus menjaring lebih banyak kreator untuk bergabung, Ario mengaku masih mencari investor untuk membesarkan Karyakarsa yang masih bersifat bootstrap ini. Ia meyakini platform apresiasi untuk kreator ini dapat berkembang lebih jauh mengingat potensi pasarnya yang besar plus kompetisi yang sehat.

“Itu berarti ada validasi, potensinya benar, dan kepercayaan kita bahwa fan mau bayar karya itu benar, tinggal siapa yang menang itu masalah lain,” pungkas Ario.

Karyakarsa saat ini hanya dapat diakses melalui situs web. Dari sekian banyak kreator yang sudah bergabung, beberapa di antaranya sudah punya nama besar seperti komika Pandji Pragiwaksono, komikus Sunny Gho, ilustrator Ditta Sarasvati, hingga konten kreator Bena Kribo.

iPrice: Pemain E-Commerce Niche Berbenah, Alami Pertumbuhan Pengguna

iPrice kembali mengeluarkan rangkuman mengenai peta persaingan e-commerce di Asia Tenggara. Para pemain besar seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak masih mendominasi trafik, jumlah unduhan, dan pengguna aktif bulanan di daerah Asia Tenggara. Yang cukup menarik melihat pertumbuhan Sorabel, Zilingo, Bhinneka, dan Blanja.

Zilingo dan Sorabel di kuartal kedua 2019 masuk peringkat 10 besar pengguna aktif bulanan di Indonesia, masing-masing menempati posisi sembilan dan sepuluh. Untuk jumlah unduhan, Zilingo dan Sorabel kembali berurutan dalam sepuluh besar. Masing-masing menempati posisi kelima dan keenam. Mengungguli jumlah unduhan Blibli, JD.id, dan Zalora.

Selepas mendapatkan pendanaan Seri D senilai 3 triliun Rupiah, Zilingo gencar menjalankan beberapa starategi untuk menggenjot pertumbuhan. Salah satunya fokus pada segmen B2B melalui ZAM (Zilingo Asia Mall).

Sementara itu Sorabel (dulu Sale Stock) terlihat “aktif” melakukan strategi untuk mendongkrak pertumbuhan, terlibih setelah pendanaan yang didapat. Sorabel juga mulai bereksperimen untuk ekspansi ke regional Asia Tenggara.

Monthly active

Rangkuman iPrice kali ini juga mengungkapkan beberapa data-data menarik, seperti rata-rata kunjungan web bulanan Bhinneka mengalami lonjakan 123% jika dibanding dengan kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan kunjungan web juga didapatkan Blanja. Platform e-commerce “plat merah” ini total kunjungan di kuartal tahun ini atau meningkat 71% dari kuartal sebelumnya. Di periode ini juga pertama kalinya Blanja masuk 10 besar kunjungan terbanyak di Indonesia setelah terakhir kali masuk pemeringkatan yang sama pada kuartal keempat 2017.