Bizzy Jadi Perusahaan Holding, Naungi Bisnis Pengadaan, Logistik dan Distribusi

Startup procurement khusus B2b “Bizzy” resmi umumkan menjadi holding, alias grup perusahaan yang menaungi beberapa bisnis. Inisiatif tersebut dibarengi masuknya lini bisnis logistik dan distribusi ke dalam layanannya. Di bawah naungan Bizzy Group, perusahaan berambisi menjadi yang terdepan dalam melayani konsumen B2B, terutama di kancah UKM.

CEO Bizzy Andrew Mawikere akan memimpin holding tersebut. Rencananya pada akhir tahun ini akan merilis situs baru dengan domain Bizzy.co.id, berisi seluruh layanan Bizzy yang sudah terintegrasi secara menyeluruh. Untuk sementara, masih terpisah-pisah namun sudah bisa diakses secara online.

“Bizzy.co.id akan jadi situs utama. Di dalamnya akan berisi semua layanan under Bizzy Group. Nantinya setelah memilih menu klien bakal diarahkan ke laman masing-masing layanan,” ujar Andrew, Selasa (23/7).

Perlu diketahui, bisnis logistik dan distribusi yang bergabung ke Bizzy tak lain adalah perusahaan yang tergabung dalam Sinarmas Group. Yakni PT Bina Sinar Amity (Bizzy Logistics) dan PT Sinarmas Distribusi Nusantara (Bizzy Distribution).

Basis bisnis kedua perusahaan ini awalnya sangat konvensional, namun kuat dari segi aset dan layanan karena sudah berdiri sejak lama. Bizzy sendiri masuk ke dalam afiliasi Sinarmas, pasca mengantongi pendanaan Seri B yang dipimpin SMDV pada tahun lalu.

Andrew mengaku, proses integrasi kedua perusahaan ini memakan waktu yang tergolong cukup singkat hanya setahun. Lantaran, keduanya berawal dari bisnis konvensional sehingga untuk pengujiannya bisa langsung dilakukan tanpa harus lewat pihak ketiga. Tantangan terbesarnya justru terletak di perubahan mindset dan cara kerja.

“Biasanya startup mulai dari digital lalu ke offline. Kalau kita terbalik, aset sudah ada baru di online-kan. Bedanya kalau bangun aplikasinya, kita bisa langsung coba ke aset sendiri enggak perlu pihak ketiga.”

Dia memasang target omzet yang cukup ambisius untuk Bizzy Group pada akhir tahun ini sebesar Rp5 triliun. Angka tersebut naik 30%-40% dibandingkan realisasi perusahaan di tahun sebelumnya sekitar Rp3,8 triliun. Diprediksi, Bizzy Distribution akan jadi penopang utama karena dianggap berkaitan erat dengan segmen pengguna Bizzy Group yakni pengusaha UKM.

Andrew mengaku saat ini pihaknya sedang mempersiapkan putaran pendanaan terbaru untuk dukung seluruh rencananya ke depannya.

Perkenalkan Bizzy Consolidation

Tidak hanya menambah dua lini baru, sambung Andrew, perusahaan juga merilis Bizzy Consolidation untuk bantu klien B2B menekan harga tender saat negosiasi ke vendor. Layanan ini hadir berbentuk vendor yang terdaftar di Bizzy Marketplace.

Model kerjanya, ketika tim menemukan ada lebih dari satu klien yang mau beli barang pengadaan dengan tipe yang sama, tim akan menawarkan untuk menggabungnya jadi satu pesanan sebelum dinegosiasikan ke vendor. Tujuannya untuk menekan harga beli, mengingat semakin banyak kuantitas barang harga dari vendor akan semakin turun.

“Nanti pesanannya klien kita tawarkan untuk digabung buat dinego ke vendor. Kami bisa dapat komisi dari savings mereka.”

Bizzy Marketplace, masih berada di situs Bizzy.co.id, tercatat telah menjaring 2000 pembeli dan 2500 vendor sejak resmi beroperasi pada 2015. Ada 14 kategori produk dengan 5100 sub kategori. Mulai dari elektronik industri, furnitur dan perabotan, MRO, peralatan hotel, restoran dan kafe, dan masih banyak lagi.

Bizzy Logistics dan Distribution

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari kedua perusahaan juga memperkenalkan bisnisnya. CEO Bizzy Logistics Paul Good menerangkan perusahaan bermain ke area logistik untuk pengiriman barang internasional dan bea cukai; rantai pasokan; dan pengangkutan.

Dari data yang Good kutip, market logistik di Asia Tenggara sangat besar ada $1,5 triliun. Indonesia mewakili 5% dari keseluruhannya, 2% di antaranya dikuasai oleh DHL.

“Kami bekerja sama dengan Hakovo dari Singapura untuk mendigitalkan bea cukai agar klien lebih efisien prosesnya saat mengirim barang masuk ke Indonesia,” terang Good.

Secara aset, perusahaan memiliki gudang seluas 38 ribu meter persegi, 384 truk berbagai kapasitas, dan tiap tahunnya melakukan 80 ribu perjalanan. Perusahaan melayani pengiriman ke Malaysia, Singapura, dan Vietnam.

Untuk Bizzy Distribution, memiliki 26 cabang dan 100 sub distributor. Perusahaan mendistribusikan produk barang konsumer dari merek-merek FMCG ke pedagang tradisional dan modern, dengan total 200 ribu titik distribusi tersebar di seluruh Indonesia.

CEO Bizzy Distribution Harsinto Huang menjelaskan, perusahaan memiliki produk turunan yakni TokoSmart.id, untuk bantu pedagang warung dalam hal menyetok persediaan barang lewat aplikasi. Mereka juga dapat menjual produk digital dari aplikasi TokoSmart. Konsep ini mirip dengan Kudo dan Kioson.

Sejak TokoSmart dikenalkan pada Januari 2019, diklaim telah memiliki 18.900 warung yang telah bergabung. Transaksinya mencapai lebih dari 39 ribu dengan nilai GMV Rp76,7 miliar hingga Juli 2019.

“Kami berniat untuk perluas layanan TokoSmart dengan menyediakan mesin POS agar mereka semakin mudah berjualan. Rencananya sampai akhir tahun kami mau gaet 1 juta pedagang warung,” kata Harsinto.

Wahyoo Amankan Pendanaan Awal, Berambisi Rangkul 13 Ribu Warteg

Startup dengan solusi digitalisasi dan modernisasi warung “Wahyoo” mengumumkan telah mendapatkan pendanaan awal (seed funding). Nominal tidak disebutkan, pendanaan dipimpin oleh Agaeti Ventures dan Kinesys Group. Selain itu turut didukung Chapter1 Ventures, SMDV, East Ventures dan Rentracks.

Dengan dukungan pendanaan, startup yang didirikan oleh Peter Shearer pada Juni 2017 tersebut ingin capai target 13 ribu unit warung mitra hingga akhir tahun 2019. Sebelumnya mereka telah meraih tonggak capaian 7000 warung tegal (warteg) yang berhasil dibina dan ditransformasi.

“Pendanaan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan produk serta tim kami, agar Wahyoo bisa menghadirkan pelayanan yang lebih baik kepada para mitra warteg kami serta meningkatkan jangkauan kami ke wilayah yang lebih luas lagi. Saat ini mitra kami masih berpusat di Jakarta. Ke depannya, kami berharap untuk menjangkau wilayah Jabodetabek,” sambut Peter.

Visi utama Wahyoo adalah memberdayakan cost efficiency dan pengembangan keuntungan pengusaha warteg di Indonesia melalui platform teknologi. Beberapa contoh penerapannya adalah dengan pengadaan supply chain, membantu menciptakan model bisnis baru, dan penerapan program lokakarya Wahyoo Academy untuk meningkatkan kualitas pelayanan konsumen.

Konsep pemberdayaan melalui saluran warung telah dilakukan beberapa startup dengan pendekatan yang berbeda-beda. Misalnya Kudo yang mentransformasi warung untuk menjadi kanal pembayaran berbagai kebutuhan. Atau program Mitra Bukalapak yang mengakomodasi barang dagangan warung. Portofolio lain East Ventures, yakni Warung Pintar, juga menghadirkan inovasi berbasis warung.

Gandeng Home Credit, Bukalapak Tambah Opsi Pembiayaan Multiguna

Bukalapak menambah opsi fitur pembiayaan dalam platform mereka. Kali ini unicorn yang digawangi oleh Achmad Zaky itu menggandeng Home Credit menyediakan pembiayaan multiguna untuk konsumen.

Fitur kredit baru Bukalapak ini dinamakan “Pembiayaan Tunai”. Pengguna Bukalapak bisa menemukan opsi ini dengan membuka tab “BukaPembiayaan” di aplikasi.

Lewat fitur baru ini, pengguna bisa mengajukan pinjaman berkisar Rp1 juta-Rp10 juta dengan durasi angsuran dari 3 bulan hingga 12 bulan. Bukalapak dan Home Credit mematok bunga 3% dan biaya administrasi Rp99.000 untuk fitur ini.

Peninjauan pengajuan pinjaman akan dilakukan dalam waktu 30 menit. Jika berjalan mulus, pinjaman akan dikirim ke akun Dana yang menjadi dompet elektronik resmi Bukalapak.

Director of Payment, Fintech, and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana mengklaim kebutuhan kredit dalam platform mereka terus meningkat. Meluncurkan opsi pembiayaan baru bersama Home Credit disebut untuk memudahkan pengguna yang berada di segmen berbeda.

“Respons pasar cukup baik sejak kita launching (fitur pembiayaan) 1,5 tahun lalu, penggunanya semakin berkembang, sehingga kita lihat ada demand makanya kita launching produk ini,” kata Victor.

Fitur baru ini melengkapi opsi BukaCicilan dan BukaModal yang sudah ada di platform Bukalapak. Melihat dari target pengguna, Pembiayaan Tunai ini serupa dengan BukaCicilan yang sama-sama ditujukan untuk “buyer“.

“Sama-sama menyasar buyer tapi dengan mekanisme yang berbeda,” imbuh Victor tanpa menjelaskan beda mekanisme tersebut.

Dalam opsi BukaCicilan, Bukalapak menggandeng Akulaku. Sementara dalam opsi BukaModal menggandeng sejumlah mitra seperti Investree, Koinworks, Modalku, hingga Bank Mandiri untuk membantu pinjaman modal bagi para pelapak.

Home Credit Indonesia mengaku punya sejumlah pertimbangan dalam menjalin kerja sama dengan Bukalapak. Mereka menyebut testimoni konsumen, reputasi perusahaan, serta keragaman produk jadi bahan pertimbangan mereka sebelum bekerja sama.

“Jadi tidak hanya punya banyak konsumen, tapi konsumennya juga puas,” ucap Chief External Affairs Home Credit Indonesia, Andy Nahil Gultom.

Andy menyebut Home Credit Indonesia saat ini sudah mengikat kerja sama dengan 5.000 mitra dan 20.000 toko di seluruh Indonesia kecuali Papua. Kendati demikian, ia menilai pasar pembiayaan di Indonesia masih terbuka lebar.

Andy menyebut 56 persen pengguna internet di Indonesia belum pernah melakukan transaksi online di e-commerce. Sejurus dengan itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2018 mencatat kebutuhan pinjaman nasional mencapai Rp1.700 triliun dan hanya sekitar Rp700 triliun yang baru dipenuhi lembaga keuangan di Indonesia.

Tokocrypto Lahirkan Toko Launchpad sebagai Platform “Initial Exchange Offering”

Tokocrypto, platform jual beli mata uang kripto, memperkenalkan produk baru berupa “Toko Launchpad”. Yakni berupa platform yang menjembatani proyek blockchain dengan mekanisme Initial Exchange Offering (IEO).

Dalam inisiatif ini Tokocrypto memperkenalkan Swipe sebagai mitra pertama yang melakukan IEO. CCO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda menjelaskan mekanisme tersebut jadi pilihan mereka karena punya keunggulan dari mekanisme Initial Coin Offering (ICO) yang lebih dikenal sebelumnya.

Manda menyebut IEO unggul dalam hal keamanan. Pasalnya pengembang startup blockchain harus mengikuti due dilligence oleh platform jual beli kripto tadi. Hal ini nantinya yang otomatis menimbulkan rasa aman bagi para investor yang akan ikut dalam urun dana dalam IEO.

“Karena semuanya akan dijamin oleh exchange tersebut,” kata Manda.

Poin lain yang digarisbawahi oleh Tokocrypto lewat IEO ini adalah kepastian “melantai” di tempat jual beli kripto. Jaminan ini yang tak tersedia bila memakai mekanisme ICO.

Sudah jadi pengetahuan bersama, penipuan berkedok ICO sudah terjadi beberapa kali seiring membesarnya industri mata uang kripto. Celah itu yang kemudian melahirkan mekanisme IEO sebagai strategi baru bagi startup blockchain untuk mendapat pendanaan.

Swipe sendiri merupakan startup blockchain asal Singapura. Startup ini menawarkan kendali lebih kepada pemilik data agar monetisasi data mereka lebih adil. Dengan kata lain, pembelian data hanya akan terjadi atas seizin penggunanya.

CTO Swipe Andrew Marchen memberi contoh, apabila ada perusahaan yang membutuhkan data untuk proyeknya, Swipe akan mencarikan data sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Teknologi Swipe memungkinkan mereka membantu perusahaan periset mendapatkan data yang dibutuhkan dengan konsensus dan imbalan bagi pemilik data.

Tokocrypto mengklaim pihaknya sebagai paltform jual beli mata uang kripto pertama yang melakukan IEO di Indonesia. Minimnya pengetahuan publik terhadap IEO, juga mata uang kripto dan blockchain pada umumnya, menjadi tantangan utama Tokocrypto.

Manda menekankan edukasi literasi berbasis komunitas sebagai faktor penting untuk melebarkan sayap bisnis mereka. Tokocrypto hingga saat ini sudah mengumpulkan 20 ribu anggota komunitas.

Namun Manda menyebut pihaknya tak bisa melakukan ini sendiri. Ia mendorong agar pelaku industri blockchain dan mata uang kripto di ranah lokal lebih bergeliat. Masalah yang ia soroti adalah penerbit mata uang kripto di Indonesia belum punya teknologi yang mengesankan sehingga industri blockchain lebih banyak diisi oleh pemain asal luar negeri.

“Masalahnya adalah mereka pintar dalam marketing tapi mereka tidak pintar dalam membuat aplikasi,” pungkas Manda.

Tokocrypto sendiri merupakan platform jual beli mata uang kripto yang digawangi oleh wajah-wajah dalam negeri, bersanding dengan pemain lokal lain seperti Indodax yang lebih populer. Volume transaksi di Tokocrypto sudah mencapai Rp4 miliar per hari. Mereka menargetkan volume itu naik 20 kali lipat menjadi Rp80 miliar pada akhir tahun ini.

Tokopedia dan Modalku Rilis Produk Fintech “Modal Toko”

Tokopedia dan Modalku merilis produk fintech Modal Toko yang didesain untuk mempermudah merchant online memperoleh pinjaman modal usaha dalam waktu yang singkat dan memiliki fleksibilitas tinggi.

Pengumuman ini sekaligus melengkapi rangkaian produk fintech yang sudah diluncurkan perusahaan, yaitu Pinjaman Modal dan Modal Toko. Modalku termasuk salah satu fintech yang berpartisipasi di dalamnya.

“Di Tokopedia ada enam juta merchant, 70% di antaranya adalah first time entrepreneur. Artinya, mereka tidak punya latar belakang finansial yang cukup dan tidak banyak institusi yang bisa bantu mereka,” terang AVP Fintech Tokopedia Samuel Sentana, Senin (22/7).

Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya menambahkan, kemitraan dengan Tokopedia adalah cara untuk memperluas akses ke pinjaman usaha yang terjangkau bagi sektor underserved.

“Penting bagi kami agar usaha-usaha kecil yang berpotensi, layak, serta bertanggung jawab dapat mengembangkan kapasitas dan berekspansi.”

Inisiatif ini diapresiasi Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi. Menurutnya secara statistik usaha mikro dan kredit butuh banyak institusi yang bisa membantu mereka menyalurkan pinjaman modal.

Ada 60 juta usaha kecil dan mikro beroperasi di Indonesia. Kontribusinya terhadap GDP sangat besar — mencapai 70%. Penyerapan tenaga kerja aktif juga tergolong besar, hingga 95% dari seluruh usaha.

“Tetapi mirisnya, hanya ada 16 juta rekening usaha kecil dan menengah yang ada di bank. Yang lainnya kemana? Artinya butuh banyak institusi yang bisa menyalurkan pinjaman ke mereka,” kata Hendrikus.

Samuel menjelaskan, Modal Toko menyediakan pinjaman modal hingga Rp300 juta yang dapat ditarik kapan saja dan berapa saja sesuai kebutuhan, sampai batas kredit limit tercepat. Pengajuannya cukup mudah, hanya mencantumkan KTP tanpa agunan.

Merchant yang ingin mengajukan pinjaman dapat berupa yang baru bergabung ataupun sudah lama memanfaatkan Tokopedia. Perbedaannya terletak di sisi penawaran — jika sudah lama akan lebih menarik penawarannya.

Proses persetujuan pinjaman akan memakan waktu rata-rata satu hari. Jika sudah disetujui, pinjaman modal akan masuk ke Saldo Tokopedia secara real time dan bisa langsung ditarik tunai. Tenornya mulai dari 3 sampai 12 bulan dengan bunga yang diklaim rendah dan flat, tanpa biaya admin atau provisi lainnya.

Tanpa menyebut secara detil, Samuel mengklaim telah ada puluhan ribu penjual yang memanfaatkannya sejak pertama kali diperkenalkan di bulan April 2019. Secara rerata, kenaikan pendapatan penjual diklaim hingga 50% dan jumlah order naik hingga 2,5 kali lipat.

Ke depannya, perusahaan akan menggaet perusahaan fintech lainnya agar semakin banyak pilihan buat para merchant online-nya.

“Kita ini marketplace yang selalu open dengan siapapun, asal punya visi dan misi yang sama, teknologi mencukupi, dan sudah diregulasi oleh OJK,” pungkas Samuel.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

LinkAja Jalin Kerja Sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

LinkAJa kembali melakukan penetrasi guna meningkatkan pertumbuhan penggunanya. Kali ini produk e-money yang didukung beberapa BUMN tersebut menggandeng Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk pembayaran pendapatan daerah dan juga pembayaran untuk merchant UKM. Masuknya LinkAJa sebagai salah satu metode pembayaran juga diharapkan mampu meningkatan kualitas pelayanan publik.

Peresmian kerja sama LinkAja dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bertepatan dengan acara penyaluran Kredit Usaha Kredit (KUR) Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di Kabupaten Banyuwangi. Dengan kerja sama ini pembayaran pendapatan daerah di Kabupaten Banyuwangi dan  pembayaran di merchant/UKM akan didukung LinkAja.

Sejauh ini LinkAJa sudah memiliki 100 agen pelayanan di Kabupaten Banyuwangi dan akan terus bertambah seiring dengan rencana untuk menggandeng UKM lokal seperti pedagang kelontong, outlet pulsa, dan semacamnya.

“Kerja sama digitalisasi pembayaran dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi merupakan bentuk nyata dari misi kami untuk memberikan akses layanan keuangan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam rangka mendorong peningkatan inklusi keuangan dan suksesnya GNNT (Gerakan Nasional NonTunai),” terang CEO LinkAja Danu Wicaksana.

Lebih lanjut Danu mengatakan, “Kami harap kerja sama strategis ini dapat membantu mitra usaha untuk menerapkan inovasi ekonomi digital, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan preferensi masyarakat Banyuwangi untuk berpindah menggunakan layanan uang elektronik dalam bertransaksi sehari-hari.”

Tahun ini LinkAja menargetkan 40 juta pengguna. Dalam upaya memenuhi targetnya mereka sedang menyiapkan beberapa rencana, termasuk pilot project untuk sejumlah layanan dasar mulai dari kereta api, jalan tol, remitansi, hingga SPBU.

Application Information Will Show Up Here

Cari Aja Rilis Fitur Baru, Pengguna Bisa Cari Rute Transportasi Umum

Aplikasi direktori Cari Aja meluncurkan fitur baru berupa bernama Cari Rute. Lewat fitur baru tersebut, Cari Aja bermaksud memudahkan akses informasi tentang transportasi umum di Jakarta dan sekitarnya.

Munculnya moda transportasi publik baru di Jabodetabek, seperti MRT, kereta bandara, dan sejumlah rute baru Transjakarta, menjadi kabar gembira bagi masyarakat. Kendati begitu, Cari Aja memandang kehadiran transportasi anyar itu belum diikuti dengan sosialisasi penggunaan yang cukup.

Fitur Cari Rute ini menambah fitur yang sudah ada seperti cek saldo e-money, cari kiblat, dan cari berita. Diklaim saat ini Cari Aja telah memiliki 15.000 pengguna aktif bulanan.

“Kami berharap fitur CariRute ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat khususnya yang baru pertama kali menggunakan moda transportasi umum tersebut dan masih bingung membaca petunjuk yang terpasang di setiap stasiun dan halte. Kami terus mengembangkan fitur ini, salah satunya akan ada penambahan rute transportasi LRT Jakarta dan tidak menutup kemungkinan ke depan fitur Cari Rute juga tersedia untuk rute transportasi umum di kota lainnya,” ujar Fera, Chief Marketing Officer (CMO) Cari Aja Indonesia.

Fitur Cari Rute dari aplikasi yang memperkenalkan diri ke publik pada awal tahun ini sepintas tampak serupa dengan Trafi, aplikasi informasi transportasi umum. Menggunakan fitur Cari Rute ini, pengguna dapat memilih jenis transportasi seperti MRT, Transjakarta, Commuter Line, dan kereta bandara, atau ke semua moda itu.

Setelah menentukan tujuan dan titik keberangkatan, Cari Aja akan menampilkan rekomendasi rute perjalanan yang akan ditempuh lengkap dengan ongkos dan estimasi waktu perjalanan serta rute alternatifnya. Bedanya di fitur Cari Rute ini, angkot dan bus kota tidak masuk dalam moda transportasi pilihan. Ini berbeda dengan Trafi yang turut memasukkan angkot dan bus kota sebagai opsi transportasi bagi pengguna.

Tampilan fitur Cari Rute, fitur baru milik Cari Aja.
Tampilan fitur Cari Rute, fitur baru milik Cari Aja.

Media Relations Officer Cari Aja Indonesia Rudi Hutabarat tak membantah fitur baru mereka serupa dengan Trafi. Namun ia menegaskan bahwa mereka tetap memposisikan diri sebagai smart travel app baik untuk penduduk kota maupun bagi pendatang.

“Fokus kita kan tetap di pencarian tempat. Fitur baru ini cuma fitur tambahan dan ini tidak hanya Transjakarta tapi juga MRT dan Commuter Line,” terang Rudi.

Rudi yakin aplikasinya unggul dalam pencarian lokasi berkat data yang terus diperbarui setiap hari, mulai dari lokasi restoran baru, ATM, masjid, dan lain-lain yang kini diklaim mencapai 85.000 database dari seluruh Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Startup Edtech Pahamify Resmi Hadir, Tawarkan Konten Edukasi untuk Pelajar SMA

Startup edtech lokal kembali ramai dengan kehadiran Pahamify. Startup ini awalnya hadir dalam kanal YouTube dengan nama akun Hutan Tanda Tanya sejak 2016, berisi konten edukasi tentang sains dan teknologi.

Akun tersebut telah menjaring lebih dari 250 ribu subscriber dan mengantongi berbagai penghargaan dari YouTube maupun Siberkreasi. Sejumlah dana hibah yang diperoleh mendorong tim menyeriusinya menjadi Pahamify.

Rousyan Fikri mendirikan Pahamify bersama dua temannya, Mohammad Ikhsan dan Edria Albert, sejak 1,5 tahun lalu di Bogor. Ketiganya memiliki latar belakang yang kuat di bidang edukasi dan teknologi.

“Meskipun sudah banyak aplikasi belajar tersedia, konten berkualitas tetap menjadi barang langka. Membuat konten pembelajaran berkualitas adalah keahlian yang masih sangat jarang di temukan para konten kreator di Indonesia,” terang CEO dan Co-Founder Pahamify Rousyan Fikri, Jumat, (19/7).

Peluncuran ini turut dihadiri Direktur Ekonomi Digital Aptikom Kemkominfo I Nyoman Adhiarma. Ia mengapresiasi kehadiran Pahamify karena sektor pendidikan termasuk ke dalam satu dari tujuh prioritas yang didorong Kemkominfo. Pendidikan tergolong sektor yang paling mudah didigitalisasikan dan tidak serigid sektor kesehatan.

“Tapi tantangannya sangat besar karena rata-rata tingkat pendidikan di Indonesia hanya sebatas kelas 2 SMP. Ini jauh tertinggal dibanding negara tetangga,” terang I Nyoman.

Kompetitor terdekat Pahamify adalah Ruangguru dan Quipper.

Produk Pahamify

Sementara ini, Pahamify menyediakan konten edukasi untuk jenjang SMA jurusan IPA. Ada lebih dari 500 konten dalam bentuk video, dilengkapi dengan ribuan kuis dan ringkasan. Konsep yang diusung adalah fun learning dibalut gamification agar belajar seseru bermain game.

Di dalam aplikasi juga disediakan Career Center, berupa layanan konseling yang dikelola oleh psikolog dari Universitas Indonesia untuk bantu siswa mengenali minat dan bakat diri. Juga, membantu siswa yang memiliki masalah akademik maupun non akademik.

Rousyan melanjutkan, di dalam aplikasi sudah dilengkapi dengan profil dari berbagai universitas dan jurusan untuk permudah siswa memilih jurusan sebelum masuk perguruan tinggi.

“Dari riset yang kami lakukan sebelum resmi merilis Pahamify, selain butuh platform untuk belajar akademis, siswa juga menghadapi masalah non teknis di kehidupan sehari-harinya. Makanya kami buat konselingnya.”

Di samping itu, timnya juga menyediakan program intensif untuk pelajar SMA tingkat akhir sebelum mengikuti tes perguruan tinggi. Metode yang dipakai adalah flip based classroom. Rousyan mengaku metode tersebut dipakai saat ia sekolah di luar negeri dan setelah diteliti bisa diterapkan di Indonesia.

Sejak aplikasi resmi diperkenalkan di Oktober 2018, dia mengklaim telah menjaring puluhan ribu pengguna yang kebanyakan adalah pelajar SMA. Untuk program intensif, disebutkan pada batch pertama telah berhasil mengantarkan 88% pesertanya ke PTN impian.

Biaya berlangganan aplikasi ini dibanderol mulai dari Rp50 ribu sampai Rp260 ribu, tergantung rentang waktu yang diinginkan. Aplikasi sudah tersedia untuk versi Android dan iOS.

Rencana perusahaan

Hingga akhir tahun ini, Pahamify berencana untuk menambah konten edukasi IPS untuk jenjang SMA. Jenjang SMP juga akan segera disasar karena timnya mendapat banyak permintaan dari para siswa.

“Harapannya tahun ini bisa selesaikan konten buat IPS dan SMP. Kami berharap tahun depan bisa melakukan lebih banyak inovasi baru yang lebih seru.”

Sementara akun YouTube Hutan Tanda Tanya masih akan diteruskan keberlangsungannya oleh Pahamify. Akun ini akan mempopulerkan konten sains dan teknologi karena menyasar penonton dari semua kalangan umum. Harapannya dari strategi ini bisa mendorong orang-orang untuk mencoba Pahamify.

“Tim Hutata (kepanjangan dari Hutan Tanda Tanya) masuk ke dalam unit bisnis di Pahamify. Fokusnya beda dengan Pahamify karena mereka menyasar ke general audience.”

Status pendanaan Pahamify disebutkan sudah mendapat investasi dari angel investor dengan nilai dirahasiakan. Perusahaan juga telah mendapat dana hibah dari YouTube dan Siberkreasi. Tim Pahamify saat ini berjumlah 50 orang dan seluruh konten dibuat secara in house.

Application Information Will Show Up Here

Pemanfaatan Chatbot untuk Kemudahan Bisnis Online

Sesungguhnya teknologi artificial intelligence (AI), atau bagian dari implementasinya, saat ini sudah menjadi bagian dari keseharian. Mulai dari rekomendasi pemesanan makanan di aplikasi Gojek hingga Grab, petunjuk arah atau navigasi peta di Waze dan Google Maps, hingga pertanyaan rutin yang kerap diajukan pembeli di marketplace memanfaatkan chatbot. Tidak saja memudahkan proses-proses dasar, teknologi AI dan turunannya juga membantu memangkas biaya pengeluaran.

CEO BJTech Diatce G. Harahap di sesi #SelasaStartup kali ini mengungkap bagaimana teknologi AI dan turunannya bisa membantu UKM meningkatkan transaksi tanpa menghambat proses penjualan.

Penerapan chatbot

Penggunaan AI yang paling umum saat ini adalah chatbot dan navigasi peta. Menurut survei yang dilakukan BJTech, penggunaan chatbot paling banyak dimanfaatkan untuk keseharian (76%). Sisanya, sekitar 15% untuk keperluan edukasi dan nonprofit, sementara 9% untuk keperluan pribadi.

Menurut survei tersebut, industri yang paling banyak memanfaatkan chatbot adalah perbankan. Perbankan memanfaatkan chatbot untuk menjawab pertanyaan rutin dan paling mendasar dari nasabah. Sementara 12% memanfaatkannya di platform e-commerce.

“Kita melihat kebiasaan dari masyarakat Indonesia adalah bertanya sebelum barang dibeli. Pertanyaan yang diajukan juga sangat mendasar yang sebenarnya sudah tertera dalam deskripsi dan informasi produk.”

Melihat potensi tersebut, BJTech, melalui Balesin, mencoba mengakomodir kebutuhan layanan chatbot sederhana dengan pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. BJTech telah mengembangkan produk yang diimplementasi BNI bernama “Cinta: Personal Intelligent Banking”.

Dengan sifat yang terbuka dan berupa platform tanya jawab, chatbot kerap disalahgunakan pengguna untuk penulisan kata-kata yang tabu dan dilarang. Meskipun demikian, penggunaan chatbot diklaim terbukti ampuh untuk menciptakan relasi atau engagement dengan pengguna.

Brand yang ingin memanfaatkan chatbot untuk engagement bisa memanfaatkan quiz atau bagi-bagi hadiah. Sebagian besar memang chatbot ideal untuk melancarkan kegiatan promosi dan marketing.”

Mendukung bisnis online

Salah satu kendala yang kerap dialami pelaku bisnis saat berjualan secara online adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar dari pembeli. Proses ini dinilai menghabiskan waktu yang cukup besar karena sudah menjadi budaya masyarakat. Persoalan lain yang kerap dialami adalah pengecekan produk yang tersedia.

Dengan chatbot, semua pertanyaan tersebut bisa dijawab secara otomatis. Chatbot memungkinkan proses berjalan sesuai dengan kebutuhan atau dikustomisasi dalam template. Dukungan chatbot diklaim bisa membantu proses penjualan hingga 80%.

“Sebagian besar UKM hanya ingin menjual produk mereka sebanyak mungkin, namun kegiatan tanya jawab dari pelanggan tidak bisa dihindari. Di sinilah fungsi chatbot bisa membantu mereka.”